Anda di halaman 1dari 25

Praktikum Teknologi Sediaan Steril

Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

PERUMUSAN KARAKTER SEDIAAN


NAMA MAHASISWA : 1. Lady Gita Artani Situmorang (19330134)
2. Eni Asmarizah Liliwana (20330702)
3. Novarani (20330707)
4. Imelia Omega Meheda (20330719)
5. Wahyu Aji Hartono (20330720)
6. Winda Eka Putri Lestari (20330729)
NO. KELOMPOK : 7 (Tujuh)
NAMA PRODUK : Piridoksin HCL atau vitamin B6
JENIS SEDIAAN : Injeksi

Syarat sediaan jadi


SPESIFIKASI SEDIAAN SYARAT LAIN
NO PARAMETER SATUAN SYARAT FARMAKOPE
YANG AKAN DIBUAT (BILA ADA)
1. Kadar bahan aktif - 50 mg 10-150 mg 50 – 150 mg (ForNas)
3% 1-4 % (Martindale)
2. Pemerian (FI V hal 1025)

 Warna - Putih Putih


 Bau - Tidak Berbau Tidak berbau
 Rasa - Asin Asin
 Bentuk - Hablur atau serbuk hablur Hablur/serbuk hablur
3. Volume/unit Mililiter 1,1 ml (FI IV)
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

4. Karakteristik lain
 Sterilitas - Steril Steril
 Pirogen - Bebas pirogen Bebas pirogen
 Homogenitas - Homogen Homogen
 Tonisitas - Isotonis Isotonis

SPESIFIKASI SEDIAAN SYARAT LAIN


NO PARAMETER SATUAN SYARAT FARMAKOPE
YANG AKAN DIBUAT (BILA ADA)
 Stabilitas - Stabil Stabil di udara,\ secara perlahan- -
lahan dipengaruhi oleh cahaya
matahari
 Kelarutan - Mudah larut dalam air  Mudah larut dalam air (1:1-10) -
 Sukar larut dalam etanol 95%
(1:1000-10000)
 Praktis tidak larut dalam eter
(1:1>10000)
 pH (Martindale)
(1% dalam air) 3
(5% dalam air) 2,0-3,8
5. Penandaan & kemasan
 Bentuk wadah Ampul bening Dalam wadah tertutup rapat tidak -
tembus cahaya
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

 Penandaan Warna produk, komposisi -


harus dengan resep Dokter,
tanggal kadaluarsa, Logo
kemasan
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

DATA PRAFORMULASI BAHAN AKTIF


Nama bahan aktif : Piridoksin HCl (Vitamin B6)

NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Hablur atau serbuk putih atau hamper putih, stabil di udara, secara perlahan-lahan
dipengaruhi oleh cahaya matahari ( FI V hal 1025)
2. Kelarutan Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam eter
3. pH 2-3,8 ( Martindale 28 hal 1643)
4. OTT Piridoksin HCl tidak dapat dicampur dengan larutan alkali, garam,besi dan larutan asam
5. Stabilitas Stabil di udara, secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari
6. Cara sterilisasi Cara sterilisasi A atau C (menurut ForNas)
7. Indikasi Pengobatan dan pencegahan defisiensi vitamin B6
8. Dosis lazim 1h = 50-150mg (ForNas)
9. Cara pemakaian Disuntikan melalui intramuscular
10. Sediaan lazim dan kadar Injeksi larutan
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

DATA PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN


Nama bahan tambahan : Aqua Pro Injeksi

NO PARAMETER DATA
1. Pemerian Bentuk: Cairan jernih
Warna : Bening tidak berwarna
Bau : Tidak berbau
Rasa : Tidak berasa
(FI 1V Hal 112)
2. Kelarutan Dapat bercampur dengan pelarut polar
3. Ph 5-7
4. OTT Dalam formulasi farmasi, air dapat bereaksi dengan obat dan bahan-bahan, yaitu dapat
menghidrolisis air, bereaksi keras dengan logam alkali
5. Stabilitas Stabil di semua keadaan fisik (dingin, cair, uap air)
6. Cara sterilisasi Dengan pemanasan atau penyaringan
7. Indikasi Sebagai pembawa untuk sediaan injeksi
8. Dosis lazim -
9. Cara pemakaian -
10. Sediaan lazim dan kadar -
12. Wadah dan penyimpanan Dalam wadah dosis tunggal dari kaca atau plastic tidak lebih besar dari 1 liter.
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Disimpan dalam wadah kaca tipe I dan II

