Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN LENGKAP

TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL


TETES MATA ATROPIN
SULFAT

Disusun Oleh :
KELOMPOK 4
Abriyah 180127
Ahmad Gufairil Syamid 2
Aprilia Ester Eunike Tumigolung 180127
Asma Nirwana 5
Diah Puspasari 180127
Era Budiasih 7
Indah Syahrani 180127
Azzahra Indryani 8
Keviq M.laha 180127
Wahida 9
Widayatul 180128
Khairi 2
Yasintha Rahmawati Resy Naen 180128
8
180129
0
180129
2
180132
9
180133
1
180133
2

ASISTEN : RIFKA MALLUKA


LABORATORIUM TEKNOLOGI STERIL
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI
MAKASSAR MAKASSAR
2020
Nama Produk : ATROSULF®
I Formula yang disetujui
.
Tiap 3 ml sediaan
mengandung : R/ Atropin 1%
Sulfat
PVA 1%
KH2PO4 3,2
%
Na2HPO4 anhidrat 0,6
%
API ad 100
%

II. Desain Sediaan


- Nomor Registrasi : DKL 1234000446A1
- Nomor Bets : A001004
- Klaim Etiket : Obat tetes mata
- Bahan Kemas Primer : Mini dose berbahan plastik
- Bahan Kemas Sekunder : Kertas Karton
- Bahan Label/Etiket : Kertas Stiker
- Bahan Leaflet/Brosur : Kertas HVS
- Alat Penakar :-
- Indikasi Sediaan : Midriasis

III. Dasar Formulasi


III.1 Dasar Pemilihan Bentuk Sediaan
- Atropin sulfat dibuat tetes mata karena khasiatnya sebagai midriasis.
Midriasis adalah dilatasi pupil dan pada konsentrasi 1% diperlukan waktu
midriasis sekitar 30-40 menit (Jeffrey, dkk., 2018).
- Keuntungan atropin sulfat dibuat dalam bentuk sediaan tetes mata yaitu
karena atropin sulfat sangat mudah larut dalam air dan lebih stabil dengan air
(Dirjen POM, 1979).
- Atropin sulfar di buat sediaan tetes mata ditujukan untuk orang dewasa
karena dengan konsentrasi 1% dapat memberikan efek midriasis dimana
menurut Sweetman (2009) konsentrasi midriasis untuk orang dewasa 1%.
Penggunaannya diamkan 1-2 tetes dalam konjungtiva 40 menit hingga 1 jam.
III.2 Dasar Pemilihan Bahan Aktif
- Atropin merupakan derivat-tropan yang merupakan campuran rasemis
(bentuk-dl) yang berkhasiat antikolinergik kuat dan merupakan antagonis
khusus dari efek muskarinik Ach. Atropin sebagai midriatikum kerja
panjang (sampai beberapa hari) (Tjay dan Rahardja, 2007).
- Dipilih atropin sulfat karena samgat mudah larut dalam air dan juga lebih
stabil dalam air (Dirjen POM, 1979).
- Atropin memiliki metabolism yang tidak lengkap dihati dan diekskresikan
dalam urine sebagai obat dan metabolit yang tidak berubah. Waktu paruh
sekitar 4 jam telah dilaporkan. Atropin melintasi plasenta dan muncul dalam
ASI (Sweetman, 2009).
III.3 Dasar Pemilihan Bahan Tambahan
- PVA digunakan untuk meningkatkan viskositas sediaan tetes mata karena
menurut Rahman dan Nasir (2009) untuk meningkatkan viskositas untuk
sediaan optalmik digunakankonsentrasi 1-2%. Sehingga PVA digunakan 1%.
- KH2PO4dan Na2HPO4 anhidrat digunakan sebagai pendapar karena stabilitas
zat aktif 4,5-6 (Sweetman, 2009). Dimana penggunaan pendapar untuk pH
zat aktif yang berada pada range 3,5-10,5 dibaruskan, karena apabila tidak
dapat menyebabkan rasa yang kurang nyaman saat digunakan dan dapat
mengiritasi mata.
- Aqua Pro Injeksi digunakan sebagai pembawabkarena atropin sulfat sangat
mudah larut dalam air (Dirjen POM, 1979).
III.4 Dasar Pemilihan Bahan Kemas
- Bahan kemas primer yaitu kemasan yang langsung mewadahi/membungkus
sediaan. Kemasan primer mewadahi produk selama distribusi agar produk
tidak tercecer (Julianti dan Mimi, 2016).
- Karena pemberian obat tetes mata steril langsung diteteskan dibalik kelopak
mata maka pemberiannya secara guttae dan dibuat multiple dose sehingga
menggunakan botol plastik. Bahan kemas yang digunakan adalah wadah
tertutup rapat (Dirjen POM, 1979).
- Tipe wadah yang digunakan adalah bahan kemas yang nonreaktif terutama
dengan larutan berair, digunakan wadah plastik dengan bahan termoplastik
polimer (Lachman, 1987).
III.5 Dasar Pemilihan Metode Pembuatan dan Metode Sterilisasi
Dilihat dari stabilitas panas, sediaan obat tetes mata yang mengandung
atropin sulfat sebagai zat aktif akan meleleh pada suhu 190 oC dengan
dekomposisi setelah pengeringan suhu 135 oC. Sehingga sediaan disterilisasi
dengan autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit (Lund, 1994).

IV. Informasi Bahan Aktif


IV.1 Uraian Farmakologi (Sweetman, 2009)
Nama : ATROPIN SULFAS
Kelas Farmakologi : Parasimpatolitikum
Indikasi : Midriasis
Mekanisme Kerja : Menghambat M.constrictor pupilae dan M. ciliaris
lensa mata sehingga menyebabkan midriasis dan
sikloplagia
Kontraindikasi : Glaucoma sudut tertutup, sudut sampit antara iris dan
kornea
Efek Samping : Penurunan lakrimasi
Toksisitas : -
Dosis dan Pemberian : Midriasis dan cycloplagia untuk pembiasa. Dewasa
dalam larutan 1% : diamkan 1-2 tetes dalam
konjungtiva 40 menit sampai 1 jam. Anak dalam
larutan 1%: diamkan 1 tetes kesetiap perawatan mata
selama 1-3 hari
Interaksi Obat : Amontadin, beberapa antihistamin
Farmakokinetik : Atropine diserap dari selaput lendir mata
IV.2 Uraian Sifat Fisika Kimia Bahan Aktif ( Sweetman, 2009)
Nama Resmi : Atropin Sulfas
Nama Lain : Atropin sulfat
RM : C22H46N2O6H2SO4. H2O
BM : 694,85 g/mol

RB :

Pemerian Warna : tidak berwarna/


putih Rasa : sangat pahit
:
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk, hablur
Kelarutan Dalam Air : larut dalam 1 bagian air
Dalam Pelarut Lain : larut dalam ± 3 bagian etanol
:
(90%) P, sukar larut dalam kloroform, praktis tidak
larut dalam eter dan benzene
pKa dan pH Larutan : 4,5 – 6,2 (larutan 2% w/v)
Titik Lebur : 190°C
Polimorfisme : -
Informasi Lain : -
Uraian Stabilitas
Suhu : meleleh pada suhu 1900C dengan
dekomposisi setelah pengeringan suhu
1350C selama 13 menit
Cahaya : perlahan-lahan terpengaruh oleh
Stabilitas : cahaya pH : pH sediaan optalmik 3,5 – 6
Air : dalam bentuk larutan, atropine
terhidrolisis menjadi tropin dan asam
tropic
Lainnya : dekomposisi pada suhu ruangan terjadi
sangat lambat
Gugus
Inkompatibilitas : Fungsi : - Ion
Logam : -
Senyawa Tertentu : -
Saran Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

V. Informasi Bahan Tambahan


1. PVA (Rowe dkk, 2009)
Nama Resmi : Polivinil Alkohol
Nama Lain : PVA, Vinil alcohol
Kelas Fungsional : Peningkat viskositas
Konsentrasi : 0,25%
RM : C2H4O
BM : 44,053
RB :
Pemerian Warna : putih hingga
krim Rasa : tidak berasa
:
Bau : tidak berbau
Bentuk : serbuk granul
Kelarutan Dalam Air : larut
: Dalam Pelarut Lain : sedikit larut dalam etanol,
praktis tidak larut dalam aseton
pKa dan pH Larutan : 4,5 -6 (4% w/v)
Titik Lebur : -
Informasi Lain : Larutan dalam air dapat disterilkan dengan autoklaf
Stabil pada wadah yang resisten terhadap korosif,
Stabilitas : mengalami degradasi lambat pada suhu 1000C dan
sangat cepat pada 2000C
Dapat bereaksi dengan gugus hidroksi sekunder,
Inkompatibilitas :
terdekomposisi pada asam kuat
Penanganan : Pelindung mata dan sarung tangan direkomendasikan
Toksisitas : Menggunakan APD
Disimpan dalam wadah kedap udara terlindung dari
Saran Penyimpanan :
cahaya, di tempat yang sejuk dan kering
2. Na2HPO4 (Rowe dkk, 2009)
Nama Resmi : Sodium Phosfat, Dibasic
Nama Lain : Dinatrium hidrogen posfat
Kelas Fungsional : Buffering agent
Konsentrasi : 0,6%
RM : Na2HPO4
BM : 119,98
RB :

Pemerian : Warna : putih


Rasa : tidak berasa
Bau : tidak
berbau Bentuk
: bubuk
Kelarutan : Dalam air : sangat larut
Dalam pelarut lain : spraktis tidak larut dalam etanol
(95%) p
pKa dan pH Larutan : pH = 9,1 (1% w/v bahan anhidrat 250C)
Titik Lebur : -
pKa 1 = 2,15
Informasi Lain : pKa 2 = 7,20
pKa 3 = 12,38
Bentuk anhidrat higroskopis. Larutan
Stabilitas : encer
Na2HPO4stabil dan dapat disterilkan dengan autoklaf.
Inkom dengan alkaloid, antipirin, kloral hidrat, ca-
Inkompatibilitas :
glukonat
Penanganan : Sarung tangan dan pelindung mata direkomendasikan
Toksisitas : Kemungkinan mengiritasi kulit
Ditempat terlindung dari cahaya, kedap udara, sejuk
Saran Penyimpanan :
dan kering
3. KH2PO4 (Rowe, 2009)
Nama Resmi : Kalium Dihidrogen Posfat
Nama Lain : Kalium bifosfat, kalium fosfat monobasa
Kelas Fungsional : Buffering agent
Konsentrasi : 3,23%
RM : KH2PO4
BM : 136,09
RB :

Pemerian : Warna : putih


Rasa : tidak berasa
Bau : tidak
berbau Bentuk :
serbuk hablur
Kelarutan : Dalam Air : mudah larut dalam air
Dalam Pelarut Lain : praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%)
Larutan 1% b/v dalam air bebas CO2 P sesuai dengan
pKa dan pH Larutan :
pH 4,4
Titik Lebur : 253°C
Informasi Lain : Kerapatannya sebesar 2,34 g/cm3
Stabilitas : Stabil jika dibawah kondisi suhu kaar
Inkom dengan oksidator kuat, basa atau asam-asam
Inkompatibilitas : akan terjadi reaksi sangat hebat dan akan terurai
dengan pemanasan kuat
Pelindung mata, sarung tangan dan masker debu
Penanganan :
direkomendasikan
Jika tertelan sebanyak 4,64 mg/kg menyebabkan
Toksisitas : mual,
muntah, nyeri lambung dan diare
Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk
Saran Penyimpanan :
dan kering
4. API (Depkes RI, 1979)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Nama Lain : Aquadest, aqua pro injeksi
Kelas Fungsional : Pelarut
Konsentrasi : Ad 100%
RM : H2O
BM : 18,02
RB :

Pemerian Warna : tidak


berwarna Rasa :
:
tidak berasa
Bau : tidak berbau
Bentuk : cairan transparan
Kelarutan Dalam Air : larut
: Dalam Pelarut Lain : bercampur dengan pelarut polar
lainnya
pKa dan pH Larutan : Netral
Titik Lebur : -
Pembuatan Aqua Pro Injeksi dibuat dengan cara
Informasi Lain : mensterilkan aquadest didalam autoklat pada suhu
1210C selama 15 menit
Stabilitas : Stabil
Inkompatibilitas : -
Penanganan : Menggunakan APD
Toksisitas : Non toksik
Saran Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat
VI. Peralatan, Parameter Kritis dan Spesifikasi Produk
VI.1 Peralatan
N ID Nama Alat/Merek Juml No.S
o Alat ah OP
1 01 Cawan 1 -
2 02 Kaca Arloji 1 -
3 03 Mortir 1 -
4 04 Stamfer 1 -
5 05 Sendok Tanduk 1 -
VI.2 Parameter Kritis
N Tah Parameter Kritis Penguji
o ap an
1 Akhi Penetapan pH Menggunakan pH meter
r
2 Akhi Uji kebocoran Menggunakan larutan berwarna
r
3 Akhi Uji bahan partikulat 1 botol dengan sensor
r penghambatan cahaya
VI.3 Spesifikasi Produk
N Kriteria Spesifik
o asi
1 Penetapan pH Sesuai dengan pH sediaan
2 Uji kebocoran Tidak menjadi biru ketika dicelupkan ke dalam
larutan MB
3 Uji bahan partikulat Jumlah partikel kumulatif rata-rata/mL

VII. Pengemasan
VII.1 Kemasan Primer
: Botol
Jenis
: Plastik
Bahan
: 3D
Dimensi
Volume : 3 ml
VII.2 Kemasan Sekunder

: Dus
Jenis
: Keras Karton
Bahan
: 3D
Dimensi
Volume : 3 ml
VII.3 Leaflet

Jenis : Brosur
Bahan : Kertas HVS
Dimensi : 2D

VII.4 Label

: Stiker
Jenis
: Kertas Stiker
Bahan
Dimensi : 2D

VIII. Perhitungan Batch Trial, Produksi, dan Perhitungan Lain


a. Perhitungan Buffer
pH target = 5,5
dapar fosfat PKa = 7,21
[H3O+] = 10-5,5 = 3,163 x 10-6
Ka = 6,16 x 10-8

β = 2,303. C. Ka
( )

0,01 = 2,303. C. ( )

0,01 = 2.303. C.

0,01 = 2,303. C. 1,8744 x 10-8

C =
= 6,2316 M

pH = pKa + Log

5,5 = 7,21 + Log

-1,71 = Log
0,0194 = Log

[garam] = 0,0144 [asam]


[KH3PO4] = 0,2372 M

gr =

=
= 96,73 mg
= 3,22 %
[asam] + [garam] = 0,2136
[asam] + 0,2136 [asam] = 0,2316
1,0194 [asam] = 0,2316
[asam] = 0,2272 M
[garam] = 0,00194 x [asam]
= 0,00194 x 0,2272
= 0,0044 M
[Na2HPO4] = 0,0044 M

[garam] =

=
= 0,0018 gr
= 1,8 mg
= 0,6 %
b. Perhitungan Tonisitas
Bah PTB Konsentrasi PTB x
an (%) Konsentrasi
Atropin sulfat 0,074 1 0,074
PVA 0,02 1 0,02
KH2PO4 0,24 3,22 0,773
Na2HPO4 0,25 0,6 0,16
Total 0,882
(b1.C)

B=

=
= - 0,628 (Hipertonis)
c. Perhitungan bahan
- Atropin Sulfat = 1 % x 3 mL + 10% = 0,033
- PVA = 1% x 3 mL + 10% = 0,033
- KH2PO4 = 3,22% x 3 mL + 10% = 0,106
- Na2HPO4 = 0,6% x 3 mL + 10% = 0,019
- API = 3 – (0,033 + 0,033 + 0,106 + 0,019)
= 3 – 0,191
= 2,809 mL

IX. Proses Produksi (Metode Sterilisasi yang Digunakan dalam Proses


Produksi)
Ruang Prosed
an ur
Ruang Sterilisasi Peralatan, wadah sediaan dan bahan yang digunakan
(Grey Area) disterilisasikan terlebih dahulu dengan sterilisasi
yang sesuai
Ruang Penimbangan Ditimbang semua bahan yang digunakan sesuai
(Grey
dengan perhitungan bahan
Area)
Transfer Box Semua alat, wadah dan bahan yang telah disterilkan
(Ruang dan ditimbang dipindahkan ke ruang pencampuran
Penimbangan) (White Area) melalui transfer Box.
Ruang pencampuran di - Dilarutkan atropine sulfat, KH2PO4, Na2HPO4
grade C (White Area) anhidrat kedalam aqua pro injeksi menggunakan
gelas kimia yang terpisah.
- Dikembangkan PVA dengan API, lalu panaskan
pada suhu 900C, aduk, tunggu sampai dingin.
Kemudian campurkan dengan bahan-bahan yang
telah dilarutkan.
- Dicek pH setelah pH sesuai di tambahkan aqua
pro injeksi ad 100%
- Dihomogenkan semua campuran bahan lalu
dilakukan penyaringan dengan menggunakan
membran filter 0,4 µm yang dilanjutkan dengan
membran filter 0,2 µm (duplo) ditampung
dengan Erlenmeyer steril.
- Larutan dimasukkan kedalam wadah kemudian
ditutup
- Dikirim sediaan kedalam ruang sterilisasi melalui
transfer box.

Ruang sterilisasi Larutan disterilisasi menggunakan autoklaf pada


(Grey
suhu 121°C selama 15 menit.
Area)
Ruang pengisian grade - Dimasukkan larutan kedalam buret steril, ditutup
A background B (White dengan alfol.
area) - Diisi setiap botol dengan larutan atropine sulfat.
- Dipasang penutup botol tetes mata, lalu dibawa
keruang evaluasi melalui transfer box.
Ruang evaluasi Sediaan diberi etiket dan kemasan,lalu dilakukan
(Grey
evaluasi pada sediaan.
Area)

X. Referensi
Departemen Kesehatan RI. 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Direktorat Jenderal
Pengawasan Obat Dan Makanan, Jakarta.

Jeffrey, dkk. 2018. Use of Atropine to Slow the Progression of Myopia: A Literature
Review and Guidelines for Clinical Use. Article, volume 4, issue 1.

Julianti, E dan Mimi, N. 2016. Teknologi Pengemasan. Medan: USU.

Lachman. 19.87. Pharmaceutical Dosage Forms. New York: The Pharmaceutical


Press.

Lund, W. 1994. The Pharmaceutical Codex, 12th Edition. London: The


pharmaceutical Press.

Rahman, L dan Nasir, D. 2009. Sediaan Farmasi Steril. Makassar: Lephas.

Rowe, R.C. dkk. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed. London: The
Pharmaceutical Press.

Sweetman, S. 2009. Martindale the Complete Drug Reference, 36th ed. New York:
The Pharmaceutical Press.

Tjay, T. H dan Rahadja, K. 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan dan


Efek- efek Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
DESAIN KEMASAN
3

Anda mungkin juga menyukai