Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KOSMETOLOGI

FORMULA KOSMETIK DEKORATIF BAHAN ALAM

“FORMULASI SEDIAAN LIPBALM”

OLEH :

NAMA : WINNI ALFIONITA

NIM : 70100117020

KELAS : FARMASI B

DOSEN PEMBIMBING : SYAMSURI SYAKRI, S.Farm,

M.Si, Apt

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

GOWA

2020
I. Formula asli

Liofilisat buah tomat (Solanum lycopersicum l.)

II. Rancangan formula

Nama Produk : Lipme ® lipbalm

Jumlah Produk : 100

Tanggal Formulasi : 5 mei 2020

Tanggal Produksi : 5 mei 2021

No. Registrasi : NA 18210100200

No. Batch : E 2001001

Komposisi : Tiap lipbalm mengandung:

Liofilisat buah tomat 5%

Cetyl alcohol 8%

Adeps Lanae 10,5%

Cera Alba 16%

Phenoxyetanol 0,5%

Oleum Rosae 0,2%

á- tokoferol 0,1%

Parafin Cair ad 100

III. Master formula

Diproduks Tanggal Tanggal Dibuat Oleh Disetujui


i Oleh Formulasi Produksi Oleh
Syamsuri
PT. BUGIS WINNI Syakri
5 Mei 2020 5 Mei 2021
FARMA ALFIONITA S,Farm.,
M,Si., Apt
Kode
Nama bahan Kegunaan Perlipbalm Perbatch
bahan
01-lbt Liofilisat buah Zat aktif 2,5 g 250 g
tomat
02-cta Cetyl alcohol Basis 4g 400 g
03-adl Adeps Lanae Basis 5,25 g 525 g
04-cab Cera Alba Basis 8g 800 g
05-pxa Phenoxyetanol Pengawet 0,25 g 25 g
06-olr Oleum Rosae Pengaroma 0,1 g 10 g
07-atk á- tokoferol Antioksidan 0,05 g 5g
08-prf Parafin Cair Emolien Ad 50 g 5000 g

IV. Alasan pembuatan produk

Bibir merupakan salah satu bagian pada wajah yang penampilannya

mempengaruhi persepsi estetis wajah. Lapisan korneum pada bibir

mengandung sekitar 3 sampai 4 lapis dan sangat tipis dibanding kulit wajah

biasa. Kulit bibir tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada kelenjar keringat

yang berfungsi untuk melindungi bibir dari lingkungan luar. Akibat dari

fungsi perlindungan yang buruk, bibir sangat rentan terhadap pengaruh

lingkungan serta berbagai produk perawatan kesehatan, kosmetik dan produk

perawatan kulit lainnya yang dapat menyebabkan kerusakan kulit yaitu bibir

menjadi kering, pecah-pecah, dan warna yang kusam. Selain tidak enak
dipandang, bibir yang pecah-pecah juga menimbulkan rasa nyeri dan tidak

nyaman (Saryanti, 2019: 115).

Salah satu manfaat produk kosmetik adalah untuk melindungi kulit

karena bahan yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat mempengaruhi

fungsi biologis kulit. Beberapa ekstrak tumbuhan dan antioksidan yang

diperoleh dari sumber alam mampu mencegah penuaan dan dapat

meningkatkan kesehatan kulit (Nazliniwaty et al. 2019: 88).

Selain lipstik dan lip gloss kosmetik bibir yang sering digunakan

wanita adalah lip balm. Penggunaan lip balm berbeda dengan lipstik dan lip

gloss. Penggunaan lip balm bertujuan lebih kepada perawatan bibir daripada
untuk tujuan riasan yaitu untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir.

Secara umum, lip balm mengandung zat pelembab dan vitamin yang dapat

memproteksi bibir. Lip balm atau salep bibir adalah lilin substansi dioleskan

pada bibir yang digunakan untuk menjaga bibir agar tidak mudah kering dan

pecah-pecah. Biasanya lip balm digunakan untuk bibir yang membutuhkan

proteksi, umpamanya pada keadaan udara dingin dengan kelembaban yang

rendah dan untuk mencegah penguapan air pada cuaca yang panas

(Nazliniwaty et al. 2019: 88).

