Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN

SEMISOLIDA-LIKUIDA

SIRUP

Disusun Oleh:
Kelompok 7 Farmasi 6A
Nur Lathifah 11194761920214
Nur Syifa 11194761920215
Nurfikriana Rahmah 11194761920216
Putri Rizky Amalia 11194761920217
Rahimah 11194761920218

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. Latar Belakang.........................................................................................................3
B. Tujuan Praktikum...................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................4
A. Teori..........................................................................................................................4
B. Deskripsi Bahan Praktikum....................................................................................5
BAB III.............................................................................................................................9
METODE PRAKTIKUM................................................................................................9
A. Alat dan Bahan.........................................................................................................9
B. Formulasi..................................................................................................................9
C. Prosedur Kerja.........................................................................................................9
BAB IV............................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................11
A. Hasil Pengamatan/Perhitungan.............................................................................11
B. Pembahasan............................................................................................................11
BAB V.............................................................................................................................13
KESIMPULAN..............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
JAWABAN PERTANYAAN.........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan
semakin meningkat, dan berimplikasi pada perkembangan jenis penyakit dan
banyaknya jenis macam obat untuk mengatasi penyakit tersebut. Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan kemajuan tekhnologi saat ini,
menuntut seorang farmasi untuk melakukan penerapan disegala bidang untuk
mencapai kemajuan ilmu pengetahuan dan wawasan khususnya dalam
sediaan obat. Penerapan ilmu pengetahuan pada sediaan obat yang diterapkan
oleh seorang farmasi seperti memformulasi atau merancang suatu obat
menjadi bentuk sediaan dengan menggunakan teknologi ataupun
nonteknologi, contohnya adalah sediaan sirup.
Pembuatan sirup dibuat berdasarkan pada pengembangan sediaan cair
yang lebih banyak diminati oleh masyarakat luas. Tetapi dalam pembuatan
sirup juga memerlukan ketelitian dalam proses pembuatan agar kestabilannya
terjaga, sehingga hal tersebut merupakan salah satu menjadi bagian masalah
yang tidak mudah dihadapi dalam proses pembuatan sirup untuk mengatasi
agar kestabilan zat aktif didalam larutan tetap terjaga. Namun penggunaan
dalam bentuk sirup juga memiliki keuntungan bila dibandingkan dengan
larutan lain seperti dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat, karena rasanya lebih enak dan warna lebih menarik. Adapun
kekurangan sediaan sirup yaitu tidak semua jenis obat dapat dibuat dalam
sediaan sirup. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi mahasiswa farmasi
untuk mempelajari bagaimana cara pembuatan sediaan sirup dan mengetahui
faktor apa saja yang mempengaruhi sediaan sirup.
B. Tujuan Praktikum
Memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam membuat
