Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLID

“PASTA GIGI”

Disusun Oleh :

Kelompok A-3

Yusrin Nur Jazila (162210101058)

Annisa Shalihah (162210101065)

Alvareza Shafira Viesta (162210101067)

Ni’matul Mauludiyah (162210101070)

Luluk Ilmaknun (162210101071)

Dosen:

Lusia Oktora R. K. S., S. F., M. Sc., Apt.

LABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA DAN SEMISOLID

BAGIAN FARMASETIKA FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JEMBER

2018
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat membuat sediaan pasta gigi dengan baik dan benar.
II. DASAR TEORI
Pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat
yang ditujukan untuk pemakaian topikal. Pasta gigi digunakan untuk perlekatan pada
selaput lendir untuk memperoleh efek lokal (FI IV, 1995)
Pasta gigi adalah pasta atau gel yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan gigi
dan mengurangi bau mulut. Pasta gigi juga membantu memperkuat struktur gigi
dengan kandungan fluornya (Pratiwi, 2007). Pasta gigi merupakan bahan pembantu
sikat gigi dalam menghambat pertumbuhan plak gigi secara kimiawi.
Pasta gigi digunakan untuk membantu membersihkan gigi yang dianggap
sebagai manfaat kosmetik. Pasta gigi yang digunakan saat menyikat gigi berfungsi
untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat gigi terhadap karies, memoles
permukaan gigi, mengurangi/menghilangkan bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulut serta memelihara kesehatan giginya (Sasmita et al, 2007)
Pasta gigi mengandung campuran bahan penggosok, bahan pembersih,bahan
tambahan, berbentuk semipadat yang digunakan untuk membantu membersihkan
tanpa merusak gigi dan jaringan di mulut (Putra, 2002).
Secara umum, kandungan pasta gigi adalah sebagai berikut:
a. Bahan abrasif, merupakan bahan utama pasta gigi, menyusun 30-40% kandungan
pasta gigi. Bahan abrasif berfungsi untuk membersihkan dan memoles permukaan
gigi tanpa erusak email, mempertahakan kekebalan partikel, mencegah akumulasi
stain. Bahan yang sering digunakan antara lain: Na bikarbonat, kalsium karbonat,
kalium sulfat.
b. Bahan pelembab, berfungsi sebagai pencegah penguapan air dan mempertahankan
kelembapan pasta. Bahan yang sering digunakan antara lain: gliserin, sorbitol dan
air. Bahan pelembab ini menyusun 10-30% kandungan pasta gigi.
c. Bahan perekat, berfungsi sebagai pengikat semua bahan dan membantu memberi
tekstur pada pasta gigi. Bahan yang sering digunakan antara lain: CMC-Na,
xanthan gum, karbomer. Bahan perekat ini menyuusn 1-2% kandungan pasta gigi.
d. Surfaktan, berfungsi sebagai penurun tegangan permukaan dan melonggarkan
ikatan debris pada gigi, yang akan membantu gerakan pembersihan gigi serta
membantu mengikat dan mengangkat lapisan lemak sisa makanan pada permukaan
gigi dengan membentuk misel karena partkel surfaktan yang berebntuk lipid
bilayer yang menyusun 1-3% kandungan pasta gigi. Bahan yang sering digunakan
antara lain: Na lauryl sulfate, , Na N-lauryl sarcocinate.
e. Bahan pengawet (0,05-0,5%), berfungsi sebagai pencegah kontaminasi bakteri dan
mempertahankan keaslian produk. Bahan yang sering digunakan antara lain:
nipagin, nipasol, na-benzoat.
f. Bahan pemberi rasa (0-2%), berfungsi sebagai penutup rasa bahan-bahan lain yang
kurang enak, terutama SLS, serta memenuhi selera pengguna.
g. Air (20-40%), berfungsi sebagai pelarut bagi sebagian bahan dan mempertahankan
konsistensi dari pasta gigi.
h. Bahan terapetik, ada beberapa bahan aktif yang memiliki fungsi terapi bagi
kesehatan gigi dan mulut, antara lain:
1) Fluoride, memiliki manfaat sebagai bahan antikaries, dengan
meremineralisasi awal pembentukan karies. Bahan yang sering digunakan
antara lain: natrium momofluorophosphate, natrium fluoride.
2) Bahan desentisasi, berfungsi untuk mengurangi dan menghilangkan
sensitivitas dentin dengan desentisasi syaraf secara langsung. Bahan yang
sering digunakan antara lain: strantium klorida, strantium asetat, kalium
nitrat, kalium fosfat.
3) Bahan antikalkulus, berfungsi sebagai penghambat plak dan mengubah pH
untuk mengurangi pembentukan kalkulus, contohnya bikarbonat untuk
mengurangi keasaman gigi.
Ciri-ciri pasta gigi yang baik yaitu:
1. Mempuyai daya abrasif yang minimal dan mempunyai daya pembersih yang
maksimal.
2. Dapat menghilangkan kotoran-kotoran di mulut dan stabil dalam jangka lama.
3. Dapat bekerja dalam suasana asam maupun basa.
4. Dapat menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dalam mulut.
5. Dapat mengurangi dan menghilangkan bau mulut.
6. Tidak beracun.
7. pH 4,5 – 10,5 (SNI, 1995)
8. memiliki daya sebar yang luas.
Pengelompokan pasta gigi berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
a) fungsi kosmetik, yaitu untuk menyingkirkan alba, plak, sisa-sisa makanan dan stain
pada permukaan gigi serta menyegarkan nafas.
b) Fungsi terapetik, yaitu untuk mengurangi pembentukan plak, kalkulus gingivitis,
dan sensitivitas gigi.

