Anda di halaman 1dari 34

- Praktikum Teknologi Farmasi Sediaan Steril -

C1.2

Ampul Injeksi Doxorubicin


Hidroklorida
1. Rahma Kurnia Putri (2020210149)
2. Putri Fajrina Istifani (2020210150)
3. Madinah Geovani Tangkudung (2020210151)
4. Azira Tri Febriana (2020210153)
5. Diandra Febby Gusmi Putri (2020210154)
6. Felicia Tengayu (2020210155)
7. Yopy Yuliani (2020210156)
01 PENDAHULUAN
Teori Singkat
PENDAHULUAN
Doxorubicin adalah antibiotik golongan antrasiklin yang memiliki aktivitas
antineoplastik. Obat ini digunakan sebagai agen kemoterapi untuk kanker payudara,
limfoma Hodgkin, limfoma non-Hodgkin, leukemia limfoblastik akut, dan leukemia
mieloblastik akut. Doxorubicin berasal dari bakteri Streptomyces peucetius dan dapat
digunakan untuk penanganan kanker pada pasien dewasa maupun anak-anak. Efek
terapi doxorubicin adalah sebagai agen sitotoksik yang menginhibisi sintesis DNA dan
RNA. Inhibisi ini terjadi melalui ikatan doxorubicin secara langsung dengan DNA dan
melalui inhibisi enzim topoisomerase II yang menyebabkan fragmentasi DNA dan
apoptosis.
Doksorubisin Hidroklorida untuk Injeksi adalah campuran steril doksorubisin
hidroklorida dan laktosa. Mengandung doksorubisin hidroklorida C27H29NO11.HCl, tidak
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 115,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
Jangan terhirup partikel doksorubisin hidroklorida dan hindari pemaparan pada kulit
02 DATA PREFORMULASI
Zat Aktif dan Bahan Bantu
ZAT AKTIF
Doxorubicin hydrochloride (Martindale 36th ed p. 712,714, FI VI hal. 455, 458)
Rumus Molekul : C27H29NO11.HCl
Bobot Molekul : 580.0
Pemerian : Merah-oranye, higroskopis, kristal atau bubuk amorf
Khasiat : Antrasiklin (kemoterapi kanker)
Kelarutan : Larut dalam air, dalam natrium klorida 0,9%, dan dalam metil alkohol; praktis tidak
larut dalam kloroform, dalam eter, dan dalam pelarut organik lainnya
Stabilitas : Injeksi dexmedetomidine hidroklorida yang bening dan tidak berwarna harus
disimpan pada suhu kamar yang terkontrol.
Inkompatibilitas : Sefalotin natrium, deksametason, diazepam, atau hidrokortison natrium suksinat,
furosemide atau heparin sodium
Dosis : 1,2-2,4 mg/kg sekali sehari (Martindale 36th ed p. 714)
pH : 4,5 dan 6,5
Wadah & penyimpanan: Dalam wadah untuk padatan steril seperti tertera pada injeksi
BAHAN BANTU
Sodium Chloride (FI VI h. 1225; 1227, HOPE Ed 6 th p.637; 639)
Nama kimia : Natrium klorida
Rumus molekul : NaCl
Bobot molekul : 58.44
Titik didih : 1413˚C
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, rasa asin
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit lebih mudah larut dalam etanol air mendidih, larut
dalam gliserin, sukar larut dalam etanol
pH : 6,7-7,3
Stabilitas : Tahan panas hingga suhu 80˚C , harus terlindungi dari cahaya
Inkompatibilitas : Bersifat korosif terhadap besi; bereaksi membentuk endapan dengan garam perak,
timbal, dan merkuri; Kelarutan pengawet antimikroba metilparaben berkurang dalam larutan natrium
klorida.
Konsentrasi : kurang lebih sama dengan 0,9% (HOPE Ed 6th p.637)
Khasiat : Peng Isotonis
Wadah dan penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
03 TEKNOLOGI
FARMASI
Ampul adalah wadah berbentuk silindris terbuat dari
gelas, yang memiliki ujung runcing (leher) dan bidang
dasar datar ukuran normalnya adalah 1, 2, 5, 10, 20,
kadang – kadang juga 25 atau 30 ml. Ampul adalah wadah
takaran tunggal, oleh karena total jumlah cairannya
ditentukan pemakaiannya untuk satu kali injeksi. Pengisian
ampul dengan larutan obat dilakukan pada sebuah alat
khusus untuk pabrik kecil atau menengah pengisian
dilakukan dengan alat torak pengisi yang bekerja secara
manual atau elektris. Melalui gerak lengannya larutan yang
akan diisikan dihisap oleh sebuah torak kedalam
penyemprot penakar dan melalui kebalikan gerak lengan
dilakukan pengisiannya.
04 FORMULA
A. Formula Rujukan
(Injectable edisi 17 halaman 756)
Doxorubicin hydrochloride 2 mg/mL
Sodium chloride 0.9% ad 5 ml

