Department of Pharmacy UNS 2021 Pendahuluan ▪ Uji disolusi merupakan salah satu kendali mutu yang sangat penting untuk sediaan farmasi yang dapat digunakan untuk memprediksi bioavailabilitas. ▪ Sifat disolusi suatu obat berhubungan langsung dengan aktivitas farmakologinya karena merupakan prasyarat terjadinya absorpsi obat dan respons klinis. ▪ Uji disolusi dan penetapan kadar zat aktif merupakan faktor penting dalam pengendalian mutu obat. ▪ Pengujian ini dipersyaratkan pada produk farmasi yang berbentuk tablet. ▪ Uji disolusi pada industri farmasi merupakan informasi berharga untuk keseragaman kadar zat aktif dalam satu produksi obat (batch), ▪ Perkiraan bioavailabilitas dari zat khasiat obat dalam suatu formulasi, variabel kontrol proses dan untuk melihat pengaruh perubahan formulasi. Peranan Uji Disolusi ❑ Dressman dkk (1998) : di industri farmasi uji disolusi digunakan untuk pengembangan produk baru, pengawasan mutu, dan untuk membantu menentukan bioavailabilitas sediaan. ❑ Landasan perkembangan regulasi terbaru, seperti skema klasifikasi biofarmasetika menegaskan pentingnya disolusi dalam peraturan tentang perubahan setelah mendapat izin dan memperkenalkan kemungkinan mengganti uji klinis dengan uji disolusi dalam kasus-kasus tertentu. Faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi sediaan obat
1. Sifat fisikokimia sediaan obat
2. Formulasi sediaan obat 3. Metode/alat uji disolusi 4. Parameter uji disolusi 5. Faktor Miscellaneous Faktor yang mempengaruhi kecepatan disolusi sediaan obat 1. Sifat fisikokimia sediaan obat : BM, polimorfi, asam- basa 2. Formulasi sediaan obat : surfaktan, bahan pengisi, bahan pengikat, bahan penghancur 3. Metode/alat uji disolusi : tipe alat, vibrasi, kecepatan agitasi, filter, pengambilan sampel 4. Parameter uji disolusi : temperatur, media [pH, viskositas] 5. Faktor Miscellaneous : kesalahan pengujian, humiditas, absorpsi Medium Disolusi KOMPOSISI MEDIUM UJI DISOLUSI IN VITRO Medium Komposisi Jumlah NaCl Cairan Lambung 2,0 g HCl pekat [hidrogen Simulasi 7,0 mL klorida] pH 1,2 1000 mL Air terdeion add KH₂PO₄ [kalium bifosfat] 6,805 g Cairan Usus Simulasi NaOH [natrium hidroksida] 0,896 g pH 6,8 Air terdeion add 1000 mL
Media lain yang sering dipakai :
▪ Larutan dapar ▪ HCl 0,1 N +0,02% Natrium Lauril Sulfat FaSSIF FeSSIF (pH 6.5; Osm. 270±10 (pH 5.0; Osm. 635±10 mOsm.) mOsm.) ----------------------------- ----------------------------- ---------- ---------- KH2PO4 3.9 g Acetic acid 8.65 g Na taurocholate 3 mM Na taurocholate 15 mM Lecithin 0.75 Lecithin 3.75 mM mM KCl 7.7 KCl 15.2 g g NaOH qs. pH NaOH qs. pH 5 6.5 Distilled water qs. 1 liter Distilled water qs. 1 liter ▪ Cairan usus simulasi (simulated intestinal fluid, SIF) dijelaskan dalam USP 26, merupakan larutan dapar 0,05 M yang mengandung kalium dihidrogen fosfat. ▪ Pankreatin juga dapat ditambahkan jika dibutuhkan medium yang lebih biorelevan. ▪ Pankreatin adalah campuran enzim lipase yang melarutkan lemak, enzim pengurai protein yang disebut protease, dan enzim yang memecah karbohidrat, seperti amilase. ▪ Jika tidak mengandung pankreatin, SIF dinamakan SIFsp; “sp” berarti “sans pancreatin” atau tanpa pankreatin. Choice of Dissolution Equipment Monografi Resmi 1. USP [United States Pharmcopeia] XXX 2. European Pharmacopeia 5th Edition 3. British Pharmacopeia 2007 4. Japanese Pharmacopeia XIV http://jpdb.nihs.go.jp/jp14e/contents.html Alat Uji Disolusi Pemilihan alat uji disolusi
Tergantung untuk tujuan apa, misalnya :
1. Quality Control → keseragaman bobot, keseragaman zat aktif, stabilitas 2. Research and Development → mengetahui pelepasan obat sebelum dilakukan formulasi, simulasi uji in vitro pada kondisi lambung 3. IVIVC [in vitro in vivo correlation] ❑Metode-metode yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi disolusi, pertama kali dalam USP edisi 13 pada awal tahun 1970-an. ❑ Metode-metode ini dikenal sebagai metode keranjang (metode I) dan metode dayung (metode II) USP dan disebut sebagai metode “sistem tertutup” karena menggunakan medium disolusi bervolume tetap. Aparatus 1- Basket
❑ jenis sediaan : tablet,
kapsul, granul, tablet salut, surfaktan dalam media, floating tablet, SR tablet ❑ volume 900/1000 mL ❑ Kelebihan : digunakan secara luas >200 monograph, perubahan pH selama uji mudah dilakukan, dapat dikerjakan secara otomatis Aparatus 1- Basket
❑ Kekurangan : degassing [oil], hydrodynamic untuk area dibawah basket, gabungan proses disintegrasi-disolusi, volume terbatas [zink condition] terutama untuk obat yang sukar larut Aparatus 2- Paddle
❑ sediaan : tablet, kapsul,
granul, tablet salut, tablet SR ❑ volume 900/1000 mL, pilihan utama ❑ keunggulan : mudah dalam mengubah pH dan dapat diotomatisasi, bisa diadaptasikan ke aparatus 5, mudah digunakan Aparatus 2- Paddle
❑ kekurangan : memerlukan sinker untuk floating
tablet, hydrodynamic untuk area dibawah basket, volume terbatas [zink condition] terutama untuk obat yang sukar larut, pada kasus tertentu sulit mengubah pH, terjadi coning [kerucut] Disolusi