Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

“PEMBUATAN SEDIAAN INJEKSI THIAMIN HCL 1 %”

NAMA KELOMPOK G-8

1. Berlianna H. S 110116365
2. Martogu Br Sibuea 110116
3. Marina Y. Simanjuntak 110116405

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SURABAYA
2018
Topik : Pembuatan Sediaan Injeksi Thiamin HCl 1 % dengan pH 4,0 Sebanyak 4 ampul

Tujuan :

1. Memahami metode sterilisasi dengan cara pemanasan basah (autoklaf) dan


pemanasan kering (oven)
2. Mempelajari pembuatan sediaan injeksi Thiamine HCl dengan konsentrasi dan pH
tertentu
3. Melakukan sterilisasi alat dan bahan dengan pemanasan basah (autoklaf) dan
pemanasan kering (oven)
4. Melakukan sterilisasi sediaan dengan pemanasan basah (autoklaf)

I. PRAFORMULASI
1. Tinjauan Farmakologi Bahan Obat
a. Indikasi :

 Mengobati defisiensi Thiamine, termasuk beri- beri, neuritis terkait dengan


kehamilan, syndrome Wrsicke-Korsakoff. Defisiensi tiamin berat, ditandai
dengan asidosis laktat dan kerusakan neurologis (Martindale 36 th p. 1976)
 Untuk pengobatan penyakit jantung dan gangguan saluran cerna
(Farmakologi & Terapi ed.5.p.773)
b. Efek samping
Pemberian secara injeksi dapat menimbulkan reaksi anafilaktik dari ringan
sampai shock anafilaktik dan akan meningkat dengan sesaat lewat rute
paarenteral dan terjadinya reaksi alergi/ hipersensitivitas (MD 28,p.1639)
c. Efek Samping :
Dapat menimbulkan reaksi hipersensitivitas sesaat setelah pemberian
secara parenteral dan dapat menimbulkan reaksi anafilaksis ringan hingga
syok anafilaksis (Martindale 36th, page 1976).
2. Tinjauan Sifat Fisiko Kimia Bahan Obat
a. Kelarutan :
 Larut dalam 1:1 dalam air; 1:70 dalam alkohol, praktis tidak larut dalam
benzena p, larut dalam gliserol (Martindale 36th, page 1976).
 Mudah larut dalam air; sukar larut dalam etanol (95%)P; praktis tidak larut
dalam eter P dan benzene P ; larut dalam gliserol P (FI ed III p. 599)
 1 : 1 dalam air, 1 : 100 dalam alkohol, 1 : 20 dalam gliserol, larut dalam
methyl alkohol, praktis tidak larut dalam aseton, alkohol dehydrat dan eter.
(MD 28th, p.1639)
 Mudah larut dalam air, larut dalam glycerin, seukar larut dalam etanol,tidak
larut dalam eter dan benzen (FI IV,p.784)
b. Stabilitas
 Terhadap cahaya :
Tidak stabil, disimpan dalam wadah tertutup rapat dan terlindung
cahaya (FI IV,p.785)
Mudah teroksidasi oleh cahaya (AHFS 97,p.2818)
 Terhadap suhu :
Tidak stabil pada suhu tinggi,sebaiknya suhu penyimpanan
dibawah 40C sekitar 15C-20C (AHFS 97,p.2818)
Tidak stabil pada suhu tinggi, melebur pada suhu ± 248C disertai
peruraian (FI IV,p.764)
 Terhadap pH :
pH stabil thiamin HCl injeksi 2,5 – 4,5 (AHFS (97,p.2818)
pH stabil ± 4, pada pH 4 kehilangan aktivitasnya, sangat lambat
(MD 34,p.1455)
 Terhadap oksigen :
Tidak stabil terhadap udara, mudah terdegradasi (MD34,p.1455)
c. Cara sterilisasi masing-masing bahan (Formularium Nasional hal. 323)
Larutan atau sediaan yang akan disterilkan dengan otoklaf dimasukkan
dalam wadah-wadah yang cocok, lalu ditutup. Jika volume dalam wadah tidak
lebih dari 100 ml, penyeterilan menggunakan uap air jenuh, dilakukan pada
suhu 115oC sampai 116oC selama 30 menit, sedang jika volume lebih dari 100
ml, lama penyeterilan diperpanjang, sehingga seluruh larutan mencapai suhu
115oC sampai 116oC selama 30 menit.
- Aqua proinjeksi disterilisasi menggunkan otoklaf pada suhu 121oC selama
15 menit.
- Thiamin HCl : dengan penambahan bakterisida. Sediaan diisikan kedalam
wadah yang cocok kemudian ditutup kedap volume wadah tidak lebih
1000 ml.
- Nacl : di oven dilakukan dengan uap air jenuh suhu 115 oC selama 30
menit.