(U.S. Food and Drug Administration. Doxorubicin Hydrochloride. 2013)


1. Doxorubicin HCl 10 mg
Sodium Chloride 0,9% ad 5 mL

2. Doxorubicin HCl 20 mg
Sodium Chloride 0,9% ad 10 mL

B. Formula Jadi
Doxorubicin hydrochloride 2 mg/mL
Sodium chloride 0.9% ad 5 ml
(Injectable edisi 17 halaman 756)
05 ALASAN PEMILIHAN BAHAN
Alasan Pemilihan Bahan
1. Doxorubicin Hidroklorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai zat
aktif. Digunakan Doxorubisin HCL 2mg/mL berfungsi sebagai antibiotik
golongan antrasiklin dengan aktivitas antineoplastik (mencegah,
membunuh, / menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker)
Injectable edisi 15.
2. Sodium klorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai pengisotonis
sekaligus pelarut karena pada sediaan Doxorubicin kemasan ampul,
dilarutkan langsung zat aktif ke dalam NaCl. Injectable edisi 15. Konsentrasi
yang digunakan sebanyak 0,9% sesuai rentang ≤9% pada rujukan HOPE 6th
p.639
06 PERHITUNGAN DAN
PENIMBANGAN
PERHITUNGAN
A. Perhitungan Tonisitas B. Perhitungan Ampul

E Doxorubicin HCl: V = [ (n+2) v + (2x3)]


𝐿𝑖𝑠𝑜 𝑥 17 = 3,4 𝑥 17 = 0,099→0,10 Volume ampul (v) = 5 mL + 0,30 mL
= 5,30 mL
Jumlah NaCl agar isotonis pada sediaan 5 Keterangan :
ml: n = jumlah ampul
0,9𝑔𝑟𝑎𝑚𝑥5𝑚𝑙 = 0,045𝑔𝑟𝑎𝑚 100 𝑚𝑙 v = volume ampul + kelebihan volume
2x3 mL = untuk pembilasan buret
Jumlah NaCl dalam sediaan:
Doxorubicin HCl = 0,002 x E Dibuat 10 ampul:
= 0,002 x 0,10 = 0,020 V = [ (n+2) v + (2x3)]
NaCl yang harus ditambahkan = V = [ (10+2) (5,30) + (2x3)]
0,045 - 0,020 = 0,025 g/5ml = 69,6 ml→70 mL NaCL
Doxorubicin HCl = 2 mg/ml x 70 ml = 0,140 g
NaCl = 0,025 g/5ml x 70 ml = 0,35 mg = 0,0003 g
NaCL = 70 - (0,140 g + 0,0003 g) = 69,8603 mL