III. EVALUASI PRODUK REFEREN


1. PEPSODENT
Produsen : PT Unilever Indonesia Tbk.
Indikasi : Mencegah gigi berlubang
Komposisi : Calcium carbonate, water, sorbitol, hydrated silica, sodium lauryl
sulfate, sodium monofluorophospate, flavor, cellulose gum, potassium
citrate, sodium silicate, sodium sacharin, DMDM hydantoin, CI 77891.
Contains fluoride (BA = 1,12% sodium monofluorophospate)
Kemasan : 25-120 gram
2. FORMULA
Produsen : Uetra Prima Abadi
Indikasi : Memelihara gigi (email gigi) dan membuat gigi tampak putih berkilau
Komposisi : Precipitated calcium carbonate, purified water, sorbitol, hydrated
silica, sodium lauryl sulfate, 0,8% sodium monofluorophospate, flavor,
sodium carboxymethyl, 0,1% phtalimidoperoxycaproic acid eureur,
PEG 600 DMDM hydantoin, CI 74260.
Kemasan : 190 gram
3. ANTIPLAQUE
Produsen : PT Tripel Ace Corporation
Indikasi : Melindungi gigi dari masalah plaque, karang gigi, gigi berlubang,
gusi berdarah, sariawan, membuat nafas lebih segar
Komposisi : 0,8 sodium monofluorophospate, cloxifenol, arnica tincture, oleum
caryophyls
Kemasan : 75 gram
4. CIPTADENT
Produsen : PT Liver Wings Jakarta
Indikasi : Membatu mencegah gigi berlubang
Komposisi : Calcium carbonate, sorbitol, silica, sodium lauryl sulfate, sodium
fluoride, flavor, xanthan gum, sodium sacharin, propylene glycol,
sodium monofluorophospate, methyl paraben, vit A & C & E, xylitol,
aqua
Kemasan : 35, 80, 130, 200 gram
5. SENSODYNE
Produsen : PT Glaxo Smith Kline
Indikasi : Meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh gigi sensitif sekaligus
memberikan perlindungan darirasa ngilu akibat gigi sensitif
Komposisi : Water, sorbitol, hydrated silica, cocamidopropyl betaine, sodium
hydroxyde, sucralose, sodium fluoride, flavor, xanthan gum, potassium
nitrate, sodium sacharin, CI 77891. Contains fluoride (BA = 0,221%
w/w sodium fluoride, 5% w/w potassium nitrate)
Kemasan : 100 gram
6. ENZIM
Produsen : PT Enzym Bioteknologi Internusa
Indikasi : Menjaga kesehatan gigi dan mulut, membuat nafas menjadi lebih
segar
Komposisi : Aqua, sorbitol, hydrated silica, steareth-30, gliserin, vit E, karagenan,
Tio2, allantoin, disodium phospate, sodium fluoride, citric acid,
xanthan gum, na-benzoate, na-sacharin, propyl paraben, aroma,
glucose oxidase, xylito, potassium thiocyanate, amyloglucosidase,
lactoferine, lactoperoxidase, lysozine, potassium nitrate, zinc
gluconate, colustrum
Kemasan : 100 gram
IV. STUDI PRAFORMULASI BAHAN AKTIF

