Anda di halaman 1dari 14

Laporan Praktikum

Prakarya & Kewirausahaan


Pembuatan Vco dengan Cara Enzimatis
Di
s
u
s
u
n
Oleh :
Nama : iqrawati dwi lestari
Kelas : X.Mia.4
Mata Pelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan
SMA Negeri 5 Kendari
Tahun 2013 / 2014
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang...
1.2 Tujuan Peraktikum....
1.3 Manfaat..
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab III : Metodologi

3.1 Waktu dan Tempat.........

3.2 Alat dan Bahan.............

3.3 Prosedur Kerja..............

Bab IV : Hasil Pengamatan dan Pembahasan

4.1 Hasil pengamatan

4.2 Pembahasan.

Bab V : Penutup

Kesimpulan dan Saran........................

Daftar pustaka
Bab I
PENDAHULUAN

1.1Latar belakang
Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa terbesar di
dunia. Misalnya, di Jawa tanaman kelapa di tanam dalam bentuk
pekarangan, sedangkandi pulau-pulau lain tanaman kelapa di tanam
dalam bentuk monokulturperkebunan. Kelapa merupakan sumber
pendapatan rakyat Indonesia (Warisno,1998).
Tanaman kelapa mempunyai manfaat besar dalam kehidupan
manusiasehari-hari. Mulai dari akar, batang sampai ke pucuk dapat
dimanfaatkan.Tanaman kelapa juga memberi devisa besar bagi
perekonomian rakyat dan negara(Soedijanto, 1991).
Kelapa adalah penghasil bahan makanan dalam kehidupan
rakyatIndonesia. Rata-rata 80 % dari hasil buah kelapa di seluruh
nusantara dipakaisebagai bumbu dan untuk minyak 20 %. Buah kelapa
merupakan minyak nabatibermanfaat di dunia, karena banyak sekali
kegunaannya, yaitu sebagai bahanmakanan seperti minyak, industri
sabun, lilin, dan ramuan obat-obatan(Setyanidjaja, 1995).
VCO (Virgin Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang terbuat
daridaging kelapa. Tanaman kelapa tumbuh di daerah tropis sehingga
minyak kelapajuga disebut minyak tropis (tropical oil). VCO
mengandung asam lemak rantaisedang yang mudah diurai dalam tubuh.
Kandungan asam lemak rantai sedangtersebut mempunyai kemampuan
menjadi sumber energi di sel-sel tubuh manusia.
Pembuatan VCO ada enam cara yaitu tradisional, pemanasan,
pengasaman,sentrifugasi, pancingan dan enzimatis.Pembuatan VCO
dengan cara enzimatis merupakan pembuatan VCOdari santan kelapa
dengan bantuan enzim. Ikatan protein minyak yang berada padaemulsi
santan bisa dipecah dengan bantuan enzim yaitu enzim protease. Salah
satuenzim yang dapat digunakan untuk memecahkan ikatan lipoprotein
dalam emulsilemak adalah enzim bromelin yang terdapat pada buah
nanas (Setiaji, 2006).
Salah satu olahan buah kelapa yang sangat menjanjikan dan
mempunyai peluang yang besar untuk dikembangkan adalah minyak
kelapa murni atau sering dikenal dengan nama Virgin Coconut Oil
(VCO). VCO ini dipercaya ampuh memberantas berbagai penyakit
degeneratif diantaranya darah tinggi, stroke, diabetes melitus dll
sehingga harga dari minyak ini menjadi sangat tinggi.
VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan
antaralain VCO berwarna bening, kandungan asam lemak di dalam VCO
tidak banyakberubah sehingga khasiatnya tetap tinggi, tidak mudah
tengik karena komposisiasam lemaknya tidak banyak berubah.
Rendemen yang dihasilkan tinggi (Setiaji,2006).
Penelitian Tiarawaty, (1997) menyebutkan bahwa ekstraksi
VCOdengan menggunakan enzim bromelin dari daging nanas sebanyak
2 gram denganvolume santan 100 mL dan lama fermentasi 16 jam
menghasilkan rendemenminyak 29 %. VCO yang dihasilkan mempunyai
kadar air 0,25 %; bilangan iod8,6; bilangan asam 0,65; bilangan
proksida 0,74 % dan bilangan penyabunan 250.
1.2 Tujuan Praktikum
mengetahui bagaimana cara pembuatan vco secara Enzimatis
mengetahui manfaat vco secara Enzimatis
mengetahai kandungan vco secara Enzimatis

1.3 Manfaat
Agar mengetahui bagaimana cara pembuatan vco dengan
cara Enzimatis
Dapat mengolah kelapa menjadi minyak vco
Siswa dapat mengaplikasikan dikehidupan sehari-hari
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sejak dari zaman nenek moyang kita, Negara Indonesia dikenal


dengan Negara agraris-negara pertanian. Berbagai jenis tanaman bias
tumbuh dengan subur di Negara kita, mulai dari jenis tanaman tingkat
rendah (seperti jamur dan lumut) hingga tanaman tingkat tinggi yang
mempunyai semua bagian tanaman (akar, batang, daun, bunga, dan
biji). Menurut beberapa literature, kelapa merupakan tanaman asli
Indonesia. Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik. Hal ini semata-mata di
pengaruhi oleh factor mikroklimat di Indonesia sangat cocok untuk
pertumbuhan tanaman kelapa. Tanaman kelapa akan mampu tumbuh
dengan baik bila ditanam pada ketinggian 0-600 m dpl dengan suhu
rata-rata 25C dan kelembapan udara 80-95%. Daerah ini umumnya
di lewati oleh garis khatulistiwa sehingga beriklim tropis.
Buah kelapa berbentuk bulat-lonjong dengan ukuran bervariasi,
tergantung pada keadaan tanah,iklim, dan varietasnya. Warna luar
kelapa juga bervariasi, mulai dari kuning sanpai hijau muda, dan
setelah masak berubah menjadi cokelat. Adapun struktur buah kelapa
terdiri dari sabut(35%),daging buah (28%), air kelapa (15%),
tempurung (12%), serta beberapa bagian bagian lainnya (tangkal
buah, kulit luar, lembaga, dan testa). Hampir semua bagian kelapa
tersebut bias di manfaatkan, tetapi daging buah merupakan bagian
yang paling banyak dumanfaatkan untuk bahan baku industri.
Daging buah kelapa berwarna putih dengan ketebalan cukup
bervariasi, tergantung umur dan varietas kelapa. Umumnnya, semakin
tua buah kelapa, akan memiliki dagiang buah yang senakin tebal.
Seiring dengan pertambahan umur kelapa, kandungan senyawannya
pun berubah.secara umum,kandungan nutrisi dalam sebutir kelapa
akan semakin meningkat seiring pertambahan umur kelapa.
Sementara bagian buah yang bias di gunakan (makan) pada semua
umur kelapa sama,yaitu 53,o g.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu : 10.30 12.00

Tempat : SMA 5 KENDARI

3.2 Alat :

- Stoples

- Botol

- kertas saring

- Kain Blacu

- Gelas Ukur

- Selang Bensin

- Baskom

- Kertas Label
- Sendok Sup

- Saringan Santan

- Saringan Tea

Bahan :

- Kelapa
- Air
- Nanas

3.3 Prosedur Kerja :

- - Parut kelapa hingga halus,lalu

- Campurkan air kedalam hasil parutan

- Remas remas menggunakan tangan hingga mengeluarkan santan

- Saring santan menggunakan kain saring

- Endapkan santan sampai terbentuk 3 lapisan yaitu : air, krim, dan skim

- Pisahkan Air yang berada dibagian bawah menggunakan selang


- Kupas Nanas dan cuci hingga bersih kemudian parut Nanas hingga
halus

- Setelah diparut

- Krim santan dipanaskan sampai terbentuk minyak dan blondo.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Virgin coconut oil (VCO) atau minyak kelapa murni merupakan salah
satu produk diversifikasi kelapa yang akhir-akhir ini sedang menjadi
primadona karena bebrapa khasiatnya, disamping harganya yang tinggi
cukup menggiurkan untuk diusahakan. VCO lebih banyak dimanfaatkan
sebagai bahan suplemen dan bahan baku farmasi serta kosmetik dari
pada sebagai minyak goreng. Saat ini nilai jualnya dapat meningkat
lebih 500% disbanding minyak kelapa biasa yang harganya Rp.
7000/liter. Berbagai macam penyakit dapat dicegah dengan
mengkonsumsi VCO karena adanya kandungan asam lemak rantai
sedang seperti asam laurat dalam VCO tersebut. Beberapa khasiat dari
VCO adalahpembunuh berbagai virus, bakteri, jamur, dan ragi penyebab
berbagai penyakit, mencegah hipertensi, diabetes, sakit jantung, kanker,
lever dan mencegah pembesarab kelen jar prostat.
Minyak kelapa murni memiliki manfaat yang besar bagi tubuh
manusia. Masyarakat telah mengenal minyak kelapa murni (virgin
coconut oil) untuk menyembuhkan penyakit. Selain itu sering juga
dimanfaatkan dalam perawatan kulit
4.2Pembahasan
Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan pemisahan
minyak dalam santan tanpa pemansan. Ikatan protein minyak yang
berada pada emulsi santan bias juga dipecah dengan bantuan enzim.
Disini, yang dirusak yaitu proteinnya, bukan lemaknya. Komposisi dan
kadar asam lemak dalam ikatan tersebut tidak boleh berubah karena
akan mempengaruhi khasiat VCO bias juga jad. Oleh karenanya, baik
secara proporsional maupun secara kuantitas, kandungan asam lemak
tesebut tidak boleh berubah.
Protein dalam ikatan lipoprotein dipecah dengan enzim protein,
disebut dengan enzim protease. Pada awalnya, enzim ditemukan didalam
tubuh makhluk hidup karena membantu proses pencernaan didalam
tubuh.seiring perkembangan zaman, enzim bias disintesis atau disuplai
dari alam. Beberapa jenis enzim yang bias digunakan untuk memecah
ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak yaitu papain(papaya),
bromelin(nanas), dan enzim proteasd yang berasal dari kepiting sungai.
Enzim papain banyak terdapat dalam getah daun pepay. Sementara
enzim bromelin banyak terdapat pada bagian bonggol(hatinya).
Dengan rusaknya protein maka ikatan lipoprotein dalam santan
juga akan terputus dengan sendirinya . kemudian, minyak yang diikat
oleh ikatan tersebut akan keluar dan mengumpul menjadi satu. Oleh
karena minyak memiliki masa (berat) jenis lebih rendah dibanding kan
dengan air, maka posisinya kemudian berada paling atas, disusul dengan
protein, dan terakhir(bawah) yaitu air.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
VCO yang dihasilkan dari proses enzimatis memiliki keunggulan
sebagai berikut.
1.)VCO berwarna bening, seperti Kristal karena memang tidak
mengalami proses pemanasan.
2.)Kandungan asam lemak dan antioksida didalam VCO tidak banyak
berubah sehingga khasiatnya tetap tinggi.
3.)Tidak mudah tengik karena komposisi asam lemaknya tidak
banyak berubah.
4.)Cukup aplikatif bila diterapkan ditingkat petani karena
menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana.
5.)Tidak membutuhkan biaya tambahan yang terlalu mahal karena
umumnya daun papaya atau nanas dijual dengan harga murah
6.)Rendemen yang dihasilkan cukup tinggi, yaitu dari 10 butir kelapa
akan diperoleh sekitar1.100ml VCO.
Meskipun VCO yang dihasilkan memiliki beberapa keunggulan,
tetapi ada juga kelemahannya, diantaranya membutuhkan waktu yang
sangat lama dalam proses denaturasi protein untuk memisahkan
minyak dari ikatan lipoprotein, yaitu sekitar 20jam.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Salah satu sumber daya alam yang penting menakjubkan, yaitu
minyak tropis, khususnya minyak kelapa dengan segala kemungkinan
fungsionalnya.
Saran
Setelah kita ketahui, semua manfaat VCO, maka konsumsilah
VCO sebagai bagian dari kehidupan anda. Hal ini hanya ditunjukan
bagi anda yang ingin hidup sehat.

5.2 Daftar pustaka


Fife,bruce. The Healing Miracles of coconut oil,Healthwise,2001
Zamora,Antonio.Fats.http//:www.coconut-
conections.com/nutritional_value.htmEnige,M.G.coconut: in support
of good health in the 21st century,36th meeting of APCC,1999, DR.
Bambang setiaji Surip Prayugo.
Protein bersifat amfoter yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan larutan basa. Penambahan
etanol absolut pada protein akan membuat protein menggumpal (terkoagulasi). Proses koagulasi
protein timbul seiring dengan proses denaturasi. Menurut Jain (2005), denaturasi merupakan
perubahan bentuk protein sehingga kehilangan fungsi biologisnya. Denaturasi protein dapat
menyebabkan berbagai perubahan pada protein. Perubahan tersebut antara lain berkurangnya
kelarutan protein, berkurangnya ukuran dan bentuk molekul protein, meningkatnya aktivitas radikal
yang terdapat dalam molekul seperti gugus SH pada sistein, ikatan -S-S- pada sistein, gugus fenolik
pada tirosin, dan hilangnya aktivitas biokimia sebagai enzim atau hormon. Laju denaturasi protein
dapat mencapai 600 kali untuk tiap kenaikan 10oC. Suhu terjadinya denaturasi sebagian besar protein
adalah antara 55C 75C (Hart 2003).

Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH,
suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki
titik isoelektrik yang berbeda-beda. Titik Isoelektrik (TI) adalah keadaan dimana protein tidak
mempunyai selisih muatan atau jumlah muatan positif dan negatifnya sama, sehingga tidak bergerak
ketika diletakkan dalam medan listrik. Pada pH isoelektrik (pI), suatu protein sangat mudah
diendapkan karena pada saat itu muatan listriknya nol (Hart 2003).

Asam amino memiliki sifat-sifat tertentu, yaitu dapat larut dalam air, dapat membentuk kristal, dan
nilai konstanta dielektrik tinggi sehingga memiliki sifat amfoter atau dalam keadaan zwitter ion
memiliki muatan positif dan negatif yang seimbang. Asam amino juga bersifat tak berwarna, tak larut
dalam alkohol atau eter, dapat membentuk garam kompleks, dan dapat membentuk senyawa
berwarna biru dengan ninhidrin (Sudarmadji, Haryono, & Suhardi 2007).

Beberapa uji kualitatif dapat digunakan untuk mendeteksi adanya protein ataupun grup tertentu dalam
molekul protein. Uji-uji tersebut meliputi uji Millon, uji xantoproteat, uji asam glikosilik, uji Sakaguchi,
uji belerang, uji Ehrlich, uji Sullivan, uji molisch, uji Knoop, uji Lang, uji Folin, dan uji biuret (Florkin &
Stotz 1963). Beberapa metode kuantitatif yang dapat digunakan untuk menentukan kandungan
protein antara lain metode biuret, metode Kjeldahl, metode ninhidrin, dan lainnya (Florkin & Stotz
1963).

Anda mungkin juga menyukai