Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI & FORMULASI SEDIAAN STERIL

( KELOMPOK 07 )

INJEKSI METAMIZOLE

TANGGAL PRAKTIKUM 26 APRIL 2022

DOSEN PENGAMPU : Apt. ARIF WIJAYANTO., M.Farm

DI SUSUN OLEH :

MINTARTI/1961B0010 RISA PRATIWI/1961B0006


DWI RIDHA/2161P4001 HOLYRENSI L./2161A0001
NADIA P SALSABILLA/1961B0009

PRODI S1 FARMASI
IIK STRADA INDONESIA
KEDIRI
2022
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat memahami preformulasi sediaan injeksi Metamizole
2. Mahasiswa dapat merancang formula injeksi Metamizole
3. Mahasiswa dapat membuat injeksi Metamizole dalam skala laboratorium sesuai
dengan persyaratan sediaan steril yang telah ditentukan.
4. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sedian injeksi Metamizole
B. DASAR TEORI
Injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum
digunakan secara parenteral, suntikan dengan cara menembus atau merobek
jaringan ke dalam selaput lender. Pada umumnya injeksi dikemas dalam
wadah di bawah 100 ml. Untuk mendapatkan formula sediaan parenteral
yang baik harus mempunyai data preformulasi yang meliputi sifat kimia, sifat
fisika dan sifat biologis sehingga dapat ditentukan:
a. Pembawa yang tepat yaitu pembawa larut air, pembawa yang tak larut air atau
pelarut campur
b. Eksipien yang dibutuhkan meliputi pengawet, komplekson, zat pengisotonis,
anti oksidan, dapar dan lain sebagainya
c. Wadah dan jenis wadah yang sesuai
Dasar-dasar formulasi:
a. Pengaruh cara suntik
Cara suntik mempengaruhi formulasi yang diperlukan untuk menentukan bentuk dan
sediaan serta volume sediaan
b. Pengaruh pembawa
Sebagian besar pembawa sediaan parenteral adalah air. Pembawa minyak kadang-
kadang dipilih untuk melarutkan zat non polar. Untuk meningkatkan kelarutan kadang-
kadang diperlukan penambahan solubilisasi ataupun digunakan campuran pelarut.
c. Pengaruh eksipien
d. Pengaruh jenis sediaan pada formula
1. FORMULA SEDIAAN STERIL
Bahan tambahan yang digunakan untuk sediaan parenteral ditujukan untuk
beberapa alasan yaitu: (1) mempertahankan kelarutan obat; (2)
mempertahankan stabilitas fisika dan kimia sediaan; (3) mempertahankan
sterilitas sediaan jika sediaan dikemas dalam wadah dosis ganda atau (4)
meningkatkan kenyamanan pada saat penghantaran sediaan kepada pasien
misalnya mengurangi iritasi.
A. FORMULASI SUSPENSI STERIL
Sediaan suspensi parenteral tidak boleh mengendap selama
penyimpanan, mudah untuk diresuspensi pada waktu pemakaian dan
ukuran partikelnya harus dapat melewati jarum denagn ukuran 18-21
gauge. Untuk mencegah terjadinya caking, penambahan flocculating agent
misalnya bensil alkohol atau fenil etanol. Adanya suspending agent
misalnya natrium karboksimetilselulosa atau hidroksi etilselulosa dapat
meningkatkan viskositas dan berperan sebagai koloidal pelindung dari
partikel tersuspensi. Penambahan wetting agent seperti polisorbat 80,
pluronic F-68 atau sorbitan trioleat juga mampu mempertahan dispersi
partikel di dalam suspensi.
B. FORMULASI LARUTAN MATA
Zat tambahan yang diperlukan di dalam larutan mata antara lain dapar,
pengawet, bahan untuk mengatur tonisitas dan bahan pengental.
C. FORMULASI EMULSI
Sediaan bentuk ini jarang karena sangat sukar membuat sediaan emulsi
parenteral stabil dengan diameter lebih kecil 1 μm, agar tak terjadi emboli
pada aliran darah.
D. WADAH
Bahan yang digunakan sebagai wadah pengemas dan wadah untuk
pemberian sediaan parenteral meliputi gelas, karet, stainless steel, dan
plastic. Wadah pengemas merupakan sumber dari masalah stabilitas sediaan,
bahan partikulat dan sumber pirogen.
I. GELAS
Wadah gelas merupakan hasil peleburan senyawa anorganik yang didinginkan pada
kondisi kaku tanpa mengalami kristalisasi
Keuntungan wadah gelas antara lain:
1. Bersifat impermeable
2. Cukup keras dan mempunyai bentuk yang stabil
3. Transparan dan mudah dicuci karena permukaannya licin
4. Dapat disterilisasi panas kering (2600C) atau autoklaf tanpa mengalami
perubahan
Jenis-jenis gelas
Type I : merupakan borosilikat
Type II : gelas natrium kalsium
modifikasi