Lip balm merupakan sediaan kosmetik yang dibuat dengan basis yang

sama dengan basis lipstick Lip balm merupakan sediaan kosmetik yang dibuat

dengan basis yang sama dengan basis lipstik, namun tanpa warna, sehingga

terlihat transparan. Lip balm sering mengandung beeswax atau lilin karnauba,

setil alkohol, lanolin, parafin, petrolatum dan bahan-bahan lainnya. Tujuannya

untuk melembabkan bibir agar tidak mudah kering dan pecah-pecah. Biasanya

lip balm digunakan untuk bibir yang membutuhkan proteksi, umpamanya pada

keadaan kelembaban udara yang rendah atau karena suhu yang terlalu dingin,

untuk mencegah penguapan air dan sel-sel epitel mukosa bibir (Saryanti,

2019: 116).

V. Alasan pemilihan bahan

1. Zat aktif

Sediaan lip balm dapat mengandung bahan aktif yang bertujuan untuk

melindungi bibir dari cuaca ekstrim maupun panas matahari. Bahan aktif

yang ditambahkan dalam sediaan lip balm dapat menggunakan bahan alami

dari alam maupun senyawa kimia murni (Nazliniwaty et al. 2019: 88).
Bahan alam memiliki keuntungan dengan minimnya efek samping

yang ditimbulkan untuk penggunaan jangka panjang. Sehingga bahan alam

saat ini menjadi primadona dalam formulasi sediaan kosmetik, termasuk

dalam sediaan lip balm (Nazliniwaty et al. 2019: 88).

Salah satu bahan alami yang bisa digunakan sebagai zat aktif dari

sediaan lip balm yaitu tomat (Solanum lycorpersicum L) yang merupakan

salah satu tanaman yang memiliki banyak nutrisi, di antaranya mengandung

18 jenis asam amino dan gula. Asam amino terbesar dalam buah tomat

matang adalah asam amino jenis asam glutamat. Secara alami, kandungan

glutamat bebas pada tomat matang adalah sebesar 313 mg/100 mg(5).

Kandungan gula jenis sukrosa sebesar 4,79g/100g. Asam glutamat dan

sukrosa ini dapat digunakan sebagai peningkat kelembapan bibir yang dapat

diformulasikan dalam bentuk sediaan lip balm dengan menggunakan liofilisat

dari buah tomat (Solanum lycopersicum L). Sediaan krim liofilisat buah

tomat efektif sebagai pelembab kulit dengan perbedaan yang signifikan antar

formula, formula III dengan konsentrasi 5% dapat meningkatkan kelembaban

pada kulit sebesar 39% (Saryanti, 2019: 116).

2. Zat tambahan

a. Cera alba & adeps lanae


Cera alba Dibuat dengan memutihkan malam yang diperoleh dari
sarang lebah Apis melifera L. pemeriannya yaitu berupa zat padat,
berwarna putih kekuningan, dan bau khas lemah. Kelarutannya yaitu
praktis tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol (95%), larut
dalam kloroform, eter, minyak lemak, dan minyak atsiri. Suhu leburnya
yaitu antara 62◦C hingga 64◦C. Khasiat umumnya digunakan sebagai zat
tambahan (DirjenPOM, 1979).
Basis yang dapat mempengaruhi karakteristik dari lipstik salah
satunya basis lilin seperti Carnauba wax dan Cera alba.
Cera alba merupakan malam yang bersifat inert, umum digunakan
dalam sediaan lipstik, bersifat emollient, memiliki titik lebur 6264°C
(Depkes RI., 1986). Namun cera alba memiliki kelemahan yaitu dalam
konsentrasi tinggi menyebabkan lipstik yang kasar dan kusam (Jellineck,
1970).
Masing-masing basis lilin tersebut dapat saling melengkapi
sehingga dapat dikombinasikan dengan perbandingan konsentrasi agar
menghasilkan lipstik yang baik.
b. Cetyl alcohol
Cetyl alkohol digunakan dalam formulasi karena mempunyai efek
atau manfaat ganda, yakni dapat digunakan sebagai emulgator dan
sebagai stiffering agent. Stiffering agent adalah suatu zat yang
ditambahkan kedalam suatu formula, yang berfungsi sebagai pengental /
pengeras didalam sedian.
Pemeriannya yaitu berupa serpihan putih licin, granul, atau kubus,
putih, bau khas lemah, dan rasa lemah. Kelarutannya yaitu tidak larut
dalam air, larut dalam etanol dan dalam eter, kelarutannya bertambah
dengan naiknya suhu. Suhu leburnya antara 45◦C dan 50◦C (Dirjen POM,
1995).
Semakin besar konsentrasi setil alkohol yang terkandung dalam
sediaan,semakin besar pula tingkat kekentalannya, sehingga daya lekat
pada kulit lebih lama
c. Oleum Rosae
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan
penyulingan uap bunga segar Rosa gallica L., Rosa damascene Miller,
Rosa alba L., dan varietas Rosa lainnya. Pemeriannya yaitu berupa cairan
tidak berwarna atau kuning, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas,
pada suhu 25◦C kental dan jika didinginkan perlahan-lahan berubah
menjadi masa hablur bening yangjika dipanaskan mudah melebur.
Kelarutannya yaitu larut dalam kloroform dan berat jenisnya antara
0,848-0,863 (Dirjen POM, 1979).
Minyak mawar merupakan salah satu produk bunga. Manfaat dari
minyak mawar adalah untuk parfum, kosmestik dan obat-obatan
(Damayanti, 2012: 1)
Bahan tambahan lain dalam formula tidak hanya berpengaruh
pada stabilitas, tetapi diperlukan untuk meningkatkan nilai estetika
sediaan. Bahan ini meliputi pengaroma dll (Ismail, 2011: 113).
d. Tocopherol
Vitamin E adalah istilah umum bagi delapan macam substansi
alami yang bersifat lemak, yaitu : 4 tocopherol dan 4- tocotrienol.
Diantara delapan macam substansi tersebut substansi α-tocopherol adalah
jenis yang mempunyai aktivitas biologi yang tertinggi dan terdapat dalam
jumlah besar dalam jaringan tubuh. Vitamin E merupakan istilah yang
menunjukkan kelompok senyawa trienol dimana senyawa yang paling
aktif dari kelompok ini adalah α-tokoferol (Goodman’s and Gillman’s,
1991).
Sifat fisik vitamin E yaitu: semua bentuk vitamin E adalah minyak
yang tidak dapat dikristalkan. Minyak ini mempunyai viskositas yang
tinggi, larut dalam lemak dan zat pelarut lemak. Vitamin E stabil terhadap
suhu, alkali, dan asam (Sediaoetama, 2006).
Tokoferol merupakan antioksidan alami yang paling populer.
Schuler (1990) mengemukakan bahwa α-tokoferol lebih cepat menangkal
radikal bebas peroksil yang terbentuk selama autoksidasi dibandingkan γ-
tokoferol (Fatimah, 2005: 36).
e. Paraffin Liquid
Parafin merupakan campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan.
Tidak berwarna dan dapat digunakan. Untuk membuat sediaan kasar atau
kaku sebagai emolien dengan bahan setengah padat yang berlemk (Ansel,
2011: 503).
Parafin banyak digunakan dalam formulasi farmasetik topikal
sebagai komponen kosmetik. Dalam kosmetik, parafin dapat menghasilkan
titik lebur dari formulasi dan digunakan sebagai emolien (Rowe, 2009:
474-475).
Parafin digunakan dengan konsentrasi 15% menghasilkan milk
cleanser yang lunak dan ideal dalam mengaplikasikannya (Agoes, 2008:
192).

VI. Uraian bahan

1. Buah tomat
a. Klasfikasi

Kingdom   : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio  : Angiospermae

Kelas  : Dicotyledoneae

Ordo  : Tubiflorae

Family  : Solanaceae

Genus : Lycopersicum

Spesies:  : Solanum lycopersicum L
b. Morfologi
Buah tomat adalah buah buni, selagi masih muda berwarna
hijau dan berbulu serta relatif keras, setelah tua berwarna merah
muda, merah, atau kuning, cerah dan mengkilat, serta relatif lunak.
Bentuk buah tomat beragam: lonjong, oval, pipih, meruncing, dan
bulat. Diameter buah tomat antara 2-15 cm, tergantung varietasnya.
Jumlah ruang di dalam buah juga bervariasi, ada yang hanya dua
seperti pada buah tomat cherry dan tomat roma atau lebih dari dua
seperti tomat marmade yang beruang delapan. Pada buah masih
terdapat tangkai bunga yang berubah fungsi menjadi sebagai tangka i
buah serta kelopak bunga yang beralih fungsi menjadi kelopak bunga
2. Setil alcohol
Nama resmi : Cetyl alkohol
Nama lain : Alcohol cetylicus, ethal, ethol
RM/BM : C16H34O / 242,44

Rumus struktur :

Pemerian : Serpihan atau granul seperti lilin, berminyak


memiliki bau dan rasa yang khas
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol dan eter, kelarutannya
meningkat dengan peningkatan temperature serta
tidak larut dalam air
Titik lebur : 49,3oC
Titik didih : 499 oC
Stabilitas : Stabil terhadap asam dan alkali biasanya tidak
menjadi tengik, harus disimpan dalam wadah tertutup
baik, ditempat sejuk dan kering.
Inkompabilitas : Tidak Kompatibel dengan oksidator kuat dan asam
kuat
Kegunaan : basis
3. Paraffin liquid

Nama Resmi : PARAFFIN LIQUIDUM

Nama Lain : Parafin cair, parafin liquid, chloride,

ephidene, nelphimidine, petroleum

cair.

Rumus Molekul : C15H21Cla7

Berat Molekul : 3318, 69 g/mol


Rumus Struktur :

Pemerian : Hablur tembus cahaya, atau agak

buram, tidak berwarna atau putih, tidak

berbau, tidak berasa, agak berminyak

Kelarutan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol

mudah larut dalam kloroform dan

minyak menguap

Inkompatibilitas : Dalam bahan yang dapat mengoksidasi

(oksidator kuat)

Indikasi : Kondisi konsentrasi atau susah buang

air besar

Kegunaan : Sebagai Emolien

Penyimpanan : Disimpan ditempat yang sejuk (15-

20℃) dan kering. Terhindar dari

cahaya jauhkan dari jangkauan anak-

anak

Ph : 6–8

Waktu Paruh : 6 – 8 jam

Titik Didih : 360℃

Range : 6,1 – 95,0 %

4. Oleum rossae (Dirjen POM, 2014: 459)

Nama resmi : OLEUM ROSSAE

Nama lain : Minyak mawar, rose oil, oil of rossae,

roses oil
Rumus molekul : C10H18O

Rumus struktur :

Berat molekul : 154,35 g/mol

Pemerian : Tidak berwarna atau kuning, bau

menyerupai bunga mawar, rasa khas

Kelarutan : Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan

jernih

Stabilitas : Memadat pada suhu 18° C-22° C menjadi

massa kristal

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pengaroma

5. Vitamin e (Rowe, 2009: 31)

Nama resmi : TOCOPHEROLUM

Nama lain : Vitamin E, eprolin, aquasol, alfatokoferol,

phytogermine

Rumus molekul : C29H50O2

Rumus struktur :

Berat molekul : 430,7 g/mol

Titik didih : 235° C

Titik beku : 2,5-3,5° C


Range : 0,001-0,05 %

Pemerian : Cairan bening tidak berwarna atau

kekuning-kuningan, kental berminyak

Kelarutan : Praktis tidak larut air, larut dalam etanol

95 % larut dengan aseton

Inkompatibilitas : Tokoferol tidak kompatibel dengan

peroksida dan ion logam, terutama besi,

tembaga dan perak. Tokoferol dapat

diserap menjadi plastik

Stabilitas : Tokoferol dioksidasi secara bertahap oleh

oksigen dan atmosfer dan dengan cepat

oleh garam besi dan perak

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai antioksidan


VII. Perhitungan
5
Liofilisat buah tomat 5% ×50 g=2,5 g
100
8
Cetyl alcohol 8% ×50 g=4 g
100
10,5
Adeps Lanae 10,5% ×50 g=5,25 g
100
16
Cera Alba 16% ×50 g=8 g
100
0,5
Phenoxyetanol 0,5% ×50 g=0,25 g
100
5
Oleum Rosae 0,2% ×50 g=2,5 g
100
0,1
á- tokoferol 0,1% ×50 g=0,05 g
100

Parafin Cair ad 50 g

VIII. Cara kerja

1. Pembuatan Ekstrak Liofilisat buah tomat (Solanum lycopersicum L)

Sampel buah tomat kemudian diekstraksi dengan cara

menghaluskan buah tomat menggunakan blender, hingga memperoleh

cairan kental. Cairan kental buah tomat matang disaring kemudian

dikeringkan menggunakan freeze drying hingga diperolehekstrak

liofilisat buah tomat (Solanum lycopersicum L).

2. Pembuatan Sediaan Lip balm

Cera alba dimasukkan ke dalam cawan porselin, di lebur di atas

hot plate kemudian ditambahkan cetyl alcohol, adeps lanae, paraffin

cair propilenglikol, phenoxyetanol dilebur sampai tercampur homogen.

Kemudian oleum Rosae dan á-tokoferol diberikan beberapa tetes diaduk

hingga homogen dan ditambahkan liofilisat buah tomat kemudian di


campur hingga homogen. Masukkan dalam wadah bersih yang telah

disiapkan.

IX. Evaluasi

a. Uji Penyimpanan Dipercepat

Salah satu cara mempercepat evaluasi kestabilan adalah dengan

melakukan pengujian sebelum dan sesudah penyimpanan selama beberapa

periode pada suhu yang lebih tinggi dari suhu yang normal. Pengujian

dilakukan menggunakan climatic chamber terdiri dari 1 siklus dengan suhu

50C dan 350C selama 12 jam. Pengujian dilakukan sebanyak 10 siklus

b. Pengamatan organoleptik

Pengamatan sediaan lip balm dilakukan dengan mengamati dari segi

warna, bau dan tekstur. Metode ini dilakukan sebelum dan sesudah

penyimpanan dipercepat.

c. Pengujian homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan yang

dibuat telah bercampur atau homogen secara keseluruhan atau tidak. Adapun

prosedur uji homogenitas adalah sediaan di letakkan di atas kaca objek di

perhatikan secara saksama apakah terdapat butiran-butiran kasar atau tidak.

Apabila terdapat butiran-butiran kasar pada sediaan tersebut tidak homogen.

d. Pengujian titik lebur

Metode pengamatan titik lebur yang digunakan dalam penelitian

adalah dengan cara memasukan sediaan dalam oven dengan suhu awal 500C

selama 15 menit dengan interval waktu 5, 10, dan 15 menit. Suhu di naikkan

10C setiap beberapa menit dan diamati pada suhu berapa mulai melebur.

e. Uji kelembapan Sediaan Lip balm dengan menggunakan alat Skin

Analyzer
Uji ini menggunakan 9 panelis. Kriteria sebagai panelis diantaranya

wanita, berbadan sehat, usia antara 20-25 tahun, tidak ada riwayat penyakit

yang berhubungan dengan alergi pada kulit dan bersedia menjadi panelis

dengan mengisi formulir kesediaan sebagai panelis. Uji sediaan lip balm

dilakukan dengan cara mengoleskan sediaan lip balm di lengan bagian bawah

dengan luas 5x5 cm setiap pagi dan malam hari. Uji ini dilakukan selama 6

hari dengan pengukuran setiap hari. Pengamatan hasil dilakukan dengan

mengamati langsung perubahan fisik dan menguji kelembapan kulit dengan

alat skin analyzer.

X. Daftar pustaka

Agoes, Goeswin. Pengembangan Sediaan Farmasi. Penerbit ITB.


Bandung. 2012.
Ansel, Howard.c. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Jakarta
2011

Damayanti, R.H. Formulasi Sediaan Lotion Tabir Surya: Fakultas


Farmasi Universitas Mulawarman. Samarinda. 2012.

Dirjen, Pom. Farmakope Indonesia Edisi V: Kemenkes RI. Jakarta. 2014.


Dirjen, Pom. Farmakope Indonesia Edisi III: Kemenkes RI. Jakarta.
1979.
Dirjen, Pom. Farmakope Indonesia Edisi IV: Kemenkes RI. Jakarta.
1995.

Fatimah, Feri. Pengaruh Kadar Minyak Terhadap Efektivitas Antioksidan


Dalam System Emulsi Oil In Water: FMIPA Unsrat. Manado.
2005.
Goodman and Gilam. Dasar Farmakologi Terapi Buku Kedokteran.
EGC. Jakarta. 1991
Ismail, Isriany. Desain Bentuk Larutan, Emulsi, Suspense, Larutan:
Alauddin Press. Makassar. 2015.
Nazliniwaty et al. Pemanfaatan Ekstrak Kulit Buah Delima (Punica
granatum L.) dalam Formulasi Sediaan Lip Balm. Jurnal Jamu
Indonesia 4(3):87-92. 2019.
Rowe, RC. Handbook Of Pharmaceutical Excipients: Pharmaceutical
Press. London. 2009.
Saryanti, Dwi. Formulasi Dan Evaluasi Lip Balm Liofilisat Buah Tomat
(Solanum Lycopersicum L.) Sebagai Pelembab Bibir. Jurnal
Ilmiah Manuntung, 5(1), 115-121, 2019.
Sediaoetama. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II. Jakarta:
Dian Rakyat. 2006.

Anda mungkin juga menyukai