Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PAPARAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

INJEKSI ASAM FOLAT 10 ML

KELOMPOK : 1

Alyah Gita Octa Repsi (PO.71.39.0.17.041)

Anggia Aprilita (PO.71.39.0.17.042)

Anisa Muslika dewi (PO.71.39.0.17.043)

Aulia Rizqi Nadia Utami (PO.71.39.0.17.044)

Berliana Via Anggeli (PO.71.39.0.17.045)

Desi Putri Lestari (PO.71.39.0.17.046)

REGULER II.b

Dosen Pembibing : Dr.Sadakata Sinulingga, Apt, M.kes

NILAI PARAF

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG JURUSAN FARMASI


TAHUN AJARAN 2018-2019
I. FORMULA TUGAS
Injeksi Asam Folat 0,5%

II. TUJUAN
- Untuk mengetahui cara pembuatan injeksi yang baik dan benar.
- Untuk mempelajari aspek&aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan injeksi.

III. DASAR TEORI


Injeksi adalah sediaan steril yang disuntikkan dengan cara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau melalui selaput lender.
Injeksi dapat berupa larutan, emulsi, suspensi, atau serbuk steril yang
harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan.
Syarat-syarat obat suntik :
1. Aman
2. Harus jernih
3. Tidak berwarna
4. Sedapat mungkin isohidris
5. Sedapat mungkin isotonis
6. Harus steril
7. Bebas pirogen
 Zat Pembawa Berair
Untuk injeksi berair umunya digunakan air sebagai zat pembawa.
Dapat pula digunakan sebagai zat pembawa injeksi Natrium Klorida,
Injeksi Natrii Klorida majemuk, Injeksi Glukosa, campuran gliserol
dan etanol.
 Zat pembawa berair harus bebas pirogen.
Air yang digunakan untuk injeksi adalah Aqua pro Injectione. Air
untuk injeksi, dibuat dengan menyuling kembali air suling segar
dengan alat gelas netral atau wadah logam yang cocok dengan labu
percik. Hasil sulingan pertama dibuang dan sulingan selanjutnya
ditampung dan segera digunakan harus disterilkan dengan cara
Sterilisasi A atau C segera ditampung.
Air untuk injeksi bebas udara dibuat dengan mendidihkan air untuk
injeksi segar selama 10 menit sambil dicegah hubungan dengan udara
sesempurna mungkin, didinginkan dan segera digunakan. Jika
dimaksudkan sebagai pelarut untuk injeksi, harus disterilkan dengan
cara sterilisasi A, segera setelah diwadahkan (Anonim, 2006).
WADAH DAN TUTUP KARET

Ada 2 macam wadah untuk larutan injeksi :

1. Wadah takaran tunggal (single dose) ialah ampule : 1 mL, 2 mL, 5


mL, 10 mL, dibuat dari gelas dan ditutup dengan peleburan.
2. Wadah takaran berganda ialah vial atau flacon dibuat dari gelas
dengan tutup karet dan di luarnya ditutup dengan tutup (kap) dari
aluminium.
3. Untuk infus dengan botol infus, biasanya 500 mL.
 Syarat gelas :
1. Harus netral artinya tidak mengeluarkan alkali hingga dapat
menaikkan pH larutan injeksi.
2. Untuk ampul harus mudah dilebur, pada waktu menutup ampul.
3. Tidak mudah pecah, dan untuk ampul pada waktu dipotong tidak
mengeluarkan pecahan gelas yang lembut.
 Syarat karet :
1. Harus elastis, dapat menutup baik pada pencoblosan atau larutan
tak keluar dari samping jarum, dan apabila jarum ditarik, akan
menutup lagi. (Jarum yang dimaksud ialah jarum suntik).
2. Permukaan lapisan karet harus licin dan tak berlubang agar dapat
dicuci bersih.
3. Tutup karet harus dibuat sedemikian rupa, hingga sehabis sterilisasi
karena penurunan tekanan dalam yang dengan demikian menjamin
penutupan wadah itu dengan sempurna.
4. Bagian-bagian yang dapat larut
Pada pemanasan dari tutup karet pada 1150C selama 300 dalam
aquadest maka cairan harus tak mempunyai rasa, tak berbau, dan
tak ada sisa penguapan, tak boleh ada bahan reduksi dan logam-
logam yang berasal dari proses vulkanisasi.
 Pengetiketan :
Pengetiketan dipakai untuk menyatakan semua etiket dan segala
sesuatu yang tertulis, tercetak, atau terukir yang terdapat pada wadah
obat suntik atau pada setiap kontak atau pembungkusnya, kecualipada
kemasan untuk pengangkutan.
 Pada etiket wadah obat suntik harus tertera :
1. Nama obat.
2. Presentase masing-masing bahan obat atau kadar masing-masing
bahan obat tiap satuan volume.
3. Nama pembuat.
4. Nama dan kadar zat bakteriostatik yang ditambahkan.
5. Nama dan kadar zat tambahan untuk penyesuaian pH dan tonisitas.
6. Untuk sediaan padat, susunan, dan jumlah tiap zat.
7. Susunan dan jumlah cairan pembawa yang dibutuhkan untuk
memperoleh obat suntik.
8. Jika obat suntik dibuat menurut cara aseptik dan belum diperiksa
sterilitasnya harus ditulis. Untuk pemakaian segera, dibuat secara
aseptic.
9. Letak etiket pada wadah harus tida menutupi seluruh permukaan
untuk memungkinkan pemeriksaan isi wadah.
 Tanggal Kadaluwarsa
Disebut pula dengan istilah = Expiration Date = expire. Tanggal
kadaluwarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun an dimaksudkan
bahwa sampai dengan tanggal yang dimaksud, mutu dan kemurnian
obat dijamin masih tetap memenuhi syarat baku. (Anief, 2007)
 Cara Sterilisasi. Sediaan disterilkan dengan cara berikut :
a. Pemanasan dalam otoklaf, sediaan yang akan disterilkan diisikan
ke dalam wadah yang cocok, kemudian ditutup kedap. Jika volume
dalam tiap wadah tidak lebih dari 100 mL, sterilisasi dilakukan
dengan uap air jenuh pada suhu 1150 dampai 1160 selama 30
menit. Jika volume dalam tiap wadah lebih dari 100 mL, waktu
sterilisasi diperpanjang, hingga seluruh isi tiap wadah berada pada
suhu 1150 sampai 1160 selama 30 menit.
b. Pemanasan dengan bakterisida, sediaan dibuat dengan melarutkan
atau mensuspensikan bakterisida yang cocok dalam air untuk
injeksi. Isikan ke dalam wadah, kemudian ditutup kedap. Jika
volume pada tiap wadah tidak lebih dari 30 mL, panaskan pada
suhu 980 sampai 1000 selama 30 menit. Jika volume dalam wadah
lebih dari 30 mL waktu sterilisasi diperpanjang hingga seluruh isi
tiap wadah berada pada suhu 980 sampai 1000 selama 30 menit.
c. Penyaringan, larutan disaring melalui penyaring bakteri steril,
diisikan ke dalam wadah akhir yang steril, kemudian ditutup kedap
menurut teknik oseptik.
d. Pemanasan kering, sediaan yang akan disterilkan dimasukkan ke
dalam wadah kemudian ditutup kedap atau penutupan ini dapat
bersifat sementara untuk mencegah cemaran.

Asam folat mengandung tidak kurang dari 95% dan tidak lebih
dari102,0% C19H19N7O6 dihitung terhadap zat anhidrat.
 Pemerian : serbuk hablur, kuning, kuning kecoklatan atau
jinggakekuningan, tidak berbau.
 Kelarutan : sangat sukar larut dalam air, tidak larut dalam
etanol,aseton, kloroform, dan eter, segra larut dalam
alkali hidroksida danddalam alkali karbonat encer,
larut dalam HCl 3N panas dan H2SO4 2N panas.

IV. DATA PENDUKUNG

a. Data Zat Aktif

Nama zat Bahan Cara suntik Ph stabil Cara sterilisasi Khasiat


aktif pembantu
Asam 1. Aqua Pro Umumnya Dalam Dengan 1.Asam folat
Sediaan
folat Injection disuntikkan mensterilkan sebagai
injeksi
2. Natrii intra muscular sebagian
alat hematopetikum
stabil di 2. NaOH sebagai
Hidroksida menggunakan
pH 8,0- agen pembasah,
oven,
11,0 dapar,pelarut
autoclave dan
3. NaCl sebagai
(Fornas,
flambeer
pengatur
12)
tonisitas
4. Aqua Pro
Injection Sebagai
pembawa

Tinjauan Zat Berkhasiat

1. Farmakologi
Farmakologi asam folat menjelaskan tentang farmakodinamik yaitu
fungsi folat di dalam tubuh dan farmakokinetik yaitu penyerapan,
metabolisme hingga ekskresi folat dalam tubuh.
 Farmakodinamik
Folat pada dasarnya didapatkan dari tubuh kita. Folat dari eksogen
dibutuhkan untuk menjaga eritropoiesis normal dan untuk sintesis
nukleoprotein.[3] Asam folat menstimulasi produksi sel darah
putih, sel darah merah, dan platelet pada anemia megaloblastik.
Selain itu, perannya dalam sintesis nukleotida pada replikasi DNA
membuat asam folat berperan penting dalam pembentukan neural
tube saat embriogenesis. Oleh karena itu dapat mencegah defek
pembentukan tabung saraf pada bayi baru lahir, seperti spina bifida
dan anensefali.
2. Efek samping

Asam Folat biasanya memiliki efek samping yang sangat sedikit.


Jika Anda memiliki efek yang tidak biasa dari konsumsi produk ini,
beri tahu dokter Anda. Jika Anda melihat gejala-gejala reaksi alergi
yang serius, ruam, gatal/bengkak (terutama wajah/lidah/tenggorokan),
pusing, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.

3. Dosis

Anemia megaloblastik:

 Dewasa dan anak > 1 tahun : 5 mg sehari selama 4 bulan (pada


wanita hamil, hingga cukup bulan). Pada kasus gangguan
penyerapan, dosis bisa dinaikan hingga 15 mg per hari; dosis
rumatan 5 mg tiap 1-7 hari.
 Anak < 1 tahun: 500 mikrogram/kg per hari selama 4 bulan; dosis
rumatan 500 mikrogram/kg per hari tiap 1-7 hari.

Pencegahan efek tabung saraf, diberikan sebelum dan selama


kehamilan:

 Risiko rendah 400 mikrogram per hari hingga usia kehamilan 12


minggu.
 Risiko tinggi (riwayat keluarga, pernah melahirkan anak dengan
efek tabung saraf, riwayat diabetes mellitus pada ibu, anemia sel
sabit pada ibu): 5 mg per hari hingga usia kehmilan 12 minggu.
Profilaksis pada status hemolitik kronik:

 Dewasa, per oral: 5 mg tiap 1-7 hari tergantung penyakit yang


mendasari

Profilaksis defisiensi folat pada pasien cuci darah:

 Dewasa, per oral: 5 mg tiap 1-7 hari


 Anak 1-12 th: 250 mikrogram/kg (max 10 mg) 1x sehari
 Anak 12-18 th: 5-10 mg 1x sehari

6. Preformulasi Zat Aktif

1) Asam Folat

Rumus Struktur/BM : C19H19N7O6/441,40

Pemerian : Serbuk hablur, kuning atau jingga


kekuningan tidak berbau

Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, praktis tidak


larut dalam etanol (95%)P, dalam kloroform P, dalam eter P, dalam
aseton P, dalam Benzen P, mudah larut dalam asam klorida encer P
panas dan dalam asam sulfat encer P panas, larut dalam asam
klorida P dan dalam asam sulfat P, larutan berwarna kuning sangat
pucat, mudah larut dalam larutan alkali, hidroksida encer dan
dalam larutan alkali karbonat encer

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, telindungi dari


cahaya

Khasiat dan penggunaan: Hematopetikum

2) NATRII EDETAS

Rumus Struktur/BM : C10H14N2Na2O8.2H2O/372,24

Pemeriaan : Serbuk hablur; putih ; tidak berbau ; rasa


agak asam.
Kelarutan : larut dalam 11 bagian air, sukar larut dalam
etanol (95 %) P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan dalam
eter P.

a. Excipient; 243

Dinatrium EDTA digunakan sebagai agen pengkhelat dalam


formulasi farmasetik dengan konsentrasi 0,005-0,1% w/v.

b. DOM Martin; 896

Umumnya Na2EDTA ditambahkan untuk meningkatkan aktivitas


amonium quartener.

c. Codex; 165

Aktivitas benzalkonium klorida meningkat jika dikombinasi


dengan agen pengkhelat, biasa digunakan dengan kadar 0,02%
Na2EDTA

3) Aqua steril pro injection (Depkes RI, 1979)

Pemerian : Cairan , jernih, tidak berwarna, tidak berbau

Kegunaan : Cairan pembawa

4) NaCl (Depkes RI, 1979)

Pemerian : Hablur bentuk kubus, tidak berwana atau serbuk


hablur putih rasa asin.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sedikit mudah larut dalam


air mendidih, larut di dalam gliserin, sukar larut dalam etanol.

Kegunaan : Larutan pengisotonis

Wadah : Dalam wadah tertutup baik

5) NaOH (Dirjen POM, 1979)


Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan
korosif. Segera menyerap CO2

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%)

Kegunaan : Zat Tambahan, pembasah

Wadah : Dalam wadah tertutup baik

b. Tak tersatukan Zat Aktif


 Asam Folat tidak tersatukan dengan oksidator, reduktor, karbonat
(Martindale, 1647)

c. Usul Penyempurnaan Sediaan


 Volume seidaan dibuat 10 ml per vial
 Asam folat tidak larut dalam air, tetapi larut dalam NaOH, sehingga
dibuat dalam bentuk garamnya Natrium folat dengan penambahan
NaOH 0,1 N
 Asam folat OTT terhadap oksidator, reduktor, logam berat sehingga
pada pembuatn harus bebas oksigen, dialiri gas nitrogen.
Ditambahkan Na2EDTA sebagai zat pengkhelat untuk mengikat
logam berat

V. VOLUME PENYEMPURNAAN SEDIAAN

Volume total vial untuk 6 vial


V = (n xV)+ (10% x Vt)
= (6 x 10,5 ml) + (10% x 60 ml)
= 63 + 6
= 69 ml ≈ 80 ml

VI. PERHITUNGAN TONISITAS LARUTAN

Diketahui: E Natrium folat= 0,12


Diambil E natrium folat karena asam folat sudah dibuat
dalam bentuk garamnya agar bisa larut.
E Dinatrium EDTA=
Cari kadar:

Asam folat = x 100% = 0,5 %

C Natrium folat =

= 0,526 %
Natrium EDTA = 0,05%

W = 0,9 – ∑C . E
= 0,9 – ((0,526 . 0,12) + (0,05 . 0,23))
= 0,9 – (0,06312 + 0,0115)
= 0,9 – 0,07462
=0, 8253/100 ml Hipotonis

Untuk 80 ml = x 0,8253= 0,660 gram

Maka NaCl yang perlu ditambahkan sebanyak 0,660 gram

b. Perhitungan bahan
1. Asam folat = 5 mg x 100 ml = 500 mg
Dilebihkan 5% = 5% x 500 =25
Maka asam folat menjadi 500 + 25 = 525 mg
2. Natrium EDTA = 0,05 % x 100 =0,05 gram = 50 mg
3. NaOH qs

VII. DATA TAMBAHAN

a. Data tambahan pendukung

Nama zat Bahan Ph Cara Ekuivalensi Khasiat


tambahan pembantu Stabilitas sterilisasi
Natrium Aqua pro 0,23 zat pengkhelat
EDTA injection untuk
mengikat
logam berat
NaOH
Pelarut
VIII. FORMULA AKHIR

A. Formula Acuan
ACIDI FOLICI INJECTIO
Injeksi asam folat

Komposisi. Tiap ml mengandung :


Acidum folicum 5 mg
Zat tambahan yang cocok secukupnya
Aqua pro injection hingga 1 ml

Penyimpanan. Dalam wadah dosis tunggal, terlindung dari cahaya.

Dosis.
Im, sehari 15 mg
Catatan.
 Sebagai zat tambahan di gunakan natrium hidroksida atau
natrium karbonat hingga pH 8,0 – 11,0
 Dapat di tambahankan dinatrium edetat
 Disterilkan dengan sterilisasi A
 Sedian berkekuatan lain : 15 mg.

B. Formula yang di tetapkan


R/ Acidum Folicum 0,5 %
NaCl 0,8283 %
Na2EDTA 0,05 %
NaOH 0,1 N ad Larut
Aqua pro Injeksi ad 1 ml

IX. PENIMBANGAN ZAT

1. Acidum Folicum = 0,525 gram

2. Natrium EDTA =0,05 gram

3. NaCl = 0,660 gram

X. LANGKAH PEMBUATAN SEDIAAN

i. Prinsip Kerja
Sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi panas basah dan
kering. Sterilisasi panas basah ialah dengan menggunakan
autoclave dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit dan
untuk sterilisasi kering dengan menggunakan oven pada suhu 170
derajat celcius selama 15 menit.
ii. Prosedur Kerja

Tabel Sterilisasi Alat

a. Tabel Sterilisasi Kering

Alat/ Cara Jam Mulai Paraf Jam akhir Paraf


Bahan Sterilisasi
Vial Oven
Pengaduk Oven
Kaca
Cawan Flambeer
Kaca Flambeer
Arloji

b. Tabel Sterilisasi Basah

Alat / Cara Jam Mulai Paraf Jam Akhir Paraf


Bahan Sterilisasi
Corong Autoclave
Gelas
Baker Autoclave
Glass
Gelas Ukur Autoclave
Erlenmeyer Autoclave
Perkamen Autoclave
Kertas Autoclave
saring
Air
Tutup Vial
Mendidih
iii. Bagian-Bagian Kerja

1. Produksi

 Aulia Rizqi Nadia Utami


 Alya Gita Octa Repsi

2. Quality Control

 Desi Putri Lestari


 Berliana Via Angeli

3. Design

 Anggia Aprilita

4. Editing

 Anisa Muslika Dewi

1. Penimbangan Bahan Formulasi

Zat Penimbangan (mg)


Acidum folicum 525 mg
Natrium EDTA 50 mg
NaCl 660 mg

2. Langkah-langkah pembuatan sediaan

 Siapkan alat dan bahan


 Sterilisasi alat yang digunakan
 Timbang bahan dengan seksama
 Larutkan Acidum folicum dengan NaOH ad larut.
 Larutkan NaCl dengan aqua pro injection ad larut, masukkan ke massa 1
 Larutkan Natrium EDTA dengan aqua pro injection ad larut masukkan ke
massa 1, kocok ad homogen.
 cek pH. Atur jika diperlukan.
 Genapkan volume sediaan ad 80 ml
 Saring larutan dengan kertas saring, sampai jernih.
 Masukkan ke dalam vial
 Tutup mulut vial dengan karet penutup lalu disegel dengan aluminium foil
atau kertas perkamen
 Sterilkan sediaan di autoclave
Tabel Sterilisasi akhir

Vial Jam mulai Jam akhir Paraf


1-6

 Beri etiket dan label


 Lakukan evaluasi sediaan.

4. Skema Alur Kerja

Siapkan Alat-alat yang akan digunakan


Siapkan Aqua Pro Injection untuk
saat pengerjaan sediaan, dan sterilkan
melarutkan sediaan yang akan kita buat
alat-alatnya dalam oven atau aoutoclave

Lalu larutkan Asam folat menggunakan


Setelah pensterilan selesai, timbang
A.P.I, setelah itu ditambah NaOH agar
bahan menggunakan alat yang sudah di
lebih larut
sterilkan.

Larutkan NaCl dalam API. Tambahkan larutan dinatrium EDTA


Tambahkan larutan NaCl kedalam
larutan asam folat dan NaOH

Masukkan dalam vial, lalu sterilkan Cek pH larutan, lalu di ad kan 80


di autoclave sekitar 15-20 menit. ml dengan penambahan API. Lalu
saring.
XI. EVALUASI

No. pH Kesetaraan Volume Kejerihan Paraf

XII. PEMBAHASAN
XIII. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

DepartemenKesehatan RI 1979. Farmakope Indonesia, edisi III.

Jakarta : Departemen Kesehatan

DepartemenKesehatan RI 1995. Farmakope Indonesia, edisi IV.

Jakarta: Departemen Kesehatan

DepartemenKesehatan RI, 1978. FormulariumNasional, edisi II.

Jakarta: Departemen Kesehatan

Tabel Sterilisasi Diri

No Kegiatan Pelaksanaan oleh Praktikan


Dilaksanakan (D) atau Tidak dilaksanakan (TD)
P1 P2 P3 P4 P5 P6
D TD D TD D TD D TD D TD D TD
Cuci Tangan Steril
1. Membuka
pembungkus
pembersih kuku
2. Arah mencuci
tangan
3. Menggunakan
sabun antiseptik
4. Membersihkan
kuku
5. Membersihkan sela-
sela jari
6. Membersihkan
punggung tangan
7. Membersihkan
telapak tangan
8. Membersihkan
lengan hingga siku
9 Melakukan
pembilasan dengan
arah benar
10. Urutan pembilasan
tangan
11. Posisisiku terhadap
jari
12. Mengeringkan
tangan
13. Mengatur kembali
lengan baju

No Kegiatan Pelaksanaan oleh Praktikan


Dilaksanakan (D) atau Tidak dilaksanakan (TD)
P1 P2 P3 P4 P5 P6
D TD D TD D TD D TD D TD D TD
Menggunakan baju kerja steril untuk Grey area
1. Menggunakan
penutup rambut
2. Menanggalkan
asesoris dan
kosmetik
3. Melakukan sanitasi
4. Menggunakan baju
steril bagian atas
5. Menggunakan baju
steril bagian bawah
(dispensasi)
6. Menggunakan
sepatu khusus
7. Menggunakan shoe
cover
8. Melakukan
pembilasan tangan
9 Menggunakan
sarung tangan
10. Mendesinfeksikan
tangan
11. Menggunakan
kacamata
pengaman

Tabel Sterilisasi Diri

No Kegiatan Pelaksanaan oleh Praktikan


Dilaksanakan (D) atau Tidak dilaksanakan (TD)
P1 P2 P3 P4 P5 P6
D TD D TD D TD D TD D TD D TD
Menggunakan baju kerja steril untuk white area
1. Memasuki ruang
ganti dengan benar
2. Membuang
pembungkus
3. Desinfeksi
4. Mengatur
perlengkapan
5. Desinfeksi
6. Menggunakan
sarung kepala
7. Desinfeksi
8. Menggunakan
masker
9 Desinfeksi
10. Menggunakan
coverall dengan
baik
11. Desinfeksi
12. Menggunakan
sepatu khusus
dengan benar
13. Desinfeksi
14. Menggunakan
kacamata dengan
baik
15. Desinfeksi
16. Menggunakan
sarung tangan
secara benar
17. Desinfeksi
18Memasuki ruang
white area secara
benar
Design Kotak
Brosur

I-FOLIC INJECTION 5 mg/ml

Injeksi i.m

KOMPOSISI

Tiap 10 ml mengandung:

Asam folat50 mg / 10 ml

Kadar 0,5 %

FARMAKOLOGI

Folat eksogen dibutuhkan untuk sintesis nucleoprotein dan pemelihara


aneritropoiesis normal. Asam folat menstimulasi produksi sel darah merah, sel
darah putih dan platelet pada anemia megaloblastik.

CARA SUNTIK

Intramuscular (i.m)

INDIKASI

Anemia Megaloblastik

KONTRA INDIKASI

Pengobatan anemia pernisiosa dan anemia megaloblastik lainnya dimana


vitamin B12 tidak cukup (tidak efektif).

PERINGATAN

 Jangan diberikan secara tunggal pada anemia pernisiosa Addison dan


pada penyakit defisiensi vitamin B12 lainnya karena dapat menimbulkan
degenerasi majemuk dari medulla spinalis.
 Jangan diberikan kepada penyakit ganas kecuali anemia megaloblastik
karena defisiensi folat komplikasi penting.

EFEK SAMPING

Perubahan pola tidur, sulit berkonsentrasi, iritabilitas, aktivitas berlebih, defresi


mental, anoreksia, mual,distensi abdominal dan flatulens.

INTERAKSI OBAT

Asam amino salisilat, kontrasepsi oral, penitoin, sulfasalazin.


KEMASAN

vial@10ml

CARA PENYIMPANAN

Simpan di tempat sejuk dan terlindung dari cahaya matahari

No. Batch : 101802

NO.Reg : DKL1815500243A1

Mfg Date : 15 Okt 2018

Exp date : 15 Okt 2021

PT. Permata Farma

Palembang-Indonesia

Anda mungkin juga menyukai