Anda di halaman 1dari 5

Hubungan Struktur Aktivitas Turunan sefalosforin

Hubungan Struktur Aktivitas Turunan Sefalosporin

a. Turunan sefalosporin memiliki struktur inti yang sama, kecuali pada rantai samping pada
posisi C7 dan C3. Modifikasi substituen pada C-3 dilakukan untuk mendapatkan sifat fisika kimia
yang lebih baik, dan modifikasi substituent pada posisi C7 untuk mengubah spektrum
aktivitasnya.
b. Adanya gugus pendorong electron pada posisi C3 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri.
c. Aktivitas biologis sangat bergantung pada rantai samping yang terikat pada posisi C7.
Substitusi gugus metoksi pada posisi C7 seperti pada sefamisin dapat meningkatkan ketahanan
terhadap β laktamase.
d. Pergantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O menghasilkan
oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan spektrum antibakteri yang lebih luas.

Hubungan Struktur Aktivitas Turunan Aminoglikosida


Antibiotika turunan aminoglikosida umumnya terdiri atas dua atau lebih gula amino yang
terhubung melalui ikatan glikosida dengan 1,3 diaminosiklo heksana (aminosiklisito). Dengan
demikian aminoglikosida memiliki dua struktur utama yang penting yakni gula amino dan cincin
aminosiklisito. Pada hampir semua aminoglikosida cincin tersebut adalah 2-deoksi streptamin,
kecuali pada streptomisin dan dehidrostreptomisin, dimana cincin tersebut adalah streptidin.
Berikut penjelasan lebih lanjut tentang struktur utama turunan aminoglikosida;
1. Gugus gula amino
 Posisi C6 dan C2 merupakan target dari penginaktifan enzim bakteri. Ada sustitusi metil
pada C6 dapat meningkatkan resistensi enzim.
 Hilangnya gugus 3-OH atau 4-OH atau keduanya tidak mempengaruhi aktivitas enzim.

2. Cincin aminosiklisitol

 Asetilasi pada posisi C1 tidak menyebabkan hilangnya aktivitas.


 N-etilasi dari sisomisin menghasilkan netilmisin yang memperpanjang masa kerja
senyawa induk karena tahan terhadap penginaktifan oleh beberapa enzim endogen.
 Hilangnya atom O dari gugus 5-OH sisomisin, menghasilkan 5-deoksisisomisin,
menyebabkan senyawa tahan terhadap enzim yang mengasetilasi gugus 3-amino.

Hubungan Struktur Aktivitas Turunan Tetrasiklin


Berikut penjelasan hubungan struktur dan aktivitas turunan Tetrasiklin :
• Cincin D harus merupakan cincin aromatic dan cincin A harus tersubstitusi pada setiap
atom karbonnya dengan tepat untuk kepentingan aktivitasnya.
• Cincin B dan C dapat mentoleransi perubahan substituent selama system keto enol (C11,
C12,12a) tidak berubah dan terkonjugasi pada cincin fenol D.
• Cincin B,C,D fenol, merupakan system ketoenol yang sangat penting dan cincin A harus
memiliki system keto enol yg terkonjugasi.
• Secara spesifik cincin A mengandung trikarbonil, suatu gugus ketoenol pada posisi C1,2
dan 3. Struktur kimia penting lainnya untuk aktivitas antibakteri adalah pada gugus amin
pada posisi C4 pada cincin A.

MAKROLIDA
Antibiotika turunan makrolida pada umumnya dihasilkan oleh Streptomyces sp dan
mempunyai 5 bagian struktur dengan karakteristik sebagai berikut:
1. Cincin lakton yang besar, biasanya mengandung 12-17 atom
2. Gugus keton
3. Satu atau dua gula amin seperti glikosida yang berhubungan dengan cincin lakton
4. Gula netral yang berhubungan dengan gula amino atau pada cincin lakton.
5. Gugus dimetilamino pada residu gula yang menyebabkan sifat basa dari senyawa dan
memungkinkan untuk dibuat bentuk garamnya.
Nama, Gugus R dan R1 dari beberapa obat golongan turunan makrolida

Nama R R1

Eritromisin =O -H

Roksitromisin CH3OCH2CH2OCH2O- -H

Klaritromisin =O -CH3

Hubungan Struktur Aktivitas Turunan Linkomisin

 N-demetilasi memberikan aktivitas melawan bakteri gram negative.


 Bertambahnya panjang rantai substituent propil hingga n-heksil pada posisi C4 pada
gugus pirolidin meningkatkan aktivitas in vivo.
 Thiometil eter pada gugus thiolinkosamida adalah penting untuk aktivitas antibakteri.
 Modifikasi struktur pada posisi C7 , seperti penambahan 7-S kloro, atau 7R-OCH3 akan
mengubah sifat fisikokimia obat dan mempengaruhi sifat farmakokinetika dan spektrum
aktivitasnya. Efek samping yg umumnya terjadi adalah ruam kulit, mual, muntah dan
diare.

ANTIBIOTIKA GOLONGAN LAIN-LAIN


1. Kloramfenikol
Hubungan struktur dan aktivitas kloramfenikol dijelaskan sebagai berikut:
 Modifikasi gugus p-nitrofenol dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni :
a. Penggantian gugus nitro oleh substituent lainnya akan menurunkan aktivitas antibakteri.
b. Pemindahan posisi gugus nitro dari posisi para juga akan menurunkan aktivitas
antibakteri.
c. Penggantian gugus fenil oleh gugus alisiklik akan menghasilkan senyawa yang kurang
poten.
 Modifikasi pada rantai samping dikloroasetamida, rantai samping dihalogen lainnya
akan menghasilkan senyawa yang kurang poten, meski aktivitas utama tetap ada.
Modifikasi 1,3 propanadiol , bila gugus alkohol pada C1 diubah akan menurunkan
aktivitas. Sehingga adanya gugus alkohol pada senyawa ini penting untuk aktivitas
antibakterinya

2. Rifampisin
Rifampisin diisolasi dari fermentasi kultur Nocardia mediterranea dan merupakan
antibiotika dengan spektrum aktivitas yang luas. Pada umumnya rifampisin digunakan
sebagai obat antituberkulosis.
Struktur Rifampisin :

Anda mungkin juga menyukai