Bahan Aktif Efek Utama Efek Samping Karakteristik Karakteristik


Fisik Kimia
Na2CO3 Digunakan Tertutup debu Pemerian : Berat molekul :
dalam pasta bahan dapat Padat, serbuk/ 105,99
gigi, untuk menyebabkan kristal serbuk,
pemutih gigi, iritasi saluran dan granul, Titik leleh:
pembentuk pernapasan dan berwarna putih 1563,8 F (851°C)
busa, abrasif, membran dan tidak
dan mukosa dengan berbau. Berat jenis :
sementara gejala batuk dan 2,532
menaikkan napas pendek, Kelarutan :
pH di mulut. edema paru. 45,5 g/100 ml Densitas :
air (100°C), 2,54 g/cm³
Tertelan dapat larut dalam air
menyebabkan panas dan
iritasi saluran gliserol, tidak
pencernaan. larut dalam
aseton dan
Sehingga alkohol, larut
menyebabkan sebagian dalam
mual, muntah, air dingin.
diare, rasa haus,
nyeri pada
abdominal,
tergantung
konsentrasi
jumlah yang
tertelan.
Na2PO3F Melindungi Dapat Pemerian: Massa molar :
enamol gigi menyebabkan Kristal putih 143,95 g
dari serangan osteoporosis, tidak berbau,
bakteri gangguan safar tidak berwarna Titik leleh :
dan kerusakan 625°C
otak untuk Kelarutan :
fluoride. Larut air 25
g/100 ml, tidak
larut etanol.
CaCO3 Buffering Kalsium Pemerian : Massa molar :
agent, karbonat yang Serbuk atau 100,0869 g/mol
kalsium diberikan secara kristal berwarna
karbonat juga oral dapat putih yang tidak Titik lebur :
digunakan menyebabkan berasa dan tidak 825°C (argonit)
sebagai konstipasi dan berwarna. 1339°C (kalsit)
bahan dasar perut kembung.
untuk Konsumsi dalam Kelarutan :
mengobati jumlah besar (4- Praktis tidak
gigi. 60 g setiap hari) larut dalam
juga dapat etanol 95% dan
menyebabkan air, kelarutan

hiperkalsemia dalam air


meningkat
atau kerusakan
dengan
ginjal.
penambahan air
garam
amonium.
Alasan Pemilihan Na2CO3 dan CaCO3 :

Dipilih bahan Na2CO3 karena Na2CO3 berupa serbuk putih yang tidak berbau dan tidak
berasa sehingga akan mudah dicampurkan dengan bahan perasa dan pewarna lain, serta Na2CO3
lebih kompatibel. Dipilih bahan CaCO3 karena kalsium karbonat berupa serbuk putih yang tidak
berasa sehingga mudah dicampurkan dengan bahan lainnya, dan penggunaan kalsium karbonat
memiliki efek samping yang lebih parah jika dikonsumsi secara oral yang dapat menyebabkan perut
kembung dan konsripasi.
V. JENIS-JENIS BAHAN TAMBAHAN DALAM FORMULASI