Tabel Penimbangan

Nama bahan Bobot teoritis Bobot praktik

Doxorubicin HCl 0,140 g

NaCl 0,0003 g

NaCL 0,9% 69,8603


07 ALAT DAN BAHAN
ALAT
N Alat yang Digunakan Cara Literatur
sterilisasi

1 Beaker glass Oven 150°C (Farmakope


Corong glass selama 1 jam Indonesia
Erlenmeyer edisi V hlm.
Pipet tetes 1407)
Botol Ampul

2 Gelas ukur Autoklaf 121° Farmakope


Kertas saring selama 15 Indonesia
menit edisi VI hlm.
1832
ALAT
No Alat yang Digunakan Cara Literatur
sterilisasi

3 Batang pengaduk Direndam (Farmakope


Spatula dalam alkohol Indonesia
Pinset selama 30 edisi VI hlm.
Kaca arloji menit 1832)
Penjepit besi

4 Karet tutup pipet tetes Rebus dalam (Farmakope


air mendidih Indonesia
selama 30 edisi VI hlm.
menit 1832)
BAHAN
No Bahan yang digunakan Cara Sterilisasi Literatur

1. Doxorubicin Penyaringan membran Farmakope Indonesia ed 6th


hydrochloride
2. Sodium chloride Sterilisasi panas basah pada Praktikum
suhu 120oC selama 15 menit Teknologi Sediaan
Steril

Doxorubicin hydrochloride Sodium chloride


Alasan Pemilihan Bahan
1. Doxorubicin Hidroklorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai zat
aktif. Digunakan Doxorubisin HCL 2mg/mL berfungsi sebagai antibiotik
golongan antrasiklin dengan aktivitas antineoplastik (mencegah,
membunuh, / menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker)
Injectable edisi 15.
2. Sodium klorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai pengisotonis
sekaligus pelarut karena pada sediaan Doxorubicin kemasan ampul,
dilarutkan langsung zat aktif ke dalam NaCl. Injectable edisi 15. Konsentrasi
yang digunakan sebanyak 0,9% sesuai rentang ≤9% pada rujukan HOPE 6th
p.639
08 SKEMA KERJA
Prinsip: sterilisasi akhir sediaan ampul menggunakan autoklaf.

Dibuat NaCl dengan konsentrasi 0,9% Disterilisasi dengan autoklaf


Disiapkan alat dan bahan,
dengan di timbang sebanyak 0,9 g dan pada suhu 120 derajat selama
ditimbang
dilarutkan dalam 1 liter aquadest 20 menit

Dilarutkan Doxorubicin
Ditambahkan larutan Diukur pHnya dengan Disiapkan
hydrochloride dengan sebagian
NaCl 0,9 % sampai menggunakan pH universal larutan
larutan NaCl 0,9 % di dalam
tanda kalibrasi. (syarat 4,5 - 6,5) NaCl 0,9%
beaker glass.

Dilakukan penyaringan Dimasukan larutan ke dalam Dilakukan evaluasi IPC Ditutup ampul dengan
sebanyak dua kali dengan ampul masing-masing 2 ml (uji kejernihan dan uji menggunakan alat
kertas saring dengan syringe keseragaman volume) rotary sealing ampul.

Dilakukan evaluasi QC (uji sterilitas, uji


kebocoran, uji kejernihan, uji penetapan Dilakukan sterilisasi akhir
Diberi etiket dan brosur,
kadar Doxorubicin hydrochloride,uji menggunakan autoklaf pada
dikemas dan diserahkan.
keseragaman volume). suhu 121°C selama 15 menit.
09 EVALUASI
A. IPC (In Process Control)

Uji Kejernihan (Lachman Teori dan Praktek Industri Edisi


Uji pH (Farmakope Indonesia Ed. VI, h. 2066-2067)
Ketiga, h. 1355)

● a. Metode : Visual ● a. Cara : (1) Cek pH larutan dengan

● b. Cara : Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk menggunakan pH meter atau kertas indikator
universal.
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah
● (2) Dengan indikator universal:
bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik,
dicelupkan ke dalam larutan dan dibandingkan
terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan berlatar
dengan warna standar dan angka pH yang
belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan
tertera pada wadah indikator universal
dengan suatu aksi memutar.
● b. Syarat : 6.8 - 7.2 (Handbook on
● c. Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tiap
Injectable drug)
partikel yang terlihat dibuang dari wadah batas 50 partikel
10µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25µm/ml.
A. IPC (In Process Control)

Uji Keseragaman Volume (Farmakope Ed. VI, h. 2073)

● a. Cara : (1) Pilih salah satu atau lebih wadah, bila volume 10 mL atau lebih, 3 wadah atau lebih bila
volume lebih dari 3 mL dan kurang dari 10 mL atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau kurang.
● (2) Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih tiga kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, Panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
● (3) Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan dipindahkan isi dalam
alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah
dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang – kurangnya 40% volume dari kapasitas
tertera.
● b. Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu persatu atau bila wadah
volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
B. QC (Quality Control)
Uji Kejernihan Uji Keseragaman Volume
(Lachman Teori dan Praktek Industri Edisi Ketiga, h. 1355)
(Farmakope Indonesia Ed. VI, h. 2073)
a. Metode : Visual a. Cara : Pilih salah satu atau lebih wadah, bila volume 10 mL
b. Cara : Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 mL
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa dan kurang dari 10 mL atau 5 wadah atau lebih bila volume 3
wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik
yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam hipodermik kering berukuran tidak lebih tiga kali volume
matanya dan berlatar belakang hitam dan putih, yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor
dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi 21, Panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
memutar. b. Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera
c. Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel pada wadah bila diuji satu persatu atau bila
yang terlihat dibuang dari wadah batas 50 partikel wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
10µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25µm/ml. jumlah volume wadah yang tertera pada etiket
bila isi digabung.
B. QC (Quality Control)

Uji Sterilitas (Farmakope Indonesia Ed. VI, h. 1832) Uji Kebocoran (Lachman Teori dan Praktek Industri
Edisi Ketiga, h. 1354)
a. Cara : Larutan uji + media perbenihan inkubasi, 30-35°C, a.Cara : Letakkan ampul dengan posisi terbalik dalam beaker
kekeruhan/ pertumbuhan (tidak steril) glass yang beralaskan kapas basah pada saat
b. Metode : Inokulasi langsung: ambil injeksi langsung autoklaf. Indikasi adanya kebocoran setelah diuji
diinokulasi ada tempat pertumbuhan jika volume pada ampul berkurang maka terjadinya
c. Syarat : Harus steril. Hasil yang diterima menunjukan kebocoran pada ampul.
bahwa tidak ada kontaminasi mikroba ditemukan b. Syarat : Volume harus tetap tidak boleh berkurang.
dalam sampel dibawah kondisi pengujian.
RANCANGAN
10 KEMASAN
a. Brosur
b. Kemasan
c. Etiket
11 DAFTAR PUSTAKA
1. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari Noerono.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2. Ansel,H.C. 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta: UI Press
3. Ayuhastuti A. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
2016
4. Rowe, R. 2006. Handbook of Pharmaceutical excipient fifth edition.USA: American Pharmaceutical
Association and Pharmaceutical Press
5. Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
6. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
7. Dirjen POM, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
8. Trissel. L. A. (2007). Handbook on Injectable Drugs. 14th Edition. USA: American Society of Health
System Pharmacists.
9. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh
Suyatmi S. Jakarta : UI Press.
10. U.S. Pharmacopeia. 2018. The United States Pharmacopeia, USP 41/The National Formulary, NF 36.
Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial Convention, Inc.
11. BNF. 2020. British National Formulary 79th ed. Royal Pharmaceutical Society. East Smithfield,
London, UK. p1075.
12. Amir Syarif & Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta; Balai Penerbit FK UI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai