dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di
antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonic (ekivalen dengan
Isotonis larutan 0,9% NaCl).
• Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari
serum darah, sehingga menyebabkan air akan melintasi membran sel
darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah
Hipotonis merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel
• Turunnya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi
Hipertonis
dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah
merah melintasi membrane semipermiabel dan mengakibatkan
terjadinya penciutan sel-sel darah merah, yang disebut Plasmolisa.
pH Larutan Sediaan Parenteral
Isohidris
•Merupakan suatu kondisi larutan zat yang pH
nya sesuai dengan pH fisiologis tubuh 7,4.
Euhidris
•Merupakan suatu usaha pendekatan larutan
suatu zat secara teknis ke arah pH fisiologis
tubuh dilakukan pada zat yang tidak stabil
pada pH fisiologis seperti garam alkalodi,
vitamin C dan sebagainya
PRAFORMULASI
Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
Farmakodinamik
Indikasi Efek Samping
Deskripsi
Metamizol (antalgin, dypiron, metampiron). Metampiron adalah derivat sulfat
dari aminofenazol yang larut dalam air. Khasiat dan efek sapingnya sama. Obat
ini dikombinasikan dengan obat lain, antara lain dengan aminofenazon. Obat ini
dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang
adakalanya fatal karena bahaya agrunolositosis. Obat ini sudah lama dilarang.
Peredarannya di banyak negara antara lain Amerika Serikat, Swedia, Inggris, dan
Belanda. (Obat-obat Penting ed. 6 hal 315).
Farmakodinamik
Sesuai analgetika, obat ini hanya efektif terhadap nyeri dengan intensitas
rendah sampai sedang, misalnya sakit kepala, juga efektif terhadap nyeri
yang berkaitan dengan radang atau inflamasi. Analgetika bekerja secara
sentral menahan nyeri. Analgesia yaitu suatu keadaan dimana setelah
pemberian analgetik, bercirikan perubahan prilaku pada respon terhadap
nyeri dan kemampuan yang berkurang untuk menerima impuls nyeri tanpa
kehilangan kesadaran (Ganiswara,1981).
Farmakokinetik
melintasi sel membran (Anief, 1991).
Indikasi
Kontraindikasi
Pada pemakaian yang teratur dan untuk jangka waktu yang lama,
penggunaan obat yang mengandung metampiron kadang-kadang dapat
menimbulkan kasusagranulositosis fatal.Untuk mendeteksi hal tersebut,
selama penggunaan obat ini perlu dilakukan uji darah secara teratur.Jika
gejala tersebut timbul, penggunaan obat ini harus segera dihentikan. Efek
samping lain yangmungkin terjadi adalah: methemoglobinemia, erupsi kulit,
seperti pada kasus eritematous disekitar mulut, hidung dan alat kelamin
(Lukmanto, 1986).
Dosis
500mg/ml
PRAFORMULASI
Tinjauan Sifat Fisikokimia Bahan Obat
Rumus Molekul Data Rumus Bangun
= C13H16N3NaO4S. H2O Stabilitas
Berat Molekul = Tidak
= 351, 37 stabil
terhadap
Data Kelarutan Dalam Berbagai cahaya dan
Pelarut stabil pada
= Mudah larut dalam air, dalam pH 6-7.
metanol, dan tidak larut dalam Inkompaktibilitas
eter (HPE, 2nd edition. 1994 : 185- = Dengan aspirin aktivitas
187). Sangat larut dalam air 1:1.5, antalgin akan hilang
larut dalam alkohol. (Martindale (interaksi).
36th edition 49). Dengan iodine aktivitas
antalgin akan hilang.
Tinjauan Bahan Tambahan
Antioksidan
Bahan Kegunaan Karakteristik Kelarutan pH Stab Cara
fisika sterilisasi
Na Metabisulfit Antioksida Pemerian : Kelarutan : 3,5 – 5,0 autoklaf
(Handbook of n Tidak berwarna, Agak
Pharmaceutic berbentuk kristal mudah larut
al Excipients prisma atau dalam
hal 451) serbuk kristal etanol,
berwarna putih mudah larut
hingga putih dalam
kecoklatan yang gliserin, dan
berbau sulfur sangat
dioksida dan mudah larut
asam dalam air.