sediaansirup dan melakukan kontrol kualitas sediaan sirup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori
Sirup (Sirupi) adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sukrosa. Kadar sukrosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,9%,
kecuali dinyatakan lain [ CITATION Moh07 \l 14345 ] . Sirup merupakan sediaan
pekat dalam air gula atau pengganti gula dengan atau tanpa penambahan
bahan pewangi atau zat obat [CITATION HCA891 \l 14345 ]. Ada tiga macam
sirup yaitu :
1. Sirup simpleks mengandung 65% b/b gula dalam larutan metil paraben
0,25%.
2. Sirup obat, mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat
tambahan dan digunakan untuk pengobatan.
3. Sirup pewangi, tidak mengandung obat tetapi mengandung zat pewangi
atau penyedap lain. Tujuan pengembangan sirup ini adalah untuk
menutupi rasa dan bau obat yang tidak enak.
Sebagian besar sirup disamping air dan semua obat yang ada mengandung
komponen-komponen berikut:
1. Bahan pemanis, berfungsi untuk memperbaiki rasa dari sediaan. Dilihat
dari hasil kalori yang dihasilkan dibagi menjadi dua yaitu berkalori tinggi
dan berkalori rendah. Adapun pemanis tinggi misalnya sorbitol,
sakarin, sukrosa. Pemanis berkalori rendah misalnya laktosa [CITATION
Leo86 \l 14345 ].
2. Bahan pengental digunakan sebagai zat pembawa dalam sediaan cair
danuntuk membentuk suatu cairan dengan kekentalan yang stabil
dan homogen [CITATION HCA891 \l 14345 ].
3. Pemberi rasa, hampir semua sirup disedapkan dengan pemberi rasa buatan
atau bahanbahan yang berasal dari alam, untuk membuat sirup sedap
rasanya. Karena sirup adalah sediaan cair, pemberi rasa ini harus
mempunyai kelarutan dalam air yang cukup [ CITATION Leo86 \l 14345 ].
4. Pemberi warna, pewarna yang digunakan umumnya larut dalam air, tidak
bereaksi dengan komponen lain dari sirup, dan warnanya stabil
pada kisaran pH selama masa penyimpanan. Penampilan keseluruhan
dari produk cair terutama tergantung padawarna dan kejernihan.
Pemilihan warna biasanya dibuat konsisten dengan rasa [ CITATION
Leo86 \l 14345 ].
Proses pembuatan sediaan sirup dapat dilakukan dengan beberapa
metode/cara, tergantung dari bahan yang digunakan, terutama menyangkut
sifat-sifat fisik dan kimia dari bahan aktif. Metode pembuatan sirup tersebut
antara lain [ CITATION HAS06 \l 14345 ]:
 Metode pelarutan dengan pemanasan.
 Metode pengadukan tanpa pemanasan.
 Metode penambahan bahan aktif ke dalam sirup sederhana
(Sirup Simpleks atau Flavoring Syrup).
 Metode perkolasi.
Keuntungan obat dalam sediaan sirup yaitu merupakan campuran yang
homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih mudah di
absorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan dan warna
sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak-anak, membantu pasien yang
mendapat kesulitan dalam menelan obat. Kerugian obat dalam sediaan sirup
yaitu ada obat yang tidak stabil dalam larutan, volume bentuk larutan lebih
besar, ada yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam sirup [ CITATION
HCA891 \l 14345 ].
B. Deskripsi Bahan Praktikum
1. Diphenhidramin HCl [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : 2-(Difenilmetoksi)-N,N-dimetiletilamina hidroklorida
Rumus molekul : C₁₇H₂₁NO.HCl
Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau. Jika kena cahaya, perlahan-
lahan warna zat menjadi gelap, Larutan zat praktis netral terhadap kertas
lakmus P.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol dan dalam kloroform;
agak sukar larut dalam aseton; sangat sukar larut dalam benzen dan dalam
eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus
cahaya, pada suhu ruang.

