Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM II

SEDIAAN FARMASI STERIL

PEMBUATAN LARUTAN INFUS RINGER LAKTAT

Disusun Oleh :

Nama : Intan Tia Nurrochmah

NIM : I1C018037

Kelompok : A1-4

Hari, Tanggal : Kamis, 2 April 2020

Asisten : Rafiqoh R.

Dosen : Hening Pratiwi, M.Sc., Apt

LABORATORIUM FARMASETIKA

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

PURWOKERTO

2020
PRAKTIKUM II

Pembuatan Larutan Infus Ringer Laktat

I. Tujuan Praktikum
1. Dapat menjelaskan dan melakukan pembuatan sediaan infus ringer laktat
2. Dapat mengetahui syarat sediaan infus steril
3. Dapat menjelaskan dan melakukan evaluasi yang harus dilakukan terhadap produk
sediaan steril
II. Teori Singkat
Infus adalah larutan yang diberikan secara parenteral dan biasanya dikemas dalam
volume besar yaitu 500 ml. Infus dapat berupa larutan-larutan yang mengandung
elektrolit, karbohidrat, asam amino, atau lemak (Ansel, 1989). Prinsip infus yaitu untuk
pemberian dalam volume yang besar. Infus tidak mengandung tambahan berupa
pengawetan mikroba. Larutan untuk infus diperiksa secara visible pada kondisi yang
sesuai, yaitu jernih dan praktis bebas dari partikel (British Pharmacopoeia, 2002)
Ringeris Lactatis adalah larutan steril dari Kalsium Klorida, Kalium klorida,
Natrium klorida, dan Natrium Lactat dalam air untuk injeksi. Tiap 100 ml mengandung
tidak kurang dari 285,0 mg dan tidak lebih dari 315,0 mg natrium (sebagai NaCl dan
C3H5NaO3), tidak kurang dari 14,1 mg dan tidak lebih dari 17,3 mg Kalium (K, setara
dengan tidak kurang dari 27,0 mg dan tidak lebih dari 33,0 mg KCl), tidak kurang dari
4,90 mg dan tidak lebih dari 6,00 mg kalsium (Ca, setara dengan tidak kurang dari 18,0
mg dan tidak lebih dari 2,0 mg CaCl2.2H2O), dan tidak kurang dari 231,0 mg dan tidak
lebih dari 261,0 mg laktat (C3H5O3, setara dengan tidak kurang dari 290,0 mg dan
tidak lebih dari 330,0 mg C3H5NaO3). Injeksi Ringer Laktat tidak boleh mengandung
bahan antimikroba (Depkes RI, 1995). Larutan ringer laktat tidak mengandung glukosa
sehingga bila akan dipakai sebagai cairan rumatan, dapat ditambahkan glukosa yang
dapat mencegah terjadinya ketosis. Keuntungan dari cairan ini mempunyai komposisi
mirip dengan cairan ekstraseluler (C = CEF), harga murah, tersedia dengan mudah,
tidak perlu dilakukan cross match, tidak menimbulkan alergi atau syok anafilaktik,
penyimpanan sederhana, dan dapat disimpan lama (Ansel, 2013).
Sediaan infus steril intravena memiliki beberapa syarat, diantaranya yaitu :
Persyaratan Infus Intravena :
a. Sediaan steril berupa larutan atau emulsi
b. Bebas pirogen

2
c. Sedapat mungkin dibuat isotonis terhadap darah
d. Penyimpanan dalam wadah dosis tunggal.
e. Infus intravena tidak mengandung bakterisida dan zat dapar
f. Larutan untuk infus intravena harus jernih dan praktis bebas partikel
g. Emulsi untuk infus intravena setelah dikocok harus homogen dan tidak
menunjukkan pemisahan fase, diameter globul fase terdispersi untuk infus
intravena harus dinyatakan
III. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu penangas air, glassware, timbangan, dan autoklaf.
Bahan yang digunakan yaitu Na-laktat, NaCl, KCL, CaCl2 . H 2 O, aqua p.i, carbo
absorben, HCL 0,1N, dan NaOH 0,1N.
IV. Prosedur Kerja
a. Formula

b. Pembuatan Infus Ringer Laktat

Aquadest
- Dicek isotonis atau tidak (dihitung nilai isotonis dengan penurunan titik beku
atau metode lisa atau ekuivalen NaCl )
- Dididihkan

Aquadest mendidih (panas) Na-laktat, NaCl, KCl, CaCl2. H 2 O


R/ Natrium Laktat 0,108
- Ditimbang
NaCl 4,189 - Dilarutkan dengan
KCl 0,2 aquadest panas
CaCl2.2H2O 0,14
Aqua p.i. ad 500 ml
Larutan

- Dicek pH larutan (kurang asam ditambah HCL 0,1N,


kurang basa ditambah NaOH 0,1N)
- Ditambah aqua p.i hingga 500 ml

3
- DIkocok dengan carbo absorben 0,1% (sambil
didihkan selama 5 menit)
- Didiamkan
- Disaring

Larutan
Larutan

- Dimasukkan dalam wadah dan ditutup


- Disterilisasi dengan autoklaf (121°C, 15 menit)
- Diberi etiket dan dilakukan evaluasi

Selesai

c. Pengambilan sampel larutan ringer laktat dan uji sterilitas

Larutan
- Diambil 1 ml menggunakan pipet volume steril
- Dimasukkan dalam media tioglikolat cair
- Dilakukan inkubasi dalam kondisi aerob

Selesai

V. DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat.
Jakarta : UI-Press.
Ansel, Howard C. 2013. Ansel's Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery
Systems. USA: Lippincott Williams and Wilkins.
British Pharmacopoeia Commision. 2002. British Pharmacopoeia Vol II Book I.
London : Stationary Office.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV.
Jakarta : Direktorat Jenderal BPOM.

Anda mungkin juga menyukai