ABSTRAK
Buah okra hijau (Abelmoschus esculentus L) memiliki aktivitas sebagai anti-glikasi. Salah satu
senyawa yang memiliki aktivitas tersebut yaitu fenolik dan flavonoid. Meserasi merupakan
metode yang sederhana dan tepat untuk senyawa fenolik dan flavonoid yang tidak tahan
terhadap pemanasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas anti-glikasi dari
ekstrak buah okra hijau (Abelmoschus esculentus L) dengan menggunakan metode
spektrofotometri UV-Vis. Penentuan aktivitas anti-glikasi pada ekstrak buah okra hijau
direaksikan dengan 2,4-Dinitrophenylhydrazin (DNPH) dan analisis secara spektrofotometri
pada λ 499,5 nm dengan operating time pada menit ke-55. Hasil penentuan aktivitas anti-
glikasi ekstrak buah okra hijau didapatkan hasil terbaik dari deret konsentrasi 500, 1000, dan
1500 ppm pada konsentrasi 1500 ppm dengan rata-rata % penurunan glikasi sebesar 45,99
dengan %KV sebesar 0,002%.
Kata Kunci : Buah Okra Hijau, Glikasi, AGEs, Spektrofotometri UV-Vis, 2,4-
Dinitriphenylhydrazin (DNPH)
kemudian disaring untuk menghasilkan protein pada BSA terglikasi dengan metode
filtrat kedua. Filtrat pertama dan kedua DNPH secara spektrofotometri visibel.
Waktu operasi atau operating time dapat bereaksi sempurna dengan pereaksi
adalah waktu yang diperlukan oleh suatu yaitu BSA Terglikasi dan DNPH sehingga
senyawa untuk bereaksi dengan senyawa akan diperoleh senyawa larutan yang stabil.
lain dan membentuk produk senyawa yang Diperlukan penentuan waktu operasi agar
stabil. Penentuan operating time dilakukan kesalahan pengukuran dapat diminimalkan.
dengan membaca serapan larutan yang Senyawa larutan yang stabil ditandai
diukur dari menit ke-0 hingga menit ke-60 dengan tidak adanya penurunan nilai
dengan interval waktu selama 2 menit pada absorbansi yang didapatkan. Operating
Panjang gelombang 350-500 nm time ditentukan pada hasil yang didapatkan
(Suhartono, 2005). Penentuan operating pada menit ke-55 hingga 56. Pemilihan
time bertujuan untuk mengetahui waktu operating time pada menit ke-55 karena
yang dibutuhkan suatu senyawa untuk pada waktu tersebut didapatkan nilai
absorbansi terbesar dan stabil yaitu 0,609.
Panjang gelombang maksimal perperan dicukupkan dengan buffer fosfat. Pemilihan
penting dalam penelitian dikarenakan jika Buffer fosfat sebagai pelarut karena buffer
terdapat penyimpangan kecil selama uji fosfat mampu mempertahankan nilai pH
coba dapat mengakibatkan suatu kesalahan tetap stabil selama berlangsungnya reaksi
dalam pengukuran (Amin, 2015). Panjang kimia, (Sherwood, 2016). Baku BSA
gelombang diperoleh sebesar 449,5 nm terglikasi diukur absorbansinya dengan
dikarenakan terbentuk serapan maksimal hasil absorbansi sebesar 0,609.
dalam puncak kurva tersebut. Hal ini sesuai
Proses pendiaman pada tempat gelap
dengan penelitian Suryanto et al., (2020)
saat pembuatan BSA terglikasi dan sampel
yang menyatakan bahwa panjang
untuk memberikan waktu bereaksi antara
gelombang maksimal dari BSA terglikasi
sampel dan pereaksi untuk membentuk
adalah 450 nm.
suatu kompleks warna kuning sebagai tanda
Ekstrak etanol okra hijau dibuat menjadi reaksi berjalan dengan sempurna. Setelah
3 seri konsentrasi yaitu 500, 1000, 1500 itu dianalisis menggunakan
ppm dalam BSA yang sudah terglikasi spektrofotometri UV-Visibel.
dengan penambahan DNPH yang
Tabel 2. Data penurunan glikasi pada ekstrak etanol buah okra hijau (Abelmoschus
esculentus L.)
0,515 15,44%
0,436 28,41%
0,328 46,15%
Absorbansi memiliki nilai yang berbeda antara gelapnya warna larutan yang
pada setiap konsentrasi, di mana semakin terbentuk dengan jumlah cahaya yang
tinggi konsentrasi sampel, maka nilai diserap dan jumlah cahaya yang
absorbansinya semakin rendah. Fenomena ditransmisikan. Semakin gelap warna
ini disebabkan oleh kemampuan larutan, maka semakin banyak cahaya yang
konsentrasi larutan sampel yang lebih diserap dan semakin sedikit cahaya yang
tinggi untuk mereduksi glikasi, sehingga ditransmisikan, yang memengaruhi
menghasilkan nilai absorbansi yang lebih absorbansi saat dibaca dengan
rendah dan persentase penurunan glukosa spektrofotometri UV-Vis (Iwan H et al.,
yang lebih tinggi. Terdapat hubungan 2015).
Gambar 1. Kurva hubungan konsentrasi ekstrak etanol buah okra hijau dengan %
penurunan glikasi.
