OLEH :
KELOMPOK 1
FARMASI C
ABDURRACHMAN
ACHMAD
SRI
HANDRIANI
NURUNG
NURJANNAH
NURUL HIDAYAH A
FITRIAH SUHAIDARWATI
NISFAH HASIK
FILIK APRILIANI
SULPIANA
HR
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA-GOWA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat, karunia serta bimbinganNya-lah sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan judul Deodorant sesuai waktu yang ditentukan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
telah memberikan tugas ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tugas ini.
Adapun penulis sadar bahwa isi dari materi makalah ini masih sangat jauh
dari sempurna, oleh karena itu penulis menerima segala saran dan kritikan dari semua
pihak yang bersifat membangun agar penulis dapat menciptakan karya yang lebih
bermutu di masa mendatang. Dengan kerendahan hati semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Amin.
Samata,
Januari 2016
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR SAMPUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...6
BAB III PEMBAHASAN....14
BAB IV PENUTUP.22
DAFTAR PUSTAKA..23
BAB I
PENDAHULUAN
I.
1 LATAR BELAKANG
Bebagai macam aktivitas baik ringan maupun berat akan memicu sekresi
keringat dalam badan. Sekresi keringat merupakan metabolisme yang normal.
Keringat dihasilkan oleh kelenjar keringat yang bernama kelenjar ekrin dan apokrin.
Kelenjar ekrin terdapat di hamper seluruh permukaan kulit. Kelenjar ekrin sudah ada
sejak kecil di mana keringat yang dihasilkannya tidak hanya berfungsi sebagai alat
pengeluaran sisa metabolism tubuh namun juga berguna untuk mengatur suhu tubuh.
Kelenjar apokrin terletak di daerah ketiak, payudara, daerah anus dan kemaluan.
Kelenjar apokrin akan berfungsi aktif setelah remaja dan keringat yang dihasilkan
dipengaruhi oleh rangsangan emosi. Keringat apokrin mengandung banyak lemak
dan protein, yang apabila diuraikan oleh bakteri akan menimbulkan bau yang tidak
enak. Bau inilah yang kemudian dikenal sebagai bau badan.
Bau badan akan sangat mengganggu sekali. Telebih bagi mereka yang
memiliki profesi yang menuntut penampilan dan harus selalu berinteraksi dengan
publik. Tidak hanya itu, bau badan akan sangat mengganggu orang yang ada di dekat
kita sehingga menjadikan orang di sekitar kita mejadi tidak nyaman.
Ada banyak cara untuk mengatasi bau badan. Cara yang termudah adalah
mandi 2 kali sehari untuk menghilangkan keringat dan bakteri. Mengingat
kebersihan adalah musuh utama bakteri, pastikan seluruh tubuh terutama ketiak dan
lipatan tubuh dibersihkan dengan optimal. Namun untuk yang memiliki aktivitas
tinggi, mandi hanya akan menghilangkan keringat saja sehingga saat beraktifitas
keringat akan muncul kembali dan menimbulkan bau badan.
Cara yang paling umum digunakan adalah menggunaan deodorant dan
antiperspirant. Deodoran mengandung antiseptik yang menekan pertumbuhan
bakteri, sedangkan antiperspirant mengandung bahan yang dapat mengurangi
keringat yang keluar. Sekarang tersedia banyak produk yang sekaligus mengandung
deodorant dan antiperspirant. Selain itu terdapat pula berbagai macam pilihan aroma
wangi dari masing-masing deodorant dan antiperspirant yang mampu menjadikan
kita lebih semakin percaya diri. Hal yang perlu diperhatikan adalah memilih.
I.2 Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mempermudah dalam memahami
formulasi sediaan kosmetik/ kosmetik medik dari antideodorant yang dapat
membantu dalam kelancaran perkuliahan mengenai teknologi kosmetik selanjutnya.
I.3 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari makalah ini yakni agar dapat lebih mudah
memahami
mengenai
antideodorant.
formulasi
sediaan
kosmetik/
kosmetik
medik
dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi Kosmetika
Menurut Wall dan Jellinek, 1970, kosmetik dikenal manusia sejak berabadabad yang lalu. Pada abad ke-19, pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian,
yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan. Perkembangan ilmu kosmetik
serta industrinya baru dimulai secara besar-besaran pada abad ke-20 (Tranggono,
2007).
Kosmetika adalah bahan atau campuran bahan untuk digosok, dilekatkan,
dituangkan, dipercikkan, atau disemprotkan pada badan atau bagian badan manusia
dengan maksud untuk membersihkan, memelihara, menembah daya tarik atau
mengubah rupa, dan tidak termasuk golongan obat. Defeisi tersebut jelas
menunjukkan bahwa kosmetika bukan satu obat yang dipakai untuk diagnosis,
pengobatan maupun pencegahan penyakit (Wasitaatmadja,1997).
Sejak semula kosmetik merupakan salah satu segi ilmu pengobatan atau ilmu
kesehatan, sehingga para pakar kosmetik dahulu adalah juga pakar kesehatan; seperti
para tabib, dukun, bahkan penasehat keluarga istana. Dalam perkembangannya
kemudian, terjadi pemisahan antara kosmetik dan obat, baik dalam hal jenis, efek,
efek samping dan lainnya
Ilmu yang mempelajari kosmetika disebut kosmetologi, yaitu ilmu yang
berhubungan dengan pembuatan, penyimpanan, aplikasi penggunaan, efek dan efek
samping kosmetika. Dalam kosmetologi berperan berbagai disiplin ilmu terkait yaitu:
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama yang perlu diperhatikan
dalam tata kecantikan kulit. Pemahaman tentang anatomi dan fisiologi kulit akan
membantu mempermudah perawatan kulit untuk mendapatkan kulit wajah yang
segar, lembab, halus, lentur dan bersih.
Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh,
merupakan organ terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 10%
dari masa tubuh, pada orang dewasa sekitar 2,7-3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5-2 m 2.
Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan
jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit
bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan,
telapak kaki, punggung, bahu.
Merupakan lapisan kedua kulit, biasanya 40 kali lebih tebal dari epidermis dan
tersusun dari bahan mukopolisakarida. Pada dermis terdapat sel-sel mast dan
fibroblast. Sel mast memiliki situs reseptor untuk immunoglobulin E dan
mengandung sejumlah senyawa penting, seperti zat yang bereaksi lambat pada proses
anafilaksis, prostaglandin E2, dan histamin. Fibroblast mensintesis komponen
penunjang struktural dari kulit (yaitu: serat-serat elastik, kolagen, dan serat
retikulum).
Secara garis besar dibagi menjadi dua bagian yakni pars papilare, yaitu
bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
dan pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan,
bagian ini terdiri atas serabut-serabut penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan
retikulin.
3) Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar
berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar, dengan
inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah.
Vasikularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di
bagian atas dermis (pleksus superfisial) dan yang terletak di subkutis (pleksus
profunda). Pleksus superfisial mengadakan anastomosis di papil dermis, sedangkan
pleksus profunda juga mengadakan anastomosis di bagian pembuluh darah berukuran
lebih besar.Berdekatan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.
4) Adneksa Kulit
Pada kulit terdapat adneksa kulit yang terdiri dari kelenjar-kelenjar kulit,
rambut dan kuku. Kelenjar kulit terdapat di dermis yang terdiri dari kelenjar keringat
(glandula sudofura) dan kelenjar palit (glandula sebasea).
Kelenjar Kulit
kecil,
langsing,
bergulung-gulung
dan
sekresinya
BAB III
PEMBAHASAN
Keringat yang disekresikan tubuh adalah hal yang bersifat alamiah untuk
menjaga keseimbangan tubuh agar tetap sehat. Keringan disekresikan lewat kelenjar
ekrin dan apokrin. Keringat bersifat steril, tidak berbau dan tidak berwarna. Namun,
akibat adanya aktifitas bakteri yang terdapat pada kulit menjadikan keringat menjadi
bau. Bau badan yang timbul tergantung pada banyaknya keringat yang di sekresikan.
Selain itu juga tergantung dari emosi dan makanan.
Kelenjar keringat dan Fungsinya
1. Kelenjar Ekrin
Kelenjar
tubular-saluran
sekresi
langsung
ke
permukaan
kulit,
kecil2,dangkal di dermis.
Terdapat hampir diseluruh permukaan kulit trtm telapak tangan, kaki dan
kepala
Berfungsi mengatur suhu tubuh
Sudah ada sejak lahir dan berfungsi secara kontinyu
Sekresi berupa cairan jernih an encer
Dipengaruhi oleh saraf koliergik
2. Kelenjar Apokrin
- Kelenjar tubular, besar dan lebih dalam
- Saluran sekresi langsung ke folikel rambut
- Sekret lebih kental dan kekuningan
- Terdapat pada ketiak, putting susu dan saluran telinga luar
- Telah ada sejak lahir, berkembang lambat pada anak2,meningkat
Setelah remaja diperoduksi yang namanya eksudat. Eksudat sebenarnya tidak
berbau tetapi setelah terkontaminasi bakteri maka timbul bau.Sekresi dipengaruhi
oleh rangsangan emosional seperti marah, takut, stress dan rangsangan seksual
Komposisi Keringat
1. Sekresi ekrin terdiri dari :
- 98 99% air
- Sisa tdd : camp senyawa anorganik terutama NaCl,K, Ca,
Mg, Cu, Mn -sehingga keringat rasanya asinkarena ada
NaCl. Senyawa organic tdd : asam laktat,formiat, asetat,
propionate, butirat, urea, as urat
- Kandungan Nitrogen 0,023- 0,060% : pH 4 7
peredaran
darah
kulit
ditempat
tersebut.,
jarang
digunakan.
Saat ini sudah banyak berbagai macam bentuk sediaan kosmetik untuk
menghilangkan bau badan. Kosmetik yang digunakan tersebut adalh deodorant dan
antiperspirant yang bentuk sediaannya sangat beragam seperti aerosol, stik, roll, dan
lain-lain.
Bentuk sediaan Deodorant
Berikut ini adalah contoh beberapa bentuk sediaan antiperspirant yang beredar di
pasaran.
STICK BIASA
Bentuk padat transparan berwarna. Wangi kuat, terasa dingin saat
digunakan dikulit. Dikemas dalam botol plastik.
AEROSOL
Bentuk cair, dikemas dalam kaleng aluminium. Wangi kuat. Biasanya
disebut juga Deodorant Perfume Spray.
ROLL-ON
Bentuk cair, biasanya berwarna putih. Dikemas dalam kemasan
botol plastik ataupun kaca. Wanginya kuat. Bola roll-on sebagai
media pengoles. Cara pakai : Oleskan di ketiak.
LOTION
Bentuk krim lotion, biasanya berwarna putih, dikemas dalam
sachet. Wangi lembut.
0,3%
Propilen glikol
10%
Sodium stearat
8%
77%
Fragrance
1%
Deionized water
3%
III.2 Preformulasi
Triklosan
Sebagai agen antimikroba berfungsi untuk menghambat pertumbuhan
bakteri, sehingga mengurangi interaksi bakteri dengan keringat yangdisekresi
oleh kelenjar, yang bertanggung jawab untuk memproduksi bau yang tidak
diinginkan..
Parfum
Sebagai corigen odoris. Parfum akan memperbaiki bau sehingga selain
keringat jadi sedikit disekresikan juga akan memberikan bau harum.
Sodium Stearat
Sebagai gelling agent. Sodium stearat paling banyak digunakan dalam
sediaan deodorant stick sebagai gelling agent dengan konsentrasi 6-8%.
Propilen Glikol
Sebagai basis. Propilen glikol dipilih sebagai basis dalam sediaan
deodoran stick karena lebih tahan
alkohol/etanol.
PPG-3 myristyl ether
Sebagai skin-conditioning agent
sebagai
agen
antimikroba
berfungsi
untuk
menghambat
berfungsi untuk menutupi bau-bau busuk yang dihasilkan oleh interaksi bakteri.
Dengan mengecilnya pori-pori akan menyebabkan sekresi keringat. Jika
keringat dalam badan sedikit, maka keringat yang diurai oleh bakteri pun juga sedikit.
Dengan demikian bau badan akibat penguraian keringat oleh bakteri pun juga akan
berkurang.
IV.4 Evaluasi Sediaan Deodorant
Uji Evaluasi Sediaan Deodorant
1. Organoleptis
Uji organoleptik adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui
rasa dan bau (kadang-kadang termasuk penampakan) dari suatu produk
makanan, minuman, obat dan produk lain. Uji ini didasarkan pada
penampakan secara fisik yang dapat teramati oleh panca indera secara
langsung. Hasil uji organoleptis deodorant yang baik adalah jika sampel
sediaan mempunyai bentuk, warna dan bau yang baik.
2. Homogenitas
atau
tidak.
Pada
pengujian
sediaan
BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
1. Keringat merupakan hasil dari metabolism tubuh yang disekresikan lewat
kulit. Keringat bersifat steril, tidak berbau, dan tidak berwarna. Akibat
aktifitas bakteri yang mengurai keringat tersebutlah yang menjadikan keringat
berbau dan menjadikan bau badan.
IV. 2 Saran
Penjelasan mengenai senyawa deodorant dalam makalah ini masih belum
sempurna, sehingga para pembaca diharapkan dapat menambah wawasan
melalui literatur lainnya.Selain itu, diharapkan untuk selanjutnya, bagi rekanrekan yang ingin menyusun makalah mengenai formulasi deodorant dapat
mencari literatur yang lebih banyak lagi untuk melengkapi penjelasan
mengenai deodorant, agar materi mengenai deodorant tersebut dapat lebih
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Paye, Marc, et al. 2001. Handbook of Cosmetic Science and Technology. New York :
Marcel Dekker, Inc.
Maibach, Howard I, et al. 2000. Cosmeceutical : Drugs vs Cosmetics. New York :
Marcel Dekker, Inc.
Sawaya, Marty E. 2007. Novel Agent for the Treatment of Alopecia. New Jersey :
Merck Co.
Fatmawaty, Aisyah, dkk. 2012, Sains dan Teknologi Kosmetik. Makassar : Fakultas
Farmasi-UNHAS.
Kenji, Kohno. 2006. European Patent Application : Agent for Hair Growth.
Kanagawa-London : European Patent Office