Type III : gelas natrium kalsium silikat


NP-glass : gelas natrium kalsium silikat untuk penggunaan umum
II. PLASTIK
Plastik adalah bahan yang berasal dari polimer organik yang merupakan
gabungan dari beberapa monomer melalui proses polimerisasi. Plastik
adapat dibagi menjadi 2 kategori yaitu :
1. Termoplastik, padat pada temperature kamar tetapi lunak dengan panas dan
tekanan
2. Termozet, stabil terhadap
panas Keuntungan wadah plastik:
1. Relatif murah
2. Ringan
3. Tahan terhadap benturan mekanis
4. Flexible
5. Beberapa jenis plastik bersifat transparan
III. KARET
Karet adalah polimer yang pada suhu kamar dapat menjadi lentur dua kali
panjang awalnya dan dapat segera kembali ke panjang semula serta inert
Kegunaan karet;
1. Tutup vial
2. Pompa untuk alat suntik
3. Penghubung pada alat suntik khusus intravena
4. Pemisah pada wadah tunggal
C. ALAT DAN BAHAN
ALAT
1. vial
2. Neraca
3. Autoclave
4. Oven
5. Alat-alat

6. gelas
BAHAN
1. Metamizole
2. Nacl 0,9 %
D. CARA KERJA

1. STERILISASI ALAT YANG DIGUNAKAN


NO ALAT YANG DIGUNAKAN CARA STERILISASI
Oven 250°C selama 30 menit (FI
1 Beaker Glass, erlemeyer, corong glass
V hal 1407)

2 Gelas ukur, Kertas saring Autoklaf 121°C selama 15 menit


(FI V hal 1618)
3 Batang pengaduk, spatula, pinset, gelas Direndamdalam alkohol 70%
/kaca arloji, penjepit besi selama 30 menit (FI V hal 1618)
4 Aqua pro injeksi Didihkan tidak kurang dari 48
menit (FI V 64)
5 Karet pipet tetes, karet penutup wadah Rebus dalam air mendidih selama
30 menit (1618)

No Nama Bahan Ukuran Jumlah Cara Suhu Waktu


Sterilisasi (0C) (Menit)

1 Batang Besar 1 Autoklaf 121 15


pengaduk

2 Erlenmeyer 250 mL 1 Autoklaf 121 15

3 Beker glass 250 mL 1 Autoklaf 121 15

4 Beker glass 50 mL 1 Autoklaf 121 15

5 Corong gelas Medium 1 Autoklaf 121 15

6 Botol vial 10 mL 5 Autoklaf 121 15


7 Pinset Besar 1 Oven 180 45

8 Pipet tetes besar 2 Desinfeksi - -

9 Sendok tanduk - 1 Disinfeksi - -

2. FORMULA YANG DIAJUKAN

A. Formula Rujukan (Martinda (Martindale 28 hal 251)


Setiap 1 ml mengandung :
Metampiron 500 mg
Benzalkonium Klorida 0,01 %
Aqua pro injeksi injeksi ad 5ml
B. Formula jadi (Mengacu padaMartindale 28 hal 251)
Dibuat 5 vial dalam @ 10 ml mengandung :
Metamizole 5g
Nacl 0,9 %
Aqua pro injeksi injeksi ad 10 ml

3. DATA PENIMBANGAN

Perhitungan

Dibuat 5 vial @10mL

Rumus = ((nxv)+(10%-30% x v))ml

n = jumlah yang akan dibuat

v = volume injeksi tiap vial + kelebihan volume (ml)

= 10 ml +0,3ml (FI V hal.1570)

= 10,3ml/vial

Volume total 5 vial = 10,3 x 5 = 51,5ml

Volume vial total = volume vial + (10% x volume total)

= 51,5 ml + (10% x 15,5ml)

= 51,5 + 5,15

= 56,65ml
PENIMBANGAN

1. Metamizol = 500mg/ml x 56,65ml

= 28325mg = 28,325 gram

2. Benzalkonium klorida = 0,01 x 56,65

3. NaCl
Perhitungan Isotonis
Kosentrasi(C) b/v zat aktif
 C Metamizole = 5 g/ 10 ml = 0,5 g/100 ml = 0,005% b/v
 Nilai ekivalensi Metamizole= 0,20 ( FI edisi IV hal, 1242)
 Tonisitas : 0,005% X 0,20 = 0.001 %
Nacl 0,9% untuk isotonis = 0,9 %- 0,001 %
=0,899%
= 0,899 g/100 ml x 10
= 0,089gram = 0,89 b/v

4. Aqudest = ad 56,65 ml = 57mL

4. PROSEDUR PEMBUATAN INJEKSI METAMIZOLE


1. Sterilkan alat-alat yang akan digunakan
2. Ditimbang metamizole 25 g
4. Dilarutkan metamizole Aqua pro injeksi injeksi , sedikit demi sedikit diaduk ad larut
5. Ditambahkan Nacl 0,9 % kedalam campuran 1, aduk ad larut.
7. Dicek pH ( pH yang ditetapkan 6-7)
8. Tambahkan sisa Aqua pro injeksi injeksi ad 50 ml Aduk ad larut.
9. Disaring dengan kertas saring, Masukkan kedalam vial 10 ml
10. Ditutup dengan tutup vial karet + aluminium cup
11.Disterilisasi dengan autoklaf metode panas basah 1210C selama 15 menit
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. HASIL
PARAMETER UJI METAMIZOL (KONTROL +) SEDIAAN METAMIZOLE
PRAKTIKUM
Organoleptis Tidak berbau,Cairan jernih Tidak berbau
Uji Kejernihan Tidak ditemukan adanya serat atau pengotor Tidak ditemukan adanya serat atau pengotor
Uji pH 6 7
Uji Kebocoran Terjadi penguapan pada saat sediaan di oven Terjadi penguapan pada saat sediaan di oven
dengan suhu 170 °C selama 30 menit dengan suhu 170 °C selama 30 menit
Uji Partikulat Tidak ada Tidak ada
Mikrobiologi

Uji Homogenitas Homogen Sediaan tercampur merata


Uji Kekeruhan Sediaan jernih Jernih
Media Uji Diamati selama 1x24 jam ada pertumbuhan Tidak ada pertumbuhan mikroba
mikroba

Catatan :

ACC Asisten Praktikum

( )
In Process Control (IPC)
1. Uji kejernihan (Lachman III, hal. 1356)
Produk dalam wadah diperiksa di bawah penerangan cahaya yang baik, terhalang
terhadap refleks dari mata, berlatar belakang hitam dan putih dengan rangkaian
isi dijalankan dengan suatu aksi memutar.
Syarat: semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat
dibuang dari vial, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar 5 partikel ≥25 µm/ml
2. Uji pH (FI IV hal 1039-1040)
Cek pH larutan menggunakan pH meter atau pH indikator
universal.Syarat: Harus sama dengan pH zat aktif. (pH sediaan
= 5-8,5)
3. Uji Keseragaman Volume (FI edisi IV, hal. 1044)
Pilih 1 atau lebih wadah bila volume ≥ 1 ml. Ambil isi tiap wadah dengan alat
suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan
diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21 dengan panjang tidak
kurang dari 2,5 µm. Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke dalam
gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang
diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera.

Syarat: Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu
persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
Quality Control

1. Uji Kejernihan (Lachman III, hal. 1355)


Melewatkan injeksi yang diuji pada lampu terang dengan latar belakang gelap
untuk partikel yang baik berwarna akan terlihat gelap yang berwarna pada latar
terang.
Syarat: semua wadah diperiksa secara visual dan tiap partikel yang terlihat
dibuang dari vial, batas 50 partikel 10µm dan lebih besar 5 partikel ≥25 µm/ml.
2. Uji Keseragaman Volume (FI edisi IV, hal. 1044)
Pilih 1 atau lebih wadah bila volume ≥ 1 ml. Ambil isi tiap wadah dengan alat
suntik hipodemik kering berukuran tidak lebih dari 3 kali volume yang akan
diukur dan dilengkapi dengan jarum suntik nomor 21 dengan panjang tidak
kurang dari 2,5 µm. Keluarkan gelembung udara dari jarum dan alat suntik.
Pindahkan isi dalam alat suntik tanpa mengosongkan bagian jarum ke dalam
gelas ukur kering volume tertentu yang telah dibakukan sehingga volume yang
diukur memenuhi sekurang-kurangnya 40% volume dari kapasitas tertera.
Syarat: Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadah bila diuji satu
persatu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume
wadah yang tertera pada etiket bila isi digabung.
3. Uji Penetapan Kadar (Farmakope Indonesia Edisi V hal. 625)
Pipet sejumlah volume injeksi setara dengan 2-5g dekstrosa, masukkan kedalam
labu tentukur 100ml. Tambahkan 0,2 ml amonium hidroksida 6 N, encerkan
dengan air sampai tanda. Ukur rotasi optik dalam tabung polarimetri yang sesuai
pada suhu 250 seperti tertera padapenetapan rotasi optik dan rotasi jenis. Hitung
persentase dekstrosa dalam injeksi
Syarat : mengandung ketamine Hidroklorida, setara dengan ketamine
C12H16ClNO tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah
yang tertera pada etiket.

4. Uji Sterilitas (FI edisi IV,


hal 861) Metode uji sterilitas:
a. Inokulasi langsung kepada media uji
Volume tertentu spesimen + volume tertentu media uji diinkubasi selama
tidak kurang dari 14 hari, kemudian amati pertumbuhan secara visual
sesering mungkin, sekurang-kurangnya pada hari ketiga, keempat, kelima,
ketujuh atau kedelapan atau pada hari terakhir pada masa uji.
b. Menggunakan teknik penyaringan membran
Bersihkan permukaan luar botol, tutup botol dengan bahan dekontaminasi
yang sesuai, ambil isi secara aseptik. Pindahkan secara aseptik seluruh isi
tidak kurangdari 10 wadah melalui tiap penyaring dari 2 rakitan penyaring.
Lewatkan segera tiap spesimen melalui penyaring dengan bantuan pompa
vakum/tekanan. Secara aseptik, pindahkan membran dari alat pemegang,
potong menjadi setangah bagian (jika hanya menggunakan satu). Celupkan
membran atau setengah bagian membran ke dalam 100 ml media inkubasi
selama tidak kurang dari 7 hari. Lakukan penafsiran hasil uji sterilita Syarat:
Steril (dispensasi tidak dilakukan)
6. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dibuat sediaan injeksi dengan bahan aktif metamizole
dan NaCl sebagai pengisotonis. Dosis metamizole 500mg/ml, sediaan dibuat
untuk 5 vual dengan total volume 51,5 ml kemudian ditambahkan kelebihan
10 % sehingga total 57 ml, volume setiap vial 10,3 ml/vial. Sebelum
melakukan pembuatan dilakukan sterilisasi bahan menggunakn metode
sterilisasi basah (autoclave suhu 121 °C selama 30 menit). Sediaan injeksi
harus memenuhi persyaratan sehingga perlu dilakukan evaluasi. Dalam
praktikum ini dilakukan beberapa uji pada sediaan, uji orgaleptis yang
diamati secara visual berupa warna, bentuk, bau. Uji homogenitas pada
sediaan injeksi metamizole memenuhi syarat tercampur merata. Uji ph
dilakukan untuk menghindari terjadi iritasi atau efek yang tidak diinginkan.
Nilai ph disesuaikan dengan pH zat aktif dan sediaan (syarat pH sediaan 5-
8,5), hasil yang diperoleh dalam praktikum yang dibandingkan dengan
control positif rentang pH 6 dan 7. Uji kejernihan memastikan bahwa setiap
larutan obat suntik jernih dan bebas pengotor hasil tidak ditemukan pengotor
pada sediaan. Untuk persyartan steril dilakukan uji metode sterilisasi dengan
tujuan menetapkan apakah sediaan yang harus steril memenuhi syarat
berkenaan dengan uji seterilitas. Sediaan diinikulasi pada medium agar dan
diamati secara visual pertumbuhan mikroba setelah inkubasi 24 jam pada
suhu 37°C. Setelah diamati pada praktikum sediaan injeksi metamizole tidak
ada pertumbuhan mikroba. Sedangkan pada sediaan metamizole sebagai
control positif terdapat beberapa tanda pertumbuhan mikroba. Hal tersebut
kemungkinan terjadi karena kurangnya teknis aseptis dalam prosedur
pengujian.

7. KESIMPULAN

Injeksi merupakan salah satu sediaan terapi melalui suntiukan dalam volume
kecil. Sedangkan injeksi metamizole dibuat dalam dosis ganda. Dalam
praktikum ini sediaan belum biasa katakan sediaan yang steril karena
terdapat beberapa uji belum dilakukan dan juga hasilnya yang diperoleh dari
hasil uji belum memenuhi syarat mutu fisik sediaan.
LAMPIRAN :
KEMASAN :

LABEL KEMASAN PRIMER:

Net Content : 10,3ml


METAMIZOL SODIUM®
Metamizol sodium
Injection i.m / I.v
Each mL contains:
Metamizole sodium…….500mg/mL
Informasi lebih lengkap di brosur
HARUS DENGAN RESEP DOKTER
SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH 30ºC
TERLINDUNG DARI CAHAYA
JANGAN DIBEKUKAN
NO.REG:DKL123456789
Manufactured by: kelompok 07

BROSUR: STRADAZOL® INTERAKSI OBAT


Metamizol sodium - Pada kasus pengobatan bersamaan dengan siklosporin,
Injeksi i.m./i.v. penurunan kadar siklosporin dapat terjadioleh sebab itu
diperlukan control teratur.
Tiap mL mengandung: - Metamizole injeksi dan alcohol dapat mempengaruhi satu
Metamizol sodium .................................................................. 500 mg sama lain.

FARMAKOLOGI DOSIS
Metamizole natrium mempunyai efek analgesic. Dapat di Kecuali diresepkan lain, disarankan menggunakan dosis sebagai
injeksikan secara i.v. sehingga memungkinkan untuk berikut:
menghasilkan efek analgesic kuat dalam berbagai macam Dewasa dan remaja ≥15tahun:
kondisi dan dapat mengontrol rasa sakit yang hanya bias diatasi Sebagai dosis tunggal: 2-5ml (i.v. atau i.m.)
olehj produk yang mengandung opium. Metamizole injeksi dalam Sebagai dosis harian: sampai dengan 10ml injeksi
dosis tinggi tidak menyebabkan adiksi atau depresi pernapasan.
Metamizole tidak mempengaruhi gerak peristaltic usus, kontraksi CARA PEMBERIAN:
melahirkan maupun pengeluaran kalkuli. Persyaratan pengobatan syok harus dipenuhi.
Larutan harus dihangatkan sehingga menjasi sama dengan suhu
INDIKASI: tubuh sebelum diinjeksikan.
Metamizole injeksi harus digunakan hanya ketika pemberian oral Injeksi i.v. harus diberikan secara perlahan tidak boleh lebih dari
tidak memungkinkan untuk hal-hal berikut: 1ml/menit.
- Rasa sakit baik akut atau kronik misalnya yang berhubungan
dengan sakit kepala, sakit gigi, luka dan setelah operasi. HARUS DENGAN RESEP DOKTER
- Rasa sakit yang berhubungan dengan kejang ringan pada
otot baik akut atau kronik yang memperngaruhi saluran KEMASAN:
pencernaan, saluran empedu, ginjal atau saluran urine VIAL ISI 10mL
bawah. No. Reg.: 123456789

KONTRA-INDIKASI: PENYIMPANAN
- Pasien dengan alergi pirazolon (hipersensitivitas terhadap Simpan pada suhu dibawah 30ºC, terlindung dari cahaya.
obat-obatan yang mengandung metamizole, Jangan dibekukan.
isopropilaminofenazon, propifenazon, fenazon, atau
fenilbutazon) Dibuat oleh:
- Metamizole harus dihindari oleh wanita hamil dan menyusui. KELOMPOK 07
- Kerusakan sumsum tulang (missal pengobatan sitostatik)
atau penyakit system hematopoietic.
- Alergi terhadap salah satu bahan atau beberapa komponen
obat
- Bayi dibawah umur 3 bulan atau berat badan 5kg

EFEK SAMPING
- Reaksi anafilaktik/anakfilaktoid: pada kasus yang jarang,
metamizole dapat menyebabkan reaksi anakfilaktoid. Reaksi
anafilaktik yang lebih ringan ditunjukkan dengan gejala pada
kulit dan mukosa (seperti rasa gatal, panas, merah, urtikaria,
bengkak)
- Reaksi kulit dan mukosa lain : pada obat tertentu kadang
dapat terjadi erupsi, ruam jarang terjadi, sebagaimana
sindrom Stephen johnsos.
- Rekasi hipotensi terisolasi: kadang-kadang
- Reaksi hematologi: jarang
- Reaksi-reaksi lain:pada kejadian sangat jarang.
- Tindakan darurat yang harus dilakukan jika terjadi syok
anafilaktik. Secara umum perlu dilakukan prosedur
kedaruratan sebagai berikut. Segera hentikan injeksi dan
pastikan canula vena pada tempatnya dan pasien tetap dalam
kondisi berbaring, naikkan kaki dan jalur udara tebuka.
- Terapi darurat: efinefrin i.v. diencerkan 1ml larutan dalam
10ml. injeksikan perlahan 1ml larutan (setara dengan 0,1mG
epinefrin) waspada pada gangguan ritme jantung. Ulangi bila
diperlukan.
- Tindakan terapuitik lainnya : respiratory buatan, inhalasi
oksigen, pemberian anti histamin.
KEMASAN SEKUNDER:

METAMIZOLE SODIUM ® DOSIS METAMIZOLE SODIUM ® CARA PEMBERIAN:


Metamizol 500mg/mL Dewasa dan remaja Metamizol 500mg/mL Persyaratan pengobatan
≥15tahun: syok harus dipenuhi.
Sebagai dosis tunggal: 2- Larutan harus dihangatkan
5ml (i.v. atau i.m.) sehingga menjasi sama
HARUS DENGAN Sebagai dosis harian: HARUS DENGAN dengan suhu tubuh
RESEP DOKTER sampai dengan 10ml injeksi RESEP DOKTER sebelum diinjeksikan.
Injeksi i.v. harus diberikan
PENYIMPANAN secara perlahan tidak boleh
SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH Simpan pada suhu dibawah SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH lebih dari 1ml/menit.
30ºC 30ºC
TERLINDUNG DARI CAHAYA 30ºC, terlindung dari TERLINDUNG DARI CAHAYA
JANGAN DIBEKUKAN cahaya. Jangan dibekukan. JANGAN DIBEKUKAN KELOMPOK 07 :
MINTARTI / 1961B0010
RISA PERTIWI / 1961B0006
KETERANGAN LENGKAP NADIA P. S / 1961B0009
NO.REG:DKL123456789 NO.REG:DKL123456789 DWI RIDHA / 2161P4001
Manufactured by: kelompok 07 LIHAT BROSUR Manufactured by: kelompok 07 HOLYRENSI L / 2161A0001
DAFTAR PUSTAKA
 Ansel, Howard C. 2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat.
Jakarta:UI Press
 Trissel, A. Lawrence. 2001. Handbook on Injectable Drugs 14th Edition.
Maryland:American Society of Health-System Pharmacist.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995.Farmakope Indonesia Edisi
IV.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014. Farmakope Indonesia.
Edisi V.Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan.
 Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. 1994.Teori dan Praktek Farmasi
Industri.Diterjemahkan oleh Suyatmi S. Jakarta : UI Press.
 U.S. Pharmacopoeia National Formulary. 2011. London: United Book Press
 Reynold, James E.F. Martindale The Extra pharmacopoeia. Twenty-eighth
Edition.London: The Pharmaceutical Press; 1982.
 Kibbe, Arthur H. Handbook of pharmaceutical excipient. Third
Edition.Washington,D.C: American Pharmaceutical Association; 2000.

Anda mungkin juga menyukai