Anda di halaman 1dari 6

Tugas Pengganti UTS MK Farmakoterapi Terapan

Semester Genap TA 2021


Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Farmasi Universitas Jember

Dosen : apt. Antonius N.W.P., M.P.H.


Tipe tugas : kelompok (sesuai kelompok diskusi)
Batas waktu : 21 Mei 2021, 23.59 WIB
Cara pengumpulan : dikumpulkan ke komting, komting mengompres (zip/rar), selanjutnya
dikirimkan lewat email (anton.farmasi@unej.ac.id)

1. Berdasarkan diskusi kasus stroke, ACS-IHD, dan infeksi saluran cerna yang sudah
dilakukan oleh kelas, pilihlah satu pertanyaan yang menurut kelompok Anda agak sukar
dijawab. Tulis dan rumuskan ulang pertanyaan tersebut agar lebih mudah dimengerti.
Tentukan kata-kata kunci dari pertanyaan tersebut yang relevan digunakan untuk
penelusuran literatur dengan menggunakan prinsip PICO. Lihat video di channel saya
https://www.youtube.com/watch?v=1-lHr41Bu2U agar lebih jelas.
2. Gunakan kata-kata kunci yang sudah ditentukan untuk melakukan penelusuran literatur
hingga kelompok Anda mendapatkan satu atau beberapa literatur yang sesuai dengan
kebutuhan. Pilihlah artikel dari jurnal-jurnal yang kredibel. Gunakan Cochrane PICO
search beta (https://www.cochranelibrary.com/about/pico-search) dan Pubmed Clinical
Queries (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/clinical/).
3. Bacalah literatur dan catatlah butir-butir penting dari literatur yang berguna untuk
menjawab pertanyaan.
4. Buatlah esai pendek untuk menjawab pertanyaan dengan lengkap. Jika ada ketidakpastian
jawaban, sampaikan pula dalam esai ini. Misal, penelitian A menyatakan terapi X boleh
digunakan pada kasus stroke hemoragik, tetapi penelitian B tidak. Struktur esai mencakup
pendahuluan, isi, dan kesimpulan/rekomendasi (maksimal 2 halaman).
Lembar Kerja
 Anggota Kelompok
No. NIM Nama
1 202211101099 Yusrin Nur Jazila
2 202211101100 Annisa Shalihah
3 202211101101 Syamsul Dhuha
4 202211101102 Ragil Putri Mega Pratiwi

 Pertanyaan, Perumusan Ulang, dan Kata-kata Kunci


Pertanyaan Asli Perumusan Ulang Kata-kata Kunci
Pertanyaan
Terkait dengan Drp oleh Ny. S (65) mengalami P: Pasien Geriatri dengan
obat Ramipril yaitu STEMI dan HF diterapi STEMI dan HF
memiliki efek samping dengan beberapa obat2an I: ACEI lain
hipotensi, lalu apakah tidak antihipertensi termasuk C: Ramipril
sebaiknya digantikan dengan ramipril, untuk mengurangi O: Efek samping hipotensi
obat ACEI yang lain yang resiko hipotensi terhadap
memiliki resiko hipotensi terapi yang dikarenakan
lebih kecil? penggunaan ramipril,
apakah dapat
digunakanACEI lainnya?

