Aturan Penggunaan
• Dalam ramuan jamu gangguan hati, rimpang temulawak berperan untuk
meningkatkan kesegaran dan melindungi fungsi hati. Rimpang temulawak
sebagai hepatoprotektor, diketahui pula dalam penelitian Candra (2013)
pemberian temulawak (Curcuma xanthorriza.) 7 hari berturut-turut mampu
menurunkan nilai SGOT dan SGPT ayam yang diinduksi parasetamol
selama 7 hari berturut-turut.
• Cara penggunaannya yaitu rimpang diparut dan dicampur dengan air panas.
Disarankan menghindari penggunaan dengan merebus temulawak
menggunakan panci berbahan aluminium karena kandungan zat dalam
temulawak dapat menjadi racun jika dipanaskan bersama aluminium.
Efek Farmakologi
• Mengurangi gejala pada penyakit gangguan pencernaan
misalnya perut kembung
• Sebagai antioksidan, antibakteri dan antimikroba
• Memiliki aktivitas hepatoprotektif (perbaikan fungsi hati)
• Meningkatkan nafsu makan dan menjaga stamina tubuh
• Memiliki aktivitas antiinflamasi
No. Nama zat aktif sebagai hepatoprotektor
1. Curcumin
2. Demetoxycurcumin
3. Bisdemetoxycurcumin
Efek Samping
• Temulawak dapat mengobati penyakit gangguan pada saluran pencernaan.
Namun jika penggunaannya terlalu banyak dapat menyebabkan iritasi
lambung dan mual muntah
• Dapat menyebabkan obesitas jika penggunaan temulawak sebagai
penambah nafsu makan digunakan secara berlebihan
• Penetapan nilai LD50 dilakukan untuk mengetahui nilai dosis yang mampu memberikan kematian
pada 50% populasi hewan coba. Berdasarkan penelitian Katrin,dkk. (2011), nilai LD50 dari
ekstrak etanol temulawak yang tidak diradiasi maupun yang diradiasi 5 dan 10 kGy adalah ≥ 7500
mg/kg BB. Sampai dosis 7500 mg/kgBB sebagai dosis tunggal oral ketiga ekstrak tidak
mempengaruhi perkembangan bobot badan dan bobot organ (jantung, paru, hati,
limpa, ginjal, adrenal, testis dan vesica seminalis) pada mencit jantan maupun betina.
Katrin, Ermin., dkk. 2011. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma xanthorrizha Roxb.)
Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas Antikanker. Jakarta : Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan
Radiasi, BATAN
Listyawati, Shanti. 2006. Toksisitas Rimpang Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dan Temu
Putih (Curcuma zedoaria Roscoe): Tinjauan pada Karakteristik Hematologis dan Sistem
Reproduksi Jantan Mencit (Mus musculus L.). Surakarta : Biofarmasi 4 (1): 10-13
Marinda, Dwi Ferina. 2014. HEPATOPROTECTIVE EFFECT OF CURCUMIN IN CHRONIC
HEPATITIS. Lampung : Universitas Lampung [Artikel Review]
https://www.honestdocs.id