Pengawet
fisika sterilisasi
Benzalkonium Pengawet pada Pemerian: Praktis tidak pH stabil: autoklaf
Klorida sediaan tetes serbuk putih larut dalam 4-8
(HPE Ed.6 Hal mata dengan atau amorf eter, mudah
56) konsentrasi putih larut dalam
0,01- 0,02% kekuningan, gel aseton, etanol
w/v tebal atau (95%),
serpih agar- metanol,
agar. propanol dan
air.
Bentuk Sediaan, Dosis Dan Cara Pemberian
Bentuk dan Volume sediaan yang Pengatasan Formulasi:
dibuat: 1. Menggunakan
injeksi sebanyak 5 ml dalam vial. wadah yang
terlindung dari
cahaya
2. Ditambah
Permasalahan Formulasi:
antioksidan, waktu
1. Bahan obat tidak stabil
filling dialiri gas
terhadap cahaya
inert
2. Dapat teroksidasi oleh
3. Didapar
udara
4. Ditambah pegawet
3. Rentang pH sempit
4. Karena multiple dose
kemungkinan bisa
terkontaminasi
FORMULASI
Macam-macam Formulasi
Formulasi yang Direncanakan
Nama Bahan Prosentasi
Methampiron 250 mg/ml
Na metabisulfit 0,1%
Benzal konium Chlorida 0,1%
Water for Injection ad 30 ml
Fungsi, Kelarutan, pH stabilitas dan Cara Sterilisasi dari Masing-masing
Komponen
Cara
Nama Bahan Fungsi Kelarutan pH stabilitas
Sterilisasi
Dipyrone BahanAktif Air (1 : 1,5) 6–7 Autoklaf
Na- Mudah larut 3,5 – 5,0 (5%
Antioksidan Autoklaf
Metabisulfit dalam air b/v)
Benzal konium Sangat larut 5 – 8 (10%
Pengawet Autoklaf
klorida dalam air b/v)
Aqua pro 3,5 – 8 (10%
Pelarut Air (1 : 3,5) Autoklaf
injeksi b/v)
PELAKSANAAN
Perhitungan Volume dan Berat
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan, sebelumnya sterilisasi terlebih
dahulu dengan menggunakan metode sterilisasi yang sesuai.
2. Ditimbang Antalgin sebanyak 250mg, masukkan kedalam beaker glass,
tambahkan Aqua pro injeksi sedikit (setengah bagian) dan aduk ad larut.
3. Ditimbang Na Metabisulfit 3ml, masukkan kedalam beaker glass no. 2, aduk
ad larut dan homogen.
4. Diukur Benzal konium klorida sebanyak 3 mL, masukkan kedalam beaker
glass no. 2, aduk ad larut dan homogen.
5. Cek pH pada sediaan dengan menggunakan kertas pH indicator universal.
Jika lebih kecil atau lebih besar, adjust pH sesuai dengan yang direncanakan.
6. Ditambahkan Aqua P.I ad 30 ml.
7. Disaring
8. Masukan kedalam vial, lalu tutup dengan karet vial yang sebelumnya telah
dijenuhkan dengan larutan benzalkolonium klorida, lalu lakukann sterilisasi
dengan autoklaf 121˚C selama 15 menit.