 Kata Kunci, Mesin Pencari, Jumlah Hasil Pencarian


Kata Kunci Penelusuran Mesin Pencari Jumlah Hasil
(misal: Pubmed Pencarian
Clinical Queries,
Cochrane PICO
search)
Patient geriatric with heart Pubmed 24
failure and stemi
Ramipril for stemi and heart chocrane 5
failure
Side effects ramipril for heart Pubmed 128
failure
Geriatrics treatment stemi and pubmed 18
heart failure
ACE inhibitors for stemi and Pubmed 101
heart failure
Treatment ACE inhibitors for Pubmed 3
patient geriatric with stemi and
heart failure
 Pertanyaan :
Ny. S (65) mengalami STEMI dan HF diterapi dengan beberapa obat2an antihipertensi
termasuk ramipril, untuk mengurangi resiko hipotensi terhadap terapi yang dikarenakan
penggunaan ramipril, apakah dapat digunakanACEI lainnya?
 Artikel yang Dipilih
Nama Tahun Judul Jurnal Catatan
penulis
pertama
Simon Ray 1994 Infarct-Related Cardiovascular  Salah satu hipotesis yang
dan Henrie Heart Failure: Drugs and menyatakan hipotensi pada
Dargie Inhibitor Does Therapy dosis pertama dapat
Not Matter berlangsung lebih lama pada
agen acei dengan kerja
panjang. namun hal tersebut
bukan satu2nya hal yg dapat
menjelaskan derajat hipotensi
yang dapat diakibatkan oleh
acei. hal tersebut dapat
bergantung pada perbedaan
ikatan terhadap jaringan ACE
P.A. de 1989 Acute and International  Pemberian acei paa fase akut
Graeff , J.H. chronic effects Jurnal of dapat menyebabkan ADR
Kingma, of ramipril and Cardiology berupa hipotensi pada
J.W, captqpril pemberian dosis pertama
Viersma, H, in congestive  Pemberian acei jangka panjang
Wesseling heart failure (kronik) dapat ditoleransi
dan K.I Lie
D. 1990 Angiotensin Department of  Penurunan TD secara
McAreavey Converting Cardiology proposional dan profil ES
and J.I.S Enzyme ACEI (kaptopril & enalapril)
Robertson Inhibitors and tidak berbeda jauh pada
Moderate populasi geriatri maupun pada
Hypertension populasi usia yang lebih muda
 Terapi kombinasi acei dengan
agen antihipertensi lain dapat
meningkatkan efek hipotensi
yang diakibatkan
Wilbert S . 2000 Heart Failure Department of  Pemberian enalapril iv pada
Aronow, Complicating Medicine fase akut MI menyebabkan
MD Acute efek samping hipotensi yg
Myocardial serius pada pasien dengan usia
Infarction >70 tahun
 Esai/Jawaban atas Pertanyaan
Hipotensi adalah penurunan tekanan darah sistemik di bawah nilai normal yang dapat
diterima. Meskipun tidak ada nilai hipotensi standar yang diterima, tekanan kurang dari 90/60
dikenali sebagai hipotensi. Hipotensi adalah kondisi yang relatif jinak yang kurang dikenali
terutama karena biasanya asimtomatik atau tanpa gejala yang terjadi ketika tekanan
pemompaan darah beroksigen tidak cukup untuk mengisi organ-organ dalam tubuh. Hipotensi
diklasifikasikan berdasarkan parameter biometrik pengukuran tekanan darah dengan
perubahan tekanan darah sistolik menjadi kurang dari 90 mm Hg atau tekanan arteri rata-rata
kurang dari 65 mm Hg. Ini mungkin relatif terhadap penurunan tekanan darah diastolik
hingga kurang dari 40 mm Hg. (NCBI, 2021). Hipotensi paling sering tanpa gejala dan bisa
timbul gejala yang paling umum adalah pusing dan lemas. Gejala lain mungkin terjadi yang
dimulai dari etiologi yang mendasari terjadinya hipotensi itu sendiri seperti nyeri dada, sesak
napas, detak jantung tidak teratur, sakit kepala, leher kaku, nyeri punggung bagian atas yang
parah, batuk berdahak, reaksi alergi akut, kelelahan, atau kelainan penglihatan (Tritapepe
dkk., 2012).
ACE Inhibitor adalah golongan obat yang digunakan sebagai penghambat ACE
bekerja dengan cara menghambat konversi angiotensin I menjadi angiotensin II. Obat-obatan
dari kelompok ACEI sering digunakan pengobatan penyakit gagal jantung, hipertensi,
profilaksis serangan jantung. Efek samping yang kemungkinan dapat ditimbulkan dari
penggunaannya yaitu dapat menyebabkan hipotensi gangguan fungsi ginjal, serta batuk kering
yang lama. ACEI juga menyebabkan angioedema, ruam kulit (pruritus dan urtikaria). Obat-
obatan yang termasuk dalam golongan ACEI seperti benazepril, ramipril, enalapril maleat,
fosinopril, kaptropil, lisinopril, silazapril, dan lainnya (PIONAS BPOM RI, 2021). Beberapa
efek samping yang dapat ditimbulkan dari penggunaan obat golongan ACEI seperti ramipril
yaitu dapat menyebabkan hipotensi. Penelitian Ray (1994) Hipotensi terjadi pada dosis
pertama mungkin sangat relevan dalam konteks gagal jantung terkait infark miokard dimana
hipotensi yang berkepanjangan dapat merusak kondisi pasien menjadi lebih buruk. Secara
