Anda di halaman 1dari 33

Obat Tetes Mata

“Pilokarpin HCl”
Kelompok B2
I. TUJUAN TUGAS

1. Mahasiswa dapat • Nama zat : pilokarpin HCl


menjelaskan dan • Bentuk sediaan : obat tetes
melakukan pembuatan mata
obat tetes mata • Volume tiap wadah : 10 ml
2. Mahasiswa mengetahui • 1 batch : 4 ampul
syarat sediaan tetes mata
3. Mahasiswa dapat
menjelaskan dan
melakukan evaluasi yang
harus
II. Landasan Teori
Larutan obat mata adalah larutan steril bebas partikel asing, yang
dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga sesuai digunakan pada
mata. Pembuatan larutan mata membutuhkan perhatian khusus dalam hal
toksisitas bahan obat, nilai isotonis, kebutuhan akan dasar, kebutuhan
akan pengawet (jika perlu pemilihan pengawet) sterilisasi dan kemasan
yang tepat.
Adapun beberapa pertimbangan dalam membuat obat tetes mata yaitu
:
1. sterilitas, sediaan dikerjakan secara aseptis dan dilakukan sterilisasi
yang sesuai.
2. Iritasi, PH sediaan yang tidak cocok dengan air mata akan
mengakibatkan iritasi yang disertai dengan keluarnya air mata, difusi
obat akan terhalang sehingga jumlah obat tidak efektif
3. Pengawet, perlu ditambahkan khususnya obat tetes mata dosis ganda.
Syarat obat tetes mata adalah sebagai berikut :
1. Steril
2. Larutan tetes mata harus jernih dan bebas paertikel
3. Sedapat mungkin isohidris dengan cairan mata yaitu ph 7,4 sedangkan ph yang
masih bisa ditolerir adalah 3,5-10,5
4. Sedapat mungkin isotonis yang masih bisa diterima adalah 0,7%-1,5%
5. Sediaan dibuat tidak mengiritasi mata
6. Peringatan : sediaan tidak dapat digunakan 30 hari setelah dibuka

Adapun tinjauan farmakologi pilokarpin HCl sebagai berikut:


a. Farmakodinamik : pilokarpin mengakibatkan timbulnya miosis dan mengurangi
tekanan intraokular. Awitan kerja pilokarpin yang diberikan untuk membuat miosis
adalah 10-30 menit. Puncak kerja tidak diketahui dan lama kerja adalah sampai 8
jam.
b. Farmakokinetik : absorbsi sistemik mungkin terjadi tetapi jarang terjadi pada
pemakaian miotik. Pilokarpin mengikat jaringan mata. Waktu paruh, metabolisme
dan pengeluaran obat ini belum diketahui.
Dosis pemberian
Untuk pengobatan glaukoma, konsentrasi dan frekuensi pemberian pilokarpin
hidroksida tergantung pada kebutuhan dan respon setiap individu.
- Dosis lazim sekali 0,1 ml larutan 0,5 – 4 %. Dosis maksimal sekali 20mg. Dosis
maksimal sehari 50mg. Dalam buku glaukoma medical therapy, dalam obat tetes
mata konsentrasi pilokarpin 2%-4% digunakan 4xsehari
III. TINJAUAN KIMIA
(FI Ed. V : 1012)
Timbang 500 mg zat, larutkan dalam campuran
20 ml asam asetat glassial P dan 10 ml raksa (II)
asetat LP, hangatkan sebentar, dinginkan hingga
suhu ruang, titrasi dengan asam perklorat 0,1N
IV menggunakan indikator 2 tetes kristal violet
LP. Lakukan penetapan blangko.
Tiap ml asam perklorat 0,1N setara dengan 24,47
mg C11H16N2O2.HCl
IV. TINJAUAN FARMASETIK
A.PREFORMULASI ZAT AKTIF
Farmakope edisi v hal 1012
Zat aktif : Pilokarpin HCL
Struktur :

Rumus molekul: C11H16N2O2 . HCL


Nama kimia : Pilokarpin monohidroklorids
Berat molekul : 244,72
Pemerian : hablur, tidak berwarna, agak transparan, tidak berbau rasa agak pahit, higroskopis dan dipengaruhi oleh cahaya bereaksi
asam terhadap kertas lakmus
Kelarutan : sangat muedah larut dalam kloroform ; tidak larut dalam etanol ;
sukar larut dalam kloroform ; tidak larut dalam eter.
Titik lebur : antara 199º dan 205º
Stabilitas : - Terhadap panas : stabil pada pemanasan suhu 120º selama 20 menit
- Hidrolisis : mengalami hidrolisis yang dikatalis oleh ion hidrogen dan hidroksida, terjadi
epimerasi pada PH basa. Peningkatan temperatur akan meningkatkan kecepatan hidrolisis bila PH larutan 10,4. PH stabilitas
maksimum 5,12
- Terhadap cahaya : Tidak tahan terhadap cahaya
PH : 3,5 – 5,5
Inkompatibilitas : Ketidakcampuran dengan klorheksidin asetat dan garam fenilmerkuri, juga dengan alkali, iodium, klorida, merkuri
B. FORMULA STANDAR
( Fornas ED II Hal 246)
Pilocarpin Hydrochlorida guttae ophthalmicae
tetes mata pilokarpin hidroksida
komposisi : Tiap 10ml mengandung
Pilocarpin Hydrochlorida 500 mg
Benzalkonii Chloridum 1mg
Dinatrii Edetas 5mg
Aqua pro injeksi hingga 10 ml
penyimpanan : Dalam wadah tertuttup rapat, terlindung dari cahaya
Dosis : 2kali sehari, 2 sampai 3 tetes
Catatan:
1. dapat ditambahkan dinatrium edetas hingga 10mg
2. disterilkan dengan cara sterilisasi A,B,C
C. FORMULA YANG BEREDAR
( Iso ED 51 Hal 374 )
Milokar
pilokarpin hcl 10mg/ml = 10/100 = 0,01%
D. USUL PENYEMPURNAAN FORMULA
• Bahan aktif pilokarpin Hcl mudah larut
E. Formula yang
dalam air : Dibuat sediaan tetes mata dalam direncanakan
bentuk larutan
• Sediaan obat tetes mata dalam bentuk Tiap 10ml mengandung
multiple dose : Ditambahkan pengawet
benzalkonium klorida
Pilokarpin hcl 2%
• Agar sediaan stabil ditambahkan PVP 2%
pengompleks berupa Na2 EDTA
• Bahan aktif tahan terhadap pemanasan : Benzalkonium klorida
sediaan di sterilisasi akhir dengan autoklaf 0,1%
121º selama 15 menit
• Bahan aktif tidak tahan cahaya : Digunakan Na2 EDTA 0,1%
wadah OTM tidak tembus cahaya
• Untuk memperpanjang waktu kontak antara HCL/NaOH 0,1 N qs
sediaan dengan kornea : Ditambahkan Na
CMC sebagai pengikat viskositas
Nacl qs
Aqua pro injeksi ad 10 ml
VI. Preformulasi Eksipien
1. PVP (Hope hal 581)
Nama lain : Povide, polyvinylpyrcolidone
Pemerian : Serbuk atau butiran, putih atau putih kuning, tidak berbau atau hampir tidak berbau, higroskopik
Kelarutan : Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) dan dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter p
Konsentrasi : 2-20
Kegunaan : Peningkat viskositas

2. Benzalkonium klorida
Nama lain : Alkylbenzyldimethylammonium chloride
Pemerian : gudir tebal, putih bau amoniak, rasa pahit
Penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan: pengawet
Konsentrasi: 0,1%

3. Na2 EDTA
Nama lain: dinatrii edetas, disodium EDTA, disodium ethylene diamine tetrolacetate
Pemerian: serbuk kristal putih tidak berbau dengan sedikit rasa asam
Kelarutan: larut dalam air, praktis tidak larut dalam kloroform dan eter, larut dalam etanol (95%)
Penyimpanan: wadah tertutup rapat dan tempat sejuk dan kering
Konsentrasi : 0,005-0, 1%
Penggunaan: pengkelat
4. Natrium chlorida (fi ed III hal 403)
Nama lain: NaCl
Kelarutan: larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol, sukar larut
dalam etanol (95%)
Pemerian : hablur terasa tebal, tidak berwarna atau serbuk hablur putih, tidak berbau rasa asin
Penyimpanan: dalam wadah tertutup baik
Penggunaan: pengisotonis
Konsentrasi : < 0,9 %

5. Natrium hidroksida (hope hal 648)


Nama lain: soda api, natrii hydroxidup, sodium hydrate
Pemerian : jernih, tidak berwarna, bau khas yang tajam
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Konsentrasi: -

6. Asam klorida ( hope hal 308)


Nama lain: chlorohydric acid HCL
Pemerian : zat tidak berwarna, fuming larutan hidroklorida dengan bau menyengat
Penggunaan: penambah keasaman

7. Aqua pro injeksi


Pemerian: cairan jernih tidak berwarna, tidak berbau
Stabilitas: dalam wadah kaca
Kegunaan: Pelarut
Konsentrasi: -
V. Perhitungan

a. Perhitungan tonisitas
Rumus :
V = {(W x E + W ´x E´)} x 111,1
= (W x E pilokarpin + W x E benzalkonium klorida + W x E PVP) x 111,1
= (0,2g x 0,24 + 0,01g x 0,16 + 0,2g x 0,01) x 111,1
= (0,048 + 0,0016 + 0,02) x 111,1
= 0,0516 x 111,1
= 5,73 ml
Kekurangan Nacl (zat pengisotonis)
= 10ml – 5,73ml = 4,26ml
Nacl yang diperlukan untuk larutan isotonis
= 0,9% x 4,26ml = 0,038 g
B. Formula akhir C. Perhitungan Bahan
Tiap 10ml mengandung 1 batch = 4 botol
Pilokarpin hcl 2% Volume = 10ml
Jumlah sediaan yang akan dibuat = 4
PVP 2%
wadah dan dilebihkan 2 wadah (4+2
Benzalkonium klorida 0,1% = 6 wadah)
Na2 EDTA 0,1% {(n + (10% x n)) x V }
HCL/NaOH 0,1 N qs = {(6 + (10% x 6)) x 10 ml}
Nacl 0,038 g = (6 + 0,6) x 10 ml
Aqua pro injeksi ad 10 ml = 6,6 x 10 ml
= 66ml ~ 70 ml
1. Pilokarpin Hcl 2%
E. Penimbangan Bahan
= 2/100 x 70ml = 1,4g
2. PVP 2% 1. Piloarpin hcl 2% = 1,4
= 2/100 x 70ml = 1,4g g
3. Benzalkonium klorida 0,1%
= 0,1/100 x 70ml = 0,07g 2. PVP 2% = 1,4 g
4. Na EDTA 0,1%
3. Benzalkonium klorida
= 0,1/100 x 70ml = 0,07g
5. Nacl = 0,038g/10ml x 70ml 0,1% =0,07 g
= 0,266 g 4. Na EDTA 0,1% = 0,07g
6. Aqua pro injection ad 80ml
= 70ml-(1,4+1,4+0,07+0,07+0,266)g 5. NaCl = 0,266 g
= 70ml – 3,206g
= 66,79 ~ 67 ml
6. API = 67 ml
TABEL STERILISASI
A. Alat
Nama alat Cara Sterilisasi Perlakuan

mulai Paraf Selesai paraf

Kaca arloji Flamber 20 detik 12.10

Spatel Flamber 20 detik 12.11

Pinset Flamber20 detik 12.12

Beaker glass 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Pipet tetes Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Batang pegaduk Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Erlenmeyer 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Gelas ukur 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Kertas saring Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Corong kaca + kertas saring Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Kapet pipet tetes Rendam alkohol 15 menit 12.10 12.25


B. Bahan
Nama bahan Cara Sterilisasi Perlakuan

mulai Paraf Selesai Paraf

Pilokarpin hcl -

PVP -

Benzalkonium klorida -

Na EDTA -

HCL/Naoh 0,1 N -

NaCl -

Aqua Pro injeksi Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Nama wadah/ sediaan Cara Sterilisasi Perlakuan


mulai Paraf Selesai paraf

Wadah Obat tetes mata Rendam dalam alkohol 12.15 12.20

Tutup Obat tetes mata Rendam dalam alkohol 12.15 12.20


VI. CARA KERJA
1.Sterilisasi
• Lakukan sterilisasi ruangan, alat, bahan, dan wadah berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan
2. Pembuatan aqua pro injeksi
• takar aquadest sebanyak 70ml, masukkan dalam erlenmeyer dan di sumbat dengan kapas yang dibungkus
dengan kasa
• panaskan diatas api bunsen hingga mendidih, tunggu hingga 30 menit
• sterilisasi API dengan dibungkus perkamen dalam autoklaf suhu 121 °C selama 15 menit
3. Pembuatan sediaan
• Timbang bahan : pilokarpin HCL 1,4g, PVP 1,4g, benzalkonium klorida 0,07g, Na2 EDTA 0,07g, Nacl 0,266g
• kalibrasi erlenmeyer 70ml
• larutkan Masing-masing bahan (pilokarpin HCL, PVP, benzalkonium klorida, Na2EDTA, NaCl) dengan sedikit
API kemudian homogenkan, masukkan sisa API dan homogenkan kembali. Masukkan larutan ke dalam
erlenmeyer yang telah dikalibrasi dengan penyaringan (dilewatkan melalui kertas saring)
• ukur PH dengan PH meter, target PH 5,5. Jika PH lebih dari 5,5 ditambahkan HCL 0,1 N dan jika PH kurang
dari 5,5 ditambahkan NaOH 0,1 N qs PH akhir
• lakukan sterilisasi pada sediaan melalui autoklaf suhu 121°C selama 15 menit
• masukkan sediaan dalam wadah primer (yang sudah direndam alkohol) sebanyak 10ml, tutup wadah, beri etiket
dan masukkan dalam kemasan
Evaluasi Sediaan
1. Penetapan PH (FI ed V hal 1563)
- PH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan dapar
- PH meter dimasukkan kedalam wadah yang terisi sampel uji lalu ditunggu sampai angka konstan

2. Uji sterilitas ( FI Ed V hal 1359)


- uji pada cairan, pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril
- secara aseptik inokulasi sejumlah tertentu bahan uji kedalam tabung media
- campur cairan dengan media tanpa aerasi berlebih
- inkubasi dalam media sesuai dengan prosedur umum selama tidak kurang 14 hari
- amati pertumbuhan media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke 3,4,5,7,8 dan
pada hari terakhir masa uji
- Lihat pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan adanya kekeruhan

3. Uji kejernihan ( FI Ed V hal 1521)


- dilakukan penetapan menggunakan tabung reaksi atas datar dengan diameter dalam 15-25 mm
tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral
- Dimasukkan larutan ini setinggi 40 nm
- sinari dengan cahaya menggunakan latar belakang hitam untuk melihat partikel
VII. DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1997. Farmakope Indonesia Edisi III.


Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Dapartemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jakarta
Dapartemen Farmakologi dan Terapeutik. 2016.
Farmakologi dan Terapi Edisi VI. Jakarta:
Universitas Indonesia
SEDIAAN CUCI MATA
“ZINC SULFATE”
Tugas I. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat
Zat aktif : Zinc Sulfate menjelaskan dan melakukan
pembuatan sediaan cuci mata
Bentuk Sediaan : Cuci Mata
2. Mahasiswa mengetahui
Volume Sediaan : 100 ml syarat sediaan cuci mata
1 Batch : 1 botol 3. Mahasiswa dapat
menjelaskan dan melakukan
evaluasi yang harus
dilakukan terhadap produk
sediaan cuci mata
II. LANDASAN TEORI
Kolirium atau obat cuci mata adalah sediaan berupa larutan steril, jernih, bebas zat asing,
isotonis, digunakan untuk membersihkan mata. Dapat ditambahkan zat dapar dan zat pengawet.
Kolarium dibuat dengan melarutkan obat dalam air. Saring hingga jenih, masukkan dalam wadah
tutup dan sterilkan dengan cara sterilisasi A,B, atau C pindahkan kedalam wadah steril secara
aseptik. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan kolarium harus bersih dan steril ( Fornas
ed II, hal 310 ).
Kolarium memiliki nilai isotonis yang ekivalen dengan natrium klorida 0,9% batas toleransi
terendah setara dengan natrium klorida 0,6% dan batas tertinggi setara dengan natrium klorida 2,0%
tanpa gangguan yang nyata. Nilai PH air mata normal lebih kurang 7,4. Range PH untuk larutan mata
yang masih diperbolehkan adalah 4,5-9 ( FI ed V, hal 53 )
Zink sulfat yang berfungsi sebagai antigen jika digunakan topikal pada mata bekerja dengan cara
membersihkan dari permukaan mata. Obat ini biasannya digunakan untuk mengobati iritasi ringan
yang mengurangi gejala mata lelah, alergi, inflamasi konjungtiva dan photoplhalmia, serta gangguan
penglihatan karena kelebihan lendir mata.
Menurut farmakope edisi IV persyaratan sediaan cuci mata adalah :
1. Nilai isotonis, cairan mata isotonis dengan darah dan mempunyai nilai isotonis sesuai larutan
natrium klorida 0,9%
2. Pendaparan air mata normal memilki ph ±7,4 oleh karena itu sistem dapat harus dipilih sedekat
mungkin dengan ph fisiologis
3. sterilisasi untuk zat aktif tahan panas, sterilisasi dengan autoklaf, jika memungkinkaan
penyaringan membran.
Tinjauan Farmakologi :

• Farmakokinetika: zink didistribusikan keseluruh tubuh dan


kadar tertinggi didapatkan pada koloid mata , spermatozoa,
rambut , kuku tulang dan prostat. Ekskresinya terutama
melalui fase sejumlah kurang 20-30% dari asupan zink
hanya sekitar 2% dieksresikan melalui urin. (martindale
edisi 36 hal 1999)
• Farmakodinamik: zink sulfat berfungsi sebagai astrigen bila
digunakan sebagai topikal pada mata bekerja dengan cara
membersihkan mukus dari permukaan mata ( martindale ed
36 hal 2000)
III. TINJAUAN KIMIA
• Penetapan kadar zinc sulfate (FI Ed. V :
1334)
Timbang 170 mg ZnSO4, arutkan dalam 100
ml air. Tambahkan 5 ml larutan dapar amonium
hidroklorida-amonium klorida LP dan 0,1 ml
hitam eriokrom LP. Titrasi dengan dinatrium
edetat 0,05 M LV hingga warna biru tua.
Tiap ml dinatrium edetat 0,05 M setara dengan
8,072mg ZnSO4.
IV. TINJAUAN FARMASETIK
A. Preformulasi Zat Aktif
Zat aktif : Zinc Sulfate
Struktur :

Rumus Molekul : ZnSo4.H2O


Bobot Molekul : 179,46
Pemerian : Hablur transparan atau jarum-jarum kecil, serbuk hablur atau butir tidak
berwarna, tidak berbau, larutan memberikan reaksi asam terhadap
lakmus.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam gliserin, tidak larut
dalam etanol
Stabilitas : PH : 5,8-6,2
Suhu : Temperatur tidak lebih dari 40ºC
Wadah : Dalam wadah tertutup rapat
Inkompatibilitas: Zink Sulfat dengan asa borat yang jika dicampurkan
menghasilkan asam sulfat yang tidak baik untuk mata.
E Nacl : 0,5
Dosis : 0,25 %
B. FORMULA STANDAR C. FORMULA YANG BEREDAR
( Fornas ED II Hal 246 ) - Collyrium Zinc Sulphurici ( Martindale ;
Audi Borinci Zinci Colyrium ( Fornas ed II, 945 )
hal 11 ) Zink Sulfas 0,25 %
Tiap 100 ml mengandung :
Boric Acid 1,62 %
Zink Sulfate 250 mg
Burax 0,3 %
Acidi Baricum 1,62 g
Phenylmercuric borale 0,001 %
Natri tetiaboras 300 mg
Phenylhydrogyri boras 1g Aqua Steril 100 ml
Aqua pro inj 100 ml
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat - Collyr Zinc sulph ( martindale ; 946 )
Catatan : Zinc Sulphate 343 mg
1. Digunakan air untuk injeksi bebas udara Boric Acid 2,29
2. Disterilkan dengan cara sterilisasi gram
3. Pada etiket harus juga tertera “tidak Aqua mendidih yang didinginkan
untuk mata yang luka” ad 100 ml
C. USUL PENYEMPURNAAN D. FORMULA YANG
FORMULA DIRENCANAKAN
1.Stabilitas zat aktif terhadap PH
5,8-6,2 sehingga perlu
Tiap 100 ml mengandung :
ditambahkan pendapar berupa Zinc Sulfat 0,25
asam borat untuK %
mempertahankan zat aktif
Asam Borat 1,62
2.Untuk menghindari terjadi
%
inkompatibilitas, zinc sulfat dan
asaM borat maka penggerusan Benzalkonium klorid
zink sulfat dilakukan secara 0.01%
terpisah dengan asam borat. Nacl qs
3.Untuk mencegah pertumbuhan
mikroorganisme, ditambahkan Aqua pro inj ad 100
pengawet benzalkonium klorida ml
F. Preformulasi Sediaan
1. Nama zat : Asam Borat ( Hope ; 68 )
Pemerian : Higroskopik, Serbuk kristal putih, warna berkilau
Kelarutan : 5 g asam borat P dalam campuran 20 ml air dan 20 ml etanol
mutlak P, encerkan dengan etanol mutlak P sampai 250 ml.
PH : 3,5-4,5
Stabilitas : Higroskopis
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pendapar

2. Benzalkonium klorid ( hope : 56 )


Nama lain : Alkylbenzlydimethyl ammonium chloride
Pemerian : Gudir tebal atau potongan seperti gelatin, putih, bau, aromatik, rasa
pahit
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam etanol ( 95% ) P dan dalam aseton
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Penggunaan : Pengawet
Konsentrasi : 0,01-0,02%

3. Aqua pro Injeksi


Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau
Penyimpanan : Dalam wadah kaca
Kegunaan : Pengawet
a. Perhitungan tonisitas b. Formula akhir
Rumus : Tiap 100 ml mengandung :
V = {(W x E + W ´x E´)} x 111,1 Zinc Sulfat 0.25 %
= (W x E zinc sulfat + W x E acid boric + Asam borat 1,62 %
W x E benzalkonium klorida) x Benzalkonium klorida 0,01 %
111,1 NaCl 0.05 g
= (0,25 g x 0,15 + 1,62 g x 0,5 + 0,01 g x Api ad 100 ml
0.16 ) x 111,1
= (0,0375 + 0,81 + 0,0016) x111,1
= 94,3 ml

Kekurangan Nacl (zat pengisotonis) =


100 ml – 94,3 ml = 5,7 ml
Nacl yang diperlukan = 0,9% x 5,7 ml =
0,05 g
c. Perhitungan Bahan d. Penimbangan Bahan
1 batch = 1 botol
1) Zink Sulfat 0,275 g
Volume = 100 ml
Jumlah sediaan yang akan dibuat : 2) Acid Borat 1,782 g
((n + (10% x n) x V) 3) Benzalkonium klorid 0,011 g
= ((1 + (10% x 1) x 100)
4) Nacl 0,055 g
= ((1 + 0,1) x 100)
= 110 ml 5) API ad 105,809 ml

1. Zinc Sulfat 0,25/100 x 110 ml = 0,275 gram


2. Asam borat 1,62/100 x 110 ml = 1,782 gram
3. Benzalkonium klorida 0,01/100 x 110 ml =
0,011 g
4. NaCl 0,05/100 x 110 ml = 0,055 g
5. Api ad 110 ml
= 110 ml – ( 0,275g + 1,782 g +
0,011 g + 2,123 g )
= 110 ml –4,191 g
= 105,809 ml
Tabel sterilisasi
a. Alat
Nama alat Cara Sterilisasi Perlakuan

mulai Paraf Selesai paraf

Kaca arloji Flamber1 menit 12.10 12.11

Spatel Flamber 1 menit 12.11 12.12

Pinset Flamber1 menit 12.12 12.13

Beaker glass 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Pipet tetes Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Batang pegaduk Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Erlenmeyer 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Gelas ukur 100 ml Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Kertas saring Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Corong kaca + kertas saring Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

Kapet pipet tetes Rendam alkohol 15 menit 12.10 12.25


b. Bahan
Nama bahan Cara Sterilisasi Perlakuan
mulai Paraf Selesai Paraf
Zinc Sulfate -
Benzalkonium klorida -

Asam borat -

HCL/Naoh 0,1 N -
NaCl -

Aqua Pro injeksi Autoklaf 121°C 15 menit 12.10 12.25

c. Wadah

Nama wadah/ sediaan Cara Sterilisasi Perlakuan


mulai Paraf Selesai paraf
Wadah ObatCuci mata Rendam dalam alkohol 12.15 12.20

Tutup wadah obat cuci Rendam dalam alkohol 12.15 12.20


mata
V. CARA KERJA
1. Sterilisasi
• Lakukan sterilisasi ruangan, alat, bahan dan wadah berdasarkan prosedur yanG telah ditetapkan
2). Pembuatan aqua pro injeksi
• Ambil aquadest sebanyak 120ml, masukkan dalam erlenmeyer
• Sumbat erlenmeyer dengan kapas dibungkus kasar
• Panaskan diatas bunsen sampai mendidih dan tunggu selama 30 menit dinginkan
• Lakukan sterilisasi API tutup dengan kertas perkamen dalam autoklaf suhu 121°C (15 menit)
3). Pembuatan sediaan
• Timbang bahan : Zinc sulfat 0,275g, acid borat 1,782G, benzalkonium klorida 0,011g, Nacl 0,055g
• Kalibrasi erlenmeyer 110ml
• Larutkan zinc sulfat dalam erlenmeyer menggunakan sedikit API kurang lebih 5ml
• Larutkan asam borat dalam erlenmeyer yang lain menggunakan sedikit API kurang lebih 5ml. Setelah larut masukkan
dalam erlenmeyer berisi zinc sulfat
• Larutkan Nacl dan benzalkonium klorida dengan sedikit API kurang lebih 5ml dan campurkan kedalam erlenmeyer
berisi zinc sulfat dan acid boric
• Saring menggunakan kertas saring
• Masukkan API hingga kurang lebih 80ml kedalam erlenmeyer melalui kertas saring.
• Ukur PH sediaan (PH target 6,2 ) jika PH lebih dari 6,2 maka ditambah beberapa tetes HCL jika PH kurang dari 6,2
ditambah Naoh.
• Jika PH telah selesai, tambahkan API melalui kertas saring ad 110ml
• Tutup botol dan beri etiket serta masukkan dalam kemasan sekunder
4. Evaluasi Sediaan
1)Penetapan PH
• PH meter dikalibrasi terlebih dahulu dengan larutan dapar
• PH meter dimasukkan kedalam wadah yang berisi sampel uji lalu ditunggu sampai angka
konstan
2)Uji kejernihan
• Dilakukan penetapan menggunakan tabung reaksi alas diatas dengan diameter dalam 15-25
mm tidak berwarna, transparan dan terbuat dari kaca netral
• Dimasukkan larutan uji setinggi 40 nm
• Disinari dengan cahaya menggunakan latar belakang hitam untuk melihat partikel yang
melayang didalam larutan.
3)Uji sterilitas ( FI Ed V hal 1359)
• uji pada cairan, pindahkan cairan dari wadah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steriL
• secara aseptik inokulasi sejumlah tertentu bahan uji kedalam tabung media
• campur cairan dengan media tanpa aerasi berlebih
• inkubasi dalam media sesuai dengan prosedur umum selama tidak kurang 14 hari
• amati pertumbuhan media secara visual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke
3,4,5,7,8 dan pada hari terakhir masa uji
• Lihat pertumbuhan mikroba yang ditandai dengan adanya kekeruhan
VI. DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Departemen Kesehatan RI. Jakarta : Indonesia
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Dapartemen Kesehatan RI. Jakarta
Dapartemen Farmakologi dan Terapeutik. 2016.
Farmakologi dan Terapi Edisi VI. Jakarta. 111

Anda mungkin juga menyukai