9. Lakukan evaluasi.
10. Kemasi, beri etiket dan brosur.
Alat dan Wadah yang Digunakan dan Cara Sterilisasinya
Metode sterilisasi Catatan waktu
Pemanasan 19 menit
Pengeluaran udara 5 menit
Menaik 10 menit
kesetimbangan 4 menit
Pembinasaan 15 menit
Waktu tambahan jaminan sterilitas 2 menit
Waktu jatuh 6 menit
Waktu pendinginan 6 menit
Total waktu 67 menit
Kemasan dan
brosur
RANCANGAN
EVALUASI
Evaluasi In Process Control Uji Kejernihan Larutan
Penetapan pH
Uji Pirogenitas
Uji Fertilitas
Hal-hal yang diperhatikan sebelum melakukan uji sterilitas:
Cara Membuka Wadah Pemilihan Spesimen Uji dan Masa Inkubasi
digunakan adalah sterilisasi panas basah. Hal ini dikarenakan antalgin
merupakan bahan obat yang tahan terhadap pemanasan. Pada
pembuatan sediaan injeksi antalgin mula-mula alat-alat yang akan
digunakan disteriliasi terlebih dahulu, timbang bahan-bahan yang
diperlukan dan disiapkan WFI yang sudah tersedia dimasukan kedalam
erlenmeyer. Kemudian masing-masing bahan (Antalgin, Na metabisulfit
dan BKC) dilarutkan satu per satu dengan WFI, Na metabisulfit dan BKC
yang telah dilarutkan, dimasukkan ke dalam larutan antalgin dan diaduk
ad homogan. Setelah itu dilakukan pengecekan pH. Hasil uji pH
diperoleh pH 6 dimana sesuai dengan pH spesifikasi sediaan yang
berdasarkan pertimbangan pH stabilitas sediaan. Kemudian ditambahkan
WFI ad 30 ml dan disaring menggunakan kertas saring. Sediaan yang
telah jadi, dilanjutkan dengan filling kedalam vial sebanyak 5,3 ml, lalu
ditutup dengan karet vial dan tutup aluminium. Terakhir, dilakukan
sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121˚C.Pada steriliasasi dengan
autoklaf, total waktu yang dibutuhkan yaitu 67 menit untuk melalui
semua tahap pada sterilisasi dengan autoklaf
Terdapat 7 tahap dalam metode sterilisasi dengan autoklaf. Pertama, tahap
pegusiran udara dimana klep dibiarkan terbuka sampai 5 menit setelah
keluarnya uap air dari klep. Kedua, tahap pemanasan dilakukan sampai
terpenuhinya suhu pembinasaan (121˚C) yang membutuhkan waktu 19 menit.
Ketiga, tahap keseimbangan yang diperlukan untuk menghasilkan kesamaan
suhu disemua titik pada ruang autoklaf dan semua benda yang disterilkan
dengan waktu yang dibutuhkan yaitu 4 menit. Keempat, tahap pembinasaan
dengan waktu pembinasaan selama 15 menit. Kelima, tahap penjaminan yaitu
waktu yang diperlukan untuk sempurnanya proses pembinasaan
mikroorganisme dengan waktu 2 menit. Keenam, tahap jatuh yang diperlukan
untuk menghabiskan waktu dalam ruang autoklaf yang memerlukan waktu 6
menit. Terakhir, tahap pendinginan yang memerlukan waktu 6 menit untuk
mencapai suhu 80˚C. Setelah seluruh proses sterilisasi dengan autoklaf dilalui
maka dilakukan uji sterilitas sediaan
Pada uji sterilitas sediaan digunakan 2 media, yaitu tioglikolat cair sebagai
media untuk menumbuhkan bakteri dan soybean-casein digest medium
(casamino) sebagai media menumbuhkan jamur. Media yang telah dibuat,
diinkubasi selama 7 hari barulah digunakan untuk uji sterilitas sediaan
dengan menggunakan metode inokulasi langsung. Pada metode ini sediaan
anjeksi antalgin yang telah dibuat, diinokulasikan ke dalam media uji secara
langsung. Pemilihan cara ini berdasarkan volume sediaan yang kurang dari
10 ml.Setelah selasai diinokulasi, tabung yang berisi campuran media dan
bahan obat diinkubasi kembali selama 7 hari. Media yang diinkubasi
dilakukan pengamatan kembali setelah 7 hari diinkubasi.