umum, hipotensi dosis pertama lebih lama dengan agen yang bekerja lebih lama. Namun,
tampaknya ada perbedaan antara efek hipotensi penghambat ACE yang tidak dapat dijelaskan
hanya berdasarkan durasi kerja. Meskipun tingkat penghambatan ACE plasma sama, dosis
tunggal perindopril (2 mg per oral) tidak menyebabkan penurunan tekanan darah, sedangkan
enalapril (2,5 mg per oral) menyebabkan penurunan bertahap dan berkelanjutan, dan kaptopril
(6,25 mg per oral) menyebabkan penurunan tekanan darah yang signifikan namun singkat.
Penelitian De Graeff (1989) menunjukkan efek samping selama percobaan fase akut,
dimana tiga pasien mengalami gejala hipotensi dengan pusing, penglihatan kabur dan
mengantuk yang berlangsung kira-kira 15 menit selama pemberian ramipril (n=2) dan selama
5 menit setelah pemberian kaptopril (n=1) dengan respon yang baik terhadap saline intravena.
Selama studi kronis, kaptopril dan ramipril dapat ditoleransi dengan baik. Sedangkan
peneltian McAreavey (1990) menunjukkan persentase frekuensi efek samping yang rendah
dari ACE inhibitor, dimana 2 angka diberikan ini mewakili rentang nilai terjadi hipotensi pada
kaptropil sebesar 0.2/4.4, enalapril 0.4/1.7, dan lisinopril 4.8.
Pemberian ACE Inhibitor tidak boleh diberikan secara intravena pada awal pemberian
dengan kondisi infark miokard akut yang dibuktikan dengan studi penggunaan enalapril yang
merugikan pasien berusia di atas 70 tahun yang mengalami peningkatan kejadian hipotensi
serius. ACE inhibitor tidak boleh digunakan jika tekanan darah sistolik kurang dari 100
mmHg, riwayat gagal ginjal, riwayat stenosis arteri ginjal bilateral, atau ada alergi terhadap
ACE inhibitor. Dosis awal harus rendah, seperti kaptopril 6,25 mg, dan dosis ditingkatkan
secara bertahap untuk mencapai dosis pemeliharaan dalam waktu 24 sampai 48 jam. Tekanan
darah pasien, fungsi ginjal, dan kadar kalium serum harus dikontrol secara ketat.
ACE inhibitor telah terbukti efektif dalam pengobatan hipertensi ringan sampai sedang
pada orang tua, baik diberikan sendiri atau dikombinasikan dengan diuretik tiazid. Namun,
penting untuk memastikan jika ACE inhibitor diberikan sebelum diuretik untuk mengurangi
kemungkinan hipotensi dosis pertama yang mungkin terjadi jika ACE inhibitor diberikan
dengan stimulasi sistem renin-angiotensin yang diinduksi dari diuretik sebelumnya. Dengan
demikian, penggunaan bersamaan dengan diuretik dapat diminimalkan. Dalam studi silang
acak kecil, kombinasi kaptopril dan nifedipine menghasilkan penurunan tekanan darah rata-
rata sebesar 20,6%, yang secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan ACEI saja.
Kombinasi ACE inhibitor dan propranolol memungkinkan penurunan tekanan darah yang
kecil tetapi signifikan. Namun, penenelitian lain melaporkan perbaikan tekanan darah ketika
kaptopril dan propranolol digunakan dalam kombinasi dibandingkan dengan kaptopril saja.
Penelitian lain juga menunjukkan bahwa penambahan β-blocker ke ACE inhibitor tidak
meningkatkan efek antihipertensi atau kurang efektif dalam menekan sistem renin-
angiotensin.
Kesimpulan untuk penggunaan ramipril bisa digantikan dengan ACEI lain seperti
kaptropil namun perlu diperhatikan pada dosis awal harus rendah sebesar 6,5 mg rute peroral
dan dosis naik secara bertahap, serta jika pasien menerima polifarmasi maka penggunaan
ACEI perlu diperhatikan apakah bisa digunakan secara bersamaan atau tidak karena
bergantung dengan kondisi pasien untuk mencegah efek samping hipotensi pasien menjadi
semakin buruk.
Daftar Pustaka
de Graeff, P. A., J. H. Kingma, J. W. Viersma, H. Wesseling, dan K. I. Lie. 1989. Acute and
chronic effects of ramipril and captopril in congestive heart failure. International
Journal of Cardiology. 23(1):59–67.
McAreavey, D. dan J. I. S. Robertson. 1990. Angiotensin converting enzyme inhibitors and
moderate hypertension. Drugs. 40(3):326–345.
NCBI. 2021. Hypotension. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499961/ [Diakses pada
May 20, 2021].
PIONAS BPOM RI. 2021. Penghambat ACE (ACE Inhibitor).
http://pionas.pom.go.id/ioni/bab-2-sistem-kardiovaskuler-0/23-antihipertensi/235-
penghambat-ace [Diakses pada May 20, 2021].
Ray, S. dan H. Dargie. 1994. Infarct-related heart failure: the choice of ace inhibitor does not
matter. Cardiovascular Drugs and Therapy. 8(3):433–436.
Tritapepe, L., C. Nencini, dan D. Tallarico. 2012. Hypotension. Dalam Echocardiography for
Intensivists (NCBI). Springer-Verlag Italia s.r.l.

Anda mungkin juga menyukai