Skripsi
Oleh :
Marlia Ulfa
0604015115
i
ii
ABSTRAK
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dan penulisan skripsi dengan judul UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI
FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK ETANOL 70 % DAUN DAUN
MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium Merr.) TERHADAP
BAKTERI Pseudomonas aeruginosa . Sholawat dan salam kepada
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita
semua mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi tugas akhir
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sains pada
fakultas MIPA jurusan farmasi UHAMKA. Melalui skripsi ini penulis
ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Endang Abutarya, M.Pd., selaku Dekan Fakultas MIPA
UHAMKA Jakarta.
2. Bapak Drs. Inding Gusmayadi, M.Si., Apt., selaku Wakil Dekan I FMIPA
UHAMKA Jakarta.
3. Bapak Drs. Budi Arman, M.Kes., Apt., selaku Wakil Dekan II FMIPA
UHAMKA Jakarta.
4. Bapak Drs. Priyanto, M. Biomed., Apt., selaku Wakil Dekan III FMIPA
UHAMKA Jakarta.
5. Bapak Drs. H. Muhsin Lubis, M.Sc., selaku Pembina Penjaminan Mutu
FMIPA UHAMKA Jakarta.
6. Bapak Hadi Sunaryo, M.Si., Apt., selaku Ketua program studi jurusan
Farmasi FMIPA UHAMKA Jakarta.
7. Ibu Kori Yati, S.Si., Apt., selaku Pembimbing Akademik.
8. Bapak Drs. H. Sediarso, M.Farm., Apt., selaku Pembimbing I yang telah
membimbing serta memberikan materi dan arahan selama penelitian serta
penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Elly Wardani, S.Si., Apt., selaku Pembimbing II yang telah
membimbing saya selama penelitian skripsi ini.
10. Kedua orang tua ku Ayah dan Mama yang tak henti memanjatkan doa, dan
senantiasa memberikan dukungan moril dan materi, serta untuk Adik ku
Yogie, Bapa dan Ibu, Mas Herry (My Husband), Mas Nanang yang telah
memberikan banyak dukungan untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Ucrit yang bersama-sama melakukan
penelitian ini. Kiki, Icha, Kamal, Riska, Filza, Yayas, Riri, Sese, kRahma,
kDwity, k Samsiah, Mas Devis, Mba Ita, Weny, Dita, Roby, Endah,
Laras, Riadi, Mas Eko, Bang Juna, Dian, Vera yang selalu memberi
support untuk menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
12. Semua keluarga besar, sepupu-sepupu yang selalu mendoakan dan
memberi support untuk menyelesaikan skripsi ini.
iv
13. Teman-teman angkatan 2005, 2006 yang telah bersama-sama menuntut
ilmu di UHAMKA.
14. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang ikut
membantu penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis meminta saran dan kritik demi melengkapi penyusunan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.
Penulis
vi
vii
viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari
lingkungan hidup manusia. Kulit yang merupakan organ yang essensial dan
merupakan organ yang sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis
(1)
kelamin, ras, dan lokasi tubuh . Kulit akan menyebabkan luka dan akan timbul
infeksi jika kulit tergores benda-benda tajam. Luka adalah rusaknya kesatuan atau
komponen jaringan, dimana secara spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak
atau hilang.
menimbulkan infeksi apabila fungsi pertahanan inang abnormal. Bakteri ini dapat
juga tinggal pada manusia yang normal dan berlaku sebagai saprofit pada usus
normal pada kulit manusia (2). Selain Pseudomonas aeruginosa, jenis bakteri yang
sering kita jumpai pada luka adalah Streptococcus aureus dan Staphylococcus
aureus(3).
1
2
merupakan potensi bahan alam yang cukup besar di Indonesia. Salah satu jenis
polifenol (4).
relatif yang dihasilkan sebesar 4,85x10-2 kali Tetrasiklin HCl (5). Proses penyarian
maka digunakan pelarut yaitu etil asetat. Kandungan yang mungkin tertarik oleh
etil asetat adalah flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu golongan fenol alam
yang tersebar luas jumlahnya dan flavonoid berfungsi sebagai antimikroba dan
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
1. Apakah fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun daun mangkokan
2. Apakah pemberian fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun daun
3. Berapakah potensi relatif fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pengujian aktivitas antibakteri fraksi etil asetat
dari ekstrak etanol 70% daun daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.)
Ampisilin.
4
D. Perumusan Masalah
berikut: Apakah fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun daun mangkokan
aeruginosa.
E. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui daya aktivitas antibakteri fraksi etil asetat dari ekstrak
F. Manfaat Penelitian
tradisional.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Klasifikasi tanaman
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Apiales
Suku : Araliaceae
Marga : Nothopanax
b. Nama daerah
daun koin, daun papeda (Ambon), goma matari, sawoko (Halmahera), rau
paroro (Ternate), lanido (Roti), Melayu : daun koin, daun papeda, daun
c. Nama asing
d. Morfologi tanaman
bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daun tunggal, berangkai, agak tebal,
tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni,
Tanaman ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar,
yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung dan dapat tumbuh pada
f. Kandungan kimia
g. Penggunaan
dan sedikit kunyit yang telah diparut. Panaskan diatas api, hangat-
b) Luka
halus. Taruh di atas luka lalu dibalut dan ganti 2-3 kali sehari.
c) Sukar kencing
Daun mangkokan tua yang masih segar direndam dalam air panas
bagian bawah.
d) Rambut rontok
hari.
2. Penyarian(6)
Penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari bahan yang
tidak dapat larut dengan pelarut cair. Zat aktif yang semula berada di dalam
sel, ditarik dengan cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam
cairan penyari tersebut. Pada umumnya penyarian akan bertambah baik bila
8
luas. Simplisia yang disari mengandung zat aktif yang dapat larut dan zat yang
a) Cara dingin
a. Maserasi
penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel
yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya
b. Perkolasi
cairan penyari akan melarutkan zat aktif sel-sel yang dilalui sampai
b) Cara panas
1) Digesti
2) Infundasi
menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahan-bahan
nabati. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil
dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang
diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (6).
3) Refluks
4) Sokletasi
cara sokletasi ini tidak dapat digunakan untuk senyawa yang tidak
3. Fraksinasi (8)
dengan pelarut non polar. Proses ekstraksi yang akan dilakukan ditentukan
dalam jaringan tubuh. Infeksi luka dapat terjadi karena beberapa bakteri
patogen yang berkolonisasi pada permukaan kulit yang luka. Bakteri yang
pertahanan flora normalnya tidak ada atau bila berperanan dalam infeksi
campuran. Bakteri ini menyebabkan infeksi luka dan luka bakar membentuk
A. Antibakteri
menjadi:
positif atau Gram negatif saja. Contoh antibakteri yang efektif untuk
setelah dicuci dengan alkohol warna ungu hilang dan pada waktu
Escherichia coli.
kelompok yaitu:
menghambat reaksi paling dini dalam proses sintesis dinding sel dan
reaksi tersebut. Oleh karena itu tekanan osmotik dalam dinding sel
kuman lebih tinggi daripada di luar sel maka kerusakan dinding sel
tRNA. Pada bakteri ribosom terdiri atas 2 sub unit yaitu 30 S dan 50 S
ribosom menyebabkan kode mRNA salah baca oleh tRNA pada waktu
RNA dan DNA oleh enzim tersebut. Contoh senyawa yang termasuk
1. Metode difusi
Pada metode ini zat antibakteri berdifusi pada lempeng agar yang
zat antibakteri. Metode ini dipengaruhi faktor fisik dan kimia, selain
pada suhu dan jangka waktu yang sesuai dengan jenis bakteri uji.
sekeliling parit.
b) Cara silinder
antibakteri, setelah itu diinkubasi pada suhu dan jangka waktu yang
sesuai dengan jenis bakteri uji. Pengamatan dilakukan atas ada atau
2. Cara cakram
lempeng. Setelah itu diinkubasi pada suhu dan jangka waktu yang
sesuai dengan jenis bakteri uji. Pengamatan dilakukan atas ada atau
3. Metode dilusi
baik dengan media cair atau padat, kemudian media diinokulasi bakteri
bakteri.
dan diinkubasi pada suhu dan jangka waktu yang sesuai dengan
adalah (14):
a. Kepadatan inokulum
sedikit, maka zona hambat yang terbentuk makin lebar, karena zat
b. Komposisi medium
mengalami penurunan.
c. Waktu inkubasi
D. Medium (15)
6. Bakteri (12)
Bakteri adalah sel prokariotik yang berukuran kecil terdiri dari satu sel,
memiliki DNA maupun RNA, hanya dapat dilihat dengan mikroskop dan
berkembang biak dengan membelah diri atau aseksual. Pada umumnya ada 3
bentuk sel bakteri yaitu kokus, basilus, dan spiral. Kokus, mempunyai bentuk
seperti buah beri kecil, sejumlah kokus hidup secara khas sendiri-sendiri,
18
tergantung pada cara membelah diri dan kemudian melekat satu sama lain
a) Nutrisi (makanan)
b) Suhu
c) pH medium
KH2PO4.
19
d) Oksigen
metabolisme mikroba.
e) Zat kimia
mikroba antara lain fenol, formaldehid, alkohol dan senyawa kimia yang
f) Cahaya
mikroba.
dalam medium baru, pembiakan biasanya tidak segera terjadi. Selama fase
perkembangbiakan.
Fase log terjadi setelah fase lag selesai, dimana fase log ini mulai
waktu terhadap grafik akan memperlihatkan suatu garis lurus. Selama fase
mulai menurun akibat matinya sel-sel mikroorganisme. Pada fase ini laju
Regnum : Plantae
Divisio : Schizophyta
Class : Schizomycetes
Ordo : Pseudomonadales
Familia : Pseudomonadacea
Genus : Pseudomonas
b. Morfologi
bersimpai.
c. Sifat-sifat biakan
optimum 37oC bersifat oksidatif positif dan akan menentukan warna biru
d. Daya tahan
Bakteri ini mati oleh pemanasan 56oC tahan terhadap antiseptik dan
e. Patogenesis
Ampisilin adalah serbuk hablur, putih, praktis tidak berbau. Kelarutan dari
Ampisilin sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzen, dalam
trihidrat, mengandung tidak kurang dari 900 g dan tidak lebih dari 1050
spektrum luas tetapi lebih besar terhadap bakteri gram negatif, tetapi di
B. Kerangka Berpikir
berkhasiat mengobati luka. Ekstrak etanol 70% daun daun mangkokan terbukti
23
mengunakan pelarut etanol 70%. Pelarut etanol 70% dapat melarutkan zat-zat
penyari bersifat polar sedangkan etil asetat adalah larutan yang bersifat
dan senyawa polar tertarik dengan pelarut polar. Senyawa semi polar yang
mungkin tertarik dalam pelarut etil asetat adalah flavonoid yang diduga
metoda difusi agar mengunakan kaca silinder. Setelah itu dihitung kesetaraan
sediaan uji mempunyai potensi relatif yang dapat digunakan sebagai dosis
C. Hipotesis
Fraksi etil asetat dari ekstrak etanol 70% daun daun mangkokan
Pseudomonas aeruginosa.
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat penelitian
Jakarta Timur.
2. Waktu penelitian
2010.
B. Metode Penelitian
1. Alat penelitian
mikropipet (Brand), Laminar Air Flow, kapas, oven, autoklaf, jangka sorong,
pipet ukur (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), pembakar spirtus, stopwatch, kaca
silinder (Pyrex), corong pisah (Pyrex), pinset, alat- alat gelas, gelas objek,
cawan uap, penangas air, cawan Petri (Pyrex), Ose, inkubator, dan Erlenmeyer
25
26
2. Bahan penelitian
a. Simplisia
LIPI Cibinong.
b. Bakteri Uji
aeruginosa.
3. Bahan kimia
4. Medium
5. Antibiotik pembanding
C. Pola Penelitian
6. Pembuatan medium
D. Prosedur Penelitian
mangkokan tua yang akan digunakan dicuci dengan air hingga bersih,
ditumbuk sampai menjadi serbuk, dan diayak dengan nomor pengayak mesh
20, serbuk yang diperoleh disimpan dalam wadah yang bersih dan tertutup
rapat.
kurang lebih 15 menit, terbentuk dua lapisan, yaitu residu etanol dan lapisan
asetat dan air dengan perbandingan 1:1:1 kocok kurang lebih 15 menit,
terbentuk dua lapisan, pisahkan fraksi etil asetat dan fraksi etanol yang didapat
a. Uji organoleptis
kental, cair. Warna : kuning, coklat. Bau : aromatik, tidak berbau. Rasa :
1) Identifikasi alkaloid
2) Identifikasi flavonoid
flavonoid.
3) Identifikasi saponin
4) Identifikasi steroid
tetes anhidrat asetat dan 1 tetes H2SO4 pekat maka akan terbentuk
warna hijau sampai biru untuk terpenoid dan warna merah untuk
steroid.
30
5) Identifikasi tanin
dengan kertas saring, ambil filtratnya lalu tambahkan 1-2 tetes FeCl3
1% akan terbentuk warna biru tua (tannin galat) atau hijau kehitaman
30 menit pada suhu 105oC dan telah ditara. Letakkan zat dalam botol
dalam keadaan tutup botol terbuka pada suhu 105oC hingga bobot tetap.
d. Rendemen fraksi
Fraksi kering
Rendemen = x 100%.................................................(1)
Serbuk kering
600, 900, 1200, 1500 g/ml. Untuk mendapatkan konsentrasi larutan uji 300
g/ml pipet 2 ml dari larutan induk encerkan dengan aquadest ad 10 ml, untuk
mendapatkan konsentrasi larutan uji 600 g/ml pipet 4 ml dari larutan induk
larutan uji 900 g/ml pipet 6 ml dari larutan induk lalu encerkan dengan
pipet 8 ml dari larutan induk lalu encerkan dengan aquadest ad 10 ml, untuk
mendapatkan konsentrasi larutan uji 1500 g/ml pipet 10 ml dari larutan induk
6. Pembuatan medium
autoklaf dengan suhu 121oC dan tekanan 1 atm selama 15-20 menit.
induk tersebut dilakukan pengenceran dengan konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan
g/ml, dipipet dari larutan induk sebanyak 0,4 ml lalu diencerkan sampai
volume ad 10 ml dan seterusnya sampai didapat konsentrasi 10, 20, 30, 40 dan
50 g/ml.
Laminar Air Flow, kemudian diinkubasi dengan suhu 37oC selama 24 jam.
pembenihan, kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam, lalu amati
silinder. Terhadap zona bening yang dihasilkan, diukur diameter zona bening
Data diameter zona bening yang diperoleh dihitung secara statitik dengan
Y = a + bx................................(2)
x = nilai konsentrasi
34
Xs
PR = . .........................................................................................(3)
Xu
PR = potensi relatif
BAB IV
A. Hasil
3. Hasil fraksinasi
Fraksinasi
adalah fraksi n-heksan dan lapisan bawah adalah residu etanol. Residu
air dengan perbandingan 1:1:1, lapisan atas fraksi etil asetat, dan
35
36
4. Pemeriksaan organoleptik
Karakteristik
No. Jenis Fraksi
Bentuk Bau Warna
Massa setengah Hijau
1. Etil Asetat Khas
padat kehitaman
Keterangan :
7. Aktivitas antibakteri
didapat hasil bahwa fraksi etil asetat daun daun mangkokan memiliki
Tabel V. Persamaan regresi linier dan potensi relatif fraksi etil asetat daun
daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap
Ampisilin menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa
B. Pembahasan
sebagai antimikroba.
meliputi jenis, famili dan marga dari simplisia dapat dihindari. Daun
mangkokan yang digunakan adalah daun mangkokan yang sudah tua, dicuci
karena cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah
dilakukan serta dapat digunakan untuk bahan aktif yang tidak tahan
etanol 70% karena sifatnya tidak beracun, bereaksi netral, absorbsinya baik
yang tertarik oleh etanol. Tujuan dari pemisahan ini untuk melihat apakah
senyawa yang tertarik oleh etanol dan etil asetat mempunyai aktivitas
gelombang 580 nm. Hal ini dilakukan guna mencegah terjadinya kepadatan
sel bakteri yang berlebihan pada saat penggunaan dalam pengujian uji
aktivitasnya.
40
menggunakan kaca silinder yang diletakkan dalam cawan Petri yang telah
berisi media dan bakteri. Metode ini memiliki keuntungan yaitu hasil yang
didapat akurat karena larutan uji yang diisikan ke dalam kaca silinder terukur
yaitu 500, 600, 700, 800, dan 900 g/ml. Berdasarkan konsentrasi tersebut
maka dilakukan pengujian dengan konsentrasi 300, 600, 900, 1200, dan
besar pula luas zona hambat yang terbentuk. Hal ini menandakan bahwa
Berdasarkan hasil potensi relatif yang didapat maka fraksi etil asetat
dikarenakan zat aktif yang bersifat antibakteri lebih banyak tersari dalam
bakteri uji yang sesuai. Perhitungan potensi relatif ini bertujuan untuk
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
lainnya.
42
43
DAFTAR PUSTAKA
13. Harmita dan Maksum, R. 2006. Buku Ajar Analisis Hayati. Edisi 3.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Hal. 2, 7, 26-27, 127-
129.
44
24. Supranto, J. 2000. Statistik Teori dan Aplikasi. Jilid I. Erlangga. Jakarta.
Hal. 174-179.
45
Maserasi
Oven 50oC
Inkubasi 1 x 24 jam
Transmitan 25 %
Kurang dari 25% ditambahkan
Medium NB steril
Lebih dari 25% diinkubasi
1. Susut Pengeringan
b - c
Susut pengeringan = X 100 %
b - a
32,311 32,299
= X 100 %
32,311 32,168
= 8,3 %
2. Rendemen
1,169 gram
= X 100 %
500 gram
= 0,2338 %
48
Keterangan gambar:
K= 0 g/ml
1 = ampisilin 10 g/ml
3 = ampisilin 20 g/ml
5 = ampisilin 30 g/ml
Keterangan gambar :
K= 0 g/ml
2 = ampisilin 40 g/ml
4 = ampisilin 50 g/ml
Pseudomonas aeruginosa.
49
Lampiran 5. Diameter zona hambat fraksi etil asetat daun daun mangkokan
(Nothopanax scutellarium Merr.) dan diameter Ampisilin
terhadap pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa
Tabel VI. Diameter zona hambat fraksi etil asetat daun daun mangkokan
(Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap pertumbuhan
Pseudomonas aeruginosa
a = 1,967 a = 2,294
b = 2,4x10-3 b = 1,026x10-1
r = 0,984 r = 0,9953
Y1 = 4,118 Y2 = 5,372
zona hambat yang sama. Berdasarkan persamaan regresi linier daya hambat yang
sama diambil dari nilai daya hambat antibiotik yaitu nilai Y = 5,372.
Y1 = a + b Xu Y2 = a + b Xs
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa fraksi etil asetat daun daun
Lampiran 7. Persamaan regresi linier dan potensi relatif fraksi etil asetat
daun daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.)
terhadap Ampisilin menggunakan bakteri Pseudomonas
aeruginosa
Tabel VII. Persamaan regresi linier dan potensi relatif fraksi etil asetat daun
daun mangkokan (Nothopanax scutellarium Merr.) terhadap
Ampisilin menggunakan bakteri Pseudomonas aeruginosa
Residu etanol