Herba Seledri
Herba Meniran
Rimpang Temulawak
Ramuan Tekanan Darah Tinggi
Komposisi ramuan jamu tekanan darah tinggi
untuk penggunaan satu hari, terdiri dari bahan
kering :
Herba selederi 15 gram
Herba pegagan 9 gram
Daun kumis kucing 9 gram
Rimpang Temulawak 9 gram
Rimpang kunyit 9 gram
Herba meniran 9 gram
Dikutip dari buku ‘Tujuh Ramuan Jamu Santifik, Pemanfaatan Mandiri oleh masyarakat’ Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Tradisional (B2P2TOOT), 2016, Hal 4
Daun Kumis Kucing
Nama Daerah : Kumis
Kucing
Nama Ilmiah :
Orthosiphon stamineus
Benth.
Sinonim : Orthosiphon.
aristatus (Bl) Miq
Bagian yang digunakan : Helai daun berbentuk bulat telur lonjong,
Daun atau belah ketupat, panjang 1 cm-10 cm,
Kandungan : Garam lebar 7,5 mm-5 cm. Urat daun sepanjang tepi
kalium, orthisiphon berambut tipis atau gundul, kedua
glikosida, minyak atsiri, permukaan berbintik-bintik, panjang tangkai
saponin. 3 cm.
Khasiat : Diuretik
Penanaman Kumis Kucing
• Penyiapan Bibit
Cara yang paling mudah dan biasa untuk mengembangkan kumis kucing
adalah perbanyakan vegetatif dengan stek batang/cabang. Satu hektar lahan
dengan jarak tanam 40 x 40 cm diperlukan 50.000-62.500 stek/ha.
• Pengaturan Lahan
Tanaman ini dapat dengan mudah tumbuh di lahan-lahan pertanian, untuk
produksi sebaiknya dipilih tanah yang gembur, subur, banyak mengandung
humus/bahan organik dengan tata air dan udara yang baik. Ketinggian tempat
optimum tanaman kumis kucing 500 - 1.200 m dpl.
• Waktu dan Cara Panen
Tanaman kumis kucing dipanen menjelang berbunga. Panen dilakukan
dengan cara memangkas 8 daun dari pucuk. Tanaman ini dapat dipanen
sepanjang tahun.
Pascapanen Daun Kumis Kucing
• Setelah dipanen dengan cara dipetik, digunting, atau
dipangkas dengan alat panen, daun kumis kucing
diproses hingga menjadi simplisia daun.
• Menurut Kementerian Pertanian (2011), beberapa
tahapan untuk membuat simplisia daun, termasuk daun
kumis kucing adalah sebagai berikut :
3. Penyiapan
Peralatan dan
1. Penyiapan Bahan
Bahan Baku Kemasan
2. Penyediaan 4. Proses
Air Pencucian Penanganan
Pascapanen
Proses Penanganan Pascapanen Daun
Proses a. Penyortiran Awal
Pasca
Panen untuk b. Pencucian dan Penirisan
Membuat
Simplisia c. Penimbangan bahan baku
Daun yaitu d. Perajangan
sebagai
berikut: e. Pengeringan
f. Penyortiran Akhir
g. Pengemasan dan Pelabelan
h. Penyimpanan
Penanganan Pascapanen Daun
Penyimpanan
• Gudang penyimpanan harus bersih, suhu kamar tidak melebihi 30°C,
terpisah dari bahan lain yang dapat menyebabkan kontaminasi dan harus
bebas dari hama gudang, kutu, rayap dan tikus.
• Simplisia yang dikemas disimpan dengan cara ditumpuk di atas rak dengan
ketinggian minimal 10 cm dan diberi alas.
• Menggunakan prinsip "pertama masuk pertama keluar" /First In First Out
(FIFO) sehingga harus dilakukan dilakukan pencatatan tanggal
penyimpanan simplisia.
• Jika penyimpanan dengan baik dan benar, maka produk dapat disimpan
maksimal hingga 1 tahun.
• Perlu dilakukan pemeriksaan gudang secara rutin, meliputi pengecekan
dan pengujian mutu seluruh simplisia yang ada di dalam gudang agar
dapat diketahui lebih dini simplisia yang masih baik mutunya dan yang
telah rusak.
Pengujian Pendahuluan
Standarisasi • Uji Organoleptis/Pemerian simplisia
Bahan Baku Bau aromatik; rasa agak asin, agak pahit, dan kelat.
