Anda di halaman 1dari 27

SAINTIFIKASI JAMU

Kelompok 2
Luluk Ilmaknun 202211101091
Annisa Shalihah 202211101100
Hariz Zasi Putri T 202211101105

KONTROL KUALITAS RAMUAN JAMU


(RAMUAN GANGGUAN FUNGSI HATI)
Ramuan Gangguan
Fungsi Hati
Resep ramuan jamu gangguan fungsi hati berdasarkan
B2P2TOOT berbentuk simplisia, dikemas dalam dosis
harian:

 Rimpang kunyit 6 gram


 Rimpang Temulawak 28 gram
 Daun Jombang 12 gram

(Zulkarnain dkk, 2017)


Obat Tradisional

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang


berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan sarian (galenik) atau campuran dari bahan
tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma
yang berlaku di masyarakat (BPOM RI, 2019)
Parameter Kontrol Kualitas Sediaan Jamu

Menurut PerBPOM No.32 th 2019, pasal 8 ayat (2) :


Secara umum, kontrol kualitas meliputi 3 hal penting:

•a. organoleptik; • Identitas: (organoleptik; kadar air;)


• Kemurnian: (cemaran mikroba; aflatoksin total;
•b. kadar air;
cemaran logam berat; keseragaman bobot; waktu
•c. cemaran mikroba; hancur; volume terpindahkan;)
•d. aflatoksin total; • Isi/kandungan : (penentuan kadar alkohol;
dan/atau pH.)
•e. cemaran logam berat;
•f. keseragaman bobot;
•g. waktu hancur;
•h. volume terpindahkan;
•i. penentuan kadar alkohol; dan/atau
•j. pH.
Prosedur Penentuan
Parameter Kontrol Kualitas Sediaan Jamu
• Prosedur Penetapan Kadar
Prosedur penetapan kadar dan pengujian diberikan untuk menetapkan
kesesuaian dengan persyaratan identitas, kadar, mutu, dan kemurnian yang tertera
dalam FHI. Semua bahan resmi yang beredar apabila diuji menggunakan
prosedur yang telah ditetapkan dalam FHI harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam monografi. Penetapan kadar dapat menggunakan zat yang
belum dikeringkan, kemudian hasilnya diperhitungkan terhadap zat yang telah
dikeringkan dengan menggunakan faktor yang diperoleh dari hasil penetapan
susut pengeringan, seperti yang tertera pada monografi yang bersangkutan.
• Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dapat dilakukan dengan menggunakan Metode
Azeotropi atau Metode Gravimetri.
• Prosedur Penentuan Parameter Kontrol Kualitas lainnya mengacu pada FHI jilid
II baik pada prosedur terlampir maupun prosedur yang tertera pada masing-
masing simplisia.
Tahapan dan Tujuan Panen dan Pasca Panen

Menurut Pedoman Panen dan Pasca Panen (2011)

Tahapan Tujuan Parameter Kontrol Kualitas


Sortasi Kebenaran bahan eliminasi bahan Mikroskopis/makroskopis,
organik asing persentasi bahan organik asing
Pencucian Eliminasi cemaran fisik, mikroba, dan Angka cemaran mikroba dan residu
pestisida pestisida
Perajangan Aspek kepraktisan dan grading Keseragaman bentuk dan ukuran
memudahkan proses berikutnya
Pengeringan Pencapaian kadar air < 10% Tingkat kekeringan bahan,
kestabilan kandungan kimia
Pengemasan Mencegah kontaminan, menjaga Angka cemaran mikroba, % kadar
kestabilan tingkat kekeringan air atau susut pengeringan
Kontrol Kualitas Jamu Ramuan Antihepatotoksik

Sediaan berupa simplisia yang direbus dalam air

 Organoleptis:  Kadar Air:  Cemaran Mikroba:


Pengujian organoleptis Pengujian kadar air dilakukan Pengujian cemaran mikroba dilakukan untuk
merupakan pengujian awal yang untuk memastikan bahwa kadar memastikan bahwa cemaran mikrroba dalam
dilakukan untuk memastikan air dalam ramuan sesuai dengan ramuan tidak melebihi batas, syarat cemaran
bahwa simplisia yang persyaratan dan keamanan mikroba pada ramuan yaitu:
digunakan sesuai dengan produk:
tanaman yang seharusnya:

Dilakukan pengamatan pada:  Kadar air pada ramuan harus a. Angka lempeng total : ≤ 5 x 10⁷ koloni/g
a. Bentuk : Simplisia ≤10%. b. Angka kapang khamir : ≤ 5 x 10⁶ koloni/g
b. Rasa : Agak pahit c. Escherichia coli : ≤ 102 koloni/g
c. Bau : Khas aromatik d. Enterobacteriaceae : ≤ 10⁴ koloni/g
d. Warna : Kuning jingga, e. Clostridia : negatif/g
kuning coklat, f. Salmonella : negatif/g
hijau kehitaman g. Shigella : negatif/g
(BPOM RI, 2019)
Kontrol Kualitas Jamu Ramuan Antihepatotoksik

Sediaan berupa simplisia yang direbus dalam air

 Alfatoksin Total:  Cemaran Logam Berat:


Alfatoksin merupakan toksin yang dihasilkan oleh jamur Pengujian cemaran logam berat dilakukan untuk
Aspergillus flavus yang bersifat karsinogenik. Alfatoksin memastikan bahwa cemaran logam berat dalam ramuan
terdiri dari 4 jenis, syarat kadar alfatoksin pada ramuan tidak melebihi batas, syarat cemaran logam berat pada
yaitu: ramuan yaitu:

a. Alfatoksin total (B1, B2, G1 dan G2) : ≤ 20 µg/kg a. Timbal (Pb) : ≤ 10 g/kg atau mg/L atau ppm
b. Syarat Alfatoksin B1 : ≤ 5 µg/kg b. Kadmium (Cd) : ≤ 0,3 g/kg atau mg/L atau ppm
c. Arsen (As) : ≤ 5,0 g/kg atau mg/L atau ppm
d. Raksa (Hg) : ≤ 0,5 g/kg atau mg/L atau ppm

(BPOM RI, 2019)


Kontrol Kualitas Jamu Ramuan Antihepatotoksik

Sediaan berupa simplisia yang direbus dalam air

 Bahan Tambahan:
Bentuk sediaan yang digunakan pada ramuan antihepatotoksik
adalah simplisia, sehingga tidak perlu atau tidak boleh
menambahkan bahan tambahan seperti pengawet,, pemanis,
pewarna, antioksidan dan lainnya.

(BPOM RI, 2019)


RIMPANG KUNYIT
Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)
Identitas Simplisia
Organoleptis
Rasa agak pahit, pedas, beraroma
khas, warna kuning jingga, kuning
jingga kecoklatan, kuning jingga
kemerahan. Makroskopis
Simplisia kunyit berupa irisan melintang
pada rimpang, ringan, rapuh, memiliki
bentuk hampir bulat sampai bulat
pangang, dengan ukuran 2 cm kadang
bercabang, melengkung tidak beraturan,
permukaan luar kasar (terdapat bekas
ruas-ruas), permukaan dalam terdapat
batas korteks dan silinder pusat yang
jelas, bekas patahan agak rata dan
berdebu. Kemenkes RI. 2017)
Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)
Identitas Simplisia 4. Periderm

Mikroskopis 2. Berkas pengangkut dengan


penebalan tipe tangga
Rimpang kunyit memiliki fragmen
pengenal yaitu amilum, berkas
pengangkut dengan penebalan tipe
tangga, rambut penutup, periderm,
parenkim stele dan parenkim korteks 5. Parenkim stele
berisi bahan berwarna kuning.

1. Amilum 3. Rambut penutup

6. Parenkim korteks berisi

bahan berwarna kuning

Kemenkes RI. 2017)


Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)
Identitas Simplisia  Senyawa:
Kurkumin
 Kandungan:
Kurkuminoid,minyak atsiri (felandren, sineol,
borneol, zingiberen, tirmeron),
demetoksikurkumin, dan bisdemetoksikurkumin
(Winarto, 2004).

 Pola Kromatografi:
Fase gerak : Kloroform P-methanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 5% dalam etanol P, gunakan
larutan KLT
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : 2µL masing-masing larutan uji
dan larutan pembanding
Deteksi : UV366

Kemenkes RI. 2017)


Rimpang Kunyit (Curcuma longa L.)
Identitas Simplisia

Susut pengeringan tidak boleh lebih dari 10%

Kadar air tidak boleh lebih dari 10%

Kadar abu total tidak boleh lebih dari 8,2%

Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,9%

Kadar sari larut air tidak boleh kurang dari 11,5%

Kadar sari larut etanol tidak boleh kurang dari 11,4%

Kemenkes RI. 2017)


RIMPANG TEMULAWAK
Identitas Simplisia
Organoleptis
Berupa irisan rimpang, kering tipis,
bentuk bulat atau agak jorong, ringan,
keras, musdah patah, permukaan
luar bekerut, warna coklat kuing,
bidang irisan melengkung tidak
beraturan, tidak rata, sering ada
tonjolan melingkar pada batas antara
korteks dengan silinder pusat, kortek
sempit, bekas patahan berdebu, Bau
aromatik, rasa tajam, dan pahit Makroskopis
Keping tipis, bentuk bundar atau jorong,
ringan keras garis tengah sampai 6cm, tebal
2mm-5mm, permukaan luar berkerut, warna
coklat kuning sampai coklat, bidang irisan
berwarna coklat kuning buram, melengkung
tidak beraturan, tidak rata, sering dengan
tonjolan melingkar, pada batas antara
silinder pusat dengan korteks, korteks (Kemenkes RI. 2017)
sempit, tebal 3 – 4 mm, warna kuning jingga
sampai cokelat jingga terang.
Identitas Simplisia
Mikroskopis

- Epidermis bergabus terdapat sedikit rambut


yang berbentuk kerucut
- Korteks dan silinder pusat parenkimatik
terdiri dari sel parenkim berdinding tipis
berisi butir pati, dalam parenkim tersebar
banyak sel minyak yang berisi minyak
berwarna kuning dan zat berwarna jingga
juga terdapat idioblas berisi hablur kalsium
oksalat berbentuk jarum kecil
- Butir pati berbentuk pipih, bulat pajang
sampai bulat telur memanjang
- Berkas pembuluh tipe kolateral, tersebar
tidak beraturan pada parenkim korteks dan
pada silinder pusat

(Kemenkes RI. 2017)


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Identitas Simplisia  Senyawa:
Xantorrhizol
 Kandungan:
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) mengandung
kurkuminoid dan xanthorrhizol yang berperan sebagai
hepatoprotektor. Xanthorrhizol merupakan komponen
utama minyak atsiri temulawak.

 Pola Kromatografi:
Fase gerak : Toluen P-etil asetat P (93:7)
Fase diam : Silika gel 60 GF254
Larutan uji : 0,1% dalam toluen P
Larutan pembanding : Xantorizol 0,1% dalam toluen P
Volume penotolan : 20 µL larutan uji
dan 5 µL larutan pembanding
Deteksi : Biru permanen LP dan amonium
hidroksida P

Kemenkes RI. 2017)


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
 Senyawa:
Identitas Simplisia Kurkumin

 Pola Kromatografi:

Kemenkes RI. 2017)


Temulawak (Curcuma xanthorrhiza)
Identitas Simplisia

Susut pengeringan tidak boleh lebih dari 10%

Kadar abu total tidak boleh lebih dari 4,8%

Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,7%

Kadar sari larut air tidak boleh kurang dari 9,1%

Kadar sari larut etanol tidak boleh kurang dari 3,6%

Kemenkes RI. 2017)


DAUN JOMBANG
Daun Jombang (Taraxacum officinale)
Identitas Simplisia
Organoleptis

Warna hijau kecoklatan, tidak berbau, Makroskopis


rasa agak pahit atau sepat.

Berupa lembaran daun, melipat dan


menggulung, bentuk lonjong atau lanset,
berlekuk, pangkal daun menyempit, tepi
bergerigi tidak teratur, ujung tumpul,
permukaan atas agak kasar, kedua
permukaan berambut, ibu tulang daun
tampak jelas dan di bagian pangkal
berwarna putih kemerahan.

Kemenkes RI. 2017)


Daun Jombang (Taraxacum officinale)
Identitas Simplisia 4. Periderm

Mikroskopis

Fragmen pengenal adalah epidermis


bawah dengan stomata, epidermis
atas, mesofil daun
dengan epidermis dan palisade, dan
rambut penutup.
Daun Jombang (Taraxacum officinale)
Identitas Simplisia  Senyawa:
Luteolin
 Kandungan:
Tanaman Jombang mengandung seskuiterpen
lakton, yaitu taraxinic acids, lactucin, cichorin,
taraxacosides, taraxacolides, dihydrolactucin,
ixerin, dan ainslioside (Zulkarnain, 2017)

 Pola Kromatografi:
Fase gerak : Asam Asetat P- air (15:85)
Fase diam : Selulosa
Larutan uji : 10% dalam etanol P, gunakan
larutan uji KLT
Larutan pembanding : Luteolin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : 10 µL larutan uji
dan 2 µL larutan pembanding
Deteksi : UV366

Kemenkes RI. 2017)


Daun Jombang (Taraxacum officinale)
Identitas Simplisia

Susut pengeringan tidak boleh lebih dari 10%

Kadar air tidak boleh lebih dari 11%

Kadar abu total tidak boleh lebih dari 15,4%

Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 1,2%

Kadar sari larut air tidak boleh kurang dari 12,1%

Kadar sari larut etanol tidak boleh kurang dari 7,4%

Kemenkes RI. 2017)


Ramuan
Ganggua  BPOM RI. 2019. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 32 Tahun 2019
Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan
n Makanan.

Fungsi  Kemenkes RI. 2017. Farmakope Herbal Edisi II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Hati  Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Panen dan Pascapanen Tanaman Obat.
Tawangmangu. Kementerian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan

 Zulkarnain, Z., F., Novianto, dan Saryanto. 2017. Uji Klinis fase II Ramuan Jamu sebagai
Pelindung Fungsi Hati. Surakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai