Anda di halaman 1dari 16

TABLET BUKAL

& SUBLINGUAL
Kelompok 4 : FTS Padat
Dosen Pengampu : apt. Khairunnisa Azani Meilinasary, M.
Farm
oleh :
Adelia Mayasira – Apra Agata – Nadia
DEFINISI
BUKAL
Tablet bukal adalah tablet yang digunakan dengan cara
meletakkan tablet diantara pipi dan gusi sehingga zat aktif
diserap secara langsung melalui mukosa mulut.

SUBLINGUA
L
Tablet sublingual adalah tablet yang digunakan dengan
cara diletakkan di bawah lidah sehingga zat aktif diserap
secara langsung melalui mukosa mulut, diberikan secara
oral, atau Jika diperlukan ketersediaan obat yang cepat.
KELEBIHAN &
KEKURANGAN
Keuntungan tablet sublingual dan bukal adalah :
• Cocok untuk jenis obat yang dapat dirusak oleh cairan lambung atau sedikit
sekali diserap oleh saluran pencernaan.
• Bebas First Pass Metabolism.
• Proses absorpsinya cepat karena langsung diabsorpsi melalui mukosa mulut, se
hingga diharapkan dapat memberikan efek yang cepat juga.

Adapun kerugian tablet sublingual dan bukal adalah : 


• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi tablet sublingual dan bukal
karena obat yang dapat diabsorpsi melalui mukosa mulut jumlahnya sangat
sedikit.
•  Untuk obat yang mengandung nistrogliserin pengemasan dan penyimpanan
obat memerlukan cara khusus karena bahan ini mudah menguap.
METODE
PEMBUATAN
 Sebagian besar tablet kompresi dibuat dengan metode granulasi basah
mengingat caranya yang relatif mudah. Begitu pula dengan tablet
sublingual dan bukal. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan
tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut:
1. Menimbangan dan mencampur bahan-bahan
2. Pembuatan granulasi basah
3. Pengayakan adonan lembab menjadi pelet atau granul
4. Pengeringan
5. Pengayakan kering
6. Pencampuran bahan pelincir
7. Pembuatan tablet dengan kompresi
Untuk membuat tablet diperlukan zat tambahan berupa:
1. Zat pengisi (diluents) dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.
Biasanya digunakan Saccharum Lactis, Amylum Manihot, Calcii
Phosphas, Calcii Carbonas dan zat lai yang cocok.
2. Zat pengikat (binder) dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,
dapat merekat. Biasanya yang digunakan adalah mucilago gummi arabici
10 -20% (solution Methylcellulosum 5%)
3. Zat penghancur (disintegrant) dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam
perut. Biasanya yang digunakan adalah Amylum Manihot kering,
gelatinum, agar-agar, natrium alginate.
4. Zat pelican (lubricant) dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan
(matrys). Biasanya digunakan talcum 5%, Magnesii Stearas, Acidum
Stearicum.
PROBLEM
Sifat alir granul
PEMBUATAN
Sifat alir granul memegang peranan penting dalam pembuatan tablet. Apabila granul mudah
mengalir, tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman bobot yang baik. Faktor-faktor
yang menentukan sifat alir serbuk/granul adalah : kerapatan jenis, porositas, bentuk partikel,
ukuran partikel, kondisi percobaan dan kandungan lembab. Sifat alir serbuk dapat ditetapkan
dengan dua macam cara :
a. Metode langsung
Dengan mengukur secara langsung kecepatan alir sejumlah serbuk.
b. Metode tidak langsung
Dengan mengukur parameter sudut diam, atau dengan metode pengetapan.
Keseragaman bentuk tablet
Pengujian keseragaman tablet dilakukan dengan mengukur diameter dan tebal tablet.
Diameter dan tebal tablet diukur masing-masing (pada pengujian kali ini dilakukan
terhadap 20 tablet) dengan menggunakan alat mikrometer. Kecuali dinyatakan lain,
diameter tablet tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga tebal
tablet.
PROBLEM
Kerapuhan PEMBUATAN
Kerapuhan tablet adalah persen bobot yang hilang setelah tablet diguncang. Uji
kerapuhan dilakukan dengan alat uji bernama Friability tester. Uji kerapuhan
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. 20 tablet dibersihkan dari debu
2. 20 tablet tersebut kemudian ditimbang
3. Kemudian dimasukan ke dalam alat uji
4. Alat diputar dengan kecepatan 50 Rpm, selama 100 kali putaran
5. Setelah selesai, tablet dikeluarkan dan dibersihkan dari debu
6. Kemudian tablet ditimbang lagi
7. Dihitung kehilangan bobot dalam presentase (Syarat : lebih kecil dari 1%).
Kekerasan
Dihitung kekerasan tablet satu per satu dengan menggunakan alat penguji
kekerasan (Hardness tester), kemudian dihitung rata-ratanya.
PROBLEM
Bentuk Tablet PEMBUATAN
Digunakan alat bernama mikrometer untuk mengukur diameter dan tebal tablet satu per satu sebanyak
20 tablet. Setelah itu diteliti apakah bentuk tablet memenuhi persayaratan keseragaman bentuk tablet,
yaitu diameter tidak lebih dari tiga kali dan tidak kurang dari empat per tiga kali tebal tablet.

Keseragaman bobot
Uji keseragaman bobot dilakukan untuk mengetahui apakah bobot tablet
yang dibuat sudah memenuhi syarat keseragaman bobot atau belum.
Keseragaman bobot ditetapkan sebagai berikut :
1. Ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-ratanya.
2. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang ditetapkan
pada kolom “A” dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih dari harga dalam kolom “B”.
3. Jika perlu dapat diulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu
tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata- rata
yang ditetapkan dalam kolom “A” maupun kolom “B”.
EVALUASI
SEDIAAN
1. Pengamatan waktu alir dan sudut diam dari granul adalah salah satu parameter lain
dari sifat alir, sudut diam juga dapat dipakai sebagai pembanding uji sifat fisik
campuran granul atau serbuk, dengan cara menghitung kotangen dari tinggi kerucut
yang di bentuk serbuk atau granul maka akan didapat besar sudut yang membentuknya.
2. Pengukuran diameter dan tebal tablet dengan alat mikrometer untuk menguji
keseragaman bentuk tablet.
3. Uji kerapuhan tablet dengan alat Friability tester. Friability tester adalah alat yang
digunakan untuk menentukan tingkat kerapuhan suatu tablet. Sebelum tablet dilakukan
pengujian dengan alat friability tester, tablet tersebut perlu dimasukkan ke dalam drum.
Lalu, kita bisa mengatur kecepatan dan waktu dari alat tersebut.
4. Uji kekerasan tablet dengan alat Hardness tester dengan cara : satu per satu tablet
dipasang dengan posisi vertikal pada Hardness Tester kemudian putar bagian
penekannya dan amati skala saat tablet mulai retak. Tablet yang dibuat dengan cara
kompresi memiliki kekerasan minimal 4 kg.
5. Uji keseragaman bobot tablet dapat dilakukan dengan menggunakan neraca analitik.
THANKYOU!
semoga pembelajaran kali ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Anda mungkin juga menyukai