FORMULIR PEMECAHAN MASALAH

ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


NO RUMUSAN MASALAH KEPUTUSAN
KOMPONEN PROSES PENGAWASAN MUTU
1. Sediaan injeksi Piridoksin Dengan - Uji sterilisasi Pada sediaan dosis
HCl harus steril penambahan zat tunggal (ampul)
pengawet : tidak mengunakan
 Benzalkonium bahan pengawet
chloride
0,05% - 0,1%
 Benzyl
alcohol 2%
 Chlorobutanol
0,5%
 Fenol 0,5%
2. Sediaan injeksi Piridoksin - Penyaringan dengan Uji pirogenitas Pada sediaan
HCl harus bebas pirogen filter 0,2 mikron injeksi Piridoksin
HCl harus bebas
pyrogen yaitu
dengan
menggunakan cara
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

penyaringan
dengan filter 0,2
mikron
3. Bentuk sediaan apa yang ses - Injeksi: - Larutan, karena
uai untuk dibuat sediaan steri  Larutan Piridoksin HCl
l injeksi piridoksin HCl mudah larut dalam
 Suspensi
 Emulsi air.

4. Sediaan steril jenis apa -  Injeksi volume - Injeksi volume


yang dapat dibuat untuk besar (vial) kecil (ampul),
Piridoksin HCl  Injeksi volume karena dosis
kecil (ampul) pemakaian vitamin
Piridoksin HCl
eknik kecil, dan
digunakan untuk
satu kali
pemakaian
5. Bahan pembawa apa yang  Aqua Pro - - Aqua pro injeksi,
sesuai untuk dipakai Injection karena dapat
sebagai pembawa dalam (API) melarutkan bahan
pembuatan injeksi larutan  API bebas O2 aktif dengan
Piridoksin HCl  API bebas sempurna dan
CO2 merupakan zat

 Gliserol pembawa yang


Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

 Isopropil baik serta memang


ditujukan untuk
pembuatan larutan
sejati
6. Larutan Piridoksin HCl Dengan - - Ditambahkan NaCl
bersifat hipotonis, penambahan zat 0,9%, karena tidak
sedangkan diinginkan pengisotonis: OTT dengan bahan
larutan yang isotonis,  NaCl 0,9% aktif dan bahan
bagaimana cara agar  Asam borat tambahan lain,
diperoleh larutan yang selain itu NaCl
bersifat isotonis? merupakan garam
yang penting yang
banyak terdapat
dalam tubuh untuk
mempertahankan
tekanan osmotic
pada darah dan
jaringan.
7. Bagaimana agar diperoleh Dengan - Uji pH Dapar fosfat baik
pH larutan yang sesuai dan penambahan digunakan untuk
stabil dalam penyimpanan dapar: penstabilan pH
 Dapar Fosfat larutan
 Dapar Sitrat
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

8. Metode pembuatan apa  Teknik Non Non aseptic dengan


yang sesuai untuk aseptic cara sterilisasi
membuat injeksi - - akhir
piridoksin HCL agar menggunakan
diperoleh hasil sterilitas autoklaf pada
yang baik? sushu 121°C
selama 15 menit,
karena bahan akti
dan bahan
tambahan lain
tahan pemasana,
serta lebih terjamin
sterilisasinya
dibandingkan
eknik aseptic.
9. Piridoksin HCl teroksidasi Antioksidan: Dialiri gas / uap N2 - Agar tidak terjadi
oleh O2  BHT 0,02% oksidasi pada
 BHA 0,02% injeksi Piridoksin

 Tokoferol HCl maka dialirkan

0,5% gas N2 yang

 Asam bersifat inert

askorbat 0,1%
10. Cara sterilisasi apa yang -  Dengan kalor Uji Sterilisasi Digunakan cara
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

sesuai dan baik untuk basah: autoklaf, sterilisasi kalor


pembuatan injeksi UAM, basah dengan cara
Piridoksi HCl ? Penggodokan sterilisasi akhir
 Dengan kalor menggunakan
kering: oven, autoklaf pada suhu
Bunsen 121 oC selama 15’,
 Dengan gas karena bahan obat
etilen oksida dan bahan
tambahan lain
tahan pemanasan,
menggunakan
pembawa air
sehingga cocok
digunakan autoklaf

