Anda di halaman 1dari 15

I.

LATAR BELAKANG
a. Rute pemberian
Infus intavena
b. Efek farmakologi
Manitol biasanya digunakan dengan cairan rehidrasi yang adenuat
dengan tujuan meningkatkan frekuensi aliran urin pada pasien dengan
penyakit gagal ginjal akut dan menurunkan tekanan intrauranial serta
edema pada cairal sorbitol. Manitol biasa digunakan penanganan
glaucoma dalam jangka pendek, kerjanya dengan menurunkan tekanan
intraokular pada operasi mata. Manitol meningkatkan tekanan osmotik
dalam darah dengan mengeluarkan air dalam jaringan tubuh dan
meningkatkan produks diuresis (Martindale, 2009).
c. Dosis
Dosis awal 200 mg/kg diberikan segera melalui infus
dengankonsentrasi 15 25% larutan selama 3-5 menit untuk produksi
diuresis (Martindale, 2009

II. PEMBUATAN FORMULA


a. Manitol digunakan sebagai zat aktif.
b. Aqua pro injelsi digunakan sebagai pelarut.

III. PERMASALAHAN FARMASETIK DAN PERMASALAHNYA

NO PERMASALAHAN SOLUSI

1. Sediaan bervolume besar Ditempatkan pada botol infsu


2. Sediaan rentan kontaminasi
Ditambahkan zat adsorben
pirogen

IV. PREFORMULASI
a. Zat aktif
1. Amoxicilin (HPE 6th ; 449)
Nama resmi : MANNITOL
Nama lain : Manitol
Bm : 182.17
Rumus struktur : C6H14O6
Titik lebur : -
Pemerian : Serbuk kristal atau butiran berwarna
putih tidak berbau dan memiliki rasa
manis kira-kira semanis glukosa dan
setengah manis dari sukrosa, member
sensasi dingin di mulut. Secara
mikroskopis, tampak seperti jarum
ortorombik ketika mengkristal dari
alkohol. Manitol menunjukkan
polimorfisme.
Kelarutan : Dalam 83 bagian etanol (95%),
praktis tidak larut eter, dalam 18
bagian gliserin, dalam 100 bagian
propan-2-oil, dalam 5.5 bagian air.
Ph : 4,5-7,0
Inkompatibilitas : Cairan manitol, 20% w/v atau lebih
kuat, mungkin akan dikurangi
kelarutannya oleh kalium klorida atau
natrium klorida. Natrium cephapirin
di konsentrasi 2 mg/ml dan 30 mg/ml
bertentangan dengan 20% w/v manitol
cair. Mannitol bertentangan dengan
xylitol infus dan dapat membentuk
kompleks dengan beberapa logam
seperti aluminium, tembaga dan besi.
Manitol terlibat dalam degradasi
oksidatif peptida. Mannitol ditemukan
mengurangi ketersediaanhayati dari
simetidin dibandingkan sukrosa.
Stabilitas : Mannitol stabil dalam keadaan kering
dan dalam bentuk larutan. Cairan
dapat disterilisasi oleh filtrasi atau
autoclaving dan jika diperlukan dapat
diautoclaving berulang kali dengan
tidak ada efek fisik atau kimia. Dalam
larutan, manitol tidak dipengaruhi
oleh dingin, asam atau alkali encer,
atau oleh oksigen atmosfer dalam
ketidakhadiran katalis. Mannitol tidak
mengalami reaksi maillard. Bahan
massal harus disimpan dalam wadah
tertutup dengan baik di tempat yang
dingin, kering.
Kesimpulan : Bentuk zat yang digunakan gula.
Cara sterilisasi : Sterilisasi akhir dengan autoklaf
selama 15 menit pada suhu 1211c.
Kemasan : Invus intravena 500ml yang tertutup
baik.
Wadah penyimpanan : Dalam wadah yang tidak tembus
cahaya.

b. Zat tambahan
1. Aqua pro Injection (HPE 6th ; 766)
Nama resmi : AQUA PRO INJECTION
Nama lain : Aqua pro injection
Bm : 18,02
Rumus struktur : H2O
pH : -
Pemerian : Cairan jernih tidak memiliki warna,
tidak berasa, tidak berbau.
Kelarutan : -
Stabilitas : Air secara kimiawi stabil dalam
semua keadaan fisik (es, cair, dan
uap). Secara khusus, sistem
penyimpanan dan distribusi air harus
memastikan bahwa air dilindungi
terhadap kontaminasi ionik dan
organik, yang mengarah ke
peningkatan dalam konduktivitas dan
karbon organik total. Sistem juga
harus dilindungi terhadap masuknya
partikel asing dan mikroorganisme
sehingga pertumbuhan mikroba
dicegah atau diminimalkan. Air untuk
tujuan tertentu harus disimpan dalam
wadah yang sesuai
Cara sterilisasi : Pemanasan akhir dengan autoklaf.
Kesimpulan : Aqua pro injeksi digunakan sebagai
pelarut.
Wadah penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.

