Anda di halaman 1dari 13

Praktikum teknologi

sediaan steril
sediaan injeksi SVPs
pendahuluan
• Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi, atau
serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu
sebelum digunakan secara parental, suntikan dengan cara
menembus, atau merobek jaringan ke dalam atau melalui kulit
atau selaput lendir
• Pemberian obat dengan cara injeksi dilakukan bila diinginkan
kerja obat yang cepat seperti pada keadaan gawat, bila penderita
tidak sadar, tidak dapat atau tidak tahan menerima pengobatan
melalui mulut (oral) atau bila obat itu sendiri tidak efektif dengan
cara pemberian lain.
• Vitamin C atau asam askorbat merupakan vitamin yang larut
dalam air. Vitamin C bekerja sebagai suatu koenzim dan pada
keadaan tertentu merupakan reduktor dan antioksidan.
• Pemberian Vitamin C juga dibutuhkan pada pasien dengan
penyakit skorbut yang biasa diberikan melalui injeksi intravena.
tujuan
• Adapun tujuan dilakukannya praktikum kali ini
adalah:
Mahasiswa diharapkan dapat memahami cara
membuat sediaan injeksi volume kecil pelarut air dan
mengetahui metode-metode pembuatan injeksi
Vitamin C.
Alat dan bahan
• Alat
• Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
kapas, erlenmeyer, buret, tali kasur, pinset, ampul,
kertas timbang, gelas ukur, pipet, gelas beker,
corong, kertas saring, batang pengaduk, pipa
kapiler, sendok porselin.
• Bahan
• Bahan yang digunakan pada praktikum ini
adalah Vitamin C, Natrium Hidroksida,
Benzalkonium Klorida, Aqua untuk injeksi
Formula

• Tiap 1 ml sediaan mengandung:


R/
Vitamin C 2 gram
Natrium Hidroksida 2 gram

Benzalkonium 2 mg
Klorida
Aqua Pro Injectio Ad 1 ml
Prosedur kerja Pembuatan Sediaan
• Bersihkan dan buat kondisi aseptis LAF

• Menimbang Vitamin C dan NaOH dengan kaca arloji, kemudian masukkan


kedalam gelas beker, zat aktif dilarutkan dengan API bebas O2, kemudian bilas
kaca arloji dengan beberapa tetes API bebas O2. Menambahkan NaOH kedalam
larutan Vitamin C, aduk sampai larut.
• Disaring sediaan. Kemudian add hingga 10 ml

• Dilakukan evaluasi sediaan yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji kejernihan.
organoleptis
• Cek penampilan fisik sediaan, warna dan bau. Tujuan dari evaluasi ini untuk
melihat penampilan fisik sediaan melalui warna dan bau
• pH
• Cek pH sediaan menggunakan pH meter. Tujuan dilakukannya evaluasi ini untuk
mengetahui pH sediaan. Menurut Depkes RI (1979) pH untuk sediaan injeksi
antara 5,5-6,5.

• Uji Kejernihan
• Uji kejernihan bertujuan untuk mengetahui kejernihan sediaan yang
dibuat. Diperiksa dengan melihat wadah pada latar belakang hitam-putih (Ansel,
2005). Meletakan wadah sediaan didalam kotak dengan latar hitam dan putih
dibagian dalamnya. Sinari wadah dari samping. Sinari dari arah samping, lihat
apakah masih ada kotoran yang berwarna hitam atau berwarna muda. Amati
kejernihan cairan.
• Larutan injeksi kemudian diamsukkan kedalam ampul dengan menggunakan
spoit. Masing-masing ampul diisi sediaan sebanyak 1 mL. Selanjutnya mulut
ampul di tutup (disegel) dengan melelehkan bagian leher ampul menggunakan
api langsung.

• Setelah di segel di lakukan uji kebocoran sediaan. Uji ini dilakukan


sebelum sterilisasi dengan cara membalik ampul yang masih tertutup
rapat diatas kertas saring yang steril. Dilihat apakah ada rembesan air
yang keluar dari botol dan membasahi kertas saring.
• Selanjutnya sediaan di sterilkan menggunakan otoklaf selama 15 menit
dengan suhu 121oC.
• setelah sediaan disterilkan dilakukan pemeriksaan kebocoran kembali
dengan melihat masing-masing volume ampul.
• Setelah didinginkan diberi etiket dan brosur kemudiaan dimasukkan ke
dalam kemasan sekunder.
Hasil praktikum
No Evaluasi Uji Hasil
Uji sifat fisik Sediaan injeksi Vitamin C yang dihasilkan berupa cairan berwarna
1.
oranye atau jingga, dan hampir tidak berbau.

pH Dari pengukuran pH didapat nilai sebesar 5,1


2.
Uji kejernihan Hasil yang didapat dari pengamatan kejernihan dengan
3.
menggunakan latar putih dan hitam tidak ada partikel atau benda
asing yang terdapat dalam sediaan injeksi Vitamin C.

Uji kebocoran Hasil yang didapat sediaan injeksi Vitamin C setelah melakukan
4.
penutupan ampul dengan pemanasan tidak terdapat kebocoran.
Format Laporan
• Bab 1(pendahuluan)
• Latar belakang
• Tujuan praktikum (sesuai modul)
• Bab 2 (tinjauan pustaka)
• TINJAUAN FARMAKOLOGI BAHAN OBAT
uraian indikasi, efek samping, kontraindikasi, dosis, aturan
pemakaian, nasib obat dalam tubuh (farmakokinetika obat),
mekanisme kerja obat dan peringatan.(seperti format jurnal)
• bentuk sediaan
Uraian bentuk sediaan (definisi dan alasan pemilihan bentuk
sediaan)
• Uraian bahan
Uraian data fisikokimia zat aktif dan bahan tambahan lainnya
• Bab 3 (metode kerja)
• Alat
• Bahan
• Formula
• Prosedur pembuatan sediaan
• Prosedur evaluasi sediaan
• Bab 4 hasil dan pembahasan
• Bab 5 kesimpulan
• Daftar pustaka
Noted: laporan dikumpul H+3 via email. Yang
dikumpulkn ke ketua kelas
Pretest
• Jawaban di lampirkan dalam laporan.
1. Apakah alasan penambahan benzalkonium
klorida dalam formulasi?
2. Berikan 3 perbedaan antara small volume
parenteral dengan large volume parenteral.

Anda mungkin juga menyukai