 Perhitungan volume Piridoksin HCl yang akan dibuat untuk 1 batch 10 Ampul @ 2 mL adalah:
R/ Injeksi Piridoksin HCL 2 ml
Diketahui: E = 0,36 untuk kadar 2%. Untuk sediaan ampul 2 mL, cairan dilebihkan 0,15 mL
Volume Vit B6 = 2,15 x 3 = 6,45 mL
w untuk kadar 2%  2% x 6,45 mL = 0,129 g
W = 0,9% x Volume Vit B6 – (w x E)
W = 0,9% x 6,45 mL – (0,129 x 0,36)
W = 0,05805 – 0,04644
W = 0,01161
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Pyridoxin 2%
Sehingga formulasi menjadi
R/ Pyridoxin 0,129 g
Nacl 0,01161 g
NaOH qs
Aqua PI ad 6,45 ml

KOMPONEN UMUM SEDIAAN

FUNGSI KONSENTRASI PENIMBANGAN BAHAN


NO NAMA BAHAN (farmakologi/farmasetik LAZIM/LITERATUR FORMULA UNIT BATCH
) (%) (%) (g) (g)
1 Pyridoksin HCl Bahan Aktif 2% - 5% 2%, gram 0,129 gram
Farmakologi
 Farmakodinamik & fisi
ologi
Pemberian Piridoksin HCl
secara oral & parenteral
tidak menggunakan efek
farmakodinamik yang
nyata. Dosis sangat besar,
yaitu 3 – 4 gr / kg BB
menyebabkan kejang &
kematian pada hewan
coba. Tetapi dosis kurang
dari ini umumnya tidak
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

menimbulkan efek yang


jelas. Piridoksal phosphate
di dalam tubuh merupakan
koenzim yang berperan
penting dlm metabolisme
berbagai asam amino
diantaranya transamilasi,
rasemilasi, triptofan,
asam–asam amino.
Piridoksin mudah
diabsorbsi melalui saluran
cerna.
 Farmakokinetik
Piridoksin, piridoksa
n & piridoksamin muda
h di absorpsi melalui
saluran cerna, metabo
lisme terpenting dari
ketiga bentuk saluran
cerna. Metabolisme te
rpenting dari ketiga
bentuk tersebut, adal
ah 4-asam piridoksal.
Ekskresi melalui urin
terutama & bentuk 4-a
sam piridoksal.
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

2 Aqua Pro Injeksi Pembawa - 6,45 ml mililiter 6,45 ml


Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

PENGAWASAN MUTU SEDIAAN


A. In Process Control

N PARAMETER YANG DIUJI SATUAN CARA PEMERIKSAAN


O
1 Penetapan pH = 7 - Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus/
universal (secara konvensional)/alat pH meter/lK pH

B. End Process Control

N PARAMETER YANG DIUJI SATUAN CARA PEMERIKSAAN


O
1. Uji Kebocoran Wadah Pemeriksaan Wadah
2. Organoleptis - Bau
- Rasa
- Warna
3. Kejernihan Visualisasi untuk mengetahui ada tidaknya pengotor
4. Uji Sterilisasi Perbenihan
5. Uji Keseragaman Volume
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

PROSEDUR TETAP PEMBUATAN SEDIAAN

DisusunOleh : DiperiksaOleh : DisetujuiOleh : Hal…… Dari…… Hal……


1. Lady Gita Artani Tanggal : Tanggal :
Situmorang No : / /
2. Eni Asmarizah Liliwana
3. Novarani
4. Imelia Omega Meheda
5. Wahyu Aji Hartono
6. Winda Eka Putri Lestari
Tanggal :
Penanggung Jawab PROSEDUR TETAP
I. PERSIAPAN
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Semua alat disterilisasi dahulu sebelum digunakan
3. Dilakukan streilisasi sesuai cara sterilisasi masing-masing alat dan bahan

II. KEGIATAN PRODUKSI


1. Ditimbang piridoksin HCL sebanyak 1,6 gram, dimasukkan ke dalam piala gelas
2. Dilarutkan piridoksin HCL dengan sebagian API (aqua pro injection) yang akan
digunakan dalam pembuatan sediaan obat
3. Disiapkan Erlenmeyer, corong, dan kertas saring, kemudian dibasahkan kertas saring
yang akan digunakan dengan sedikit API
4. Disaring larutan dalam gelas ukur melalui corong ke dalam Erlenmeyer yang telah
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

disiapkan
5. Dibilas piala gelas yang digunakan untuk melarutkan piridoksin HCL dengan sisa API
kemudian disaring ke dalam Erlenmeyer yang berisi filtrat larutan sebelumnya
6. Diisikan larutan obat ke dalam ampul berwarna gelap sebanyak 2,15 ml dengan
menggunakan buret
7. Ditutup ampul dengan panas api dari Bunsen gas
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

INSTRUKSI KERJA

Disusun Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Hal…… Dari…… Hal……


Tanggal: Tanggal: Tanggal:
No: / /
INSTRUKSI KERJA OPERATOR SPV
Tujuan:
1. Memperoleh gambaran mengenai praformulasi suatu zat
obat, serta membuat & mengevaluasi hasil dari sediaan
2. Mengetahui mengenai pengertian, pembagian, cara
pembuatan, perhitungan dosis, sterilisasi & penyerahan
suatu sediaan obat parenteral, khususnya injeksi
piridoksin HCL.
Bahan:
1. Piridoksin HCL
2. Air Pro Injection
Alat:
1. Timbangan analitik
2. Gelas ukur
3. Corong gelas
4. Kertas saring
5. kapas
6. Erlenmeyer
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

7. Beker glass
8. Aluminium foil
9. Flakon
10. Pinset
11. Spatel
12. Kaca arloji
13. Batang pengaduk
14. Cawan uap
15. Autoklaf
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Prosedur:
I. PENIMBANGAN
1. Ditimbang masing-masing bahan :
Bahan Jumlah sebenarnya Jumlah yang ditimbang
Piridoksin HCl mg Mg
Aqua Pro Injeksi ml Ml

2. Dimasukkan bahan pada masing-masing wadah dan tutup

II. PELARUTAN BAHAN AKTIF & TAMBAHAN


1. Dilarutkan Piridoksin HCl dalam API bebas pyrogen
2. Ditutup dengan aluminium foil

III.PENYARINGAN I
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Disaring hasil pencampuran dan penghilangan pyrogen dalam
keadaan panas, menggunkan corong yang dilapisi 2 kertas
saring yang telah dibasahi, didinginkan

IV. PENCAMPURAN
1. Dipindahkan hasil saringan I
2. Ditambahkan API ad 44 ml
V. PENYARINGAN II
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

2. Disaring hasil pencampuran dan penghilangan pyrogen dalam


keadaan panas, menggunakan corong yang dilapisi 2 kertas
saring yang sudah dibasahi, didinginkan
3. Ditutup Erlenmeyer dengan aluminium foil

VI. PENGISIAN DAN PENUTUPAN BOTOL


1. Disiapkan buret 50 ml yang sebelumnya telah disterilkan
2. Dimasukkan larutan ke dalam buret
3. Dimasukkan larutan dari buret ke dalam ampul dengan
penambahan 0,1 ml
4. Dialiri dengan uap air dan disemprot dengan gas N2
5. Ditutup ampul dengan cara dipanaskan

VII. STERILISASI AKHIR


1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan
2. Dimasukkan sediaan injeksi ke dalam autoklaf suhu 115 – 116
o
C selama 15 menit. Didinginkan.

VIII. PENGEMASAN
1. Setelah dingin, diberi etiket pada sediaan
2. Dimasukkan ke dalam kemasan disertai dengan brosur

Tahapan Evaluasi Sediaan


Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

1. Uji Kebocoran Wadah (Goeswin Agoes, Larutan Parenteral, 191-192)


Tujuan: Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume, serta kestabilan sediaan.
Prinsip:
Untuk cairan bening tidak berwarna
 Wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai disterilkan dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada wadah
yang bocor, maka larutan metilen biru akan masuk ke dalam karena perubahan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga
larutan dalam wadah akan berwarna biru.
Untuk cairan yang berwarna
 Lakukan dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. Jika terjadi kebocoran, maka
kertas saring atau kapas akan basah.
Hasil: Sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru (prosedur a) dan kertas saring atau kapas tidak basah
(prosedur b)

2. Uji Organolepstik  Bau, Rasa, dan warna


Alat : Panca indra
Cara : Ambil sampel secukupnya untuk melakukan pengamatan
Parameter Syarat Hasil
Bau Tidak berbau
Warna Jernih

3. Uji Pirogenitas
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Uji Pirogenitas dalam sediaan Injeksi Piridoksin HCl tidak perlu dilakukan karena dalam FI III untuk sediaan lebih dari 10 mL memenuhi
syarat uji pirogenitas pada uji keamanan hayati.

4. Uji Kejernihan
Dalam visualisasi untuk mengetahui ada atau tidaknya pengotor dengan cara:
 Periksa wadah bersih dari luar di bawah penerangan cahaya terhalang terhadap refleksi
 Dengan menggunakan dasar hitam atau putih. Jika pengotor berwarna gelap dapat terlihat pada dasar puth dan sebaliknya

5. Uji Sterilisasi (Pembenihan)


Jenis media berdasarkan konsistensinya
a. Media cair, contoh: nutrient agar, potato dextrose agar.
b. Media padat, contoh: kaldu pepton, tryptic soy broth, nutrient broth
c. Media semi padat, contoh: nutrien gelatin
Prosedur Kerja:
Sebelum membuat media, sterilkan tabung reaksi, Erlenmeyer, gelas ukur dan cawan petri dengan oven.
a. Media perbenihan nutrient agar
 Larutkan 1,15 gram Nutrien Agar (NA) + 50 ml aquadest  Sterilkan diotoklaf
 Agar tegak  Tuang secara aseptic 3-5 ml larutan NA  Tutup tabung
 Agar miring  Tuang secara aseptic 3-5 ml larutan NA  Tutup tabung. Letakkan dengan posisi miring.
 Agar lempeng  Tuang secara aseptic 15-20 ml larutan NA ke dalam cawan petri.
 Diamkan hingga agar mengeras, inkubasi selama 18-24 jam untuk diamati pertumbuhan bakteri, dan 3-5 hari untuk diamati
pertumbuhan jamur.
b. Media perbenihan kaldu pepton
 Larutkan 1,15 gram Kaldu Pepton + 50 ml aquadest  Sterilkan diotoklaf
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

 Perbenihan cair  Tuang secara aseptic 3-5 ml ke dalam tabung reaksi steril.
 Inkubasi selama 18-24 jam untuk diamati pertumbuhan bakteri dan 3-5 hari untuk diamati pertumbuhan jamur.

6. Uji PH
Cara:
 Pemeriksaan pH dengan menggunakan indikator atau pH meter yang dicelupkan ke dalam larutan obat
 Bandingkan dengan pH yang diinginkan

7. Uji Keseragaman Bobot


a. Hilangkan etiket wadah
b. Cuci bagian luar wadah dengan air, keringkan
c. Timbang satu persatu dalam keadaan terbuka
d. Keluarkan isi wadah, cuci wadah dengan air kemudian dengan etanol (95%). Pengeringan pada suhu 105oC hingga bobot tetap,
dinginkan.
e. Timbang satu persatu
f. Bobot wadah tidak boleh menyimpang lebih dari batas yang tertera pada daftar berikut, kecuali satu wadah yang boleh menyimpang
tidak boleh lebih dari kali batas yang tertera
Bobot yang tertera pada etiket Batas penyimpanan (%)
Tidak lebih dari 120 mg +10
Antara 120 mg dan 300 mg ± 7,5
300 mg atau lebih ± 75

8. Uji Keseragaman Volume


Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Untuk injeksi dalam bentuk cairan. Volume isi netto tiap wadah harus sedikit berlebih dari volume yang ditetapkan. Kelebihan dianjurkan
tertera dalam daftar dibawah ini.
Volume pada etiket Volume tambahan yang dianjurkan
Cairan Encer Cairan Kental
0,5 mL 0,10 mL 0,12 mL
1,0 mL 0,10 mL 0,15 mL
2,0 mL 0,15 mL 0,25 mL
5,0 mL 0,30 mL 0,50 mL
10,0 mL 0,50 mL 0,70 mL
20 mL 0,60 mL 0,90 mL
30 mL 0,80 mL 1,20 mL
50 mL atau lebih 2% 3%
Praktikum Teknologi Sediaan Steril
Program Studi Farmasi – Institut Sains dan Teknologi Nasional

Formulir Sterilisasi Alat

Cara Sterilisasi Waktu Mulai Waktu Selesai


No. Nama Alat/Bahan
(Alat, Suhu, dan Lamanya) Jam Paraf Jam Paraf
1. Gelas Ukur Otoklaf 121C, 15’ (249,8 F)
2. Corong Gelas + Kertas Saring Lipat Otoklaf 121C, 15’ (249,8 F)
3. Kapas Otoklaf 121C, 15’ (249,8 F)
4. Kertas Saring Otoklaf 121C, 15’ (249,8 F)
5. Erlenmeyer Oven 250C, 15’
6. Beker Glass Oven 250C, 15’
7. Flakon Oven 250C, 15’
8. Pinset Flamber 20 detik
9. Spatel Flamber 20 detik
10. Kaca Arloji Flamber 20 detik
11. Batang Pengaduk Flamber 20 detik
12. Cawan Uap Flamber 20 detik
13. Pembuatan API Bebas O2 Didihkan selama 30’
14. Sterilisasi Akhir Otoklaf 121C, 15’
15. Tutup Flakon Digodok dalam air

Anda mungkin juga menyukai