OLEH :
ASISTEN DOSEN :
DHEA ANANDA
PEKANBARU
2020
OBJEK 4
PENGOLAHAN DAN PENGEMASAN SEDIAAN TETES MATA
Tujuan Praktikum : Melakukan proses pengolahan, pengemasan dan sterlisasi sediaan tetes
mata.
RESEP
R/ Homatropin HBr 2%
Benzalkonium Cl qs
WFI ad 10 mL
TINJAUAN PUSTAKA
Sediaan tetes mata adalah sediaan steril berupa larutan atau suspense, digunkan untuk mata
dengan cara meneteskan obat pada selaput lendir di sekitar kelopak mata dan bola mata. Sediaan
mata biasa digunkan untuk mengonati alergi, infeksi karena bakteri atau virus, glukoma dan
kondisi mata yang lainnya. Mata terus terpapar oleh virus, udara, debu polutan, alergen bakteri
dan zat asing lain, sehingga ketika mekanisme pertahanan mata teerjadi, maka diperlukan sediaan
mata dalam bentuk larutan, suspense ataupun salep.
Dalam pembuatan sediaan tetes mata berupa larutan, parameter fisikokimia secar umum
haruslah diperhatikan, meliputi ; kejernihan, tonisitas, pH/dapar, dan sterilitas. Untuk sediaan tete
mata suspense, besar partikel yang dalam sediaan haruslah cukup kecil sehingga tidak megiritasi
ataupun menggores kornea.
Pemakaian bahn-bahan tambahan seperti pengawet, antikosidan, dan peningkat viskositas
juga harus secara hati-hati dipertimbangkan. Larutan tetes mata biasanya didapar pada pH dimana
stabilitas maksimum dari obat yang terkandung di dalamnnya dapat tercapai.
Sifat Fisika Kimia Bahan yang Digunakan
1. Homatropin HBr
1
Homatropine hydrobromide
Pemerian : Hablur putih atau serbuk hablur putih. Dipengaruhi oleh cahaya.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol; sukar larut
Stabilitas : Disimpan dalam suhu lebih kecil dari 40OC, lebih baik antara 15-
2. Benzalkonium Cl
Benzalkonii Chloridum
Pemerian : Serbuk amorf warna putih atau putih kekuningan, gel atau
2
Kelarutan Praktis tidak larut dalam eter, sangat larut dalam aseton, etanol
Stabilitas : Stabil pada rentang suhu yang dapat disterilkan dengan autoklaf
Wadah penyimpanan : Tempat terlindung dari cahaya, hindari kontak dengan logam
3
dengan surfaktan kation lain, seperti cetrimide. Dalam sediaan obat
melawan Pseudomonas.
3. Natrium Klorida
Natrii Chloridum
Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwarna atau serbuk hablur putih;
rasa asin
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol, larut dalam gliserin 1:10, larut dalam
etanol (95%) 1:250, larut dalam air 1:2,8 dan 1:2,6 pada suhu
hlm.639)
4
Inkompatibilitas : Natrium Klorida bersifat korosif. Dapat bereaksi membentuk
hlm.639)
Dosis : Lebih dari 0,9% (Excipient hal 440). Injeksi IV 3-5% dalam
135-145 mEq/L.
