Anda di halaman 1dari 9

Topik : Pembuatan sediaan injeksi Thiamin HCl 1% yang dikemas dalam ampul

Tujuan :
1. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan basah ( autoclav) dan
pemanasan kering (oven)
2. Mempelajari cara perhitungan isotonisitas
3. Mempelajari pembuatan sediaan steril volume kecil yang dikemas dalam ampul
I.

PRAFORMULASI
1. Tinjauan farmakologi bahan obat
1) Indikasi
Pencegahan dan pengobatan berbagai neuritis yang disebabkan oleh
defisiensi Thiamin. Thiamin juga untuk pengobatan penyakit jantung
dan gangguan saluran cerna yang didasarkan defisiensi vitamin
( Farmakologi dan Terapi edisi 4 p. 718)
Untk pengobatan neuritis yang disebabkan oleh defisiensi vitamin,
misalnya pada neuritis alkoholic yang terjadi karena sumber kalori
hanya alkohol saja. (Farmakologi dan Terapi edisi 4 p.718)
Untuk pasien defisiensi vitamin B1 seperti beri-beri (Martin Dale 28th
edition p.1445 )
Untuk pengobatan penyakit jantung dan gangguan saluran cerna
( Farmakologi dan Terapi edisi 5 p.773 )
Menurunkan kadar kolesterol dengan membentuk kompleks yang tidak
larut asam empedu ( Martin Dale 28th edition p.1639 )
2) Kontra Indikasi
Injeksi Thiamin melalui intra vena tidak diberikan pada pasien beriberi dengan kerusakan kardiak (Martin Dale 28th edition p.1639 )
Hipersensitivitas terhadap vitamin B1 dan pada ibu menyusui ( Martin
Dale 34th edition p.1445 )
3) Efek samping
Reaksi Hipersensitivitas ( terutama setelah pemberian parenteral )
(Martindale 32th p 1361)
Reaksi Anafilatik shock jika overdosis ( Martindale 32th p 1361)
2. Tinjauan Sifat fisikokimia bahan obat
a. Kelarutan
Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin,sukar larut dalam etanol,tidak larut
dalam eter dan dalam benzena ( Farmakope Indonesia IV p 784)
b. Stabilitas :
Terhadap cahaya : Tidak stabil disimpan dalam wadah tertutup rapat dan
terlindung cahaya ( Farmakope Indonesia IV p 785)

Terhadap suhu : tidak stabil pada suhu tinggi dan akan melebur pada suhu

248 oC disertai peruraian ( Farmakope Indonesia IV p 785)


Terhadap pH : stabil pada pH 2,5-4,5 ( Farmakope Indonesia III p.600)
pH stabil 4 ( Martindale 34th,p 1435)
Terhadap oksigen : tidak stabil terhadap udara, mudah teroksidasi
(Martindale 34th p.1311)
c. OTT ( Inkompatibilitas) : Thiamin Hcl dapat dirusak oleh logam OTT dengan
riboflavir dalam larutan bentuk penisilin, dextra injeksi dan tambahan yang
mengandung metabisulfat. Dengan substansi pereduksi dan pengoksidasi
merkuri

klorida , iodida,karbonat,

asetat,ferri

sulfat,asam

nonat,ferri

ammonium sulfat ( Martindale 28th p.1639)


d. Cara penggunaan dosis :
Vitamin B1 biasanya diberikan lewat mulut, dosis terapetik 10-100mg/hari
lewat mulut jika perlu lewat injeksi dan bila perlu lewat intra muskular

( Martindale 28th p.1639)


Dosis profilaksis : 2-5 mg / hari lewat mult,dosis terapetik: 25-100mg/hari
lewat mulut / injeksi subkutan , intra muskular ( British Pharmaceutical

II.

Codex, 1978 p 504-505 )


Digunakan lewat injeksi subkutan , injeksi intramuskular,intravena

( Formularium Indonesia ed 1978 p 98-99)


Parenteral injeksi 100mg/ml, 200mg/ml ( AHFS 97th edition p.2805 )

FORMULASI
a. Permasalahan dan penyelesaian
Thiamin HCl tidak stabil dalam cahaya, terdegradasi dengan perubahan warna
Penyelesaian : Dikemas dalam wadah coklat (ampul coklat)

Thiamin HCl tidak stabil terhadap udara


Penyelesaian : Disimpan dalam wadah tertutup, kedap udara dan pembuatan
inject ( N2O2) atau ditambah cleansing agent seperti EDTA

Thiamin HCl dalam sediaan stabil pada PH 2,7-3,3


Penyelesaian : Ditambah NaCl agar isotonis pada cairan tubuh

b. Formulasi yang akan dibuat


The art of compunding (p.209)
R/ Thiamin HCl

Propil paraben

0,2g

water pro injection to make

1000ml

Formularium Indonesia ed.1996 (p.98)


R/ Thiamin HCl

1,8g

1%

NaCl

0,65%

Air q.s ad

100ml

Drug Formulacy Manual (p.312)


R/ Thiamin HCl

50mg

Phenol

0,5%

Thyml Lycerol

0,35%

Usual paching 2ml ampules

Formularium Nasional ed 2, 1978, p. 289


R/ Thiamin HCl
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua pro injection ad 1 ml

100 mg

Formula yang dipilih / yang digunakan :


Formularium Indonesia ed.1996 (p.98)
R/ Thiamin HCl

1%

NaCl

0,65%

Air q.s ad

100ml

c. Perhitungan bobot dan dosis


No
1
2
3

Perhitungan volume sediaan


ket. n = jumblah ampul
Komponen Bahan Bobot/Volume
Thiamin HCl
200 mg
NaCl
130 mg
Aqua pro injection
Ad 20 ml

Fungsi
Bahan aktif
Pengisotonis
Pelarut

Cara Sterilisasi
Radiasi
Oven 180oC 30 menit
Otoklaf 121oC 20 menit

V' = volume tiap ampul + kelebihan


V = (n+2) V'
= (5+2) 2,15
= 15,05~20ml

Kebutuhan NaCl 0,9%

Ekivalensi Thiamin HCl 1% dengan NaCl 0,25


Maka, NaCl yang diperlukan = 0,18 gram ( 0,2 x 0,25 ) = 0,13 gram 130 mg

d. Tabel bahan

e. Cara sterilisasi yang dipilih


Sediaan akan disterilkan dengan otoklaf 115oC selama 30 menit (Farmakope
Indonesia III, p. 196) pemanasan basah

III.

PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
NO

NAMA ALAT

UKURAN JUMLAH

CARA STERILISASI

WAKTU
30 menit

Kaca Arloji

5 cm

& SUHU
Oven 180oC

Kaca A rloji

8 cm

Oven 180oC

30 menit

Beaker Gelas

50 ml

Oven 180oC

30 menit

Beaker Gelas

100 ml

Oven 180oC

30 menit

Erlenmeyer

50 ml

Oven 180oC

30 menit

Erlenmeyer

100 ml

Oven 180oC

30 menit

Pengaduk Kaca

Standard

Oven 180oC

30 menit

Pinset

Standard

Oven 180oC

30 menit

Tara dan Wadah

Standard

Oven 180oC

30 menit

10

Anak Timbangan

Standard

1 set

Oven 180oC

30 menit

11

Sendok Porselin/

Standard

1/2

Oven 180oC

30 menit

Logam
12

Ampul

2 ml

Oven 180oC

30 menit

14

Kantong Sampah

2x folio

Oven 180oC

30 menit

15

Corong dan

5 cm

Autoclave 115oC

30 menit

Kertas Saring
16

Pipet Tetes

Panjang

Autoclave 115oC

30 menit

17

Pipet Tetes

Pendek

Autoclave 115oC

30 menit

18

Gelas Ukur

10 ml

Autoclave 115oC

30 menit

19

Gelas Ukur

25 ml

Autoclave 115oC

30 menit

20

Gelas Ukur

5 ml

Autoclave 115 C

30 menit

21

Aqua pro

50 ml

Autoclave 121oC

15 menit

3 ml

Sudah steril dengan

injection dalam
botol tertutup
22

karet
Spuit Injeksi

radiasi

b. Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat


Pencucian alat
1. Sikat dengan larutan tepol
2. Bilas dengan air kran
3. Semprot dengan uap dan tiriskan
4. Bilas dengan aquadem
5. Bilas dengan air suling yang baru dibuat ( Steril dan bebas pirogen )
6. Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven
Pengeringan alat
1. Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100oC, tidak
boleh terlalu lama kira-kira 15 menit ( terutama gelas ukur, bahan yang
terbuat dari karet dan plastik )
2. Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap

air
3. Wadah kecil harus benar-benar kering
Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium Karbonat 0,5% selama 1
hari
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas
dengan aquades
4. Ulangi dengan larutan yang biru sampai larutan jernih
5. Rendam dalam aquadest ( dalam beaker gelas yang ditutup kertas
perkamen ) dan dicuci di autoclave pada suhu 110oC selama 20 menit
( 1 atau 2 kali ) sampai air rendaman jernih.

c.1.

c.2.

f. Cara kerja
1. Bersihkan meja (semprot) dengan alcohol 70%, lap dengan kasa steril
2. Nyalakan api spiritus
3. Tara kaca arloji, timbang Thiamin HCl 200 mg (kelarutan dalam air 1:1 ->
martindale ed. 36th, p. 1976)
4. Ukur pelarut aqua pro injeksi sebanyak 5 ml dengan gelas ukur 10 ml

5. Larutkan Thiamin HCl dan pelarut pada beaker glass 50 ml ad larut


6. Tara kaca arloji, timbang NaCl 130 mg (kelarutan dalam air 1:3 -> MD 28th
p.635)
7. Diukur pelarut aqua pro injeksi sebanyak 5 ml dengan gelas ukur 10 ml
8. Larutkan NaCl dan pelarut pada beker glass 50 ml ad larut
9. Larutkan Thiamin HCl dan larutan NaCl dicampur aduk ad homogeny,
tambahkan aqua pro injeksi 5 ml
10. Cek pH dengan indicator universal, sambil sedikir demi sedikit di batang
pengaduk, kemudian oleskan pada indicator pH 4
11. Campuran larutan Thiamin HCl dan NaCl dipindahkan ke gelas ukur 25 ml,
tambahkan aqua pro injeksi ad 20 ml
12. Disaring dengan membrane filter 0,8 nm / 0,45 nm (kertas saring + corong)
tamping dalam Erlenmeyer 50 ml
13. Dipindahkan hasil penyaringan ke dalam beker glass 100 ml
14. Dimasukkan ke dalam ampul steril sebanyak 2,15 ml dengan bantuan spet
injeksi 3 ml dari beker glass, masukkan sediaan ke dalam ampul
15. Dorong jarum suntik injeksi lurus sampai dasar ampul supaya tidak ada
larutan yang menempel pada dinding ampul, karena pada saat pemanasan untuk
menyegel sediaan dapat terbentuk bintik hitam yang disebabkan karena adanya
penguapan pelarut yang menyebabkan pengarangan
16. Ampul ditutup dengan metode pull seal (segel tarik) di api Bunsen. Panaskan
leher ampul dengan api Bunsen sampai kemerahan, lalu ujung ampul ditarik
dengan pinset hingga mulut ampul tertutup rapat
17. Ulangi perlakuan no. 14-16 sampai ampul ke-7
18. Lakukan tes uji kebocoran sekaligus sterilisasi sediaan
a. Letakkan ampul dalam posisi terbalik pada beker glass 100 ml yang telah
didasari kasa steril, lalu tutup mulut beker glass dengan kertas perkamen
rangkap 2 dan diikat dengan tali
b. Sterilisasi sediaan dengan otoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit
19. Pilih 5 ampul dari 7 ampul
20. Beri label, masukkan ampul ke dalam wadah sekunder

g. Sterilisasi akhir sediaan Thiamin HCl 1% dengan otoklaf pada suhu 115oC selama
30 menit yang dikemas dalam ampul
1. Waktu pemanasan
2. Waktu pengeluaran udara
3. Waktu menaik
4. Waktu kesetimbangan
5. Waktu pembinasaan
6. Waktu tambahan jaminan sterilitas
7. Waktu menurun

: 17.50 17.55 (5 menit)


: 17.55 18.02 (7 menit)
: 18.02 18.06 (4 menit)
: 18.06 18.08 (2 menit)
: 18.08 18.38 (30 menit)
: 18.38 18.39 (1 menit)
: 18.39 18.43 (4 menit)

8. Waktu pendinginan

: 18.43 18.48 (5 menit)

Proses sterilisasi berlangsung dari 17.50 18.48 (58 menit)

IV.

V.

WADAH
1. Wadah primer : ampul 2 ml tertutup rapat terlindung cahaya (terlapisi oleh label)
2. Wadah sekunder
: wadah dari kertas siap pakai ( label + etiket + brosur)
3. Spesifikasi wadah
: tertutup rapat, terlindung cahaya.

PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN


A. PEMBAHASAN
Pada praktikum steril kali ini dilakukan pembuatan sediaan injeksi Thiamin
HCl 1% sebanyak 5 ampul, masing-masing 2 ml.
Di ruang kelas III dilakukan pencucian alat dan karet yang dilakukan dalam
autoklaf pada suhu 110C selama 20 menit. Kemudian alat-alat tersebut
dikeringkan dengan oven suhu 100C, yang dilakukan sebentar agar tidak terjadi
pemuaian pada alat yang mengakibatkan perubahan nilai ukur suatu alat. Setelah
itu alat dibungkus menggunakan kertas perkamen agar dapat ditembus oleh uap air
sehingga sterilisasi dapat berlangsung sempurna. Kemudian disterilisasi dengan
metode panas basah (autoklaf) dan panas kering (oven).
Di ruang kelas II, kami membuat sediaan injeksi Thiamin HCl sebanyak 5
ampul @ 2 ml. Dilakukan penimbangan Thiamin HCl 200 mg + aqua pro injeksi 5
ml, penimbangan NaCl 130 mg + aqua pro injeksi 5 ml. Larutan Thiamin HCl +
larutan NaCl dalam beaker glass 50 ml diaduk ad homogen. Kemudian dilakukan
pengecekan pH yang ditentukan yaitu pH 4 (pH stabil thiamin HCl 2,5 4,5 -> FI
III, hal 600). Dan sediaan kami menunjukkan hasil pH 4. Kemudian larutan
disaring dengan corong yang dilapisi kertas saring dilanjutkan dengan
memasukkan larutan ke dalam ampul dengan spuit injeksi 3 ml.
Sediaan yang kami buat jernih dan tidak ada endapan / partikel melayang /
keruh. Setelah pengisian ke tujuh ampul selesai, dilanjutkan penutupan ampul
menggunakan metode pullseal (segel tarik), kami hanya melakukan penutupan
pada 5 ampul. Selanjutnya dilakukan uji kebocoran tujuannya untuk mengetahui
ada tidaknya kebocoran dari ampul dan sterilisasi dengan autofklaf suhu 115 oC

selama 30 menit. Dan kelima sediaan kami tidak mengalami kebocoran, sediaan
diberi label dan dimasukkan dalam wadah sekunder dan brosur.
B. KESIMPULAN
1. Sediaan Thiamin HCl berada dalam pH 4 yang sesuai dalam pH stabil Thiamin
yaitu pH 2.5 4.5 (FI III, hal 600)
2. Sediaan yang dibuat jumlahnya 5 ampul, dan 5 ampul tidak mengalami
kebocoran.
VI.

LABEL DAN BROSUR

Anda mungkin juga menyukai