d. OTT (Inkompatibilitas) (MD 28th, p 1634)


 Dengan zat atau substansi pengoksidasi dan pereduksi, HgCl₂, iodida
karbonat, asetat dan ferri sulfat, asam ionat, ferri ammonium sitrat, OTT
dengan Na-ohenobarbitane. Thiamin HCl dapat dirusak oleh ion logam.
OTT dengan riboflavin dalam larutan benzyl penisilin, dekstro injeksi
dan zat tambahan dengan kandungan metabisulfat.
e. Cara Penggunaan dan Dosis
 Dosis terapetik: 10-100 mg/hari peroral dan jika perlu i.m dalam
defisiensi diberikan hingga 600 mg/hari (MD 28,p.1639)
 Dosis profilaksis 0,8-1,5 mg/oral, dosis terapetik 10-50 mg/oral atau
300 mg/hari i.v (Martindale 38 th, page 2103-2104)
 Dosis profilaksis (oral,im) 5-10 mg/hari; Dosis terapi (oral,im,iv) 10-
100 mg/hari (FI III,p.991)
 Lewat oral untuk pengobatan defisiensi vitamin B ringan biasanya
dengan dosis 10-25.mg per hari dibagi dalam beberapa dosis. Pada
defisiensi parah, dosis dinaikkan hingga 300 mg per hari (Martindale
36 th, page 1976).
 Lewat oral, pada penderita defisiensi ringan 25-100 mg per hari dan
pada defisiensi parah 200-300 mg per hari dibagi dalam beberapa dosis
(BNF 74 th, p. 989)
 Parenteral injeksi: 100-200 mg/ml (AHFS 97,p.2805)

II. FORMULASI
1. Permasalahan dan Penyelesaian
a. Thiamin HCl tidak stabil terhadap cahaya terdegradasi dengan berubah
warna
Penyelesaian : dikemas dalam wadah gelap (ampul coklat), jika ampul putih
diberi kemasan sekunder
b. Thiamin HCl tidak stabil terhadap udara
Penyelesaian : disimpan dalam wadah tertutup, kedap udara dan
pembuatannya dalam gas inert (H2O2) atau ditambah chelating agent seperti
EDTA, senyawa sitrat dan antioksidan
c. Thiamin HCl belum isotonis
Penyelesaian : ditambah NaCl agar pH nya isotonis (pada pH cairan tubuh)
2. Formulasi yang akan dibuat :
1) Scoville’s The Art of Compounding 9th edition page 219
(Thiamine Hydrochloride 10 mg/ml)
R/ Thiamin HCl 11 g
Methyl paraben 1,8 g
Propyl paraben 0,2 g
Water for injection, to make 1000,0 ml
Aqua pro injection hingga 1 ml

2) Formularium Nasional p. 98
R/ Thiamin Hidrochlorida 1%
Natrium Chlorida 0,65%
Aqua pro injection 100ml

3) Formularium Nasional p. 289


R/ Thiamini Hydrochloridum 100 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua pro injection hingga 1 ml
Yang dipakai formula nomor 3 tetapi Thiamin HCl 1% dan NaCl menyesuaikan.

3. Perhitungan Bobot dan Dosis


 Volume sediaan yang dibuat ( dari Tabel Farmakope Indonesia IV p. 1044)
V = (n+2) v’
= (4+2) x 2,15
= 12,9 ml 20 ml
 Dosis Thiamin HCl 1% = 1g / 100ml x 20ml = 0,20g = 200mg
 Dosis NaCl 0,65% = 0,65g / 100ml x 20ml = 0,13 g = 130mg
 Perhitungan Tonisitas
Kebutuhan NaCl agar larutan isotonis:
NaCl 0,9 % = 0,9g / 100ml x 20 ml = 0,18 g =180 mg
 Kesetaraan NaCl
Ekivalensi 1% Thiamin HCl dengan NaCl = 0,25 (dari tabel E ½ Thiamin
HCl)
Maka kesetaraannya yaitu = 0,25 x 0,2 g = 0,05 g
NaCl yang dibutuhkan = 0,18 g – 0,05 = 0,13 gram = 130 mg

4. Tabel penimbangan :

No. Komponen Bobot / volume Fungsi Cara sterilisasi


1. Tiamin HCl 200 mg Bahan aktif Radiasi
2. NaCl 130 mg Pengisotonis Oven, 180 o C,
30 menit
3. Aqua pro injeksi ad 20 mL Pelarut Autoklaf, 121 oC,
15 enit

5. Cara sterilisasi sediaan yang dipilih :


Pemanasan dengan autoklaf sediaan yang akan disterilkan diisi kedalam wadah
yang cocok, kemudian ditutup kedap. Jika volume dalam tiap wadah tidak lebih
dari 100 ml, sterilisasi dilakukan dengan uap air jenuh pada suhu 110°C - 115°C
selama 15 menit. (Formularium Nasional edisi II p. 323)

III. PELAKSANAAN
a. Penyiapan alat
Cara sterilisasi
No. Nama Alat Ukuran Jumlah Waktu
dan suhu
1. Kaca arloji Ø 5 cm 3 Oven 1800C 30 menit
2. Kaca arloji Ø 8 cm 1 Oven 1800C 30 menit
3. Beaker glass 50 ml 2 Oven 1800C 30 menit
4. Beaker glass 100 ml 2 Oven 1800C 30 menit
5. Erlenmeyer 50 ml 1 Oven 1800C 30 menit
6. Erlenmeyer 100 ml 1 Oven 1800C 30 menit
7. Pengaduk kaca Standard 2 Oven 1800C 30 menit
8. Pinset Standard 4 Oven 1800C 30 menit
9. Tara dan wadah Standard 1 Oven 1800C 30 menit
10. Anak timbangan Standard 1 set Oven 1800C 30 menit
11. Sendok porselen / logam Standard 2 Oven 1800C 30 menit
12. Ampul 2 ml 6 Oven 1800C 30 menit
13. Kantong alat - - - -
14. Kantong sampah 2 x modul 1 Oven 1800C 30 menit
Autoclave
15. Corong dan kertas saring Ø 5 ml 2 30 menit
1150C
Autoclave
16. Pipet tetes Panjang 4 30 menit
1150C
Autoclave
17. Pipet tetes Pendek 4 30 menit
1150C
18. Gelas ukur 10 ml 2 Autoclave 30 menit
1150C
Autoclave
19. Gelas ukur 25 ml 2 30 menit
1150C
Autoclave
20. Gelas ukur 5 ml 1 30 menit
1150C
Aqua pro injection
Autoclave
21. dalam botol tertutup 50 ml 1 15 menit
1210C
karet
Sudah steril
22. Spuit injeksi 3 ml 1 -
dengan radiasi

b. Pencucian, pengeringan dan pembungkusan alat


 Pencucian wadah gelas/alat gelas cara Huizinga
- Sikat dengan larutan tepol.
- Bilas dengan air kran.
- Semprot dengan uap & tiriskan
- Bilas dengan aquadem.
- Bilas dengan air suling yang baru dibuat (steril dan bebas pirogen).
- Keringkan dengan posisi terbalik dalam oven.
 Pencucian alat / wadah gelas cara Cooper & Gunn’s
- Alat /wadah direndam dalam larutan tepol panas, sebaiknya semalam
- Disikat dengan sikat yang keras
- Dibilas dengan air kran (panas/dingin) bagian luar dan dalam
- Dibilas dengan aquadest bebas pirogen yang baru dibuat (3 kali)
 Pengeringan
- Keringkan dalam oven dalam keadaan terbalik pada suhu 100ᵒC(pada
praktikum kami pada suhu 78oC), tidak boleh terlalu lama kira-kira 15
menit (terutama gelas ukur, bahan yang terbuat dari karet & plastik).
Untuk menghindari debu dapat ditutup dengan kertas yang tembus uap
air.
- Wadah kecil harus benar-benar kering.
 Pencucian karet
1. Rendam dalam larutan HCl 2% selama 2 hari.
2. Rendam dalam larutan tepol 1% dan Natrium karbonat 0,5%, selama 1
hari.
3. Didihkan dalam larutan tersebut selama 15 menit, kemudian bilas
dengan aquadest.
4. Ulangi dengan larutan yang baru.
5. Ulangi sampai larutan jernih.
6. Rendam dalam aquades (dalam beaker glass yang ditutup kertas
perkamen ) dan di cuci dengan otoklaf pada suhu 110ᵒC selama 20
menit (1 atau 2 kali) sampai air rendaman jernih.
Tahap-tahap pencucian karet, dengan autoklaf pada suhu 110C selama
20 menit adalah sebagai berikut :
a. Waktu pemanasan : pukul
b. Waktu pengeluaran udara : pukul
c. Waktu menaik : pukul
d. Waktu suhu dipertahankan : pukul
e. Waktu menurun : pukul
f. Waktu pendinginan : pukul

Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul


7. Bilas dengan spiritus dilutus (etanol 70%) - air aa sampai jernih.
8. Masukkan kantong-kantong perkamen kering rangkap dua & disterilkan
dalam autoklaf
 Pembungkusan : masing-masing alat dibungkus dalam kantong yang terbuat
dari kertas perkamen
a. Sterilisasi
a. Sterilisasi alat-alat dengan oven pada suhu 180°C selama 30 menit (kaca
arloji, beaker glass, Erlenmeyer, pinset, pengaduk kaca, anak timbangan,
tara & wadah, sendok logam, sendok porselen, ampul, dan kantong
sampah)
Tahap-tahap strerilisasi adalah sebagai berikut :
- Waktu pemanasan : pukul
- Waktu kesetimbangan : pukul
- Waktu pembinasaan : pukul
- Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul
- Waktu pendinginan : pukul

Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul

b. Sterilisasi alat-alat dengan autoklaf pada suhu 115°C selama 30 menit


(gelas ukur, pipet tetes, corong dan kertas saring)

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :


- Waktu pemanasan : pukul 14.25 – 14.32 (7 menit)
- Waktu pengeluaran udara : pukul 14.32 – 14.46 (14 menit)
- Waktu menaik : pukul 14.46 – 14.51 (5 menit)
- Waktu kesetimbangan : pukul 14.51 – 14.51 (0 menit)
- Waktu pembinasaan : pukul
- Waktu tambahan sterilitas : pukul
- Waktu menurun : pukul
- Waktu pendinginan : pukul

Proses sterilisasi berlangsung dari : pukul


c. Sterilisasi pelarut aqua pro injection dengan otoklaf pada suhu 121 C
selama 30 menit

Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :


- Waktu pemanasan : pukul
- Waktu pengeluaran udara : pukul
- Waktu menaik : pukul
- Waktu kesetimbangan : pukul
- Waktu pembinasahan : pukul
- Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul
- Waktu menurun : pukul
- Waktu pendinginan : pukul

Proses sterilisasi berlangsung dari pukul :

b. Cara Kerja
1. Membersihkan meja dengan alkohol 70%, kemudian bersihkan dengan kasa
steril.
2. Menyalakan api spiritus.
3. Tara kaca arloji, timbang Thiamin HCl 200 mg (kelarutan dalam air 1:1,
Martindale edisi 34, page 1455) dalam kaca arloji, lalu masukkan dalam
beaker glass 50 ml.
4. Mengukur aqua pro injection sebanyak 5ml pada gelas ukur 10ml.
5. Memasukan Thiamin HCl dan aqua pro injection (no. 3+4) ke dalam beaker
glass 50 ml, kemudian aduk ad larut.
6. Tara kaca arloji, timbang NaCl 130 mg (kelarutan NaCl 1:3, Martindale edisi
28, page 635) dalam kaca arloji, lalu masukkan dalam beaker glass 50ml.
7. Ukur aqua pro injection5 ml dengan gelas ukur 10ml.
8. Masukkan NaCl dan aqua pro injection(no. 6+7) ke dalam beaker glass 50ml ,
lalu aduk ad larut.
9. Campurkan larutan Thiamin HCl (no. 5) ke dalam beaker glass yang berisi
larutan NaCl (no. 8), lalu aduk ad homogen.
10. Lakukan cek pH dengan indikator universal (menggunakan ujung batang
pengaduk oleskan pada indikator). pH = 4,00
11. No. 9 dipindah ke gelas ukur 25 ml, ditambah aqua pro injeksi ad 20 ml.
12. Lalu saring dengan kertas saring 0,8 µm + corong, dan tampung dalam
erlenmeyer 50 ml.
13. Pindahkan sediaan ke dalam beaker glass 100 ml.
14. Ambil larutan sediaan sebanyak 2,15 ml menggunakan spuit injeksi kemudian
masukan dalam ampul yang kosong dan bersih (dengan arah tegak lurusagar
tidak ada yang menempel di dinding ampul).
15. Tutup mulut ampul dengan membakar ujung ampul di api bunsen hingga
mulut ampul tertutup rapat (metode pull seal)
- Panaskan leher ampul dengan api Bunsen sampai kemerahan
- Lalu ujung ampul tersebut ditarik dengan pinset hingga mulut ampul
tertutup rapat

16. Lakukan perlakuan no.14-15 sampai ampul ke 5.


17. Melakukan uji kebocoran dan sterilisasi sediaan
- Letakan ampul dalam posisi terbalik, dalam beaker gelas 50 ml yang
telah diberi kasa steril, lalu tutup mulut beaker glass 50 ml dengan kertas
perkamen 2 rangkap lalu ikat dengan tali.
- Sterilisasi sediaan dengan autoklafdengansuhu 115 selama 30 menit.
18. Beri etiket dan brosur, lalu masukkan kedalam wadah sekunder (pilih ampu
lterbaik dari sediaan yang ada).
c. Sterilisasi akhir sediaan dengan autoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit
Tahap-tahap sterilisasi adalah sebagai berikut :

 Waktu pemasanan : pukul


 Waktu pengeluaran udara : pukul
 Waktu menaik : pukul
 Waktu kesetimbangan : pukul
 Waktu pembinasaan : pukul
 Waktu tambahan jaminan sterilitas : pukul
 Waktu penurunan : pukul
 Waktu pendinginan : pukul

Proses sterilisasi akhir sediaan berlangsung dari pukul:

IV. WADAH
Wadah primer : Ampul 2 ml (putih bening) tertutup rapat terlindung cahaya
Wadah sekunder : Kardus dari kertas glossy
Wadah sekunder berisi keterangan mengenai:
- Nama dagang : VITHI INJECT 
- Kandungan bahan aktif : Thiamin HCl 1%
- Indikasi, kontraindikasi, efek samping, interasksi obat, dosis dan cara
penyimpanan
- Aturan pakai.
- Isi tiap kemasan sekunder (4 ampul).
- Keterangan Steril pada pojok kiri atas kemasan sekunder.
- Penandaan Obat Keras ada pada pojok kanan atas kemasan sekunder.
- Keterangan Harus dengan resep dokter pada sisi samping kemasan sekunder.
- Keterangan simpan di tempat terlindung dari cahaya.
- Nomor registrasi, No Batch, Manufactured Date, dan Expired Date.
- Nama Pabrik / Industri farmasi yang memproduksi sediaan
V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN
a. Pembahasan :
Pada praktikum steril ini, sediaan yang dibuat adalah sediaan injeksi Thiamin
HCl 1% dalam ampul dengan volume 2,15 ml sebanyak 6 ampul. Sediaan yang
dibuat merupakan sediaan dosis tunggal untuk satu kali pemakaian.
Pembuatan injeksi ini dilakukan dalam dua proses. Proses pertama ialah
proses sterilisasi alat yang dilakukan pada ruang kelas III. Hal pertama yang
dilakukan sebelum proses pembuatan sediaan adalah penyiapan alat, pencucian
dan pembungkusan alat , pencucian karet, sterilisasi alat-alat, sterilisasi bahan-
bahan pelarut yang akan digunakan seperti Aqua Proinjeksi dan NaCl. Pencucian
alat, termasuk karet perlu dilakukan agar setiap alat bebas dari kuman sebelum
digunakan. Pencucian Karet dilakukan dalam larutan HCL 2% , larutan
desinfektan (tepol 1%) dan Na. Karbonat 0,5% yang kemudian didihkan dan
disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 110C selama 20 menit. Dalam
praktikum ini kami menggunakan cara Huizinga karena cara ini cukup efektif
untuk membunuh kuman dan cara ini cukup sederhana.
Berikut rincian dalam penggunaan alat sterilisasi :
o Sterilisasi dengan pemanasan kering menggunakan oven pada suhu 180oC
selama 30 menit
o Sterilisasi dengan pemanasan basah menggunakan autoklaf pada suhu
115oC selama 15 menit.
o Sterilisasi pelarut (aqua pro injeksi) dilakukan dengan autoklaf pada suhu
121oC selama 15 menit.
Proses kedua ialah proses pembuatan sediaan yaitu penimbangan,
pencampuran, dan pengemasan ke dalam wadah primer. Proses ini dilakukan di
ruang kelas II. Proses pembuatan sediaan dilakukan secara teknik aseptis dengan
membersihkan meja menggunakan alkohol 70% menggunakan kasa steril, dan
dengan menggunakan api spiritus yang menyala (diletakkan di atas meja
praktikum), serta meminimalkan kontak alat maupun bahan dengan tangan
praktikan yang semuanya bertujuan untuk meminimalkan kontaminasi yang
bersumber dari praktikan dan ruangan.
Diketahui bahwa pH stabil Thiamin HCL yaitu 4,0. pH yang kami dapatkan
yaitu pH 4,0. Hal ini dibuktikan dengan cara menempelkan kertas indikator
universal pada batang pengaduk yang dibasahi dengan sediaan, dan hasil yang
terdapat di kertas indikator universal dibandingkan dengan standar pada
laboratorium. Sehingga, sediaan injeksi yang dibuat sudah bersifat isotonis.
Diketahui bahwa ada penambahan NaCl dalam formula sesuai dengan jumlah
kebutuhan NaCl (130 mg).
Setelah sediaan selesai dibuat dan sebelum dimasukkan ke dalam ampul,
sediaan disaring dahulu dengan menggunakan membran filter (kertas saring yang
sudah disterilkan) berukuran 0,8 µm. Hal ini bertujuan untuk menyaring
partikel/mikroorganisme yang mungkin mencemari selama proses pembuatan
sediaan. Selanjutnya, sediaan dimasukkan ke dalam 6 ampul dengan volume tiap
ampul adalah 2,15 ml dengan menggunakan spuit injeksi 3 ml. Ampul ditutup
dengan metode pull and seal dan dilakukan uji kebocoran.

Hasil dari praktikum kelompok kami

Anda mungkin juga menyukai