2. Ammonium Cl [ CITATION Ano191 \l 14345 ].


Sinonim : Amonium klorida
Rumus molekul : NH₄Cl
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur halus atau kasar
putih; dalam keadaan dingin rasa asin dan bersifat higroskopis.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam gliserin; lebih mudah larut
dalam air mendidih; agak sukar larut dalam etanol.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
3. Dekstromethorphan HBr [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : 3-Metoksi-17-metil-9α,13α,14α-morfinan hidrobromida
monohidrat
Rumus molekul : C₁₈H₂₅NO.HBr.H₂O
Pemerian : Hablur hampir putih atau serbuk hablur; bau lemah. Melebur
pada suhu lebih kurang 126º disertai peruraian.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air; mudah larut dalam etanol dan
dalam kloroform; tidak larut dalam eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
4. Asam Sitrat [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Asam sitrat monohidrat
Rumus molekul : C₆H₈O₇.H₂O
Pemerian : Hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul
sampai halus; putih. Mengembang di udara kering.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol;
sangat sukar larut dalam eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
5. Menthol [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Sikloheksanol, 5-Metil-2-(1-metiletil)
Rumus molekul : C₁₀H₂₀O
Pemerian : Hablur heksagonal atau serbuk hablur, tidak berwarna,
biasanya berbentuk jarum, atau massa yang melebur; bau enak seperti
minyak permen.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; sangat mudah larut dalam etanol, dalam
kloroform, dalam eter, dan dalam heksan; mudah larut dalam asam asetat
glasial, dalam minyak mineral, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
atsiri.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, sebaiknya pada
suhu ruang terkendali.
Penandaan : Pada etiket harus tertera mentol rasemat atau mentol-
levorotatori.
6. Metil Paraben Sodium [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Metil p-hidroksibenzoat
Rumus molekul : C₈H₈O₃
Pemerian : Hablur kecil, tidak berwarna atau serbuk hablur, putih: tidak
berbau.
Kelarutan : Sukar larut dalam air, dalam benzen dan dalam karbon
tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
7. Propil Paraben Sodium [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Propil p-hidroksibenzoat
Rumus molekul : C₁₀H₁₂O₃
Pemerian : Serbuk putih atau hablur kecil; tidak berwarna.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; sukar larut dalam air mendidih;
mudah larut dalam etanol dan dalam eter
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
8. Sukrosa [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Sakarosa
Rumus molekul : C₁₂H₂₂O₁₁
Pemerian : Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk
kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau; rasa manis, stabil di udara.
Larutannya netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air
mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan
dalam eter.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapi.
9. Gliserin [ CITATION Ano191 \l 14345 ].
Sinonim : Gliserol
Rumus molekul : C₃H₈O₃
Pemerian : Cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna; rasa manis; hanya
boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak). Higroskopik; larutan
netral terhadap lakmus.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan dengan etanol; tidak larut
dalam kloroform, dalam eter, dalam minyak lemak, dan dalam minyak
menguap.
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan
Alat: Beaker glass, kompor listrik, pH meter, alat uji kejernihan, viskometer
elektrik dan alat-alat gelas.
Bahan: Diphenhydramine HC1, Ammonium HCI. Dekstrometorfan HBr, dII.
B. Formulasi
Sediaan sirup: tiap 5ml mengandung
R / Dipenhidramin HCI 12,5 mg
Ammonium HCl 125mg
Dekstrometropan 5 mg
Na citrate 50 mg
Menthol 1mg
Corigen Saporis qs
Corigen coloris qs
Metil paraben sodium 0,18%
Propil paraben sodium 0,02%
Gula (sukrosa) 65%
Gliserin 10%
Aquadest ad 5 ml
Formulasi sediaan sirup dibuat sebanyak 300 ml
Catatan: gula 65% b/v adalah 65 g/100 ml (195 g dalam 300 ml)
C. Prosedur Kerja
1. Timbang semua bahan sesuai takaran pada ruang penimbangan sentral.
2. Buat sirup simpleks yakni larutan gula 65% b / v dengan cara gula
dimasukkan ke dalam sebagian air kemudian dipanaskan diaduk-aduk
sampai larut semua, kemudian disaring hingga jernih.
3. Larutkan diphenhidramin HCl & ammonium HCI ke dalam sebagian
udara.
4. Larutkan asam sitrat dengan sebagian air dan tambahkan sedikit larutan
gula
5. Larutkan mentol, natrium metil paraben, natrium propil paraben ke dalam
sebagian udara.
6. Campurkan mulai, d dan kemudian aduk sampai homogen.
7. Tambahkan bagian f dengan b aduk sampai homogen.
8. Tambahkan gliserin ke dalam campuran sirup dan aduk sampai homogen.
9. Terakhir tambahkan semua corigen dan aduk sampai homogen