• Uji Makroskopis
Daun tunggal, bertangkai, letak berseling berhadapan,
warna hijau, rapuh; bentuk bundar telur, lonjong, belah
ketupat memanjang atau bentuk lidah tombak, ujung lancip
atau tumpul; panjang 2 -12 cm, lebar 1 -8 cm.
• Uji Mikroskopis
Fragmen pengenalnya yaitu epidermis atas dan epidermis
bawah, rambut penutup dengan kutikula bergaris dan berizi
zat warna ungu, rambut kelenjar; fragmen mesofil,
pembuluh kayu dengan penebalan spiral, tangga dan jala.
Parameter Spesifik
• Kandungan : Garam kalium, orthisiphon glikosida, minyak atsiri, saponin.
Standarisasi • Penggunaan simplisia : Diuretik.
Bahan Baku • Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan dengan pengambilan sejumlah tertentu serbuk
simplisia yang kemudian ditambahkan dengan beberapa reagen untuk diamati
perubahan warnanya. Beberapa reagen tersebut antara lain asam sulfat P, asam
klorida pekat P, larutan natrium hidroksida P 5% b/v, amonia (25%) P, besi (III)
klorida LP, tembaga (II) asetat P, timbal (II) aetat P, asam asetat glasial P, natrium
nitrit P.Selain menggunakan reagen juga dilakukan pengujian menggunakan KLT,
dengan penandaan bercak kromatogram sebagai berikut :
Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm
No. hRx Dengan
Tanpa peraksi Tanpa pereaksi Dengan pereaksi
pereaksi
Kadar abu yang tidak larut dalam asam , tidak lenih dari 2 %
Kandungan:
Kurkuminoid yaitu campuran dari kurkumin
(diferuloilmetan), monodeksmetoksikurkumin dan
bisdesmetoksikurkumin. Struktur fenolnya
memungkinkan untuk menghilangkan radikal bebas.
Minyak atsiri 5,8% terdiri dari a-felandren 1%, sabinen
0,6%, sineol 1%, borneol 0,5%, zingiberen 25%, dan
seskuiterpen 53%. Mono- dan seskuiterpen termasuk
zingiberen, kurkumen, α- dan βturmeron.
Penanaman Kunyit
• Penyiapan Bibit
Untuk bibit bisa menggunakan rimpang induk dan anak rimpang. Rimpang induk
digunakan seperempat bagian (satu rimpang induk dibelah menjadi empat bagian
membujur), sedangkan anak rimpang, dengan ukuran 15 - 20 g/potong. Sebelum ditanam
benih ditumbuhkan dahulu sampai mata tunasnya tumbuh dengan tinggi tunas 0,5 - 1 cm,
sehingga diperoleh tanaman yang seragam.
• Pengaturan Lahan
Tanah diolah agar menjadi gembur, diupayakan agar drainase sebaik mungkin,
sehingga tidak terjadi penggenangan lahan, oleh karena itu perlu dibuat parit-parit pemisah
petak. Ukuran petak, lebar 2 - 3 m dengan panjang petak disesuaikan dengan kondisi di
lapangan.
• Waktu dan Cara Panen
Panen yang tepat berdasarkan umur tanaman perlu dilakukan untuk mendapatkan
produktivitas yang tinggi, yaitu pada tanaman umur 10 - 12 BST, biasanya daun mulai
luruh atau mengering. Dapat pula dipanen pada umur 20 - 24 BST. Panen dilakukan dengan
cara menggali dan mengangkat rimpang secara seluruhan.
Penanganan Pascapanen Rimpang Kunyit
• Rimpang kunyit dipanen dengan cara menggali dan mengangkat rimpang secara seluruhan.
• Menurut Kementerian Pertanian (2011), beberapa tahapan untuk membuat simplisia daun,
termasuk daun kumis kucing adalah sebagai berikut :
Proses
Penyiapan Pengolahan
Penyediaan Peralatan dan
Penyiapan Air Pencucian
Bahan Baku Bahan
Kemasan
1 2 3 4
Proses Penanganan Pascapanen Rimpang
1.Penyortiran Awal/Sortasi Basah
Dilakukan dengan memilih rimpang yang berukuran besar/tua (umur tanaman 9-12 bulan),
segar, tidak busuk dan tidak cacat atau rusak. kemudian rimpang dibersihkan dari tanah atau
kotoran lain yang masih menempel pada rimpang lalu rimpang dikelompokkan sesuai ukuran,
dipisahkan rimpang dari sisa batang atau daun yang masih terikut juga bahan organik asing
yang lain.
