Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Parasetamol adalah turunan apara-aminophenol memiliki khasiat
sebagai analgesik, antipiretik, dan aktivitas antiradang yang lemah. Parasetamol
merupakan metabolit henasen dengan efek antipiretik yang ditimbulkan oleh
gugus aminobenzena dengan efek analgesik parasetamol menghilangkan atau
mengurangi nyeri ringan sampai sedang (Sulistia, 2007).
Untuk menjamin kualitas sediaan tablet parasetamol adalah dengan
memastikan kadar zat aktif yang memenuhi persyaratan. Untuk mengetahui kadar
zat aktif diperlukan metode analisis yang baik. Metode analisis yang dapat
digunakan untuk analisis kadar parasetamol dalam sediaan tablet adalah
spektrofotometri. Spektrofotometri adalah metode senyawa yang memiliki gugus
kromofor. Parasetamol adalah senyawa yang memiliki gugus kromofor sehingga
dapat dianalisis menggunakan spektrofotometri (Fithria, 2012; Lily 2016).

Spektrofotometri merupakan metode analisis yang didasarkan pada


absorpsiradiasi elektromagnet. Cahaya terdiri dari radiasi terhadap kepekaan mata
manusia. Gelombang dengan panjang berlainan akan menimbulkan cahaya yang
berlainan sedangkan campuran cahaya dengan panjang-panjang ini akan
menyusun cahaya putih. Cahaya putih meliputi seluruh spektrum nampak 400-760
nm (Gandjar, 2007). Keuntungan utama pemilihan metode spektrofotometri
bahwa metode ini memberikan metode sangat sederhana untuk menetapkan
kuantitas zat yang sangat kecil (Purwadi, 2007). Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm. Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu deuterium
(Khopkar, 2010).

B. Kompetensi Praktikum
1. Memahami prinsip-prinsip metode analisis obat paracetamol
2. Memahami prinsip-prinsip kerja spektrum serapan inframerah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi bahan praktikum


1. Aquadest
Nama resmi : Aqua destillata
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Bobot molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Paracetamol
Nama resmi : Acetaminophenum
Nama lain : Asetaminofen, Paracetamol
Rumus molekul : C8H9NO2
Bobot molekul : 151,16
Suhu lebur : 169
Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa
pahit
Kelarutan :Paracetamol larut dalam 70 bagian air, dalam
bagian etanol (95%) P, dalam 13 bagian aseton P,
dalam 40 bagian gliserol P, dan dalam 9 bagian
propilengglikol, larut dalam larutan alkali
hidroksida
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung cahaya
Khasiat : Analgetik, antipiretik
Kegunaan : Sebagai sampel
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum yaitu : Spektrofotometer UV-Vis,
timbangan, gelas ukur, beker glas, pipet tetes, pipet volume, mortir dan
stamper, batang pengaduk, sendok tanduk, labu ukur.

B. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum yaitu :
1) Paracetamol
2) Aquadest

C. Prosedur Kerja
Gambar 1. Prosedur kerja praktikum
BAB IV
HASIL

A. Hasil Percobaan dan Perhitungan


1. Perhitungan pengambilan larutan
Table 1. Perhitungan pengambilan larutan
No Ppm Perhitungan
1 2 ppm 2,25 = 100 . X

X =
= 0,5 ml
2 4 ppm 4,25 = 100 . X

X =
= 0,5 ml
3 6 ppm 6.10 = 100 . X

X =
= 0,6 ml
4 8 ppm 8.10 = 100 . X

X =
= 0,8 ml
5 10 ppm 10,10, = 100 . X

X =
= 1 ml
6 100 ppm 100 ppm . 100 ml = 1000 ppm . X

X =
= 10 ml
2. Absorbansi

Table 2. Absorbansi paracetamol


Konsentrasi Absorbansi
(ppm)
Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3 Rata-Rata
2 ppm 0,005 0,011 0,013 0,011

4 ppm 0,021 0,022 0,023 0,022

6 ppm 0,039 0,042 0,043 0,041

8 ppm 0,051 0,053 0,052 0,052

10 ppm 0,053 0,057 0,057 0,056

3. Perhitungan Konsentrasi Paracatamol


Mencari persamaan regresi
Konsentrasi (ppm) Absorbansi
2 0,011
4 0,022
6 0,041
8 0,052
10 0,056

Absorbansi : paracetamol dalam aquadest


a= 0,0004
b= 0,006
r= 0,98

Persamaan regresi
y = a + bx
= 0,0004+ 0,006x
Table 3. Hasil perhitungan persamaan garis untuk mencari nilai x
konsentrasi
No Ppm Perhitungan konsentrasi
(y = b.x + a)
1 2 ppm
x= = = 1,76
2 4 ppm
x= = = 3,6
3 6 ppm
x =  = = 6,76
4 8 ppm
x= =  =8,6
5 10 ppm
x= = =9,26

BAB V
PEMBAHASAN
Parasetamol (asetaminofen) adalah obat analgesik (penahan rasa sakit atau
nyeri) dan anti-piretik (penurun panas atau demam) yang aman, efektif, dapat
ditoleransi dengan baik, dan murah dengan efek samping yang relatif sedikit bila
digunakan pada dosis terapeutik yang dianjurkan. Metode yang digunakan untuk
analisis obat parasetamol dalam praktikum ini yaitu metode spektrofotometri UV-
Visible. Dari larutan induk 100 ppm dibuat larutan baku dengan seri konsentrasi 2
; 4 ; 6 ; 8 dan 10 ppm sebanyak 25 mL. Larutan seri yang telah dibuat kemudian
diukur serapan masing-masing konsentrasinya pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh sebanyak 3 kali pembacaan. Data hasil absorbansi
yang diperoleh, selanjutnya dihitung persamaan kurva bakunya sehingga
diperoleh persamaan garis y = a + bx.
Hasil yang didapatkan absorbansi yang selalu meningkat yaitu 2 ppm
dengan absorbansi 0,011, 4 ppm dengan absorbansi 0,022, 6 ppm dengan
absorbansi 0,041, 8 ppm dengan absorbansi 0,052, 10 ppm dengan absorbansi
0,056 Hasil pengukuran menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi larutan
standar parasetamol yang diukur maka semakin besar pula absorbansi yang
diperoleh. Hal ini dikarenakan pada konsentrasi yang semakin tinggi, tingkat
kepekatan senyawa parasetamol juga semakin tinggi (Sayuthi, 2017). Pengukuran
tersebut diukur dengan panjang gelombang maksimum parasetamol yaitu 296 nm.
Pengukuran panjang gelombang maksimum parasetamol yang diperoleh
adalah 296 nm. Panjang gelombang maksimum tersebut menunjukkan bahwa
serapan parasetamol berada pada daerah UV karena masuk rentang panjang
gelombang 200–400 nm. Secara teoritis serapan maksimum untuk parasetamol
adalah 244 nm (Tulandi, dkk, 2015). Ketidaksesuaian ini dikarenakan adanya
pergeseran pita penyerapan pada parasetamol. Pergeseran pita penyerapan tersebut
karena pada struktur molekul parasetamol memiliki gugus auksokrom yang terikat
pada gugus kromofor. Apabila gugus auksokrom terikat pada gugus kromofor
maka akan mengakibatkan pergeseran merah (batokromik) yaitu pergeseran pita
absorbansi menuju ke panjang gelombang yang lebih besar disertai dengan
peningkatan intensitas serapan yang disebut dengan efek hiperkromik (Sayuthi,
2017).
Setelah didapatkan nilai absorbansi selanjutnya dihitung persamaan kurva
bakunya sehingga diperoleh persamaan garis y = a + bx. Berdasarkan hasil
pengukuran serapan larutan parasetamol dengan berbagai konsentrasi tersebut
memberikan persamaan liniery = a + bx = 0,0004+ 0,006x dan nilai r= 0,98. Hasil
perhitungan yang didapatkan yaitu pada 2 ppm adalah 1,76, 4 ppm adalah 3,6, 6
ppm adalah 6,76, 8 ppm adalah 8,6, 10 ppm adalah 9,26. Dimana nilai absorbansi
dari cahaya yang dilewatkansebanding dengan konsentrasi larutan dalam kuvet.
Sehingga diketahui bahwa hubungan antara konsentrasi sampel dengan
absorbansinya adalah berbanding lurus. Semakin tinggi konsentrasi suatu senyawa
dalamlarutan, maka semakin banyak sinar yang diserap. Hal ini sesuai dengan
hukum Lambert Beer dimana absorbansi akan berbanding lurus dengan
konsentrasi, karena b atau l harganya 1 cm dapat diabaikan dan ε merupakan suatu
tetapan. Artinya konsentrasi makin tinggi maka absorbansi yang dihasilkan makin
tinggi, begitupun sebaliknya konsentrasi makin rendah absorbansi yang dihasilkan
makin rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Depkes RI
Gandjar, I.G &Rohman.A., 2007, Kimia FarmasiAnalisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Khopkar, S.M., 2010, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI-Press : Jakarta
Purwadi, A., 2007, Kimia, PT. Grasindo: Jakarta.
Sulistia, Gunawan, 2007, Farmakologi dan Terapi, UI Press, Jakarta.
Sayuthi MI, Kurniawati P. 2017. Validasi Metode Analisis Dan Penetapan Kadar
Parasetamol Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Uv-Visible.
Prociding. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia
Tulandi, G. C., Sri, S., Widya, A. L., Validasi Metode Analisis untuk Penetapan
Kadar Parasetamol dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri
Ultraviolet, Jurnal Ilmiah Farmasi, 2015, 4(4):168–178.

Jawaban Pertanyaan
1) Jelaskan prinsip analisa obat paracetamol
Jawab : Prinsip Analisa penetapan kadar parasetamol dalam tablet menurut
persyaratan Farmakope Indonesia (FI) Edisi IV tahun 1995 yaitu tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%. Besarnya kadar zat aktif
parasetamol dalam sediaan obat tablet yaitu 500 mg (Werner, dkk, 2010).
Kadar yang tidak sesuai dengan kadar yang telah ditetapkan pada suatu
senyawa obat akan mempengaruhi efek terapi yang diharapkan dan dapat
menimbulkan hal-hal buruk, baik ditunjukan dengan timbulnya efek
samping yang tidak diinginkan ataupun timbulnya efek toksisitas yang
dapat membahayakan bagi konsumen obat tersebut. Oleh karena itu,
penetapan kadar parasetamol sangat penting dilakukan untuk mengetahui
ketepatan kadar parasetamol dalam sediaan tablet tersebut. Dalam Analisa
obat paracetamol dapat menggunakan beberapa metode penelitian
sepektofotometri seperti sepktrofotomteri UV-Vis dan yang lain nya.
2) Jelaskan prinsip kerja spektrum serapan inframerah
Jawab : Prinsip spektrum infra merah dapat dilakukan dengan cara
melewatkan radiasi inframerah yang telah didispersikan oleh grating
menembus sampel, kemudian ditangkap oleh detektor dan akhirnya
dicetak pada kertas rekorder. Gugus fungsional dari sampel yang
mengabsorbsi radiasi akan tampak sebagai puncak-puncak pada daerah
bilangan gelombang tertentu. Frekuensi dari vibrasi normal molekul yaitu
posisi spektrum yang dihasilkan (ditunjukkan oleh panjang gelombang
atau bilangan gelombang) ditentukan oleh massa dari atom-atom dalam
molekul dan gaya yang bekerja diantara massa. Hal ini menyebabkan
spektrum IR adalah spektrum yang spesifik. Perbedaan paling kecil dalam
struktur menyebabkan variasi pada spektrum (Zega dkk., 2017)

Anda mungkin juga menyukai