1. Humektan

Keterangan Gliserin Amonium Propilenglikol


Alginat
Pemerian Cairan yang tidak Serbuk dan Cairan transparan, tidak
berbau, transparan, granulat berbau, kental, rasa
higroskopis, tidak berwarna kuning agak manis
berwarna, kental
dan berasa manis.
Kelarutan - Larut dalam air Dapat bercampur
membentuk dengan kloroform, dan
cairan kental, etanol 95%, larut dalam
tidak larut dalam 1:6 bagian eter.
etanol eter.
Inkompatibilitas Dengan agen Dengan agen Dengan agen
pengoksidasi pengoksidasi dan pengoksidasi seperti
seperti chromium larutan asam kalium permanganate.
trioxide, potassium basa.
chlorate atau
potassium
permanganate.
ADI 1,0-1,5 g/kgBB - 25 mg/kgBB
Keterangan lain Dapat mengkristal Bersifat Bersifat higroskopis,
bila disimpan higroskopis. stabil bila dicampurkan
dalam suhu dengan etanol 95%
rendah. gliserin atau air.

Alasan pemilihan Gliserin :

Dipilih gliserin sebagai humektan karena gliserin dapat juga berfungsi sebagai pemanis,
gliserin juga larut dalam air.
2. Surfaktan

Keterangan Sodium Lauryl Span Tween


Sulfat (SLS)
Pemerian Terdiri dari kristal Larutan berminyak, Cairan kental,
berwarna kuning tidak berwarna, bau transparan, tidak
pucat, atau serbuk karakteristik dari berwarna, rasa pahit.
berwarna putih asam lemak.
halus, rasa pahit
berbentuk serpihan.
Kelarutan - Larut dalam minyak Mudah larut dalam air,
, serta pelarut etanol 95%, metanol
organik, tidak larut pekat dan dalam etil
dalam air tetapi asetat.
dapat terdispersi.
Inkompatibilitas SLS bereaksi Dapat mengalami Efektivitasnya metil
dengan surfaktakn perubahan warna paraben akan berkurang
kasionik sehingga dengan adanya fenol karena adanya tween.
kehilangan dan tanin. Dapat mengalami
efektivitasnya perubahan warna
dengan logam dengan adanya fenol
polivalen dan dan tanin.
garam kalsium
ADI - 25 mg/kgBB 25 mg/kgBB
Keterangan lain Tidak stabil pada Stabil dalam kondisi Mudah teroksidasi dan
pH 2,5 asam atau basa. bersifat higroskopis.
(terhidrolisis)

Alasan pemilihan Sodium Lauryl Sulfat :

Dipilih SLS karena dapat digunakan sebagai surfaktan dalam kondisi asam atau basa.
3. Bahan Pengikat (Binder)

Keteragan CMC Na Copovidone Etil Selulosa


Pemerian Serbuk granular Serbuk berwarna Bentuk berwarn aputih
berwarna purih, kuning keputihan.. tidak berasa dan tidak
tidak berbau dan berbau.
tidak berasa.
Bersifat
higroskopis
stelah
didiginkan.
Kelarutan Praktis tidak Larut 10% dalam Praktis tidak larut dalam
larut dalam 1,4-butanadiol, gliserin, PEG, dan air.
aseton, etanol gliserin, kloroform,
95%, eter dan PEG 400, larut 1%
toluena. dalam siklohekasana,
etil ester.
Inkompatibilitas Dengan larutan Tidak kompatibel Paraffi wax dan
asam dan garam dengan bahan microcrystallin e wax
besi, aluminium, farmasi organik dan
merkuri dan anorganik.
zinc.
Keterangan lain Dapat Stabil disimpan Bersifat higroskopis dan
membentuk dalam kontainer yang stabil.
kompleks kering dan tertutup
dengan gliserin rapat.
dan pektin.

Alasan pemilihan CMC Na :


Karena CMC Na dapat membentuk larutan kental yang dapat mensuspensikan bahan obat
terutama digunakan untuk sediaan topikal.

4. Bahan Pengawet

Keterangan Nipagin Nipasol Na Benzoat


Pemerian Kristal tidak Kristal putih, tidak Kristal granul putih,
berwarna, serbuk berbau, tidak sangat higroskopis,
kristalin, tidka berwarna. amorf.
berbau, rasa sepert
sedikit seperti
terbakar.
Kelarutan Pada suhu 20°C Pada suhu 20°C Air (1:8), etanol 95%
gliserin (1:69), air gliserin (1:250), air (1:7,5), etanol 90%
(1:4000), PEG (1:2500), PEG (1:50), air 100%
(1:5) larut bebas (1:79), etanol (1:1,4).
dalam etanol dan (1:1,1), sangan larut
eter. larut dalam aseton,
larut dalam alkohol
dan air..
Inkompatibilitas Aktivitas Inkompatible dengan Gliserin, garam Ca,
antimikroba turun magnesium, garan Ferri.
dengan adanya aaliminium silikat,
surfaktan. magnesium trisilikat,
besi oksida.
ADI 10 mg/kgBB - 5 mg?kgBB
Keterangan lain pH 3-6 dalam - pH 2-5 rentang
dalam larutan pemakaian 0,02%-
pembawa aqua, 0,5%
rentang pemakaian
0,015%-0,2%
Alasan pemilihan Pengawet Nipagin dan Nipasol:

Karena pKa asam sitrat yang mendekati dengan pH 5 yaitu pKa 2 dan dapat digunakan pada
sediaan oral dalam suspense untuk mempertahankan pH selama penyimpanan. Digunakan pada pH
sekitar 6 untuk menghindari terjadinya iritasi.

5. Sweetening Agent (Pemanis)

Keterangan Na Sakarin Gliserin Sukrosa


Pemerian Serbuk kristal Jernih, tidak Serbuk kristal, tidak
berwarna putih, tidak berwarna, tidak berwarna, atau serbuk
berbau atau bau berbau, hifroskopis kristal putih, tidak
lemah, rasa manis. dan rasa manis. berbau dan rasa
manis.
Kelarutan Larut dalam etanol Dapat bercampur Sangat mudah larut
95% (1:50), dalam dengan air dan dalam air, sukar larut
PEG (1:33). mineral serta dalam etanol.
alkohol.
Inkompatibilitas - Bismuth nitrat jika -
dicampurkan
dengan oxi dazing
agent menjadi
berwarna pekat
ADI 25 mg/kgBB 1,0-1,5 g/kgBB -

Keterangan lain pH 6,6 dalam 10% Dosis oral 1-1,5 -


larutan, 15-25 g/kgBB
mg/100 mlobat
minum.

Alasan Pemilihan Na Sakarin:

Karena Na Sakarin 300 kali lebih manis daripada sukrosa dan harganya murah.
6. Perasa

Orange essence

Pemerian : cairan berwarna orange

Fungsi : flavoring agent

Penyimpanan : dalam wadah tertutup


VI. SUSUNAN FORMULA DAN KOMPOSISI BAHAN YANG DIGUNAKAN

No. Bahan Fungsi Jumlah 30g Jumlah 100g Presentase


1. NaHCO3 Bahan abrasif 3g 10g 10%
2. CaCO3 Opacifier 9g 30 g 30%
3. Sodium Lauryl Sulfate Surfaktan 0,3 g 1g 1%
4. Na sakarin Pemanis 60 mg 0,2 g 0,2%
5. CMC Na Pengikat 0,3 g 1g 1%
6. Gliserin Humektan 7,5 g 25 g 25%
7. Nipagin Pengawet 54 mg 0,18 g 0,18%
8. Nipasol Pengawet 6 mg 0,02 g 0,02%
9. Essence jeruk Pewarna 0,15 mL 0,5 mL 0,5%
10. Akuades Pelarut 9,63 ml 32,1 ml 32,1%

1. NaHCO3
10% x 30 g = 3 g
10% x 100 g = 10 g
2. CaCO3
30% x 30 g = 9 g
30% x 100 g = 30 g
3. Sodium Lauryl Sulfate
1% x 30 g = 3 g
1% x 100 g = 1 g
4. Na sakarin
0,2% x 30 g = 0,06 g
0,2% x 100 g = 0,2 g
5. CMC Na
1% x 30 g = 0,3 g
1% x 100 g = 1 g
6. Gliserin
25% x 30 g = 7,5 g
25% x 100 g = 25 g
7. Nipagin
0,18% x 30 g = 0,054 g
0,18% x 100 g = 0,18 g
8. Nipasol
0,02% x 30 g = 0,006 g
0,02% x 100 g = 0,02 g
9. Essence jeruk
0,5% x 30 g = 0,15 mL
0,5% x 100 g = 0,5 mL
VII. METODE