3.Perajangan
Umumnya ketebalan perajangan untuk rimpang temulawak adalah sebesar 7 - 8 mm, jahe,
kunyit dan kencur 3 - 5 mm, dengan bentuk irisan berupa split atau slice tergantung tujuan
pemakaian.
Proses Penanganan Pascapanen Rimpang
4. Pengeringan
Pengeringan dapat dilakukan dengan menggunakan sinar matahari, oven, blower dan fresh
dryer pada suhu 40- 60°C. Disamping menggunakan sinar matahari langsung, penjemuran juga
dapat dilakukan dengan menggunakan blower pada suhu 40-50°C.
5. Penyortiran Akhir
Dilakukan untuk memisahkan benda-benda asing seperti bagian tanaman yang tidak diinginkan
dan kotoran lainnya yang masih tertinggal (pasir, batu kerikil, dan bahan asing lainnya).
Simplisia rimpang yang baik memiliki kandungan benda asing tidak lebih dari 2%. Warna dan
aroma tidak menyimpang jauh dari aslinya, tidak mengandung bahan yang beracun dan
berbahaya serta tidak tercemar oleh jamur.
8. Penyimpanan
Penyimpanan dapat dilakukan di ruang biasa (suhu kamar) ataupun di ruang ber-AC. Suhu
gudang tidak lebih dari 30°C dengan kelembaban udara seminimal mungkin (+ 65%) untuk
mencegah terjadinya penyerapan air. Dalam jangka waktu tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
gudang secara rutin, meliputi pengecekan dan pengujian mutu seluruh simplisia yang ada di
dalam gudang agar dapat diketahui lebih dini simplisia yang masih bermutu dan mengalami
kerusakan.
Standarisasi Bahan Baku
Pengujian Pendahuluan
Uji Organoleptis/Pemerian simplisia
Bau khas aromatik; rasa agak pahit, agak pedas, lama kelamaan
menimbulkan rasa tebal.
Uji Makroskopis
Kepingan: Ringan, rapuh, warna kuning jingga, kuning jingga kemerahan
sampai kuning jingga kecoklatan; bentuk hampir bundar sampai bulat
panjang, kadang-kadang bercabang; lebar 0,5 cm sampai 3 cm, panjang 2 cm
sampai 6 cm, tebal 1 mm sampai 5 mm; umumnya melengkung tidak
beraturan, kadang-kadang terdapat pangkal upih daun dan pangkal akar.
Batas berdebu, warna kuning jingga sampai coklat kemerahan.
Uji Mikroskopis
Fragmen pengenalnya yaitu butir pati; gumpalan tidak beraturan zat berwarna
kuning sampai kuning coklat; parenkim dengan sel sekresi; fragmen
pembuluh tangga dan pembuluh jala; fragmen rambut penutup warna kuning;
tidak terdapat serabut.
Standarisasi Bahan Baku
Parameter Spesifik
• Kandungan
Kurkuminoid, monodeksmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin.
Minyak atsiri 5,8% terdiri dari a-felandren 1%, sabinen 0,6%, sineol 1%,
borneol 0,5%, zingiberen 25%, dan seskuiterpen 53%. Mono- dan
seskuiterpen termasuk zingiberen, kurkumen, α- dan βturmeron.
• Penggunaan simplisia : Kholagogum.
• Identifikasi
Proses identifikasi dilakukan dengan pengambilan sejumlah tertentu
serbuk simplisia yang kemudian ditambahkan dengan beberapa reagen
untuk diamati perubahan warnanya. Beberapa reagen tersebut antara lain
asam sulfat P, asam sulfat 10 N, asam klorida pekat P, larutan natrium
hidroksida P 5% b/v, amonia (25%) P, besi (III) klorida P 5% b/v, timbal
(II) aetat P 5% b/v.
Identifikasi
Selain menggunakan reagen juga dilakukan pengujian menggunakan
KLT, dengan penandaan bercak kromatogram sebagai berikut :
Dengan sinar biasa Dengan sinar UV 366 nm
No. hRx
Tanpa peraksi Dengan pereaksi Tanpa pereaksi Dengan pereaksi
Lembayung
1. 4-8 - Merah jambu -
Lembayung
2. 17-23 - Merah jambu -
Lembayung
Lembayung
3. 24-30 - Coklat tua -
Lembayung
4. 31-37 - Lembayung -
Lembayung
5. 46-52 - Merah jambu -
Lembayung
6. 55-61 - Merah jambu -
Lembayung
7. 66-80 - Merah jambu -
Lembayung
Lembayung
8. 84-88 - Merah jambu -
Lembayung
9. 93-100 - Lembayung -
Lembayung
10. 106-117 - Biru lembayung -
Lembayung
11. 117-134 - Lembayung -
Lembayung
12. 172-177 - Merah jambu -
Lembayung
13. 179-183 - Merah jambu -
Lembayung
Parameter Non Spesifik dalam standarisasi bahan baku
rimpang kunyit diantaranya:
Kadar abu Tidak lebih dari 9%
Kadar abu yang tidak larut Tidak lebih dari 1,6%
dalam asam
Kadar sari yang larut dalam air Tidak kurang dari 15%
Kadar sari yang larut dalam Tidak kurang dari 10%
etanol
Bahan organik asing Tidak lebih dari 2%
HERBA PEGAGAN
Pencucian
Pencucian dilakukan sebanyak 3 - 4
kali sampai air bekas pencucian jernih
Pencucian
Sortasi kering
Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah
mengalami proses pengeringan. Pemilihan dilakukan
terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong.
Kadar abu yang tidak larut dalam asam , tidak lebih dari 6
%
Catatan : Harga Rx dihitung terhadap bercak warna merah (yang diamati dengan
sinar biasa atau warna ungu dengan sinar UV 366 nm)
Tanda I = Pereaksi anisaldehid-asam sulfat I LP.
II = Pereaksi AlCl3 LP.
HERBA MENIRAN
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Euphorbiales
Suku : Euphorbiaceae
Marga : Phyllanthus
Jenis : Phyllanthus niruri L.
Nama Daerah : Meniran
Penanaman Herba Meniran
• Penyiapan Bibit
Pembibitan meniran dilakukan agar pertumbuhannya
seragam dan resiko kematian dapat diperkecil. Media
tanam yang digunakan adalah campuran sekam dan
tanah dengan perbandingan 1 : 1 atau campuran sekam,
pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Bibit meniran diperoleh dari biji yang berasal dari
tanaman induk yang sudah tua. Biji disebarkan di media
tanam secara merata. Setelah satu minggu dan muncul
tunas, bibit dapat dipindahkan ke polibeg berukuran 5 x
10 cm. Pembibitan dengan menggunakan polibeg ini
dilakukan selama 3 minggu. Setelah itu bibit bisa
langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan.
Penanaman Herba Meniran
• Pengaturan Lahan
Meniran tumbuh di daerah dataran rendah sampai ke dataran tinggi
dengan ketinggian 1.000 m di atas permukaan laut. Meniran dapat dijumpai
pada hampir semua tempat, di semak-semak, pekarangan rumah, di antara
rerumputan, dan di tempat-tempat lain. Meniran dapat tumbuh pada berbagai
jenis tanah, terutama tanah berpasir. Meniran menyukai tempat yang lembab
dan akan tumbuh dengan subur apabila tanah kaya akan bahan organik.
Meniran hijau lebih toleran tumbuh di tanah yang miskin bahan organik
dibandingkan dengan meniran merah
Tanah pada lahan yang akan digunakan sebagai tempat budidaya meniran
dicangkul dengan kedalaman 20 cm, dibersihkan dari gulma dan batu-batuan.
Kemudian dibuat bedengan dengan lebar 1 m dan tinggi 20 cm – 30 cm,
panjang bedengan disesuaikan dengan ukuran lahan, jarak antar bedengan 50
cm. Di atas bedengan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang sebanyak satu
karung untuk setiap satu meter persegi lahan.
Penanaman Herba Meniran
• Pemeliharaan
Pada awal pertumbuhan, terutama pada musim kemarau, meniran perlu disiram.
Ketika tanaman masih muda, biasanya meniran kurang mampu bersaing dengan gulma,
karena itu penyiangan perlu dilakukan agar pertumbuhannya baik. Penyiangan dapat
dilakukan secara manual yaitu dengan mencabut gulma.
Meniran dapat tumbuh baik di berbagai keadaan tanah yang marginal. Apabila lahan
banyak mengandung humus atau pupuk kandang dan kompos, pemupukan tidak perlu
dilakukan. Apabila pertumbuhannya kurang bagus dapat diberikan urea sebanyak 100
kg/ha pada saat penyiangan gulma.
Pertumbuhan meniran hampir tidak pernah mengalami gangguan akibat serangan hama
atau penyakit. Apabila terdapat gangguan hama penyakit, pengendalian cukup dilakukan
dengan cara mekanis yaitu menangkap atau membuang bagian tanaman yang terserang.
• Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 2 – 3 bulan di lahan. Ciri tanaman
meniran yang siap dipanen adalah daun tampak hijau tua hampir menguning dan buah
agak keras jika dipijit.
• Meniran yang telah dipanen dikeringkan
selama beberapa jam, lalu dijemur di
bawah sinar matahari langsung atau
menggunakan oven.
Pascapanen • Pengeringan dengan sinar matahari
dilakukan selam 3 – 5 hari tergantung
Herba Meniran keadaan cuaca. Meniran yang telah
dikeringkan dikemas dalam wadah yang
kedap udara agar simplisia ini tidak
mudah berjamur.
Penyortiran Awal
Proses
Proses penyortiran awal bertujuan untuk memisahkan
Penanganan daun sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan, bebas
Pascapanen dari kotoran atau bahan-bahan asing lainnya yang terikut
pada saat pemanenan; menjaga kualitas bahan baku dan
Daun mempermudah proses pengolahan selanjutnya.
Keterangan :
S: Simplisia herba meniran
P: Pembanding kuersetin
Rf pembanding kuersetin 0,56
Rx 1. 0,21
Rx 2. 0,60
Rx 3. 0,93
Rx 4. 1,24
Rx 5. 1,52
Filantin
Rx 6. 1,69 (Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia, 2017)
Rx 7. 1,79
Standarisasi Bahan Baku
Parameter Non Spesifik
Kadar abu yang tidak larut dalam asam , tidak lebih dari 1,2%
Kadar sari yang larut dalam air, tidak kurang dari 20,3%
Kadar sari yang larut dalam etanol, tidak kurang dari 10,5%
Morfologi :
• Bagian tanaman temulawak yang digunakan sebagai
agen anti hipertensi adalah bagian rimpangnya.
Kingdom : Plantae Rimpang temulawak berwarna jingga kecoklatan
Divisi : Spermatophyta • Rimpang temulawak terdiri dari rimpang induk (empu)
Bangsa : Zingiberales yang berbentuk bulat seperti telur berwarna kuning
Suku : Zingiberaceae tuaatau cokelat kemerahan dan rimpang anakan
Marga : Curcuma (cabang). Dari rimpang induk akan muncul rimpang
Spesies : Curcuma kedua yang lebih kecil dengan arah pertumbuhannya
xanthorrhiza Roxb. kesamping. Rimpang tersebut berwarna lebih muda
dengan bentuk bermacam-macam yang berjumlah
sekitar 3-7 buah.
Penanaman
• Tanaman temulawak tumbuh pada ketinggian 5 – 1.500 m diatas permukaan
laut. Untuk memperoleh hasil yang baik, temulawak perlu ditanaman di tanah
yang subur dan baik tata pengairannya. Curah hujan yang dikehendaki yaitu
antara 1500 – 4000mm pertahun.
• Untuk memperbanyak tanaman dipergunakan rimpang yang sudah cukup tua
dari tanaman yang berumur 9 bulan. Rimpang terlebih dahulu disimpan di
tempat yang sejuk dan lembab agar tunasnya cepat tumbuh. Rimpang ditanam
dengan cara ditimbuni tanah sedikit di dalam keranjang atau di kebun. Rimpang
disiram setiap hari agar selalu lembab. Setelah tunas tumbuh, rimpang tersebut
dipotong-potong. Tiap potongan mengandung 2 sampai 3 mata tunas. Setelah
itu potongan rimpang sebagai bibit dapat ditanam di kebun.
Pemanenan
Tanaman temulawak dapat dipanen setelah berumur 9 bulan atau
lebih. Pemanenan dapat dilakukan jika daun dan bagian tanaman
diatas sudah mengering
• Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air dalam simplisia sehingga tidak
mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Simplisia dikatakan
Pengeringan baik apabila kadar airnya kurang dari 10%.
Penanganan Pasca Panen
• Penyortiran kering dilakukan untuk memisahkan zat asing yang tidak diinginkan
Penyortiran yang masih melekat pada simplisia kering.
kering
• Bahan yang dapat digunakan untuk mengemas simplisia kering antara lain karung
goni, plastik atau peti kayu yang kedap udara.
Pengemasan
Penetapan kadar • Larutan stok yang digunakan yaitu larutan stok arsen tioksida dan larutan
arsen stok arsen