Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

SEDIAAN STERIL INJEKSI


DIFENHIDRAMIN HCl Multidose DAN INFUS RINGER LAKTAT
Pada tanggal 26 april 2019 pukul 8.00 WIB – selesai

Disusun Oleh :
Kelompok 2:
Rahma Shiamiati (1116102000083)
Khaiva Pratiwi (1116102000079)
Khairin Nisa (1116102000089)
Vicka Hendriyan (1116102000093)
Muhammad Maftukhin (1116102000094)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
April /2019
• SEDIAAN DIFENHIDRAMIN HCL

A. FORMULA RUJUKAN (HoPMF)

Nama Bahan mg/ml


Difenhidramin HCl 10
Klorobutanol Anhidrat 5
HCl Qs
NaOH Qs
Water injection To 100 ml

B. FORMULA DIBUAT

Nama Bahan Kadar (%)


Difenhidramin HCl 1
Benzil alkohol 1
Benzalkonium Klorida 0,01
NaCl 0.233
HCl Qs
NaOH Qs
Water injection To 10 ml

C. PERHITUNGAN TONISITAS

Nama Bahan Kadar % E%, 1%


NaCl Perhitungan
Difenhidramin HCl 1 0.27 0.233
Benzil Alkohol 1 0.17 0.170
Benzalkonium Klorida 0.1 0,16 0.0016
0.9 0.9 – 0,4046=
NaCl 0.4954

D. PERSIAPAN KERJA
a. Alat yang disterilisasikan dengan autoklaf 120°C selama 30 menit
dengan dibungkus kertas roti :
Pipet tetes, tutup vial karet, filter holder dan membran filter, jas
praktikum, tali, tutup kepala, masker, sarung tangan, dan penutup
kaki.
b. Alat yang perlu disterilkan menggunakan oven 180°C selama 30
menit dengan dibungkus aluminium foil :
Kaca arloji, gelas beker, erlemeyer, labu ukur, batang pengaduk,
spatel, gelas ukur, vial coklat, sendok porselen dan pinset.

E. PERHITUNGAN ZA DAN EKSIPIEN

Nama Bahan Kadar Perhitungan Perhitungan Dilebihkan E%


(%) 10 ml 50 ml +2% 30% NaCl
50 mL + (untuk uji
(2%x50mL) = evaluasi)
51 mL
Difenhidramin 1 x 10 mL= 1 % x 51mL = 0,51g + 0.27
HCl 1 0,1 g 0,51 g (30%x0,51g) = (1%)
0,663 g
Benzil 1% x 10 mL = 1% x 51 mL = 0,51g + 0.17
Alkohol 1 0,1 g 0,51 g (30%x0,51g) = (1%)
0,663 g
Benzalkonium 0,01% x 10 0,01% x 51 0,0051 g + 0.18
Klorida 0.01 mL = 0,001g mL = 0,0051g (30% x 0,0051 (0,5%)
g) = 0,00663
Water Ad 10 Ml Ad 51 mL 51 mL + (30% x
Ad 10 -
Injection 51 ml) = 66.3
mL
mL

F. PROSEDUR KERJA
a. Penimbangan
Nama Bahan Jumlah yang ditimbang
Difenhidramin HCl 0,51 g

Benzil Alkohol 0,51 g

Benzalkonium Klorida 0,0051 g

Water Injection 51 mL- (0,51g+ 0,51g +0,0051 g) =


51 mL – 1,0251 ml = 49,9749 ~ 50
mL

NaCl 0,23 g

Injeksi Difenhidramin HCl yang di buat sebanyak 5 vial dengan volume 1 vial
10 ml yang mengandung 1 % Difenhidramin HCl per vialnya. Pembuatan injeksi
Difenhidramin HCl antara lain :

1. Pertama disiapkan aqua pro injeksi dengan cara mendidihkan aquadest


selama 30 menit dalam wadah tertutup kaca arloji. Kemudian dibebaskan
oksigen yang masih terdapat di dalamnya dengan mendidihkan lagi
selama 10 menit dan mengganti tutup kaca arloji dengan sumbat kapas.

2. Disterilkan terlebih dahulu semua alat-alat yang akan digunakan, dan


timbang bahan-bahan yang akan digunakan (Difenhidramin HCl 450 mg,
Benzil Alkohol 300 mg, Benzalkonium Klorida 3 mg, NaCl 96 mg).

3. Selanjutnya dimasukkan Benzil Alkohol ke dalam aquadest lalu diaduk


hingga Benzil Alkohol larut dalam aquadest dalam gelas beker.

4. Kemudian dimasukkan Benzalkonium Klorida ke dalam larutan sediaan


lalu diaduk hingga larut.

5. Setelah itu dimasukkan Difenhidramin HCl dalam larutan sediaan lalu


diaduk hingga larut.
6. Dan terakhir masukkan NaCl ke dalam larutan sediaan lalau diaduk
hingga larut
7. Masukkan ke dalam gelas ukur, tambahkan aqua pro injeksi sisa
hingga volume 30 ml, lalu di aduk hingga homogen
8. Cek Ph dengan indicator universal (Ph stabil antara 4,0-6,5).
(Martindale 28th, hal.1311)
9. Disaring dengan corong yang dilapisi membrane filter 0,8 µm (kertas
saring) dan ditampung dalam Erlenmeyer.

b. Pengemasan
Diambil dengan spuit injeksi sebanyak 10 ml lalu disaring melalui
filter holder dengan membrane filter 0,22 µm kedalam vial coklat steril
yang telah dikalibrasi menggunakan spuit injeksi, kemudian ditutup
dengan karet penutup (rubber stopper) dan aluminium, ketatkan dengan
penekuk bibir aluminium. Dibuat sebanyak 5 vial

G. HASIL
a. Uji organoleptik
sediaan di periksa kejernihannya, sediaan didapatkan jernih
namun warnanya agak sedikit kuning.
b. Uji pH
pH sediaan yg didapatkan adalah 5-6
SPESIFIKASI KEMASAN, ETIKET, BROSUR

1. Kemasan

2. Etiket
3. Brosur
Diphenhydramin HCl

Injeksi

KOMPOSISI :

Tiap ml injeksi mengandung :

Diphenhydramin HCl 1%

FARMAKOLOGI

Diphenhydramine HCl merupakan antihistamin yang bekerja menghambat histamin secara kompetitif, mula
kerjanya cepat dan terdistribusi secara luas dalam tubuh termasuk SSP.

INDIKASI

Digunakan bila terapi oral tidak memungkinkan.

Antihistamin : untuk reaksi alergi pada darah atau plasma.

Anafilaksis : sebagai terapi penunjang epinefrin untuk keadaan alergi yang tidak terkomplikasi.

Mabuk perjalanan : untuk pengobatan aktif pada mabuk perjalanan.

Antiparkinson : pada orang tua yang tidak dapat mentoleransi obat-obat yang lebih poten, kasus parkinson
yang ringan pada kelompok umur tertentu dan kasus lain parkinson dalam kombinasi dengan obat-obat
antikolinergik yang bekerja sentral.

KONTRA INDIKASI

Bayi baru lahir dan bayi prematur, Ibu menyusui, Hipersensitif terhadap obat ini atau antihistamin yang
strukturnya sama dengan obat ini dan penggunaan sebagai anestesi lokal karena efek nekrosis.

DOSIS

Intravena, intramuscular

Dewasa : 10 - 50 mg sehari, jika diperlukan dapat ditingkatkan hingga 100 mg sehari maksimum 400 mg
sehari.

Anak-anak : 5 mg/ kg berat badan sehari atau 150 mg/m² sehari dalam 4 dosis bagi, maksimum 300 mg sehari.

EFEK SAMPING

Umum : urtikaria, rash, syok anafilaktik, fotosensitifitas, keringat berlebihan, mulut kering. Pada sistem
kardiovaskular mengakibatkan hipotensi, sakit kepala, palpitasi, takikardi. Pada sistem saraf pusat
mengakibatkan sedasi, eksitasi, tremor pandangan kabur. Pada sistem gastrointestinal akan mengakibatkan
epigastrik distress, anoreksia, nausea, muntah, diare, konstipasi. Pada sistem saluran urin akan
mengakibatkan retensi urin.