5
PERENCANAAN
a. Komposisi
Homatropin HBr 2%
Benzalkonium klorida 0,01 %
Aqua pi 10ml
(Martindale 28th hal. 302)
b. Pembawa
WFI : Water For Injection
c. Kemasan primer
Botol tetes mata steril
d. Bahan yang diperlukan
Homatropin HBr
Benzalkonium klorida
Aqua pi
e. Peralatan yang digunakan
7 Gelas ukur 100 ml 1 Sterilisasi panas basah autoklaf pada suhu 121˚C
10 Indikator universal 2
11 Vial 1
Direndam dengan alkohol 70% 24 jam
12 Tutup karet 1
Sterilisasi panas kering Oven pada suhu 170˚C
13 Tutup aluminium 1
14 Buret
6
a.Perhitungan
1. Jumlah sediaan yang akan dibuat
1 botol : 10 ml
Sediaan yang akan dibuat : 1 botol
V = (nxv) + (20% (nxv))
V = 1x10ml + (50% (1x10ml))
V = 10 ml + 5ml
V = 15 ml
Homatropin HBr 2%
2𝑔
𝑥 15𝑚𝑙 = 0,3 𝑔 ~ 300mg
100 𝑚𝑙
0,01 𝑔
𝑥 15𝑚𝑙 = 0,0015 𝑔 ~ 1,5 mg
100 𝑚𝑙
3. Perhitungan tonisitas
Homatropin HBr
W = 300 mg ~ 0,3 g
E = 0,16
Benzalkonium Cl
W = 1,5 mg ~ 0,0015 g
E = 0,16
Tonisitas : ((W1 x E1) + (W2 x E2) x 111.1
: ((0,3 x 0,16) + (0,0015 x 0,16)) x 111,1
: (0,048 + 0,00024) x 111,1
: 5,359 𝑚𝑙
7
5,359 ml
Tonisitas : x 0,9% = 0,32153% hipotonis
15
PENGOLAHAN
Prosedur kerja dalam pengolahan
8
Prosedur kerja uji evaluasi
Alat:
pH meter
Tujuan:
Mengetahui pH sediaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan
Prinsip:
Pengukuran pH cairan uji menggunakan potensiometri (pH meter) yang telah dibakukan
sebagaimana mestinya yang mampu mengukur harga pH sampai 0,02 unit pH menggunakan
elektrode indikator yang peka, elektrode kaca, dan electrode pembanding yang sesuai.
Hasil:
pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan yang ditargetkan.
2. Uji Kejernihan:
Uji kejernihan untuk larutan steril adalah dengan menggunakan latar belakang putih dan hitam di
bawah cahaya lampu untuk melihat ada tidaknya partikel viable.
Tujuan:
Memeriksa keutuhan kemasan untuk menjaga sterilitas dan volume serta kestabilan sediaan.
Prinsip:
Untuk cairan bening tidak berwarna (a) wadah takaran tunggal yang masih panas setelah selesai
disterilkan dimasukkan ke dalam larutan metilen biru 0,1%. Jika ada wadah yang bocor maka
larutan metilen biru akan masuk ke dalam karena perubahan tekanan di luar dan di dalam wadah
tersebut sehingga larutan dalam wadah akan berwarna biru.
Untuk cairan yang berwarna (b) lakukan dengan posisi terbalik, wadah takaran tunggal
ditempatkan diatas kertas saring atau kapas. Jika terjadi kebocoran maka kertas saring atau kapas
akan basah.
9
Hasil:
Sediaan memenuhi syarat jika larutan dalam wadah tidak menjadi biru (prosedur a) dan kertas
saring atau kapas tidak basah (prosedur b)
Tujuan:
Memastikan bahwa setiap larutan obat jernih dan bebas pengotor
Prinsip:
Wadah-wadah kemasan akhir diperiksa satu persatu dengan menyinari wadah dari samping dengan
latar belakang hitam untuk menyelidiki pengotor berwarna putih dan latar belakang putih untuk
menyelidiki pengotor berwarna.
Hasil:
Memenuhi syarat bila tidak ditemukan pengotor dalam larutan.
10
PENGEMASAN
a. Dikerjakan diruangan mana, sertai alasan Anda
Pengemasan merupakan tahap akhir proses produksi. Ada dua tahap pengemasan :
1. Pengemasan primer ; pengemasan yang berhubungan langsung dengan produk. Proses
ini dilakukan oleh masing-masing sub bagian produksi dan dilakukan di grey area atau
white area.
Grey area digunakan untuk memproses sediaan yang sudah tertutup rapat, misalnya
untuk kegiatan:
- Sterilisasi akhir (proses sterilisasi ketika sediaan obat sudah di-capping /sudah dalam keadaan
tertutup rapat).
Grey area digunakan untuk perlakuan terhadap sediaan yang telah berada dalam wadah primer
11
b. Tuliskan/ tempel penandaan brosur/label yang diperlukan pada bagian ini
Netto : 10 ml Komposisi
Tiap 10 ml larutan mengandung
Homatokrit HBr ………………… 2 %
Benzalkonium klorida…………… 0,01%
Indikasi
HomaCtro® Mengobati Midriasis dan sikloplegia
12
Atorfat®
Komposisi
Tetes Mata
Tiap 10 ml larutan mengandung
Atropin Sulfat ………………..…………………………………… 1%
Benzalkonium klorida ………….………………………………… 0,01%
Indikasi
Mengobati Midriasis dan sikloplegia
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang memiliki indikasi: Hipersensitif
terhadap kandungan obat, Penderita glaukoma (kerusakan saraf mata yang
menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan) dan Pasien dengan
kondisi sudut sempit antara iris dan kornea
Peringatan
Hati-hati menggunakan obat atropin apabila sedang menderita glaukoma,
penyumbatan saluran kemih, gangguan kelenjar prostat, penyakit ginjal,
stenosis pilorus, dan myasthenia gravis.
Efek Samping
Mata merah, penglihatan kabur, produksi air mata menurun
Interaksi Obat
Efek antikolinergik aditif dengan quinidine, antidepresan dan beberapa
antihistamin.
Farmakologi
Bekerja
Netto : 10dengan
ml memblokir asetilkolin
Komposisikimia, yang melemaskan otot siliaris
Tiap 10 ml larutan mengandung
mata dan menyebabkan pupil melebar
Homatokrit HBr ………………… 2 %
Benzalkonium klorida…………… 0,01%
Cara Penggunaan
Indikasi
Diteteskan pada mata ®
HomaCtro Mengobati Midriasis dan sikloplegia
Diproduksi Oleh :
Diproduksi Oleh :
PT. Duri Laboratory
Duri,Riau-Indonesia
13
Cara Penggunaan
Komposisi Diteteskan pada mata
Tiap 10 ml larutan
mengandung : Simpan pada suhu 20-
Homatokrit HBr … 2% HomaCtro® 25OC, ditempat kering dan HomaCtro®
Benzalkonium Cl ... 0,01%
Dinatrium edta…… 0,02% Tetes Mata sejuk Tetes Mata
No REG : DKL 2002512046A1
Indikasi No Batch : 0231123
Mengobati Midriasis dan Exp Date : November 2025
sikloplegia
HARUS DENGAN RESEP
Keterangan Lengkap Lihat DOKTER
di Brosur
Diproduksi Oleh :
Netto : 10 ml Netto : 10 ml
14
Soal latihan
1. Apa fungsi penambahan pengawet pada pembuatan sediaan injeksi dosis tunggal volume
kecil dalam vial???
mikroorganismae yang sesuai untuk Tetes mata yang dibuat untuk begerapa kali
penggunaan bagi mata yang utuh harus mengandung pengawet untuk mencegab
pertumbuhan mikroorganisme selama penggunaan. Untuk mata yang luka, tetes maata
tidak boleh mengandung pengawet, sehingga untuk sediaan.larutan tetes. mata ini harus
Penggunaan pengawet di dalam sediaan tetes mata ini sangat penting untuk mencegah
15
PROSEDUR PENGOLAHAN INDUK
Catatan Pengolahan Bets
Nama Perusahaan : PT. Duri Laboratory
Kode produk : Nama Nomor Besar Bentuk : Kemasan Tgl :
MFG 141112 Produk : Bets : Bets larutan Botol OTM 14 nov 2020
HomaCtro® 0141122 15ml jernih, tidak (obat tetes Mulai jam :
berwarna nata) 14.00 WIB
1. Komposisi :
2. Spesifikasi
A. Pemerian sediaan
B. Bahan-bahan
Homatropin HBr
Benzalkonium klorida
Natrii Chloridum
Aqua pi
C. Kemasan primer
Botol OTM (obat tetes mata)
16
3. Penimbangan
4. Peralatan
5. Pengolahan
Ruang sterilisasi 1. Semua alat dan wadah disterilisasi dengan cara masingmasing.
(grey area)
17
a. Gelas kimia, pipet tetes, batang pengaduk, spatel, kaca arloji, corong,
c. Karet pipet tetes, tutup karet, dan tutup wadah OTM direndam dengan
penimbangan (grey a. Homatropin HBr ditimbang sebanyak 0,3 g menggunakan kaca arloji
kaca arloji steril, ditutup dengan aluminium foil dan diberi label.
18
3. NaCl sebanyak 0,08367 g dilarutkan dalam 1 ml aqua pro injeksi
aqua pro injeksi dalam gelas kimia 50 ml, aduk dengan batang
5.
14. Larutan digenapkan dengan aqua pro injeksi hingga 100% yaitu
15 ml.
erlenmeyer steril.
19
White area 1. Siapkan buret steril dan lakukan pembilasan dengan
transfer box.
1) Evaluasi fisik
(a) Organoleptik
(c) Penetapan pH
Buret disiapkan, dan dibilas dengan aquabides terlebih dahulu. Bilas dengan kurang lebih
3 mL sediaan. Ujung buret dibersihkan dengan alkohol 70%. , jarum buret steril dibersihkan
Sediaan dimasukkan ke dalam buret. Botol OTM diisi dengan volume 10 mL.
7. Sterilisasi
20
Sterilisasi akhir dengan autoklaf pada suhu 121OC selama 15 menit
8. Rekonsiliasi
Rekonsiliasi Diperiksa oleh Disetujui oleh
Hasil teoritis : 10 ml
Hasil nyata : 10,02
Deviasi : 100,06 % Pengawas pengolahan Manajer produksi
Batas hasil : 97,0 -100,5% Tgl : Tanggal :
Netto : 10 ml Komposisi
Tiap 10 ml larutan mengandung
Homatokrit HBr ………………… 2 %
Benzalkonium klorida…………… 0,01%
Indikasi
HomaCtro® Mengobati Midriasis dan sikloplegia
21
2. Penandaan pada dus
Cara Penggunaan
Komposisi Diteteskan pada mata
Tiap 10 ml larutan
mengandung : Simpan pada suhu 20-
Homatokrit HBr … 2% HomaCtro® 25OC, ditempat kering dan HomaCtro®
Benzalkonium Cl ... 0,01%
Dinatrium edta…… 0,02%
Tetes Mata sejuk Tetes Mata
No REG : DKL 2002512046A1
Indikasi No Batch : 0231123
Mengobati Midriasis dan Exp Date : November 2025
sikloplegia
HARUS DENGAN RESEP
Keterangan Lengkap Lihat DOKTER
di Brosur
Diproduksi Oleh :
22
Atorfat®
Komposisi
Tetes Mata
Tiap 10 ml larutan mengandung
Atropin Sulfat ………………..…………………………………… 1%
Benzalkonium klorida ………….………………………………… 0,01%
Indikasi
Mengobati Midriasis dan sikloplegia
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang memiliki indikasi: Hipersensitif
terhadap kandungan obat, Penderita glaukoma (kerusakan saraf mata yang
menyebabkan gangguan penglihatan dan kebutaan) dan Pasien dengan
kondisi sudut sempit antara iris dan kornea
Peringatan
Hati-hati menggunakan obat atropin apabila sedang menderita glaukoma,
penyumbatan saluran kemih, gangguan kelenjar prostat, penyakit ginjal,
stenosis pilorus, dan myasthenia gravis.
Efek Samping
Mata merah, penglihatan kabur, produksi air mata menurun
Interaksi Obat
Efek antikolinergik aditif dengan quinidine, antidepresan dan beberapa
antihistamin.
Farmakologi
Bekerja dengan memblokir asetilkolin kimia, yang melemaskan otot siliaris
mata dan menyebabkan pupil melebar
Cara Penggunaan
Diteteskan pada mata
Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25OC, ditempat kering dan sejuk
Kemasan
Botol Tetes Mata @ 10 ml
No REG : DKL 2002512046A1
Diproduksi Oleh :
Diproduksi Oleh :
PT. Duri Laboratory
Duri,Riau-Indonesia
23
3. Pengemasan akhir :
Kemas botol yang telah dilabel bersama brosur kedalam dus lipat
Kemas dus lipat yang telah diisi ke dalam master box
Tandai master box dengan label luar
Tandai palet dengan label karantina
Hasil teoritis : 10 ml
Hasil nyata : 10 ml
% dari hasil teoritis : 100%
Batas hasil 99,5% - 100% dari hasil teoritis
Jika hasil nyata di luar batas tersebut diatas, lakukan “penyelidikan” terhadap kegagalan dan
berikan penjelasan
24
Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan melakukan pembuatan sediaan tetes mata Lidocaine
Tahap awal yang harus dilakukan adalah sterilisasi, tujuan dilakukannya sterilisasi agar
alat dan bahan yang digunakan steril atau membunuh dan menghambat pertumbuhan semua
mikroorganisme hidup termasuk sporanya, karna sediaan ini harus dilakukan dengan aseptis. Tetes
mata yang tidak steril dan telah terkontaminasi oleh mikroorganisme, misal Pseudomonas
euro.genosa bila digunakan pada mata yang luka dapat menyebabkan keadaan/kerusakan yang,lebih
Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat sediaan injeksi ini diantaranya; Homatropin
HBr dan benzalkonium HCl, NaCl dan NaOH atau HCl jika dibutuhkan untuk menstabilkan pH
agar sesuai dengan syarat yang diharapkan. Karena pH Homatropin HBr 5,7-7,0, maka Untuk
membuat pH sediaan dapat berkisar antara 3,5-8,5, seharusnya tidak dibutuhkan penambahan HCl
atau NaOH.
Tetes mata dengan pelarut air sebaiknya isotonis dengan sekresi/cairan lakrimal. Larutan
tetes mata yang isotonis dengan sekresi lakrimal ak.an menim.bulkan rasa nyaman (enak} pada
penggunaannya, sehingga tidak menimbulkan rasa sakit atau iritasi pada mata. Zat yang biasa
digunakan untuk membuat larutan isotanis antara lain sodium klorida (NaCl)
Pada saat penimbangan yaitu Homatropin HBr 0,3 mg, benzalkuinium 0,0015g, Natrii
Chloridum 0,08376 g, penimbangan dilakukan di atas kaca arloji steril, lalu ditutup dengan
Hal ini harus dilakukan karena sediaan tetes mata harus dilakukan karena sediaan
digunakan langsung diteteskan pada mata. Karena Homatropin HBr digunakan langsung pada
mata maka larutan hasil pencampuran harus disterilisasi lagi agar benar benar steril.
25
Larutan tetes mata ini harus di saring menggunakan kertas saring karena larutan tetes mata
harus bebas dari partikel-partikel ·asing baik berupa serpihan gelas/wadah atau saat dari saringan
maupun berupa partikel pengotor dari serbuk obat atau bahan pembantu lainnya. Partikel-partikel
padat yang tidak larut dapat mengganggu penggunaan obat tetes pada mata.
Larutan Homatropin HBr tahan terhadap panas, sehingga dapat dipanaskan pada otoklaf,
di otoklaf pada 15psi dan pada suhu 121OC selama 15 menit. Metode sterilisasi akhir ini adalah
sediaan harus Bening ,tidak berbau, sedikit pahit, pH sediaan 6-7, Uji Kejernihan sediaan harus
Jernih tidak terkontaminasi dan steril, Uji Kebocoran Ampul tidak ada ampul yang bocor, Uji
Sterilitas seidaan harus steril, Uji Keseragaman Volume pastikasn semua ampul terisi setara.
didasarkan atas ketercampuran zat pengawet dengan obat yang terkandung di dalamnya selama
tetes mata itu dimungkinkan untuk digunakan, benzalknium memiliki ketercampuran yang baik
kejernihan, dan kebocoran. Tujuannya adalah agar pH sesuai dengan spesifikasi formulasi sediaan
yang ditargetkan. Uji kejernihan untuk larutan steril adalah dengan menggunakan latar belakang
putih dan hitam di bawah cahaya lampu untuk melihat ada tidaknya partikel viable, karena syarat
larutan tetes mata haruslah bebas dari partikel pengotor. Dan uji kebocoran penting agar tidak
26
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia edisi V. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
British Pharmacopoeia. (2009). British Pharmacopoeia. Volume 1 & 2. London: The British
Pharmacopoeia Commission.
Goskonda S. R., 2009, Handbook of Pharmaceutical Excipients, Sixth Edition, Rowe R. C.,
Sheskey, P. J., Queen, M. E. (Editor), London, Pharmaceutical Press and American
Pharmacists Assosiation
Martindale. 1972. The Extra Pharmacopeia, 28 th Ed. London : The Pharmaceutical Press.
27