50
45 y = 0,031x - 1,33
R² = 0,9917
40
% PENURUNAN GLIKASI
35
30
25
20
15
10
5
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600
KONSENTRASI (PPM)
Semua konsentrasi ekstrak etanol Okra baik dibandingkan dengan penelitian yang
hijau menunjukkan adanya efek penurunan dilakukan Suhartono (2004) bahwa rebusan
glikasi, dengan penurunan tertinggi pada daun dewa (Gynura pseudochina) pada
konsentrasi 1500 ppm dengan % inhibisi konsentrasi 250.000 hanya memiliki %
sebesar 45,99%. Dilihat dari % penurunan penurunan glikasi sebesar 3,72% dan
glikasi yang ada, ekstrak etanol Okra hijau penelitian Budiarti Eka et al (2019) yang
memiliki aktivitas antiglikasi yang lebih menyatakan bahwa ekstrak air daun legetan
yang belum dapat menurunkan glikasi pada (Abelmoschus Esculentus) Terhadap
Penyembuhan Luka Bakar Derajat Ii
konsentrasi 1000 ppm.
Kulit Punggung Kelinci Jantan Galur
New Zealand. Cendekia Eksakta, 6(1),
Efek penurunan glukosa ekstrak okra 29–35.
hijau diduga karena adanya senyawa
Aisya, H. (2017). Pengaruh Pemberian
flavonoid (Xia F Zhong et al., 2015). Okra (Abelmoschus esculentus)
Terhadap Regulasi Kadar Glukosa
Berdasarkan hasil uji kualitatif, uji fenolik
Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus.
dan flavonoid menunjukkan terbentuknya Repository Unair. Universitas
Airlangga, 19–116.
warna kompleks, sehingga uji kuantitatif
memberikan kadar senyawa flavonoid dan Alifah, R. N. (2020). Pengaruh Pemberian
Jus Okra (Abelmoschus esculentus L)
fenolik yang tinggi. Terhadap Kadar HDL Pada Serum
Darah Tikus Galur Wistar Yang
Senyawa flavonoid dan fenolik Diberi Pakan Tinggi Lemak. 20–22.
pada ekstrak buah okra hijau dapat Biokimia, D., Kedokteran, F., &
mengurangi glikasi karena gugus hidroksil Mangkurat, U. L. (n.d.). Literature
Review : Korelasi Kadar Glukosa
(-OH) yang memiliki sifat antioksidan Dengan Kadar Karbonil Pada
dengan cara menghambat senyawa Definisi Lanjut Usia ( lansia ) menurut
Undang-Undang Republik Indonesia
dikarbonil, sehingga pembentukan AGEs Nomor 13 tahun 1998 tentang
dapat dicegah (Yeh, W et al, 2016). Kesejahteraan Lanjut usia 60 tahun ke
atas . Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik . 685–696.
KESIMPULAN
Mulyati, S. (2016). Peranan Advanced
Hasil penelitian menunjukkan Glycation End-products pada
Diabetes. Jurnal Cermin Dunia
bahwa Ekstrak etanol Okra hijau
Kedokteran, 43(6), 422–426.
(Abelmoschus esculentus L) mengandung
Permadi, A., Sutanto, & Sri, W. (2015).
senyawa flavonoid dan fenolik, hal ini Perbandingan Metode Ekstraksi
terlihat dari hasil skrining fitokimia secara Bertingkat dan Tidak Bertingkat
Terhadap Flavonoid Total Herba
kualitatif. Selain itu, pada konsentrasi 1500 Ciplukan (Physalis angukata L.)
ppm, Ekstrak etanol Okra hijau juga Secara Kolorimetri. Jurnal Online
Mahasiswa (JOM) Bidang Farmasi,
mampu menurunkan glikasi sebesar 1(1), 1–10.
45,99%. Putri, H. D., Sumpono, S., & Nurhamidah,
N. (2019). Uji Aktivitas Asap Cair
DAFTAR PUSTAKA Cangkang Buah Karet (Hevea
Brassiliensis) Dan Aplikasinya Dalam
Abdurrahman, A. F., Puspitaningrum, I., & Penghambatan Ketengikan Daging
Sari, W. K. (2021). Uji Aktivitas Gel Sapi. Alotrop, 2(2), 97–105
Ekstrak Etanol Buah Okra
Simanjuntak, R. D., & Gulton, T. (2018).
Pertumbuhan Tanaman Okra Hijau Wa ode Megasari, & Nur Juliana. (2021).
(Abelmoschus esculentus L. Moench) Pengaruh Konsumsi Jus Sari Buah
Di KP Balista, Tongkoh Berastagi. Okra (Abelmoschus Esculentus)
Universitas Negeri Medan, Medan Terhadap Penurunan Kadar Gula
Ruthdewisimanjuntak@gmail.Com Darah pada Penderita Diabetes
Universitas, 1–10. Melitus (DM) di Wilayah Kerja
Puskesmas Katobu Kabupaten Muna.
Singh, V. P., Bali, A., Singh, N., & Jaggi, Promotif : Jurnal Kesehatan
A. S. (2014). Advanced glycation end Masyarakat, 11(2), 108–112.
products and diabetic complications.
Korean Journal of Physiology and Widyanto, M. T., Suhartono, E., & Biworo,
Pharmacology, 18(1), 1–14. A. (2015). Potensi Jus Buah Pare
(Momordica charantia L.) Sebagai
Suharman, S., & Rahayu, S. U. (2020). Penghambat Hemoglobin Terglikasi
Senyawa Hidrazone dari Vanilin- In Vitro. Berkala Kedokteran, 11(1),
DNPH Sebagai Sensor Kolorimetri 141–147.
Anion Sianida. ALCHEMY Jurnal
Penelitian Kimia, 16(1), 77.
https://doi.org/10.20961/alchemy.16.
1.34635.77-93 Surakarta, 23 Maret 2023