INTERAKSI OBAT

- Pemberian Diphenhydramine HCl dengan alkohol dan depresan susunan saraf pusat (hipnotik, sedatif,
transkuiliser) akan memberikan efek adiktif.

- Penghambat antidepresan jenis MAO dapat memperpanjang efek antikolinergik dari Diphenhydramine HCl
bila diberikan bersama-sama.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan riwayat penyakit seperti epilepsy, peningkatan tekanan
intraokuler (glaukoma), asma bronkial, gejala hipertropi prostat, retensi urin, gangguan fungsi hati. Selama
menggunakan obat ini tidak boleh mengemudikan kendaraan bermotor atau melakukan pekerjaan yang
memerlukan konsentrasi penuh.Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.Tidak dianjurkan
pemakaian pada anak-anak di bawah 6 tahun. Dan jangan digunakan bila terjadi endapan atau perubahan
warna larutan injeksi.

OVERDOSIS

Gejala berlebihan dosis : mulut kering, pupil mata membesar, muka memerah (flushing), depresi susunan
saraf pusat, gejala gastrointestinal (injeksi). Pada anak-anak dapat menyebabkan halusinasi, konvulsi.

Injeksi : stimulan tidak boleh digunakan. Vasopresor dapat digunakan untuk pengobatan hipotensi.

PENYIMPANAN

Simpan pada suhu di bawah 30°C dan kering, terlindung dari cahaya.
GAMBAR SEDIAAN
• SEDIAAN RINGER LAKTAT

A. FORMULASI
1. Formula Rujukan
Dibuat dalam 1000 ml
No Bahan (untuk 1L sediaan) Jumlah
1 AsamLaktat 2,4 ml
2 NaOH 1,25 gram
3 AsamHidroklorit 0,7 ml
4 NaCl 6,20 gram
5 KCl 0,42 gram
6 CaCl2.2H2O 0,291 gram
7 Aquadest ad 1L

2. Formula Usulan
Dibuat dalam 250 ml
No Bahan Untuk 250 ml
1 Na Laktat 0,775 gram
2 NaCl 1,5 gram
3 KCl 0,075 gram
4 CaCl2.2H2O 0,05 gram
5 Aquadest Ad 250 ml

B. PERHITUNGAN DAN PENIMBANGAN


➢ Volume sediaan yang dibuat : 250 ml
➢ Volume yang ditambahkan : 2%
Jadi volume akhir sediaan : 250 ml + 2% = 255 ml
➢ Total volume yang akan dibuat : 255 ml x 4 botol = 1020 ml
➢ Volume yang ditambahkan untuk mengganti volume kehilangan saat
proses pembuatan (sterilisasi) : 30%
: 1020 ml + 30% = 1326 ml ≈ 1300
ml
Perhitungan
No Bahan Penimbangan
Volume Akhir Bahan + 5%
0,775 𝑔 𝑥 1300 𝑚𝑙
4,03 g + 5% = 4,2315
1 Na Laktat 250 𝑚𝑙 4,2315 gram
g
= 4,03 𝑔
1,5 𝑔 𝑥 1300 𝑚𝑙
2 NaCl 250 𝑚𝑙 7,8 g + 5% = 8,19 g 8,19 gram
= 7,8 𝑔
0,075 𝑔 𝑥 1300 𝑚𝑙
0,39 g + 5% = 0,4095
3 KCl 250 𝑚𝑙 0,4095 gram
g
= 0,39 𝑔
0,05 𝑔 𝑥 1300 𝑚𝑙
4 CaCl2.2H2O 250 𝑚𝑙 0,26 g + 5% = 0,273 g 0,273 gram
= 0,26 𝑔
1300 ml – (4,2315+8,19+0,4095+0,273) =
5 Aquadest 1287 ml
1286,896 ≈ 1287 ml

➢ Perhitungan arang aktif yang digunakan untuk pembebasan pirogen


atau sterilisasi
= 1% x volume total
= 1% x 1300 ml
= 13 g
➢ Perhitungan Tonisitas
Osmolaritas (miliosmol/L) Tonisitas
>350 Hipertonis
329-350 Sedikit Hipertonis
270-328 Isotonis
250-269 Sedikit Hipotonis
0-249 Hipotonis
𝑔
𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
𝐿
Miliosmol/L = 𝐵𝑀 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 x 1000 x Jumlah ion

Bahan PerhitunganOsmolaritas
1,5𝑔
0,25 𝐿
NaCl 𝑔 𝑥 1000 𝑥 2
58.5
𝑚𝑜𝑙
= 205,12 𝑀𝑖𝑙𝑖 𝑂𝑠𝑚𝑜𝑙/𝐿
0,075𝑔
0,25 𝐿
KCl 𝑔 𝑥 1000 𝑥 2
74.5
𝑚𝑜𝑙
= 8,05 𝑀𝑖𝑙𝑖 𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙/𝐿
0,05𝑔
0,25 𝐿
CaCl2.H2O 𝑔 𝑥 1000 𝑥 3
131
𝑚𝑜𝑙
= 4,58 𝑚𝑖𝑙𝑖 𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙/𝐿
0,775𝑔
0,25 𝐿
Na laktat 𝑔 𝑥 1000 𝑥 2
112
𝑚𝑜𝑙
= 55,36 𝑚𝑖𝑙𝑖 𝑜𝑠𝑚𝑜𝑙/𝐿
Total 273.11 M osmol/L (Isotonis)
C. PERSIAPAN KERJA

1. Alat-alat yang Digunakan

No. Nama Alat


1. Gelas ukur
2. Pipet tetes
3. Beaker glass
4. Corong gelas
5. Botol kaca infus
6. Batang pengaduk
7. Labu ukur
8. Sendok tanduk
9. Erlenmeyer

2. Sterilisasi Alat dan Bahan


• Semua bahan dan alat disterilkan dengan autoklaf
• Sediaan dilakukan sterilisasi pada saat pembuatan dan terminal
sterilization.
No. Nama Alat Cara sterilisasi Suhu (oC) Waktu
1. Gelas ukur Autoklaf 121o 15’
2. Pipet tetes Autoklaf 121o 15’
3. Beaker glass Autoklaf 121o 15’
4. Corong gelas Autoklaf 121o 15 ‘
5. Botol kaca infus Autoklaf 121o 15’
6. Batang pengaduk Oven 160 30’
7. Labu ukur Autoklaf 121o 15 ‘
8. Sendok tanduk Autoklaf 121o 15 ‘
9. Erlenmeyer Autoklaf 121o 15 ‘

3. Pembagian Tugas Tiap anggota Kelompok


No Prosedur Kerja Pembagian
Tugas

1 Ditimbang masing-masing bahan Khaiva


2 Dilarutkan NaCl dalam 25 ml aquadest. Biarkan sampai larutan Rahmah S
dingin, lalu periksa pH (6,0 – 7,5).
3 Dilarutkan KCl, CaCl2, dan Na Laktat ke dalam aquadest sisanya, M.
kemudian campurkan larutan NaCl kedalam larutan tersebut pada Maftuhin
suhu 60°C, lalu cek pH kembali (6,0 – 7,5).
4 Ditambahkan arang aktif sebanyak 1% untuk proses depirogenasi Rahmah S
selama 10 menit pada suhu 70°C dan dengan wadah ditutup sambil
dilakukan proses pengadukan.
5 Disaring karbon aktif lalu masukkan kedalam botol kaca yang Vicka H
telah dicuci dan disterilkan pada suhu 116°C selama 30 menit
dengan menggunakan autoklaf. M.Maftuhin

6. Mengemas botol dengan tali untuk persiapan sterilisasi Khairin


Nisa

7 Disterilkan botol berisi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama Vicka H
15 menit.
8 Evaluasi :

• Cek pH Khaiva

• Mengukur Volume Sediaan M.Maftuhin

• Kejernihan

• Homogenitas

D. PROSEDUR KERJA
a. Penimbangan
Ditimbang menggunakan timbangan analitik

No Bahan Penimbangan

1 Na Laktat 4,2315 gram


2 NaCl 8,19 gram
3 KCl 0,4095 gram
4 CaCl2.2H2O 0,273 gram
5 Aquadest 1287 ml
b. Persiapan Memasuki Area Pembuatan
1. Praktikan menggunakan jas lab, head cap, gloves dan masker
2. Memasuki peralatan untuk membuat sediaan melalui box khusus
3. Praktikan memasuki white area melalui air flow
4. Seluruh alat dan praktikan yang memasuki white area dipastikan steril
c. Prosedur Kerja

• Pembuatan API
1. Didihkan air 200 ml selama 30 menit di dalam beaker glas 250 ml
dihitung dari setelah air mendidih di atas api lalu didinginkan
2. Pembuatan API bebas pirogen dilakukan API + karbon aktif 0,1%
dari volume, dipanaskan 60-70 derajat Celsius selama 15 menit
sambil sesekali diaduk.
3. Pembuatan API bebas oksigen dan karbondioksida dilakukan dengan
mendidihkan aquadest selama 30 menit dalam wadah tertutup kaca
arloji. Pembebasan oksigen dilakukan dengan mendidihkan lagi
selama 10 menit dan mengganti tutup kaca arloji dengan sumbat
kapas yang dibungkus kasa
4. Setelah itu, masukkan ke dalam wadah botol 100 ml dengan disaring
(kertas saring), kemdian tutup dengan penutup karet dan pasangkan
penutup alumunium lalu diklep

• Pembuatan Sediaan

No Prosedur Kerja In Process


Control

1 Ditimbang masing-masing bahan


2 Dilarutkan NaCl dalam 25 ml aquadest. Biarkan sampai larutan Dicek
dingin, lalu periksa pH (6,0 – 7,5). homogenitas,
kelarutan dan
pH (6,0 –
7,5)

3 Dilarutkan KCl, CaCl2, dan Na Laktat kedalam aquadest sisanya, Dicek


kemudian campurkan larutan NaCl kedalam larutan tersebut pada homogenitas,
suhu 60°C, lalu cek pH kembali (6,0 – 7,5). kelarutan dan
pH (6,0 –
7,5)
4 Ditambahkan arang aktif sebanyak 1% untuk proses depirogenasi Dijaga suhu
selama 10 menit pada suhu 70°C dan dengan wadah ditutup sambil pada 70°C
dilakukan proses pengadukan.
5 Disaring karbon aktif lalu masukkan kedalam botol kaca yang Dilihat
telah dicuci dan disterilkan pada suhu 116°C selama 30 menit kejernihan
dengan menggunakan autoklaf. Gunakan segel aluminium tiga dan
lapis homogenitas
sediaan.

6 Disterilkan botol berisi dengan autoklaf pada suhu 121°C selama Pastikan
15 menit. ikatan pada
tutup botol
terikat
kencang

E. HASIL PEMERIKSAAN MUTU SEDIAAN


a. Hasil penimbangan berat sediaan/atau volume
Botol Volume
1 250 mL
2 250 mL
3 250 mL
4 250 mL
b. pH sediaan = 6
c. Organoleptis = bening, warna agak kekuningan

F. CARA PEMERIKSAAN MUTU SEDIAAN


(Suplemen FI IV; Agoes, 2013; FI IV;FI V)

1. Uji Bahan Partikulat dalam Injeksi


Prosedurnya dengan cara memanfaatkan sensor penghamburan
cahaya, jika tidak memenuhi batas yang ditetapkan maka dilakukan
pengujian mikroskopik. Pengujian mikroskopik ini menghitung bahan
partikulat subvisibel setelah dikumpulkan pada penyaring membran
mikropori. Hasil penghamburan cahaya adalah hasil perhitungan
jumlah total butiran baku yang terkumpul pada penyaring harus berada
dalam batas 20% dari hasil perhitungan partikel kumulatif rata-rata per
ml. Sementara untuk pengujian mikroskopik, injeksi memenuhi syarat
jika partikel yang ada (nyata atau menurut perhitungan) dalam tiap unit
tertentu diuji melebihi nilai yang sesuai dengan yang tertera pada FI.
2. Pemeriksaan pH
Pemeriksaan pH diuji dengan kertas indikator pH Kertas yang
dicelupkan ke dalam larutan sampel dan hasil warna yang terbentuk
dibandingkan terhadap warna standar. Atau uji dapat dilakukan
menggunakan pH meter yang telah dibakukan sebagaimana mestinya
yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan
elektrode indikator yang peka, elektrode kaca, dan elektrode
pembanding yang sesuai.
3. Uji Kebocoran
Dilakukan untuk memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga
sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan. Untuk cairan bening
tidak berwarna, wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai
disterilkan dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada
wadah yang bocor maka larutan metilen biru akan masuk ke dalam
karena perubahan tekanan di luar dan di dalam wadah tersebut sehingga
larutan dalam wadah akan berwarna biru. Untuk cairan yang berwarna,
lakukan dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal ditempatkan
diatas kertas saring atau kapas. Jika terjadi kebocoran maka kertas
saring atau kapas akan basah.
4. Uji Kejernihan
Uji kejernihan dilakukan untuk memastikan bahwa setiap
larutan obat jernih dan bebas pengotor. Wadah-wadah kemasan akhir
diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah dari samping dengan
latar belakang hitam untuk menyelidiki pengotor berwarna putih dan
latar belakang putih untuk menyelidiki pengotor berwarna.
5. Uji Sterilitas
Tujuan uji ini untuk menetapkan apakah sediaan yang harus
steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti tertera
pada masing-masing monografi. Prinsipnya untuk menguji sterilitas
suatu bahan dengan melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada
inkubasi bahan uji menggunakan cara inokulasi langsung atau filtrasi
secara aseptik. Media yang digunakan adalah Tioglikonat cair dan
Soybean Casein Digest. Hasil yang memenuhi syarat jika tidak terjadi
pertumbuhan mikroba setelah inkubasi selama 14 hari. Jika dapat
dipertimbangkan tidak absah maka dapat dilakukan uji ulang dengan
jumlah bahan yang sama dengan uji aslinya.
6. Uji Endotoksin Bakteri
Pengujian dilakukan menggunakan Limulus Amebocyte
Lysate (LAL). Teknik pengujian dengan menggunakan jendal gel dan
fotometrik. Teknik Jendal Gel pada titik akhir reaksi dibandingkan
langsung enceran dari zat uji dengan enceran endotoksin yang
dinyatakan dalam unit endotoksin FI. Teknik fotometrik (metode
turbidimetri) yang didasarkan pada pembentukan kekeruhan. Hasilnya
bahan memenuhi syarat uji jika kadar endotoksin tidak lebih dari yang
ditetapkan pada masing-masing monografi.

7. Uji Pirogen Tujuan dari uji pyrogen untuk membatasi resiko


reaksi demam pada tingkat yang dapat diterima oleh pasien pada
pemberian sediaan injeksi. Menggunakan metode rabbit test, yakni
pengukuran kenaikan suhu kelinci setelah penyuntikan larutan uji
secara IV dan ditujukan untuk sediaan yang dapat ditoleransi dengan
uji kelinci dengan dosis penyuntikan tidak lebih dari 10 mL/kg bb
dalam jangka waktu tidak lebih dari 10 menit. Berdasarkan hasil yang
didapatkan setiap penurunan suhu dianggap nol. Kemenkes RI,2014)

G. SPESIFIKASI KEMASAN, ETIKET, BROSUR


a. Kemasan

b. Etiket
c. Brosur

H. GAMBAR PRODUK
DAFTAR PUSTAKA
Niazi, S.K. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations: Sterile Products, Volume 6. Florida,
USA: CRC Press.

Anonim. 2014. Farmakope Indonesia, edisi V. Jakarta: Depkes RI

Reynolds, J.E.F (editor). 1982. Martindale: The Extra


Pharmacopoeia 28th. London: The Pharmaceutical
Press.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Depkes RI. 2009, Suplemen I Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Agoes, G. 2013. Seri Farmasi Industri 4: Sediaan Farmasi Steril.
Bandung: Penerbit ITB
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta:
Departemen Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai