OLEH :
S1-7C
ASISTEN DOSEN :
DHEA ANANDA
PEKANBARU
Tujuan Praktikum: Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterilisasi sediaan injeksi
dosis tunggal volume besar
RESEP OBJEK PRAKTIKUM
R/ KCL 150 mg
Cacl 2,4 g
Mf. Infusa 500 ml
TINJAUAN PUSTAKA
Injeksi adalah sediaan berupa larutan, emulsi atau suspensi dalam air atau pembawa yang
cocok, steril dan digunakan secara parentral. Digunakan dengan cara merobek lapisan kulit atau
lapisan mukosa.
Penggolongan injeksi menurut Farmakope dibagi 2 yaitu :
1. Parentral volume kecil yaitu volume larutan obat lebih kecil dari 100 ml
2. Parentral volume besar yaitu volume larutan obat lebih besar dari 100 ml
Cairan obat yang diberikan dalam volume besar melalui intravena disebut infus. Tujuan pemberian
infus adalah :
1
Suhu penyimpanan untuk sediaan injeksi tidak boleh bereaksi secara fisika maupun kimia
dengan zat obat yang terkandung didalamnya. Sehingga dapat dipastikan konsentrasi, kualitas dan
kemurnian obat tidak terganggu.Suhu penyimpanan untuk sediaan injeksi sangat beragam,
tergantung pada produk obatnya. Suhu penyimpana yang direkomendasikan dapat berupa suhu
ruangan (15-25oC), suhu lemari pendingin ( 2-8oC), beku 9-20oC),ataupun super beku (di bawah
-80oC).
2
b. Calcium Clorida (CaCl2.2H2O)
Kalsium klorida dihidrat
3
Wadah penyimpanan : Dalam wadah kaca atau plastik dosis tunggal, sebaiknya
dari kaca Tipe 1 atau Tipe II
Dosis : Lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5%
dalam 100ml selama 1 jam (DI 2003 hal 1415). Injeksi NaCl mengandung 2,5-4 mEq/ml.
Na+ dalam plasma = 135-145 mEq/L.
Khasiat dan penggunaan : pengganti Na+ dan Cl- dalam tubuh (FI I. 1995:584-586)
PERENCANAAN
a. Komposisi
KCl 150mg
CaCl 2,4g
Aqua p.i ad 500ml
b. Pembawa
Aquades p.i (API) bebas pirogen sebagai pelarut
c. Kemasan primer
Botol infus
d. Bahan yang diperlukan
KCl
4
CaCl
NaCl
Carbo Adsorben
Aqua p.i
e. Peralatan yang digunakan
f. Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat
5
NaCl : 0,9%
Aqua p.i ad 561 ml
3. Perhitungan tonisitas
a. KCl
E = 0,76
150 𝑚𝑔
𝑤= 𝑥 561 𝑚𝑙 = 168,3 mg atau 0,1683 g
500 𝑚𝑙
V = w x E x 111,1
V = 0,1683 g x 0,76 x 111,1
V = 14,211 ml
b. CaCl2.2H2O
E = 0,16
2,4 𝑔
𝑤= 𝑥 561 𝑚𝑙 = 2,6928 g
500 𝑚𝑙
V = w x E x 111,1
V = 2,6928 g x 0,16 x 111,1
V = 47,867 ml
NaCl 0,9% maka, 561 ml – (14,211 + 47,867) ml = 498,922 ml
498,922 𝑚𝑙
NaCl yang ditambahkan = = 0,888092 𝑔𝑟𝑎𝑚/1𝑚𝑙
561 𝑚𝑙
PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan
1. Alat-alat disterilkan
2. Dikalibrasi botol infus 510 ml dan beaker glass 561 ml
3. Ditimbang NaCl sebanyak 2,832g, KCl 0,1683g, dan CaCl2 2,6928g masing-masing
dilarutkan dengan aqua p.i
4. Setelah semua bahan terlarut, campurkan semua menjadi satu dan aduk hingga
homogen, kemudian di ad 561 ml
6
5. Larutan dipanaskan suhu 60o C-70oC, ditambah Carbo Adsorben yang telah
diaktifkan pada suhu 100o C selama 30 menit, suhu larutan dijaga konstan 60oC-
70oC selama 15 menit sambil diaduk.
6. Disaring 2x ( saring dengan kertas saring dimasukkan Erlenmeyer dan saring kedua
dengan kertas whatman dimasukkan kedalam botol infuse sebanyak 510 ml )
7. Disterilkan dengan autoklaf pada suhu 115oC selama 30 menit atau pada suhu 121 o
C selama 15 menit.
8. Dikemas dan diberi etiket .
PENGEMASAN
Grey area digunakan untuk memproses sediaan yang sudah tertutup rapat, misalnya
untuk kegiatan:
- Sterilisasi akhir (proses sterilisasi ketika sediaan obat sudah di-capping /sudah
dalam keadaan tertutup rapat).
- Pengemasan sediaan dalam kemasan primer ke kemasan sekunder.
Grey area digunakan untuk perlakuan terhadap sediaan yang telah berada dalam
wadah primer sehingga tidak ada kontak langsung sediaan dengan lingkungan luar.
7
b. Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada bagian ini
Etiket
RINGER LAKTAT
STERIL DAN BEBAS PIROGEN 500 ml
LARUTAN INFUS UNTUK PEMAKAIAN INTRAVENA
KCl 150mg
CaCl2 2,4g
NaCl 8mg
Aqua p.i ad 500 ml
8
Brosur
RINGER LAKTAT®
Komposisi :
Setiap 500 ml mengandung :
KCl…………………………...150mg
CaCl2………………………...2,4g
NaCl………………………….8mg
Aqua p.i ad………………500 ml
Indikasi :
Mengembalikan keseimbangan elektrolit pada dehidrasi dimana rehidrasi secara oral tidak
mungkin dilakukan.
Kontra Indikasi :
Hipernatremia
Interaksi Obat :
Preparat Kalium dan Kalsium akan meningkatkan efek digitalis.
Dosis :
Dosis tergantung pada usia, berat badan dan keadaan klinis penderita.
Cara penggunaan :
Diinjeksikan langsung ke bawah kulit secara intravena
Kemasan :
Botol kaca 500 ml
Diproduksi Oleh :
PT.Duri Laboratory
Duri,Riau-Indonesia
9
Soal Latihan
1. Mengapa sediaan injeksi volume besar harus memeuhi syarat bebas pirogen?
2. Apa fungsi penambahan norit (carbo adsorben) pada pembuatan sediaan infus??
1. Hal ini disebabkan larutan yang mengandung pirogen dapat menyebabkan demam.
Pirogen merupakan produk metabolisme mikroorganisme umumnya berasal dari
bakteri, kapang, serta virus. Terdiri dari lemak yang berhubungan dengan suatu molekul
pembawa polisakarida dan peptida.
Sediaan parental volume besar harus steril dan bebas pirogen karena:
- Sediaan ditumpahkan pada tubuh dan daerah gigi (larutan irigasi)
- Sediaan langsung berhubungan dengan darah (hemofiltrasi)
- Sediaan diinjeksikan langsung pada aliran darah (infus intravena)
- Sediaan langsung kedalam tubuh (dialisa peritoneal)
2. Norit (carbo adsorben) berfungsi untuk menghilangkan pirogen pada larutan obat karena
injeksi yang bervolume besar harus bebas pirogen. Karbon aktif ini akan menyerap
pirogen yang dapat membahayakan tubuh jika sampai masuk bersama aliran darah.
Karbon aktif yang digunakan sebanyak 0,1% dari volume total kemudian dipanaskan
selama 10-15 menit dengan suhu 60-70ºC sambil diaduk.
10
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK
Catatan Pengolahan Bets
Nama Perusahaan : PT. Duri Laboratory
Kode Nama Nomor Besar Bets Bentuk Kemasan Tgl :
produk : Produk : Bets : Larutan Botol Mulai jam :
Infus 0021112 infus infus
Ringer
1. Komposisi :
KCl 150mg
CaCl2 2,4g
Carbon adsorben 0,1%
Aqua p.i ad 500ml
2. Spesifikasi
A. Pemerian sediaan
Cairan jernih, tidak berbau, tidak berwarna
B. Bahan-bahan
KCl
CaCl
NaCl
Carbo Adsorben
Aqua p.i
C. Kemasan primer
11
Botol sediaan infus
3. Penimbangan
4. Peralatan
12
12. Tutup karet Autoklaf, 121℃ 15 menit
13. Thermometer Dengan alkohol
5. Pengolahan
13
diaduk dengan batang pengaduk hingga zat larut
sempurna.
4. Larutan KCl, CaCl2 dan larutan NaCl dicampurkan
dalam labu erlenmeyer 1 L lalu diaduk homogen.
5. Tambahkan aqua pro injeksi bebas pirogen hingga
mencapai sekitar 500 mL.
6. Dilakukan pengecekan pH dengan beberapa tetes larutan
menggunakan pH indikator atau pH meter.
7. Bila nilai pH belum mencapai nilai yang diharapkan,
tambahkan larutan NaOH 0,1 N atau HCl 0,1 N hingga
pH larutan mencapai 7,4. Lalu genapkan dengan air pro
injeksi bebas pirogen hingga 570 ml.
8. Karbon aktif sebanyak 0,6 g dimasukkan ke dalam
larutan sediaan dan diaduk hingga merata, lalu
dipanaskan di atas api Bunsen atau hot plate hingga
suhu 60-70˚C selama 15 menit sambil diaduk sekali-
kali.
9. Kertas saring dilipat menjadi dua rangkap dan dibasahi
dengan aqua pro injeksi bebas pirogen, kemudian
dipasang pada corong dan ditempatkan pada labu
Erlenmeyer 1 L yang lain. Larutan sediaan disaring
menggunakan kertas saring tersebut dalam keadaan
masih panas.
10. Larutan sediaan disaring kembali menggunakan
membrane filter 0,22 μm dalam kolom G3.
11. Filtrat dimasukkan ke dalam 1 botol flakon yang telah
ditara sebanyak 510 mL.
Grey area Flakon ditutup dengan menggunakan tutup karet flakon
steril dengan simpul champagne.
(ruang penutupan)
Grey area Sterilisasi akhir dilakukan dengan autoklaf 121˚C selama 15
menit.
(ruang sterilisasi)
Gray area 1. Dilakukan evaluasi sediaan.
2. Sediaan diberi etiket yang sesuai.
(ruang evaluasi)
7. Sterilisasi
Infus disterilkan dengan cara sterilisasi seperti dibawah ini segera setelah dibuat:
Pemanasan dalam Autoklaf
Sediaan yang akan disterilkan diisikan kedalam wadah yang cocok, kemudian ditutup
kedap. Jika volume tiap wadah tidak lebih dari 1000 ml, sterilisasi dilakukan dengan
uap air jenuh pada suhu 115o sampai 116o selama 30 menit .
Penyaringan
Larutan disaring melalui penyaringan bakteri steril, diisikan kedalam wadah akhir
yang steril, kemudian ditutup kedap dengan cara Teknik Aseptik. Larutan harus melalui
syarat uji sterilitas yang tertera pada Farmakope Indonesia. (Depkes RI. 1978:323-324
)
Sterilisasi Botol Infus ( kaca ) dengan oven suhu 250o C selama 30 menit .
8. Rekonsiliasi
15
PROSEDUR PENGEMASAN INDUK
CATATAN PENGEMASAN BETS
Nama Perusahaan :PT. Duri Laboratory
Prosedur/catatan No :1
Kode Nama produk Nomor bets Besar bets Bentuk Kemasan Tanggal :
produksi 0021112 Mulai jam :
Selesai jam :
16
4. Pengemasan akhir :
Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur kedalam dus lipat
Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
Tandai master box dengan label luar
Tandai palet dengan label karantina
17
Pembahasan
Pada praktikum kali ini, praktikan melakukan pembuatan infus Ringer Lactat
sebanyak 500 ml. Masing-masing bahan tersebut memiliki kegunaan masing masing
sebagai zat antimikroba,CaCl2 berfungsi sebagai zat penyerap air dan antimikroba.
Secara klinis fungsi larutan elektrolit adalah untuk mengatasi perbedaan ion atau
Mula – mula yang dilakukan adalah melakukan sterilisasi terhadap alat – alat
yang akan digunakan pada praktikum kali ini. Meliputi botol infus, tutup botol infus,
Sediaan infus harus steril. Sterilisasi infus meliputi sterilisasi alat dan sediaan
(sterilisasi akhir dengan otoklaf pada suhu 1150C selama 30 menit) (Depkes RI.
1978:323-324 ).
Setelah semua alat disterilisasi, praktikan membuat aquadest bebas pirogen yang
bertujuan agar pasien tidak mengalami demam setelah disuntikkan infus RL yang
menyebabkan naiknya suhu tubuh. Aquadest bebas pirogen dibuat dengan cara
melarutkan carbo adsorben dalam aquadest sebanyak 0,1% dari volume air lalu
Salah satu syarat dari sediaan infus adalah harus bebas pirogen. Dilakukan
depirogenasi dengan menambahkan norit yang sudah diaktifkan sebanyak 0,1% selagi
hangat atau dihangatkan bila perlu (600 – 700C) ( Salvatore Turco. 1979: 167 )
18
Kedalam sediaan Infus Ringer Laktat ditambahkan pengatur isotonis, karena
isotonis merupakan syarat mutlak yang sangat diperhatikan terutama untuk sediaan
dengan volume besar (>10mL) agar pada saat masuk kedalam tubuh tidak terjadi
hemolisa sel darah. Sediaan infus sedapat mungkin dibuat isotonis, isohidris dan
isoosmol agar tidak terasa sakit saat disuntikkan. pH stabil sediaan adalah antara 5 –
7,5 dan sediaan infuse harus dibuat pada pH ± 7,4 (pH fisiologis tubuh).
Langkah berikutnya adalah menimbang KCl, CaCl, NaCl sebanyak 170mg, 2,7g,
8mg, didalam timbangan analitik menggunakan kaca arloji. Bawa peralatan yang
sudah disterilisasi beserta bahan – bahan menuju lab steril. Nyalakan LAF, lalu bahan-
bahan dilarutkan kedalam bekerglass. Lalu masukkan carbo adsorben sebanyak 0,6 g
kedalam erlenmeyer.
Tambahkan aquadest bebas pirogen hingga 570 ml. tutup erlenmeyer dengan
alumunium foil yang telah disisipi batang pengaduk. Nyalakan bunsen yang telah
disiapkan disamping LAF, panaskan larutan diatas bunsen selama lebih kurang 15
menit sambil diaduk sesekali. Saring larutan hangat – hangat menggunakan kertas
saring 2 rangkap yang telah dibasahi oleh aquadest bebas pirogen. Pindahkan ke gelas
ukur dan ukur volumenya 1 L. Masukkan dalam botol infus, tutup dengan alumunium
foil, dan lakukan sterilisasi akhir. Setelah itu dilakukan pengujian pada sediaan, yang
meliputi uji kejernihan, uji pH dan uji kebocoran. Namum pada percobaan ini
19
Daftar pustaka
1. Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
2. Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
3. Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
4. Salvatore Turco Lea & Febiger. 1979. Sterile Dosage Form. Philadelphia.
20