Kelompok 2
Luluk Ilmaknun 202211101091
Annisa Shalihah 202211101100
Hariz Zasi Putri T 202211101105
Dilakukan pengamatan pada: Kadar air pada ramuan harus a. Angka lempeng total : ≤ 5 x 10⁷ koloni/g
a. Bentuk : Simplisia ≤10%. b. Angka kapang khamir : ≤ 5 x 10⁶ koloni/g
b. Rasa : Agak pahit c. Escherichia coli : ≤ 102 koloni/g
c. Bau : Khas aromatik d. Enterobacteriaceae : ≤ 10⁴ koloni/g
d. Warna : Kuning jingga, e. Clostridia : negatif/g
kuning coklat, f. Salmonella : negatif/g
hijau kehitaman g. Shigella : negatif/g
(BPOM RI, 2019)
Kontrol Kualitas Jamu Ramuan Antihepatotoksik
a. Alfatoksin total (B1, B2, G1 dan G2) : ≤ 20 µg/kg a. Timbal (Pb) : ≤ 10 g/kg atau mg/L atau ppm
b. Syarat Alfatoksin B1 : ≤ 5 µg/kg b. Kadmium (Cd) : ≤ 0,3 g/kg atau mg/L atau ppm
c. Arsen (As) : ≤ 5,0 g/kg atau mg/L atau ppm
d. Raksa (Hg) : ≤ 0,5 g/kg atau mg/L atau ppm
Bahan Tambahan:
Bentuk sediaan yang digunakan pada ramuan antihepatotoksik
adalah simplisia, sehingga tidak perlu atau tidak boleh
menambahkan bahan tambahan seperti pengawet,, pemanis,
pewarna, antioksidan dan lainnya.
Pola Kromatografi:
Fase gerak : Kloroform P-methanol P (95:5)
Fase diam : Silika gel 60 F254
Larutan uji : 5% dalam etanol P, gunakan
larutan KLT
Larutan pembanding : Kurkumin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : 2µL masing-masing larutan uji
dan larutan pembanding
Deteksi : UV366
Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,9%
Pola Kromatografi:
Fase gerak : Toluen P-etil asetat P (93:7)
Fase diam : Silika gel 60 GF254
Larutan uji : 0,1% dalam toluen P
Larutan pembanding : Xantorizol 0,1% dalam toluen P
Volume penotolan : 20 µL larutan uji
dan 5 µL larutan pembanding
Deteksi : Biru permanen LP dan amonium
hidroksida P
Pola Kromatografi:
Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 0,7%
Mikroskopis
Pola Kromatografi:
Fase gerak : Asam Asetat P- air (15:85)
Fase diam : Selulosa
Larutan uji : 10% dalam etanol P, gunakan
larutan uji KLT
Larutan pembanding : Luteolin 0,1% dalam etanol P
Volume penotolan : 10 µL larutan uji
dan 2 µL larutan pembanding
Deteksi : UV366
Kadar abu tidak larut asam tidak boleh lebih dari 1,2%
Fungsi Kemenkes RI. 2017. Farmakope Herbal Edisi II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
Hati Kementerian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Panen dan Pascapanen Tanaman Obat.
Tawangmangu. Kementerian Kesehatan Badan Litbang Kesehatan
Zulkarnain, Z., F., Novianto, dan Saryanto. 2017. Uji Klinis fase II Ramuan Jamu sebagai
Pelindung Fungsi Hati. Surakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat
dan Obat Tradisional.
THANK YOU