Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

FARMAKOLOGI DAN TOKSIKOLOGI II


“FARMAKOLOGI OBAT-OBAT HEPATOPROTEKTOR”

OLEH :

MAPPIDANRIS

20013059

STIFA B 2020

DOSEN :

Apt. AKBAR AWALUDDIN, S.Si.,M.Si

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Hati merupakan organ terbesar dalam tubuh setelah kulit yang memegang peranan
penting untuk mempertahankan hidup dan berperan pada hampir setiap fungsi metabolisme
tubuh. Oleh karena itu organ ini sangat rentang terhadap jejas sampah metabolit, zat toksik,
dan jejas yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi (Guyton, 2011)

Kerusakan pada hati disebabkan beberapa faktor, diantaranya obat, infeksi, alkohol,
autoimun atau hepatitis (Wahyuningsih dan Sutjiatmo, 2015). Jika organ ini mengalami
kerusakan, mka fungsi-fungsi hati akan terhambat

Data statistik tahun 2007-2013 menyatakan bahwa peringkat penyakit hati sebagai
penyakit hati yang mematikan di Indonesia mengalami peningkatan, yaitu dari 1,7% menjadi
3,4% (Menkes RI, 2014). Tumbuhan obat telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai
penyakit hati tersebut, seperti Hepatitis, sirosis, kolestasis, dan kanker hati. Penggunaan bahan
alam sebagai obat tradisional tidak cukup hanya berdasarkan pengalaman, tetapi juga perlu
dibuktikan secara ilmiah. Beberapa poteni sebagai hepatoprotektor adalah kayu manis (Eidi, et
al.,2012), putri malu (Rajendran, et al.,2009), kumis kucing (Maheswari, et al.,2008), legundi
(Manjunatha & Vidya,2008), dan trengguli (Ramadhani, 2015).

Hepatoprotektor (pelindung hati) adalah istilah yang diberikan pada produk yang
dipasarkan untuk melindungi hati dan/atau memulihkan hati yang telah dirusak oleh racun,
obat atau penyakit. Sampai saat ini, belum ada obat yang disetujui sebagai hepatoprotektor.
Tetapi ada berbagai jenis jamu atau campuran jamu yang dipasarkan di Indonesia sebagai
Hepatoproktektor. Produk tersebut Hepasil dari Kalbe Farma, Hepacomb dari Sidomuncul,
Hepagard dari Phapros, HP-Pro, Lesipar, Hepimun dan beberapa produk lain .

Hepatoprotektor adalah senyawa yang dapat melindungi sel-sel hati terhadap pengaruh
zat toksik yang dapat merusak sel hati. Mekanisme kerja obat hepatoprotektor antara lain
dengan cara detoksilasi senyawa racun, baik yang masuk dari luar (eksogen) maupun yang
terbentuk dalam tubuh (endogen) pada proses metabolisme, meningkatkan regenerasi sel hati
yang rusak, anti radang, dan sebagai immunostimulator (Dalimartha, 2005).

Hepatoprotektor juga dapat sebagai antioksidan yang dapat menghambat pembentukan


radikal bebas dengan mengikat radikal bebas tersebut lalu mencegah terjadinya oksidasi dan
menetralkan senyawa yang telah teroksidasi dengan cara menyumbangkan elektron sehingga
sel hati terlindungi dari kerusakan (Dixit, et al.,2007).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Hepatoprotektor?
2. Apa saja golongan Obat Hepatoprotektor?
3. Bagaimana Mekanisme kerja dari Tiap-tiap Obat Hetoprotektor?
4. Apa efek samping dan mekanisme efek samping yang bisa terjadi pada penggunaan
obat hetoprotektor?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Hepatoprotektor
2. Untuk mengetahui penggolongan obat Hepatoprotektor
3. Untuk mengetahui mekanisme kerja dari setiap obat Hepatoprotektor
4. Untuk mengetahui efek samping dan mekanisme efek samping yang bisa terjadi
pada penggunaan obat Hepetoprotektor
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hepatoprotektor

Hepatoprotektor adalah senyawa yang dapat melindungi sel-sel hati terhadap


pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati. Mekanisme kerja obat
hepatoprotektor antara lain dengan cara detoksilasi senyawa racun, baik yang masuk
dari luar (eksogen) maupun yang terbentuk dalam tubuh (endogen) pada proses
metabolisme, meningkatkan regenerasi sel hati yang rusak, anti radang, dan sebagai
immunostimulator (Dalimartha, 2005).
Antioksidan merupakan salah satu target dari mekanisme hepatoprotektor.
Kerusakan membran sel tanda dari stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas
(Panjaitan, et al.,2007). Oleh karena itu dibutuhkan untuk mengubah radikal bebas
menjadi senyawa yang tidak reaktif.
Metode yang digunakan utuk menguji aktivitas hepatoprotektor bisa secar in
vivo maupun in vitro.
Hepatoprotektor adalah ‘obat’ campuran jamu yang dipasarkan oleh beberapa
produsen obat di Indonesia. Tampaknya ‘obat’ ini sering diresepkan oleh dokter pada
orang dengan HIV dan hepatitis bersamaan, dan dengan ALT/AST tinggi. Menurut
laporan anekdot, penggunaan hepatoprotektor sering berhasil untuk mengurangi
tingkat enzim hati. Namun belum ada dasar bukti yang mendukung penggunaan
hepatoprotektor dalam kasus koinfeksi HIV/ virus hepatitis.
Kandungan semua jenis hepatoprotektor berbeda-beda, tergantung pada
produsen. Sebaiknya kita memperhatikan kandungan, karena mungkin ada di antara
kandungan yang sebaiknya tidak dipakai oleh Odha (misalnya echinacea). Kecuali itu,
kemungkinan hepatoprotektor aman untuk Odha, walau mungkin tidak memberi
manfaat jelas, asal dibuat dengan cara yang bersih.
B. Penggolongan Obat
Obat yang tergolong Hepatoprotektor diantaranya ialah : essenrial, heparegen,
reduedyn, thiola, dll. Sebagian besar obat tersebut dibuat secara sintesis ada beberapa
obat hepatoprotektor yang dibuat dari bahan tumbuhan dan digolongkan pada
phytofannaea diantaranya; sianidanol, silimarin, minofagen, kurkuma kompleks, dll.
Obat golongan hepatoprotektor sudah banyak beredar di Indonesia, di antaranya :
Aminofusin Hepar, Aminoleban Infusion, Aminoleban Oral, Bio-EPL, Chenofalk, Comafusin
Hepar, Curliv, Cursii/Cursil 70, Curson, Curcuma, Curcuma plus, Epatin, Estazor,
Hepachol,Heparviton, Hepatofalk Planta, Hevtin, Lanagogum, Lesichoi/Lesichoi-300/Lesichol-
600, Lesifit, Lipagent, Livolin, Methicol, Methioson, Pramur, Sandrin, Sensikol, Solucur, Tutofusin
LC, Urdafalk, Ursochol. ( MIMS Indonesia I I 2001).

C. Mekanisme kerja Tiap-tiap Obat


1. Aminofusin Hepar
Adalah nutrisi yang diberikan secara parenteral/intravena (melalui pembuluh
darah). Aminofusin hepar digunakan sebagai nutrisi untuk pasien gangguan hati
kronik, seperti sirosis hati dekompensasi, hepatitis kronik, kanker hati. Cairan ini
dapat membantu mempertahankan kesadaran.
Aminofusin Hepar termasuk kedalam golongan obat keras. Penggunaannya wajib
dikonsultasikan kepada dokter.
2. Aminoleban Infusion
Adalah cairan infus yang digunakan untuk mengobati ensefalopati hati pada
pasien dengan penyakit hati kronik. Aminoleban infusion termasuk dalam golongan
obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep
dokter. Penggunaan aminoleban injeksi harus dibantu oleh tenaga ahli medis.
3. Curcuma Domestica
Untuk membantu memelihara kesehatan fungsi hati, membantu menjaga daya
tahan tubuh, serta membantu memperbaiki nafsu makan.
Rimpang kunyit mengandung senyawa yang berkhasiat obat yaitu kurkuminoid,
yang terdiri atas kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bisdesmetoksikurkumin.
Senyawa kurkumin ini yang diduga mampu melindungi sel-sel hati dari bahan toksik
(Khanna, 1999). Kurkumin memberikan karakteristik warna kuning terang dan rasa
yang kuat pada kunyit .

D. Efek Samping dan Mekanisme Efek Samping


1. Aminofusin Hepar
Belum ada efek samping yang dilaporkan. Reaksi yang dapat terjadi karena
teknik pemberian yang kurang tepat adalah :
a. Peradangan pembuluh darah diarea injeksi
b. Infeksi diarea injeksi
c. Respons kejang
d. Trombosis fena atau flebitis disekitar tempat injeksi
e. Ekstravasasi
f. Hipervolemia
Jika terjadi efek samping, hentikan pemberian cairan dan lakukan
pemeriksaan apabila diperlukan.

2. Aminoleban Infusion
Efek samping penggunaan aminoleban yang mungkin terjadi adalah:
a. Hipoglikemia (kadar gula dalam darah rendah)
b. Hiperamonemia (kadar amonia dalam darah tinggi)
c. Mual dan muntah
d. Nyeri vaskular
e. Sakit kepala
f. Ketidaknyamanan dada
g. Jantung berdebar
h. Menggigil, demam
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi gangguan ginjal yang serius dan
metabolisme asam amino yang abnormal.

3. Curcuma Domestica
Berikut beberapa efek samping yang mungkin muncul yaitu, Sakit perut
Mengencerkan darah.
Bila dipakai dengan takaran yang diusulkan, kurkuma dianggap aman. Beberapa
ahli menganjurkan agar kurkuma tidak dipakai dengan takaran tinggi oleh
perempuan hamil,karena dapat menimbulkan masalah rahim. Orang dengan batu
empedu atau hambatan pada saluran empedu sebaiknya bicara dengan dokter
sebelum memakai kurkuma.
KESIMPULAN
Hepatoprotektor adalah senyawa yang dapat melindungi sel-sel hati
terhadap pengaruh zat toksik yang dapat merusak sel hati. Hepatoprotektor adalah
‘obat’ campuran jamu yang dipasarkan oleh beberapa produsen obat di Indonesia.
Tampaknya ‘obat’ ini sering diresepkan oleh dokter pada orang dengan HIV dan hepatitis
bersamaan, dan dengan ALT/AST tinggi. Menurut laporan anekdot, penggunaan
hepatoprotektor sering berhasil untuk mengurangi tingkat enzim hati. Namun belum
ada dasar bukti yang mendukung penggunaan hepatoprotektor dalam kasus koinfeksi
HIV/ virus hepatitis.
Obat golongan hepatoprotektor sudah banyak beredar di Indonesia, di antaranya :
Aminofusin Hepar, Aminoleban Infusion, Aminoleban Oral, Bio-EPL, Chenofalk, Comafusin
Hepar, Curliv, Cursii/Cursil 70, Curson, Curcuma, Curcuma plus, Epatin, Estazor,
Hepachol,Heparviton, Hepatofalk Planta, Hevtin, Lanagogum, Lesichoi/Lesichoi-300/Lesichol-
600, Lesifit, Lipagent, Livolin, Methicol, Methioson, Pramur, Sandrin, Sensikol, Solucur, Tutofusin
LC, Urdafalk, Ursochol. ( MIMS Indonesia I I 2001).
Kerusakan pada hati disebabkan beberapa faktor, diantaranya obat, infeksi,
alkohol, autoimun atau hepatitis (Wahyuningsih dan Sutjiatmo, 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hati. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik DITJEN Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemrn Kesehatan RI, jakarta,
2007;Hlm.11-12.
Dalimartha, S.2005. Tanaman Obat di Lingkungan Sekitar. Jakarta : Puspa Swara.
Dixit, N., B Sanjula, K.K. & Ali, A. J. 2007. Silymarin: a review of pharmacological aspects of
potent herbl hepatoprotective drugs. International Journal of Research in
Pharmaceutical adn Biomedical Sciences, 39(4), pp.172-179.
Guyton AC, Hall JE. Metabolism and temperature regulation In: Wiidjajakusumah MD,editor.
Guyton and Hall Textbook of Medical Phyziology (12th ed). Saunders, an imprint of
Elsevier Inc, 2011; p.807-77
Menkes RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. Situasi dan analisis
Hepatitis, September, pp, 1-6
MIMS Indonesia. MIMS. Volume 30 Number 1 2001, MEDIMEDIA International Group, Hal. 28-
31, 312,366
Panjaitan, R. G. P., Handharyani, E., Chairul, M., Zakiah, Z., & Manalu, W. 2007. Pengaruh
Pemberian Karbon tetraklorida terhadap fungsi hati dan ginjal tikus. Makara
Kesehatan, 11(1), 11-6.
Wahyuningsih, S., & Sutjiatmo, A. B. 2015. Uji Aktivitas Hepatoprotektor Ekstrak Air Akar Kuning
(Fibraurea tinctoria Lour) Pada Tikus Puti Betina Galur Wistar. Aristoteles,4(1).

Anda mungkin juga menyukai