10. Tambahkan aquadest sehingga volume akhir 300 ml.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan/Perhitungan
1. Organoleptis:
Warna: orange kemerahan
Bau: menthol
Rasa: manis
2. Viskositas:
30 rpm = 46,00 cps
60 rpm = 23,50 cps
3. Ph: 6 bersifat asam lemah
4. Kejernihan: pada larutan telihat sangat jernih
5. Densisitas:
Bobot vikno kosong = 24,30 gr
Bobot vikno + larutan = 47,53 gr
Volume vikno = 25 ml
P= C
V vikno
C = (bobot vikno + latutan) – bobot vikno kosong
= 47,53 gr – 24,30 gr
= 23,23 gr
P = 23,23 gr
25 ml
= 0,93 gr/ml
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami membuat sediaan sirup dengan kandungan
Diphenhidramin Hcl sebagai antihistamin, Ammonium Hcl sebagai
ekspektoran, Dekstrometorfan HBr sebagai antitusif, As. Sitrat sebagai
penambah warna dan rasa pada sirup, Menthol sebagai perasa, Metil Paraben
Sodium dan Propil Paraben Sodium sebagai pengawet, Sukrosa sebagai
pemanis, dan Gliserin sebagai kosolven.
Setelah sediaan tersebut selesai dibuat, selanjutnya kami melakukan
evaluasi berupa organoleptis meliputi warna, rasa, dan bau, viskositas, pH,
kejernihan, dan densitas. Dari uji organoleptis didapatkan sediaan sirup
berwarna orange kemerahan dengan rasa yang manis dan berbau seperti mint
(menthol). Selanjutnya dilakukan uji viskositas dengan cara menempatkan
sampel dalam viskometer hingga spindel terendam, spindel diatur dengan
kecepatan 30 rpm dan 60 rpm, dari sediaan sirup kami didapatkan viskositas
dengan nilai 46,00 cps untuk kekuatan 30 rpm dan 23,50 cps untuk kekuatan
60 rpm, untuk viskositas pada kecepatan 60 rpm tidak sesuai dengan teori
yang menyatakan bahwa sediaan sirup yang sesuai memiliki nilai viskositas
antara 27cps-396cps[CITATION Dje18 \l 14345 ].
Pada pengujian pH didapatkan nilai 6, pengujian tersebut dilakukan
dengan mencelupkan kertas pH universal kedalam sirup kemudian dicatat pH
dari sirup tersebut. Dari hasil yang didapatkan sudah sesuai karena nilai pH
yang dianjurkan untuk sediaan sirup adalah berkisar 4 – 7[ CITATION Dje18 \l
14345 ]. Uji pH merupakan salah satu parameter yang penting karena nilai pH
yang stabil dari larutan menunjukan bahwa proses distribusi dari bahan aktif
dalam sediaan merata [CITATION Gal19 \l 14345 ].
Hasil uji kejernihan sediaan sirup yang kami buat adalah jernih tidak ada
partikel ataupun endapan yang terdapat pada sediaan sirup tersebut. Uji
densitas atau kerapatan sirup dilakukan dengan cara menimbang piknometer
yang bersih dan kering dengan seksama. Isi piknometer dengan sirup hingga
penuh, lalu rendam dalam air es, sehingga suhunya ± 2ºC di bawah suhu
percobaan (25ºC). Tutup piknometer, pipa kapiler dibiarkan terbuka dan suhu
sirup dibiarkan naik sampai mencapai suhu percobaan, lalu tutup pipa
kapierpiknometer. Biarkan suhu piknometer mencapai suhu kamar, lalu usap
sisa-sisa air pada piknometer, kemudian timbang. Dari uji densitas tersebut
kami mendapatkan nilai 0,93 gr/mL hal tersebut tidak sesuai dengan syarat
densitas sirup yang baik yaitu 1,3 gr/mL[ CITATION Rin20 \l 14345 ].
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa sediaan sirup yang dibuat
sudah memenuhi spesifikasi dalam uji organoleptik, uji kejerniham, dan uji pH.
Sedangkan untuk uji viskositas dan uji densitas masih belum sesuai.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M., 2007. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Anonim, 2019. Farmakope Indonesia Edisi 6. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
Ansel, H. C., 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Terjemahan: Farida
Ibrahim. Jakarta: UI Press.
Asrina, R., 2020. FORMULASI DAN UJI MUTU FISIK SIRUP DARI
EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantiaL.). Jurnal Farmasi
Sandi Karsa.
Heramuda, G. I. & Wuryandari, W., 2019. MUTU FISIK SIRUP EKSTRAK
DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.). Diploma thesis, Akademi
Farmasi Putera Indonesia Malang.
Lachman, L., Lieberman, H. A. & Kanig, J. L., 1986. Teori dan Praktek Farmasi.
Jakarta: UI Press.
Syamsuni, H. A., 2006. Ilmu Resep. Jakarta: EGC.
JAWABAN PERTANYAAN
1. Sebutkan keuntungan dan kerugian bentuk sediaan sirup (larutan)?
2. Sebutkan contoh minimal 4 dari Flavour dan sifat obat (rasa obat)!

Jawaban:

1. Keuntungan obat dalam sediaan sirup yaitu merupakan campuran yang


homogen, dosis dapat diubah-ubah dalam pembuatan, obat lebih mudah di
absorbsi, mempunyai rasa manis, mudah diberi bau-bauan dan warna
sehingga menimbulkan daya tarik untuk anak-anak, membantu pasien
yang mendapat kesulitan dalam menelan obat.
Kerugian obat dalam sediaan sirup yaitu ada obat yang tidak stabil dalam
larutan, volume bentuk larutan lebih besar, ada yang sukar ditutupi rasa
dan baunya dalam sirup.
2. Pemanis merupakan zat tambahan dalam suatu sirup, pemanis
ditambahkan untuk memberikan rasa manis pada sirup. Contoh dari
pemanis adalah sukrosa.

Anda mungkin juga menyukai