1. ALAT DAN BAHAN

A. Alat
a) Mortir
b) Stemper
c) Beaker glass
d) Batang pengaduk
e) Timbangan analitik
f) Gelas ukur
g) Tabung reaksi
h) Pipet tetes
i) Cawan porselen
B. Bahan
a) CMC-Na
b) CaCO3
c) NaHCO3
d) Essense Jeruk
e) Gliserin
f) Na lauril sulfat
g) Sakarin Na
h) Nipagin
i) Nipasol
j) Aquadest

2. PROSEDUR KERJA

 Strawberry essence Setarakan timbangan

Siapkan mortir

Timbang CMC-Na

Tuang aquadest panas ke dalam mortir dan taburkan dengan CMC-Na diatasnya lalu
diamkan, setelah itu di aduk sampai terbentuk muchilago

Lalu timbang Gliserin, Nipagin, dan Nipasol


Larutkan nipagin dan nipasol dengan gliserin aduk ad homogen. Lalu tuang dalam CMC-Na
yang telah terbentuk muchilago, aduk ad homogen

Timbang Na Sakarin dan SLS


Lalu larutkan Na Sakarin dan SLS dengsn aquadest ad homogen. Lalu tuang ke campuran
muchilago dalam mortir

Timbang NaHCO3 lalu tambahkan NaHCO3 ke dalam mortir, aduk ad homogen

Timbang CaCO3 lalu tambahkan ke dalam mortir, aduk ad homogen hingga terbentuk
pasta

Tambahkan pewarna sesuai dengan keinginan

3. PROSEDUR EVALUASI
1 Uji Organoleptis
Uji ini dilakukan dengan melakukan pengamatan sediaan pasta secara kualitatif yang
meliputi:
- Warna
- Rasa
- Bau
- Bentuk sediaan
2 Uji pH
Alat : Kertas indikator pH

Ambil beberapa ml sediaan pasta dalam beaker glass

Dicelupkan kertas indikator pH ke dalam larutan pasta


Keluarkan kertas, cocokkan perubahan warna kertas dengan standar ukuran beberapa pH pada

kemasan indikator pH

3 Uji Viskositas
Alat : VT – 03E (Viskotester)

Memasukkan sampel ke dalam beaker glass

Dipilih spindel yang cocok

Dimasukkan spindel dalam sediaan pasta

Dinyalakan viskotester hingga menunjukkan viskositas tertentu

4. Uji Busa
Alat : Tabung reaksi
Larutkan 1 gram pasta dengan 25 ml air

Tuang 5 ml larutan ke dalam tabung reaksi

Tutup atas tabung dengan jari tangan, lalu kocok sebanyak 25 kali

Amati busa yang terjadi selama 30 menit untuk melihat kestabilan busanya

5. Uji Daya Sebar


Alat : Double plate
Pasta sebanyak 1 gram diletakkan pada lempeng kaca berskala, lalu diatasnya
ditutup lempeng kaca dan diberi beban 5 gram lalu diamkan.

Lalu beban ditambah dengan beban 5 gram tiap 2 menit, hingga pasta tidak dapat
melebar lagi diameteer sebarnya
IX. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum ini, diakukan pembuatan sediaan semilikuid yaitu pasta gigi. Berikut
formula yang digunakan secara teoritis, yaitu :

Nama bahan Persentase Jumlah batch Jumlah batch


kecil 30 gram besar 100 gram
CaCO3 30% 9g 30 g
NaHCO3 10% 3g 10 g
Gliserin 25% 7.5 g 25 g
CMC-Na 1% 0.3 g 1g
Na-Sakarin 0.2% 60 mg 0.2 g
Metilparaben 0.18% 54 mg 0.18 g
Propilparaben 0.02% 6 mg 0.02 g
SLS 1% 0.3 g 1g
Perasa Jeruk 0.3% 90 mg 0.3 g
Akuades 32.6% 9.78 ml 32.6 ml

Berikut formula yang digunakan secara percobaan, yaitu :

Nama bahan Persentase Jumlah batch Jumlah batch


kecil 30 gram besar 100 gram
CaCO3 30% 9.05 g 30.08 g
NaHCO3 10% 3.06 g 10.04 g
Gliserin 25% 7.57 g 25.11 g
CMC-Na 1% 0.369 g 1.09 g
Na-Sakarin 0.2% 0.0679 g 0.2046 g
Metilparaben 0.18% 0.0547g 0.1809 g
Propilparaben 0.02% 0.0069 g 0.0211 g
SLS 1% 0.3141 g 1,01 g
Perasa Jeruk 0.3% 3 tts 5 tts
Akuades 32.6% 9.8 ml 33 ml

Pada formula di atas, CaCO3 dan NaHCO3 sebagai bahan abrasive yaitu sebagai bahan
utama dalam pasta gigi untuk membersihkan dan emmoles permukaan gigi tanpa merusak email,
mempertahankan ketebalan pastikel, mencegah akumulasi stain. Gliserin sebagai humektan yaitu
memberikan kelembapan pada sediaan agar tidak kering, selain itu gliserin juga dapat digunakan
sebagai pemanis, pengawet dan pelarut. CMC-Na sebagai pengikat yaitu untuk mempertahankan
viskositas pasta agar diperoleh bentuk pasta yang tidak terlalu lembek dan encer. Na Sakarin
sebagai pemanis. Metilparaben dan propelparaben sebagai pengawet pada sediaan agar
mencegah timbulnya mikroorganisme pada sediaan sehingga mempertahankan stabilitas sediaan.
SLS sebagai surfaktan.

Pasta gigi dibuat dalam sediaan pasta karena suatu sediaan pasta lebih stabil daripada
larutan. Pasta gigi mengandung lebihs edikit air daripada larutan sehingga mengurangi
tumbuhnya mikroorganisme, lebih acceptable karena konsistensi pasta lebih padat sehingga
ketika digunakan pada gigi terutama lebih nyaman, tidak melebur, dan bisa menempel pada
permukaan gigi sehingga memberikan efek seperti membersihkan permukaan gigi.

Dalam pembuatan pasta gigi tersebut, yang dilakukan yaitu mengembangkan CMC-Na
dalam air panas dalam mortar, setelah itu CMC-Na diaduk dengan konstan hingga membentuk
gel, setelah itu nipagin dan nipasol dilarutkan dalam gliserin kemudian dituangkan pada mortar
yang telah berisi CMC-Na serta diaduk hingga homogeny tidak ada jendalan. Kemudia SLS dan
Na-sakarin dilarutkan pada akuades, dilarutkan hingga larut sempurna dan dituangkan ada mortir
tersebut. Campuran pada mortar diaduk hingga homogen tidak ada yang menjendal/tidak larut.
Setelah eksipien ditambahkan, kemudia dituangkan bahan abrasive berupa NaHCO3 diaduk
hingga homogen dan kemudian ditambahkan CaCO3. Semua campuran diaduk hingga
memebentuk sediaan pasta dengan konsentrasi bahan padat lebih banyak. Kemudian
ditambahkan perasa jeruk dan diadkan dengan akuades.
Hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini yaitu penggunaan SLS karena mudah
sekali membentuk busa dan menyebabkan sediaan menjadi licin. Pengunaan SLS sendiri pada
umumnya pada deterjen. Sehingga penuangan dan pengunaan kosentrasi perlu diperhatikan lebih
dengan hati-hati dan tidak terlalu banyak. selalin itu penggunaan perasa harus disesuaikan
dengan warnanya, warna yang terlalu gelap/buram kurang disenangin oleh konsumen terutama
pada anak-anak.

Pada praktikum ini, sediaan pasta pada batch kecil dan besar berhasil dalam artian
sediaan pasta dengan formula tersebut dalam memberikan hasil yang bagus dan mudah
diterima/digunakan.