V. PERHITUNGAN
a. Tonisitas
jumlah kenutuhan cairan x faktor total
Jumlah tetesan permenit = wwaktu x 1 menit
500 x 15
= 8 x 60
7500
= 480

= 15,6/menit
b. Osmolaritas
Osmolaritas manitol = 25g/500 ml = 50g/L
BM = 180,2
gram
n
OSMOLARITAS = = mr
v
v
gram
= mr xv

500 gram
= 180,2 x 100ml
= 277,4 grmol/liter ( sudah isotonis )

VI. FORMULA YANG DIUSULKAN

NO. BAHAN JUMLAH FUNGSI


1. Manitol 22,45mg Zat aktif
2. Aqua pro injeksi Ad 500ml pelarut
Ditambahkan 10% untuk mencegah kekurangan sediaan (volume
terpindahkan)

25
Manitol = 100 X 100 = 25 gram + 10% = 22,5 gram

Aqua pro injeksi = 500ml + 10% = 550ml

VII. PERSIAPAN ALAT/WADAH/BAHAN


a. Alat

No Nama alat Cara sterilisasi waktu Jumlah


.
1. Gelas kimia 50 ml autoklaf 20 menit 2 buah
2. Gelas kimia 500 ml autoklaf 20 menit 1 buah
3. Lumpang dan alu oven 1 jam 1 buah
4. Batang pengaduk autoklaf 20 menit 2 buah
5. Corong autoklaf 20 menit 2 buah

6. Gelas ukur 100 ml autoklaf 20 menit 1 buah

b. Wadah

No Nama alat Cara sterilisasi waktu Jumlah


.
1. Botol infus 500ml Sterilisasi akhir 20 menit 1 buah

c. Bahan

No Nama alat Cara sterilisasi waktu Jumlah


.
1. Manitol autoklaf 20 menit 22,5 mg
2. Aqua pro injeksi autoklaf 20 menit 550ml

d. Penimbangan
Volume tertera dalam kelebihan volume yang dinyatakan untuk
penandaan 500 ml untuk cairan encer atau cairan kental (FI IV; 644).

VIII. Prosedur Pembuatan


Ruang sterilisasi - Permukaan meja dilap dengan etanol 70%.
- Semua peralatan, wadah sediaan, yang telah
dikalibrasi dan aquadest yang akan digunakan
disterilkan sesuai cara sterilisasinya.
Ruang penimbangan - Ruang disterilisasi selama 12 jam dengan lampu
uv.
- Aqua pro inkesi dibuat dengan menyuling kembali
air segar dan disterilkan dengan autoklaf
- Kaca arloji yang sudah disterilkan, digunakan untuk
menimbang manitol 22,5mg.
- Setelah ditimbang semua bahan dimasukan dalam
transfer box
Transfer Box - Semua wadah peralatan dan bahan dimasukan
keruang pencampuran.
Ruang Pencampuran - Gelas ukur 100 ml, dimasukan aqua streil pro
injeksi.
- Gelas kimia 100ml dimasukan 22,5mg manitol, lalu
dimasukan aqua pro injeksi sambil diaduk,
- Gleas kimia 500 ml, dimasukan campuran manitol
dan aqua pro injeksi sambil diaduk.
- Volume digenabkan hingga 500 ml menggunakan
aqua pro injeksi
- sediaan diisikan kedalam wadah infus dengan
memperhitungkan volume terpindahkan sesuai
yang tertera di farmakope
- Botol infus yang sudah ditutup, dimasukan dalam
transfer box
Transfer Box - Bawa sediaan keruang penutupan melalui transfer
box.
Ruang Penutupan - Tutup sedian menggunakan mesin penutup infus.
Tranfer Box - Bawa sedian keruang sterilisasi melalui transfer
box
Ruang sterilisasi - Sterilkan sediaan menggunakan autoklaf pada
suhu 1211c selama 15 menit.

IX. ETIKET DAN BROSUR


a. Etiket

Mantol
Injection
Komposisi :
Tiap 10 ml mengandung
Manitol 25mg
Bahan tambahan ad 500 ml

Indikasi :
profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik
berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan
serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi
Kontraindikasi :
Penderita jantung pemberian manitol berbahaya penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem
paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan
kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.

Efek Samping :
Gangguan keseimbangan cairan tubuh & elektrolit; gangguan GI; rasa haus; sakit kepala, pusing,
menggigil, demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehidrasi; penglihatan kabur, urtikaria, hipotensi
atau hipertensi.

Dosis :
Dewasa 250 mL-1 L dalam 24 jam.

Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap

Perhatian :
Jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh & elektrolit.
perh

NO.BATCH : 701011
EXP : Maret 2021
Diproduksi oleh :
PT. EMULGATOR FARMA
PALU-INDONESIA

b. Brosur

Mantol

Injection

Farmakologi
Manitol merupakan diuretik osmotik. Manitol disaring dengan mudah di glomerulus ginjal, tidak
direabsorpsi dan tidak disekresi di tubulus ginjal. Manitol mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus
serta meningkatkan ekskresi natrium dan klorida dengan cara meningkatkan osmolaritas dari filtrat
glomerulus. Peningkatan osmolaritas ekstraseluler akibat pemberian Manitol secara intravena akan
menginduksi perpindahan air intraseluler menuju ekstraseluler dan intravaskuler

Indikasi :
profilaksis gagal ginjal akut, suatu keadaan yang dapat timbul akibat operasi jantung, luka traumatik
berat, dan menderita ikterus berat. Manitol juga banyak digunakan untuk menurunkan tekanan
serebrospinal dan tekanan intraokuler, serta pada pengelolaan terhadap reaksi hemolitik transfusi
Kontraindikasi :
Penderita jantung pemberian manitol berbahaya penyakit ginjal dengan anuria, kongesti atau udem
paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali bila akan dilakukan kraniotomi,
serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.

Efek Samping :
Gangguan keseimbangan cairan tubuh & elektrolit; gangguan GI; rasa haus; sakit kepala, pusing, menggigil
demam; takikardi, nyeri dada; hiponatremia; dehidrasi; penglihatan kabur, urtikaria, hipotensi atau
hipertensi.

Dosis :
Dewasa 250 mL-1 L dalam 24 jam.

Penyimpanan :
Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembap

Perhatian :
Jangan ditambahkan ke dalam darah transfusi. Monitor kondisi cairan tubuh & elektrolit.
perh

NO.BATCH : 701011
EXP : Maret 2021
Diproduksi oleh :
PT. EMULGATOR FARMA
PALU-INDONESIA

X. DATA PENGAMATAN E0ALUASI SEDIAAN

No Pengujian Hasil
.
1. Organoleptik
- Warna Bening
6,0
pH
2.

Tidak bocor

3. Kebocoran

X. PEMBAHASAN
Sediaan farmasi steril merupakan salah satu bentuk sediaan farmasi
yang banyak digunakan terutama pada pasien yang dirawat di rumah sakit.
Sediaan ini sangat membantu pada saat pasien dioperasi, diinfus, disuntik,
mempunyai luka terbuka yang harus diobati dan sebagainya. Dalam keadaan
tersebut sangat dibutuhkan kondisi steril karena pengobatannya lansung
berhubungan dengan sel tubuh, lapisan mukosa organ tubuh dan dimasukan
langsung ke dalam cairan atau rongga tubuh, hai ini sangat memungkinkan
terjadinya kontaminasi dan dalam hal ini dibutuhkan bentuk sediaan obat yang
steril. Bentuk sediaan steril ini disamping persyaratan steril, dibutuhkan
kondisi lainnya seperti harus isotonis, isohidris dan beberapa diantaranya
harus bebas pirogen (Latifah & Djide, 2009).
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, suspensi atau emulsi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum
digunakan, yang disuntikan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau
selaput lendir. Infus intravena adalah sediaan steril berupa larutan atau emulsi,
bebas pirogen dan sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah, disuntikan
langsung ke dalam vena dalam volume relatif banyak (Depkes R.I, 1979).
Dalam Farmakope Indonesia Ed. IV (Depkes R.I, 1995), yang dimaksud
dengan larutan parenteral volume besar adalah injeksi dosis tunggal untuk
intravena dan dikemas dalam wadah bertanda lebih dari 100 ml. Injeksi
volume kecil adalah injeksi yang dikemas dalam wadah bertanda volume 100
ml atau kurang.
Sediaan yang dibuat pada praktikum ini adalah infus intavena manitol
dengan volume sediaan 500 ml. Dimana komponen dari sediaan ini adalah
manitol sebagai zat aktif, dan aqua pro injeksi sebagai pelarut. Manitol
merupakan diuretik osmotik. Manitol disaring dengan mudah di glomerulus
ginjal, tidak direabsorpsi dan tidak disekresi di tubulus ginjal. Manitol
mempengaruhi reabsorpsi air di tubulus serta meningkatkan ekskresi natrium
dan klorida dengan cara meningkatkan osmolaritas dari filtrat glomerulus.
Peningkatan osmolaritas ekstraseluler akibat pemberian Manitol secara
intravena akan menginduksi perpindahan air intraseluler menuju ekstraseluler
dan intravaskuler.
Pada perhitungan bahan didapat hasil yang sudah isotonis untuk injeksi
manitol ini, sehingga sediaan yang stabil agar didapat larutan yang isotonis
dan mudah diterima oleh tubuh. Arti isotonis adalah mempunyai tekanan
osmose yang sama dengan darah dan cairan tubuh yang lain. Digunakan
pengisotonis NaCl karena tekanan osmosenya 0,9% sama dengan tekanan
osmose cairan tubuh seperti darah, air mata, dan cairan lumbal.
Setelah sediaan dimasukkan kedalam infus dengan volume 500 ml, lalu
dilakukan sterilisasi dalam autoklaf dengan suhu 121 0C selama 15 menit.
Perlu diperhatikan, saat menyimpan di dalam autoklaf pastikan vial dalam
kondisi berdiri, karena jika infus dalam kondisi miring atau terbalik akan
menguapkan sediaan yang berada di dalamnya. Setelah itu dilakukan pada
formulasi yang telah dibuat dapat dievaluasi salah satu stum evaluasi secara
organoleptik dimana melibatkan uji kebocoran, uji warna, uji pH dari sediaan
yang telah didapatkan. Hasil dari injeksi yang telah dibuat dengan tidak
terdapat kebocorn, warna bening, setelah itu dilakukan pengukuran ph untuk
mengetahui stabilitas ph sediaan yaitu didapatkan dengan angka 6,0
Kesalahan pada praktikum ini adalah tidak dilakukan penyaringan
sebelum dikemas, sehingga setelah di sterilisasi pun masih terdapat partikel-
partikel asing dalam sediaan. Serta tidak semua alat yang digunakan di
sterilkan sebelum digunakan, sehingga memungkinkan terjadinya
kontaminasi dari alat yang digunakan, dari udara, dan dari bagian tubuh kita
sendiri.
Aplikasi dalam bidang farmasi terkait pembuatan sediaan infus ialah
memiliki onset (mula kerja) yang cepat, menghindari kerusakan obat dalam
saluran pencernaan dan baik digunakan untuk pasien dengan luka parah atau
dalam keadaan koma sehingga tetap diberikan pengobatan dalam bentuk
pemberian melalui pembuluh darah sistemik.
BAB
PENUTUP

Kesimpulan

1. Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikksn dengan cara merobek


jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lendir.
Infsu adalah injeksi dosis tunggal untuk intravena dan dikemas dalam
wadah bertanda lebih dari 100 ml.
2. Sediaan yang dibuat adalah injeksi manitol dengan volume 500 ml.
Injeksi ini bersifat isotnonis sehingga mudah diterima oleh tubuh.
3. Kesalahan pada praktikum ini adalah tidak dilakukan penyaringan
sebelum dikemas, sehingga setelah di sterilisasi pun masih terdapat
partikel-partikel asing dalam sediaan. Serta tidak semua alat yang
digunakan di sterilkan sebelum digunakan, sehingga memungkinkan
terjadinya kontaminasi dari alat yang digunakan, dari udara, dan dari
bagian tubuh kita sendiri yang tidak terlindungi dari APD (alat
pelindung diri).

Saran
Diharapkan pada praktikan agar lebih berhati-hati dalam melakukan
pengerjaan didalam laboratorium sehingga dapat mengurangi kesalahan atau
kecelakaan kesalahan selama praktikum.

DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients Sixth Edition, Rowe


R. C., Sheskey, P. J., Queen, M. E., (Editor), London, Pharmaceutical
Press and American Pharmacists Assosiation, 697-69

Anief, M., 2002, Formulasi Obat Topikal dengan Dasar Penyakit Kulit, Gadjah
Mada University Press , Yogyakarta.

Ansel, C Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, edisi keempat.


Jakarta: UI Press.
Departemen kesehatan., (1975). Farmakope Indonesia Edisi III , Departemen
Kesehatan Republik Indonesi. Jakarta.

Departemen kesehatan., (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV , Departemen


Kesehatan Republik Indonesi. Jakarta.

Latifah R., Djide M.N., Sediaan Farmasi Steril, Lembaga Penerbitan Universitas
Hasanuddin (Lephas), Makassar, 2009.
Sweetman,S.C.,2009, Martindale 36th Edition, Pharmaceutical Press, London.
Tjay, T.H., Kirana R., 2007, Obat-Obat Penting Khasiat, Penggunaan dan Efek-
Efek Sampingnya Edisi Keenam, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

LABORATORIUM FARMASETIK FARMASI


JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO

JURNAL AKHIR
FORMULA V
(INJECTION)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 10
FARMASI E
MAGHFIRANI FARO FAUZIA G 701 15 192
NUR AFIYANI G 701 15 137
GRATIA CAHYANI POSUNDU G 701 15 067

ASISTEN : VIOENTINA GIOVANY B.

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENEGTAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

Anda mungkin juga menyukai