C1.2
2. Doxorubicin HCl 20 mg
Sodium Chloride 0,9% ad 10 mL
B. Formula Jadi
Doxorubicin hydrochloride 2 mg/mL
Sodium chloride 0.9% ad 5 ml
(Injectable edisi 17 halaman 756)
05 ALASAN PEMILIHAN BAHAN
Alasan Pemilihan Bahan
1. Doxorubicin Hidroklorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai zat
aktif. Digunakan Doxorubisin HCL 2mg/mL berfungsi sebagai antibiotik
golongan antrasiklin dengan aktivitas antineoplastik (mencegah,
membunuh, / menghambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker)
Injectable edisi 15.
2. Sodium klorida pada formulasi sediaan ini digunakan sebagai pengisotonis
sekaligus pelarut karena pada sediaan Doxorubicin kemasan ampul,
dilarutkan langsung zat aktif ke dalam NaCl. Injectable edisi 15. Konsentrasi
yang digunakan sebanyak 0,9% sesuai rentang ≤9% pada rujukan HOPE 6th
p.639
06 PERHITUNGAN DAN
PENIMBANGAN
PERHITUNGAN
A. Perhitungan Tonisitas B. Perhitungan Ampul
Tabel Penimbangan
NaCl 0,0003 g
Dilarutkan Doxorubicin
Ditambahkan larutan Diukur pHnya dengan Disiapkan
hydrochloride dengan sebagian
NaCl 0,9 % sampai menggunakan pH universal larutan
larutan NaCl 0,9 % di dalam
tanda kalibrasi. (syarat 4,5 - 6,5) NaCl 0,9%
beaker glass.
Dilakukan penyaringan Dimasukan larutan ke dalam Dilakukan evaluasi IPC Ditutup ampul dengan
sebanyak dua kali dengan ampul masing-masing 2 ml (uji kejernihan dan uji menggunakan alat
kertas saring dengan syringe keseragaman volume) rotary sealing ampul.
● b. Cara : Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk menggunakan pH meter atau kertas indikator
universal.
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa wadah
● (2) Dengan indikator universal:
bersih dari luar di bawah penerangan cahaya yang baik,
dicelupkan ke dalam larutan dan dibandingkan
terhalang terhadap refleksi ke dalam matanya dan berlatar
dengan warna standar dan angka pH yang
belakang hitam dan putih, dengan rangkaian isi dijalankan
tertera pada wadah indikator universal
dengan suatu aksi memutar.
● b. Syarat : 6.8 - 7.2 (Handbook on
● c. Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tiap
Injectable drug)
partikel yang terlihat dibuang dari wadah batas 50 partikel
10µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25µm/ml.
A. IPC (In Process Control)
● a. Cara : (1) Pilih salah satu atau lebih wadah, bila volume 10 mL atau lebih, 3 wadah atau lebih bila
volume lebih dari 3 mL dan kurang dari 10 mL atau 5 wadah atau lebih bila volume 3 ml atau kurang.
● (2) Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik hipodermik kering berukuran tidak lebih tiga kali
volume yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21, Panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
● (3) Keluarkan gelembung udara dari dalam jarum dan alat suntik dan dipindahkan isi dalam
alat suntik, tanpa mengosongkan bagian jarum, ke dalam gelas ukur kering volume tertentu yang telah
dibakukan sehingga volume yang diukur memenuhi sekurang – kurangnya 40% volume dari kapasitas
tertera.
● b. Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu persatu atau bila wadah
volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
B. QC (Quality Control)
Uji Kejernihan Uji Keseragaman Volume
(Lachman Teori dan Praktek Industri Edisi Ketiga, h. 1355)
(Farmakope Indonesia Ed. VI, h. 2073)
a. Metode : Visual a. Cara : Pilih salah satu atau lebih wadah, bila volume 10 mL
b. Cara : Pemeriksaan visual terhadap suatu wadah produk atau lebih, 3 wadah atau lebih bila volume lebih dari 3 mL
biasanya dilakukan oleh seseorang yang memeriksa dan kurang dari 10 mL atau 5 wadah atau lebih bila volume 3
wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya ml atau kurang. Ambil isi tiap wadah dengan alat suntik
yang baik, terhalang terhadap refleksi ke dalam hipodermik kering berukuran tidak lebih tiga kali volume
matanya dan berlatar belakang hitam dan putih, yang akan diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor
dengan rangkaian isi dijalankan dengan suatu aksi 21, Panjang tidak kurang dari 2,5 cm.
memutar. b. Syarat : Volume tidak kurang dari volume yang tertera
c. Syarat : Semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel pada wadah bila diuji satu persatu atau bila
yang terlihat dibuang dari wadah batas 50 partikel wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari
10µm dan lebih besar, serta 5 partikel ≥ 25µm/ml. jumlah volume wadah yang tertera pada etiket
bila isi digabung.
B. QC (Quality Control)
Uji Sterilitas (Farmakope Indonesia Ed. VI, h. 1832) Uji Kebocoran (Lachman Teori dan Praktek Industri
Edisi Ketiga, h. 1354)
a. Cara : Larutan uji + media perbenihan inkubasi, 30-35°C, a.Cara : Letakkan ampul dengan posisi terbalik dalam beaker
kekeruhan/ pertumbuhan (tidak steril) glass yang beralaskan kapas basah pada saat
b. Metode : Inokulasi langsung: ambil injeksi langsung autoklaf. Indikasi adanya kebocoran setelah diuji
diinokulasi ada tempat pertumbuhan jika volume pada ampul berkurang maka terjadinya
c. Syarat : Harus steril. Hasil yang diterima menunjukan kebocoran pada ampul.
bahwa tidak ada kontaminasi mikroba ditemukan b. Syarat : Volume harus tetap tidak boleh berkurang.
dalam sampel dibawah kondisi pengujian.
RANCANGAN
10 KEMASAN
a. Brosur
b. Kemasan
c. Etiket
11 DAFTAR PUSTAKA
1. Voight, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan oleh Soendari Noerono.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
2. Ansel,H.C. 1989. Pengantar Bentuk sediaan Farmasi. Edisi 4. Jakarta: UI Press
3. Ayuhastuti A. Praktikum Teknologi Sediaan Steril. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia;
2016
4. Rowe, R. 2006. Handbook of Pharmaceutical excipient fifth edition.USA: American Pharmaceutical
Association and Pharmaceutical Press
5. Dirjen POM. 2020. Farmakope Indonesia, Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
6. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta.
7. Dirjen POM, 2014, Farmakope Indonesia, Edisi V. Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta.
8. Trissel. L. A. (2007). Handbook on Injectable Drugs. 14th Edition. USA: American Society of Health
System Pharmacists.
9. Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Diterjemahkan oleh
Suyatmi S. Jakarta : UI Press.
10. U.S. Pharmacopeia. 2018. The United States Pharmacopeia, USP 41/The National Formulary, NF 36.
Rockville, MD: U.S. Pharmacopeial Convention, Inc.
11. BNF. 2020. British National Formulary 79th ed. Royal Pharmaceutical Society. East Smithfield,
London, UK. p1075.
12. Amir Syarif & Elysabeth. 2007. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta; Balai Penerbit FK UI.
TERIMA KASIH