Seteah sediaan tersebt jadi, kemudian dilakukan beberapa uji untuk menguji apakah
sediaan tersebut memenuhi persyaratan pengunaan atau tidak. Uji yang dilakukan yaitu uji
organoleptis, uji pH, uji buih, uji daya sebar, dan uji viskositas.

Uji organoleptis dilakukan dengan menggunakan panca indra. Uji organoleptis terdiri
dari bau, warna, dan rasa. Bau pada sediaan yaitu bau jeruk, sesuai dengan perasa yang
digunakan yaitu jeruk. Warna pada sediaan yaitu warna kuning/orange, dan rasa yang dihasilkan
yaitu rasa manis jeruk. bentuk pada sediaan yaitu berupa pasta gigi semisolida.

Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter. Hasil yang diperoleh yaitu pH 8.04.
Persyaratan mutu sediaan pasta gigi pH menurut SNI yaitu 4.5-10.5. pH pasta gigi hendaknya
disesuaikan dengan pH saliva. pH saliva yang optimum untuk menghambat pertumbuhan bakteri
yaitu 6.5-7.5. Hasil yang didapatkan sesuai dengan persyaratan yang ada.

Uji buih dilarutkan dengan melarutkan 1 gram pasta dengan 25 ml akuades, kemudiakan
dituangkan lagi 5 ml akuades kedalam tabung reaksi. kemudian dikocok 25 kali, diukur tinggi
buih dan didiamkan selama 30 menit. Diukur tinggi buih yang dihasilkan setelah pengocokan.
Hasil buih sebelum didiamkan yaitu 3 cm dan setelah didiamkan selama 30 menit sebesar 2 cm.
Adanya buih yang terbentuk yaitu karena adanya penambhaan bahan SLS. Penurunan buih yang
tidak terlalu signifikan, dapat menguntungkan karena tidak cepat hilang saat dilakukan proses
penggunaan pasta gigi.
Uji daya sebar dilakukan dengan ekstensiometer yaitu dengan mengambil 1 gram sediaan
dan diletakkan pada tengah-tengah pada alat ekstensiometer. kemudian penutup kaca diletakkan
di atas mass sediaan dan diberi beban 5 gram dan diukur diameternya. Kemudian ditambahkan
lagi 5 gram sampai diameternya tidak bertambah lagi. Hasil sediaan yang diperoleh yaitu :

Bobot beban Diameter sisi 1


5 gram 5 cm
10 gram 5.15 cm
15 gra 5.25 cm
20 gram 5.3 cm
25 gram 5.35 cm
30 gram 5.35 cm

Data yang diperoleh diketahui bahwa sediaan pasta memiliki daya sebar yang cukup uas
sehingga kemungkinan besar pasta gigi yang dibta dapat menyear dan memiliki jangkauan yang
luas pada permukaan gigi.

Uji viskositas dilakukan dengan menggunakan alat viskotester dengan nomor spindel
1.Spindel yang digunakan dipasa pada alat kemudian alat dinyalan dan spindel akan berputar
sehingga menghasilkan suatau angka pada alat tersbeut. Hasil yang diperoleh yaitu 30 dPa.s.
Sediaan pasta seharusnya memiliki kekentalan yang tinggi karena penggunaan/konsintensi padat
lebih besar dibandingkan larutan.
X. KESIMPULAN

Organoleptis : bau : jeruk, warna : orange, rasa : jeruk, manis

pH sediaan : 8.04

Viskosistas : 30 dPa.s

Daya sebar : 5-5.35 c

Buih sebesar : 3 cm, setelah didiamkan selama 30 menit sebesar 2 cm


XI. DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi ke-4. Jakarta: UI Press

Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia V. Jakarta: Penerbit Dirjen POM

Martindale. 2009. The Complete Drug Reference, 36th Edition. London: Pharmaceutical Press

Niazi, S. K., 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation Semisolid


Product.

Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Quinn, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients,
6th Edition. UK: Pharmaceutical Press and American Pharmaceutical Association.
XII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai