Disusun Oleh
Dosen Pembimbing
DEPARTEMEN FARMASETIKA
SURABAYA
1
A. Data Karateristik
2
Jarak lebur • hipersensitivitas, ruam kulit, (Martindale 36th ed
168ºC - 172ºC hipotensi, gangguan ginjal page 110).
Densitas Waktu absorbsi Inkompatibilitas
1,263 g/cm3 (FI V hal • terdeteksi di plasma setelah • Terhadap permukaan
998) 10-60 menit setelah diminum nilon dan rayon (codex.
pH (Larutan oral Waktu paro : Penyimpanan. hal 988)
parasetamol) • 1-3 jam
antara 3,8 dan 6,1. • Waktu paruh parasetamol pada
Stabil pada pH >6 dan suhu 25ºC :
tidak stabil pada pH pH 2 : 0,73 tahun
asam atau kondisi pH 5 : 19,8 tahun
alkaline (FI V hal 999) pH 6 : 21,8 tahun
Kelarutan pH 9 : 2, 28 tahun
• 1 : 20 larut dalam air (Lund, 1994).
panas (Martindale 38th Interaksi :
ed Page 132) • obat penginduksi enzim
• 1 : 10 larut dalam microsomal hati,
alkohol (Martindale metoclopramid, probenecid,
38th ed Page 132) Colestyramin
• 1 : 70 larut dalam air Sumber :
(Farmakope Indonesia • Soewandhi, Sundani
III hal 37) Nurono.2010. Peran Sains
• 1 : 40 larut dalam Kristal Bahan Aktif Farmasi
gliserol (Farmakope Dalam Pengembangan
Indonesia III hal 37) Teknologi Farmasi Solida.
• 1 : 9 larut dalam Bandung: Institut Teknologi
propilen glikol Bandung
(Farmakope Indonesia
III hal 37)
• 1 : 5 larut dalam PEG
3
B. Dosis Bahan Aktif dan Kemasan Terkecil
4
• Alasan :
Karena sebagai analgesic, disarankan tidak digunakan terlalu lama karena
memungkinkan terjadinya nefropati analgesic.
• Dosis yang diperlukan selama 3 hari
o Usia 1-5 tahun : 2-4 sendok takar (10-20 ml) x 3 hari = 30-60 ml
o Usia 6-12 tahun: 4-8 sendok takar (20-40ml) x 3 hari= 60-120 ml
Jadi kemasan yang terkecil yang dipilih adalah 60 mL (250mg / sendok takar)
• Larutan
o Farmakope Indonesia V hal.46
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut, misal: terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur.
• Larutan Oral
Larutan oral larutan oral adalah sediaan cair yang dibuat untuk pemberian oral,
mengandung satu atau lebih zat dengan atau tanpa bahan pengaroma, pemanis atau
pewarna yang larut dalam air atau campuran kosolven-air. Larutan oral dapat
diformulasikan untuk diberikan langsung secara oral kepada pasien atau dalam
bentuk lebih pekat yang harus diencerkan lebih dulu sebelum diberikan.
• Sirup
o Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV Halaman 13
Sirup adalah sediaan oral yang mengandung sakarosa atau gula lain kadar
tinggi, penggunaan istilah sirup juga digunakan untuk bentuk sediaan cair
lain yang dibuat dengan pengental dan pemanis
• Persyaratan Parasetamol
o Paracetamol oral solutions mengandung tidak kurang dari 90% dan tidak
lebih dari 110% dari kadar paracetamol dalam label (USP 36)
• Persyaratan untuk sediaan larutan (oral)
1. Zat terlarut harus larut sempurna dalam pelarutnya (terdispersi molekuler)
2. Zat harus stabil, baik pada suhu kamar dan pada penyimpanan
3. Jernih
4. Tidak ada endapan
5
5. Bebas mikroba (steril) atau diperbolehkan mikroba dengan batas ADI / asal
tidak merusak stabilitas sediaan
6. Dapat diterima oleh pasien (aseptabilitas)
(Anonim b. 1995)
Anonim b. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia:Jakarta
E.
Volume sediaan 60 mL
pH 6 ± 0.2
Warna Merah
6
E. Bagan Alir
Paracetamol
Anak-Anak Usia
1 – 12 tahun
Diinginkan
Sediaan Cair
Pemberian
Pengawet Pemberian
Pemanis
Pemberian
Pewarna
1. Pelarut / Solvent
Kelarutan :
7
Larut dengan hampir
sebagian besar pelarut
polar
Kelarutan :
Kelarutan : kontaminasi
dengan besi akan
Sedikit larut dalam
jadi gelap karena
aseton ; praktis tidak
mengandung fenol,
larut dalam benzene,
salisilat dan tanin.
kloroform dan minyak
8
; larut dalam etanol
(95%), methanol dan
air ; larut 1 : 500
dalam eter ; larut 1 :
11 dalam etil asetat
0,05%-60%
Kelarutan :
2. Pengawet
Karakteristik
Nama Bahan ADI Inkompatibilitas Keterangan
Fisika
9
butiran, weak organic acids.
mengalir bebas,
bubuk kristal.
Tidak berbau,
atau dengan a
sedikit bau
khas, dan berair
di udara
lembab.
Larut 1:24
etanol (95%),
1:1 air, dan 1:
0,65air
mendidih;
praktis tidak
larut dalam
kloroform dan
eter.
Kelarutan :
Larut dalam
aseton dan eter .
larut dalam
1:1,1 etanol
95%, larut
10
dalam 1:3,9 PG
dan 1:2500 air,
1:225 air 80ºC
11
besi akan jadi gelap 1.2636 g/cm3
karena mengandung pada 20ºC;
Kelarutan :
fenol, salisilat dan
1.2620 g/cm3
Sedikit larut tanin.
pada 25ºC
dalam aseton ;
praktis tidak Pka : 14,2
larut dalam
benzene,
kloroform dan
minyak ; larut
dalam etanol
(95%),
methanol dan
air ; larut 1 :
500 dalam eter ;
larut 1 : 11
dalam etil asetat
Kelarutan :
Larut dalam
aseton,
kloroform,
etanol (95%),
gliserin, air,
larut dalam 1/6
12
bagian eter,
tidak larut
dalam minyak
alami tapi larut
dalam beberapa
minyak
essensial
1 in 1.64 at
508C
1 in 1.56 at
1008C
3. PEMANIS
Nama Karakteristik
ADI Inkompatibilitas Keterangan
Bahan Fisika
13
1:5 air suhu (30x lebih
200C manis daripada
1:2 air suhu sukrosa)
450C
1:25 propilen
glikol
besi oksida
menjadi berubah
warna.
14
daily intake does not
need to be specified
408C health.
1 in 0.33 at
608C
1 in 0.22 at
808C
1 in 0.18 at
908C
15
memiliki
diameter rata-
rata sekitar
0,4–0,6 mm.
Tidak berbau,
dengan rasa
manis yang
memberikan
kesejukan
Kelarutan :
Glycerin Very
slightly
soluble
Propan-2-ol 1
in 500
Propylene
glycol 1 in 15
Water 1 in 1.6
16
Kelarutan: LD50 (rat, oral):
Larut dalam 13.5g/kg
larutan
alkalis,
gliserin 1:18 ;
air 1:5,5 ;
sangat sukar
larut dalam
etanol
Konsentrasi
dalam oral
sirup:
0,04 – 0,25%
(300-600x lebih
manis daripada
sukrosa)
17
Efeksamping :
reaksi
hipersensitivitas
dan
fotosensivitas
(Martindale 36th
ed.,p 1960)
4. ESSENSE
Karakteristik
Nama Bahan ADI Inkompatibilitas Keterangan
Fisika
18
Stabilitas :
Disimpan dalam
wadah kedap
udara, lindungi
dari cahaya, dan
suhu tidak lebih
dari 30 C.
Perlahan terurai
oleh kelembapan
menjadi asam.
Dapat menyerap
3.3 % w/w air
Bila diencerkan
manis, rasa dan
Uses :
bau seperti
strawberry atau 0.003% w/v
nanas (HPE)
0.01% W/V
(HPMF)
Kelarutan :
1 : 28 dalam
propilenglikol, 1
: 80 glycerin, 1 :
83 air
Stabilitas :
19
Disimpan dalam
wadah
kaca/plastic,
tertutup baik,
lindungi dari
cahaya, dan
sejuk dan kering
Kelarutan :
Larut dalam
glycerin dan
propylene
glycol, 1 : 250
dalam air
Stabilitas :
Disimpan dalam
wadah tertutup
dengan baik,
terlindung
cahaya, dingin
20
dan tempat
kering
2mg/kg berat
badan
Pemerian :
Kelarutan :
1 : 11 dalam
gliserin, 1 : 17
dalam propylene
glycol, 1 : 55
dalam air
Stabilitas :
Disimpan dalam
wadah
kaca/plastic,
tertutup baik,
lindungi dari
cahaya, dan
sejuk dan kering
21
Vanilin Pemerian : 10 mg/kg dengan aseton Rentang :
berat badan membentuk senyawa
(HPE 6th Putih, Jarum 0.01 – 0.02 %
yang berwarna cerah
p.760) Kristal / bubuk w/v
dengan bau khas
Menutupi rasa
vanilla dan rasa
tidak enak
manis
Densitas (bulk)
Kelarutan :
: 0.6 g/cm3
1 : 20 Glycerin,
1 : 100 dalam
air, 1 : 16 dalam Titik didih :
Stabilitas :
Bisa teroksidasi
di udara lembab
dan dipengaruhi
cahaya
Bisa terurai
cepat dalam
etanol
Disimpan dalam
wadah tertutup
rapat dan baik,
terlindungi dari
cahaya, dingin,
dan tempat
kering
22
5. DAPAR
Karakteristik
Nama Bahan ADI Inkompatibilitas Keterangan
Fisika
Sifatnya
higroskopik,
semakin banyak
molekul air yg
terikat semakin
kecil sifat
higroskopik
nya.
23
(137.99), Massa jenisnya
dihidrat 1,915g/cm3
(156.01).
Kelarutan
dalam air 1:1
0H2O = 12.1
disuhu 25C
Kelarutan :
0H2O = 1:8
dalam air
12H2O = 1:5
dalam air 20C
12H2O = 12.0-
12.2
6. PEWARNA
Karakteristik
Nama Bahan ADI Inkompatibilitas Keterangan
Fisika
24
40] martidle 28 Kelarutan : acetaminofren 0,04%
: 424 larut dalam air 450-5400mg/kg Berdasarkan
FAO tidak
Dan glikol
karsinogenik
Kadar
digunakan: 2
mg/kg bb →
Untuk sediaan
acetaminofren
36 mg/kg bb
Kelarutan :
Air 1:15
25
Bill of Materials
Scale (mg/mL) Item Material Name Qty/L (g)
50.00 1 Acetaminophen (Merck) 50.00
50.00 2 Sorbitol (crystalline) 50.00
40.00 3 Cyclamate sodium 40.00
1.00 4 Strawberry flavor 1.00
200.00 5 Kollidon 25 20.00
150.00 6 Glycerol 150.00
200.00 7 1,2-Propylene glycol 200.00
310.00 8 Water 310.00
Manufacturing Directions
1) First dissolve Kollidon 25 and then the other solid components in the solvent mixture
of glycerol, propylene glycol, and water.
2) The clear solution has a slightly bitter taste.
3) The solution remains clear for more than 1 week at 6◦C and for more than 3 months
at 25◦C and 40◦C.
4) The color of the solution changes only a little during 3 months at 25◦C and 40◦C.
5) To prevent discoloration during storage, 0.2% to 0.5% of cysteine could be added as
antioxidant.
• Perhitungan 𝜺 formula rujukan
𝜀 Gliserin = 42,5
𝜀 PG = 32,0
𝜀 Air = 78,54
15 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Gliserin = x 100% = 22,72%
66 𝑚𝐿
20 𝑔𝑟𝑎𝑚
% PG = x 100% = 30,30%
66
31 𝑔𝑟𝑎𝑚
% Air = x 100% = 46,96%
66
= 56,22
26
• Kelarutan Bahan akitf melalui pendekatan kelarutan
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Gliserin = 15 mL x = 0.375 gram
40 𝑚𝐿
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Propilenglikol = 20 mL x = 2.200 gram
9 𝑚𝐿
1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Air = 31 mL x = 0.443 gram
70 𝑚𝐿
2. Rancangan Formula
i. Formula 1
No Bahan Fungsi Kadar Jumlah per kemasan
(60ml)
• Pendekatan KD
= 53.38
27
Gliserin= (12 ml)/(40 ml) × 1 gram = 0.3 gram
• Perhitungan ADI:
1. Gliserin
ADI gliserin : 1,0-1,5 g/kg BB
ADI Gliserin berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (1g/kg BB) ADI (1.5 g/kg BB)
28
1 - 2 sdt x 4 x 5 ml = 4 - 8 sdt x 5 ml = 20-40 ml x 0,26 g/ml = 5,2 g – 10,4g
( kadarnya lebih besar dari ADI namun masih bisa ditoleransi karena PG tidak terdapat
dalam makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari hari)
3. Sorbitol
Umur BB (kg) ADI (tidak > 20g/hari)
4. Maltol
Umur BB (kg) ADI (1mg/kg BB)
5. FD&C Red 40
Umur BB (kg) ADI (7mg/kg BB)
29
6-12 tahun 20,75 – 35,52 145, 25 mg – 248, 64 mg
ii. Formula 2
30
(27.651𝑥 42,5) + (34.564 𝑥 32,0) + (37.785 𝑥 78,5)
𝜀 sistem = = 52.473
100
• Pendekatan kelarutan
12𝑚𝑙
Gliserin = x 1 g = 0.3 gram
40 𝑚𝑙
15𝑚𝑙
Propilenglikol = x 1 g = 1.6 gram
9 𝑚𝑙
16.398 𝑚𝑙
Air = x 1 g = 0.234 gram
70𝑚𝑙
PH spesifikasi = 6
Dapar fosfat Pka = 7.2
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
pH = pKa + log
[𝑎𝑠𝑎𝑚]
2 [𝑁𝑎 𝐻𝑃𝑂4 ]
pH = pKa + log [𝑁𝑎𝐻
2 𝑃𝑂4 ]
[𝑁𝑎 𝐻𝑃𝑂4 ]
2
6 = 7,2 + log [𝑁𝑎𝐻
2 𝑃𝑂4 ]
[𝑁𝑎 𝐻𝑃𝑂4 ]
2
-1,2 = log [𝑁𝑎𝐻
2 𝑃𝑂4 ]
[𝑁𝑎 𝐻𝑃𝑂4 ]
2
0,0631 = [𝑁𝑎𝐻
2 𝑃𝑂4 ]
pH = 6; [H3O+] = 10-6
𝐾𝑎 [𝐻3𝑂 + ]
𝛽 = 2,3 x C x (𝐾𝑎+ [𝐻3𝑂 + ])2
C = 0,1557 M
C = [garam] + [asam]
31
[NaH2PO4] = 0,1465 M
m = 0,0787 g
= 0,1985 g
0,1985 𝑔
% Na2HPO4 = x 100%
60 𝑚𝑙
= 0,33 % b/v
m = 1,0546 g
• Massa NaH2PO4.2H2O dalam sediaan 60 ml
Mr NaH2PO4.2H2O
m = x massa NaH2PO4
𝑀𝑟 NaH2PO4
156,01
= 119,98 x 1,0546 g
= 1,3713 g
1,3713 𝑔
% Na2HPO4 = x 100%
60 𝑚𝑙
= 2,29 % b/v
• Perhitungan ADI
1. Gliserin
32
UMUR BB(kg) ADI (1 g/kg BB) ADI (1,5g/kg BB)
2. Propilenglikol
PG yang digunakan25/100 x 60 ml = 15 ml
15 ml x BJ PG = 15 ml x 1,038g/ml = 15,57 g,
Dalam 60 ml sediaan: 15,57g/60ml = 0,26 g/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 1 sampai 5 tahun
½ - 1 sdt x 4 x 5 ml = 2 - 4 sdt x 5 ml = 10 - 20 ml x 0,26 g/ml = 2,6 g – 5,2 g >ADI
( melebihi ADI namun masih bisa ditoleransi karena PG tidak terdapat dalam
makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari hari)
o ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 6 sampai 12 tahun
1 - 2 sdt x 4 x 5 ml = 4 - 8 sdt x 5 ml = 20-40 ml x 0,26 g/ml = 5,2 g – 10,4g >ADI
(melebihi ADI namun masih bisa ditoleransi karena PG tidak terdapat dalam
makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari hari)
3. Sorbitol
Tidak lebih dari >20g/ hari
33
Sorbitol yang digunakan: 20/100 x 60 ml = 12 g
12 gram Dalam sediaan 60 ml 12g/60 ml = 0,2 g/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 1 sampai 5 tahun
½ - 1 sdt x 4 x 5 ml = 2 - 4 sdt x 5 ml = 10 - 20 ml x 0,2 g/ml = 2,0 g – 4,0 g <ADI
o ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 6 sampai 12 tahun
1 - 2 sdt x 4 x 5 ml = 4 - 8 sdt x 5 ml = 20-40 ml x 0,2 g/ml = 4,0 g – 8,0 g <AD
4. Maltol
5. FD&C RED 40
Umur BB (kg) ADI (gram)
34
iii. Formula 3
15 𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
Gliserin = 1,2636 𝑔/𝑚𝐿 = 11,87 mL x = 0,30 gram
40 𝑚𝐿
12 𝑔𝑟𝑎𝑚 1 𝑔𝑟𝑎𝑚
PEG 400 = 1,12 𝑔/𝑚𝐿 = 10,71 mL x = 2,14 gram
5 𝑚𝐿
35
6 – 7 tahun 20,75 – 35,52 20,75g – 35,52g 31,125 mg – 53,28 g
25
Gliserin 25% yang digunakan 100 x 60 mL = 15 mL
20
PEG 400 20% yang digunakan 100 x 60 mL = 12 mL
36
0,6
Na Sakarin 0,6% yang digunakan 100 x 60 mL = 0,36 gram
Na Sakarin 0,6% Dalam kemasan 0,36 gram: 60mL = 0,006 gram/mL = 6 mg/mL
o ADI per dosis pemakaian anak umur 1 sampai 5 tahun
4. Maltol
0,01
Maltol 0,01% yang digunakan x 60 mL = 0,006 gram
100
5. Allura RED
0,04
FD&C Red 0,04% yang digunakan x 60 mL = 0,024 gram
100
FD&C Red 0,04% Dalam kemasan 0,024 gram : 60 mL = 0,0004gram/ml = 0,4 mg/mL
o ADI per dosis pemakaian anak umur 1 sampai 5 tahun
37
(½ - 1 sdt) x 4 x 5mL = (10 – 20 ml ) x 0,4 mg/mL = 4 mg – 8 mg (<ADI)
iv. Formula 4
• Perhitungan KD
15
% Glycerin : (55,93) x 100 = 26,81%
12
% Polietilen Glikol : (55,93) x 100 = 21,45%
12
% Propilen Glikol : (55,93) x 100 = 21,45%
16,93
% Air : (55,93) x 100 = 30,26%
(26,81𝑥42,5)+(21,45𝑥32,0)+(21,45𝑥13,2)+(30,26𝑥78,5)
(KD) KD Campuran :( ) = 44,84
100
38
• Kelarutan bahan aktif dalam formula 4 :
15 𝑚𝑙
Gliserin = 40 𝑚𝑙 x 1 gram = 0,375 gram
12 𝑚𝑙
PG = x 1 gram = 1,33 gram
9 𝑚𝑙
12 𝑚𝑙
PEG400 = × 1 gram = 2,4 gram
5 𝑚𝑙
17 𝑚𝑙
Air = × 1 gram = 0,243 gram
70 𝑚𝑙
2. PEG 400
ADI PEG 400 : 10 mg/kg BB
BJ PEG 400 : 1,14 g/cm3
ADI PEG 400 berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,0998 – 0,1883
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,2075 – 0,3552
PEG 400 yang digunakan 20% (12 ml) = 12 ml x 1,14 g/cm3 = 13,68 gram
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
39
10 20
× 13,68 𝑔 - 60 × 13,68 𝑔 = 2,28 g – 4,56 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 6-12 tahun (20 ml – 40 ml) :
20 40
× 13,68 𝑔 - 60 × 13,68 𝑔 = 4,56 g – 9,12 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
Na sakarin
ADI Na sakarin : 2,5 mg/kg BB
ADI Na sakarin berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,0249 – 0,0471
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,0519 – 0,0888
Na sakarin yang digunakan 1,75% (1,05 gram).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 1,05 𝑔 - 60 × 1,05 𝑔 = 0,175 g – 0,350 g (melebihi ADI)
60
Maltol
ADI Maltol : 1mg/kg BB
ADI Maltol berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,00998 – 0,01883
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,02075 – 0,03552
Maltol yang digunakan 0,01% (0,006 gram).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 0,006 𝑔 - 60 × 0,006 𝑔 = 0,001 g – 0,002 g (tidak melebihi ADI)
60
40
FD&C Red 40
ADI FD&C Red 40 : 7mg/kg BB
ADI FD&C Red 40 berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,069 – 0,132
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,145 – 0,249
FD&C Red 40 yang digunakan 0,04% (0,024 gram).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 0,024 𝑔 - 60 × 0,024 𝑔 = 0,004 g – 0,008 g (tidak melebihi ADI)
60
Propilen glikol
ADI Propilen glikol : 25 mg/kg BB
BJ Propilen glikol : 1,038 g/cm3
ADI Propilen glikol berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,249 – 0,471
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,519 – 0,888
Propilen glikol yang digunakan 20% (12 ml).
12 ml x 1,038 g/cm3 = 12,45 gram
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 12,45 𝑔 - 60 × 12,45 𝑔 = 2,075 g – 4,15 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena propilen glikol tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu
sakit saja).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 6-12 tahun (20 ml – 40 ml) :
20 40
× 12,45 𝑔 - 60 × 12,45 𝑔 = 4,15 g – 8,30 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
41
3. Formula Terpilih
Jumlah per
Jumlah scale
No Bahan Fungsi Kadar kemasan (60
up 300 mL
mL)
Solvent /
2 Propilenglikol 25% 15 mL 75 mL
Pengawet
Strawberry
6 Essence 0.05% 0.03 g 0.15 g
essence
• Perhitungan KD
15
% 𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛 = 𝑥 100 = 27.1123%
55.3254
6
% 𝐺𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑛 = 𝑥 100 = 10.8449%
55.3254
7.5
%𝑃𝐸𝐺 400 = 𝑥 100 = 13.5562%
55.3254
26.8254
% 𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 𝑥 100 = 48.4866%
55.3254
𝐾𝐷 𝑆𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚
(27.1123 𝑥 32) + (10.8449 𝑥 42.5) + (13.5562 𝑥 13.6) + (48.4866 𝑥 78.5)
=
100
= 49.3656
42
1 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄
𝑃𝑟𝑜𝑝𝑖𝑙𝑒𝑛 = 15 𝑚𝐿 𝑥 9 𝑚𝐿 = 1.6 𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄
𝐺𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑛 = 6 𝑚𝐿 𝑥 40 𝑚𝐿 = 0.15 𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄
𝑃𝐸𝐺 = 7.5 𝑚𝐿 𝑥 5 𝑚𝐿 = 1.5 𝑔𝑟𝑎𝑚
1 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄
𝐴𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠𝑡 = 26.8254 𝑚𝐿 𝑥 70 𝑚𝐿 = 0.3832 𝑔𝑟𝑎𝑚
Total Paracetamol terlarut = 3.6332 gram
ditoleransi karena propilen glikol tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu
sakit saja).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 6-12 tahun (20 ml – 40 ml) :
20 40
× 15.57 𝑔 - 60 × 15.57 𝑔 = 5.19 g – 10.38 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
2. Gliserin
ADI gliserin : 1,0-1,5 g/kg BB
BJ Gliserin : 1,2636 g/cm3
ADI Gliserin berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 9,98 – 18,83
6-12 tahun 20,75 – 35,52 20,75 –35,52
Gliserin yang digunakan 10% (6 ml) = 6 ml x 1,2636 g/cm3 = 7.58 gram
43
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 7.58𝑔 - 60 × 7.58 𝑔 = 1.26 g – 2.53 g (tidak melebihi ADI)
60
3. PEG 400
ADI PEG 400 : 10 mg/kg BB
BJ PEG 400 : 1,14 g/cm3
ADI PEG 400 berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,0998 – 0,1883
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,2075 – 0,3552
PEG 400 yang digunakan 12.5% (7.5 ml) = 7.5 ml x 1,14 g/cm3 = 8.55 gram
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 8.55 𝑔 - 60 × 8.55 𝑔 = 1.42 g – 2.85 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 6-12 tahun (20 ml – 40 ml) :
20 40
× 8.55 𝑔 - 60 × 8.55 𝑔 = 2.85 g – 5.70 g (melebihi ADI, namun masih bisa
60
ditoleransi karena PEG 400 tidak dikonsumsi sehari-hari, hanya pada waktu sakit
saja).
4. Na sakarin
ADI Na sakarin : 2,5 mg/kg BB
ADI Na sakarin berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,0249 – 0,0471
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,0519 – 0,0888
Na sakarin yang digunakan 0.1% (0.06 gram).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 0.06 𝑔 - 60 × 0.06 𝑔 = 0,01 g – 0.02 g (Tidak melebihi ADI)
60
44
20 40
× 0.06 𝑔 - 60 × 0.06 𝑔 = 0,02 g – 0,04 g (Tidak melebihi ADI)
60
5. FD&C Red 40
ADI FD&C Red 40 : 7mg/kg BB
ADI FD&C Red 40 berdasarkan umur dan berat badan
Umur BB (kg) ADI (gram)
1-5 tahun 9,98 – 18,83 0,069 – 0,132
6-12 tahun 20,75 – 35,52 0,145 – 0,249
FD&C Red 40 yang digunakan 0,03% (0,018 gram).
o Dosis pemakaian sehari untuk umur 1-5 tahun (10 ml – 20 ml) :
10 20
× 0,018 𝑔 - 60 × 0,018 𝑔 = 0,003 g – 0,006 g (tidak melebihi ADI)
60
45
H. Rancangan Pembuatan
Skema Kerja Formula 1
Aduk ad larut
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
dan cek pH (6,0 ± 0,5)
46
Skema Kerja Formula 2
Aduk ad larut
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
47
Skema kerja formula 3
Aduk ad larut
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
dan cek pH (6,0 ± 0,2)
48
Skema kerja formula 4
Aduk ad larut
Aduk ad homogen
Aduk ad homogen
49
Skema Kerja Formula Terpilih ( Scale Up 300 mL )
Strawberry essence
Masukkan larutan pewarna ke 0,15 g + Aquadest
dalam (3), aduk ad homogen----(4) 15 mL aduk ad
larut
50
I. Perhitungan Waktu Kadaluarsa
Dengan pH = 6 dan Waktu Paruh atau t1/2 = 21,8 tahun, dan diketahui bahwa Parasetamol
mengikuti reaksi orde 1. Maka masa kadaluarsa dari Sirup Parasetamol yang kami buat
didapat dengan rumus :
2,303 𝐶𝑜
Log K = 𝑡 x Log 𝐶𝑡
2,303 𝑎
Log K = x Log 𝑎1/2
21,8
2,303
Log K = x Log 2
21,8
Log K = 0,03180
Perhitungan t90
2,303 𝐶𝑜
Log K = x Log 𝐶𝑡
𝑡90
2,303 𝑎
Log K = 𝑡90
x Log 0,9𝑎
2,303 𝑎
0,03018 = x Log 0,9𝑎
𝑡90
2,303 𝑎
0,03018 = x Log 0,9𝑎
𝑡90
2,303
0,03018 = x 0,04575
𝑡90
0,1054
0,03018 = 𝑡90
0,1054
t90 = 0,03018
t90 = 3,5
Sehingga waktu kadaluarsa dari Obat Sirup Parasetamol kami ±3 Tahun 6 Bulan
terhitung sejak waktu pembuatan.
J. Rancangan Evaluasi
1. In Process Control
I. Organoleptik
▪ Tujuan :
Mengetahui respons dari beberapa responden mengenai rasa, bau, warna, dan
penampilan secara keseluruhan dari Sediaan Larutan yang telah jadi
▪ Metode :
Pemerikasaan bau, rasa, dan warna menggunakan panca indra oleh 20 responden.
Responden diberikan kuisioner untuk menilai.
▪ Hasil Standar Uji : Sesuai spesifikasi sediaan
51
II. Penetapan pH
▪ Tujuan :
Untuk mengetahui pH sediaan untuk dibandingkan dengan pH pada spesifikasi
sediaan
▪ Alat yang Digunakan : pH meter
▪ Metode :
o Membersihkan elektroda dengan aquades lalu mengeringkan dengan tisu
o Kalibrasi pH meter dengan buffer standar
o Mengeringkan elektroda dengan tisu
o Memasukkan elektroda ke dalam gelas pengukur berisi larutan sediaan
o Menunggu sampai menunjukkan angka kosntan
o Mencatat pH dan melakukan replikasi 3x
▪ Hasil Standar Uji : Sesuai dengan spesifikasi dari sediaan
▪ Sumber : FI IV (hal. 1039 – 1040)
52
Suspensi Padanan
I II III IV
3. Metode Uji :
- Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat Uji
dan Suspensi Padanan yang sesuai secukupnya (rp) sehingga volume
larutan dalam tabung reaksi terisi tepat 40 mm.
- Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan Suspensi
padanan, dengan latar belakang hitam.
- Pengamatan diIakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke
arah bawah tabung. Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga
Suspensi padanan I dapat langsung dibedakan dari air dan dari Suspensi
padanan II
▪ Standar Hasil Uji :
Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut
yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika
opalesensinya tidak lebih jelas dari Suspensi padnnan I. Persyaratan untuk derajat
opalesensi dinyatakan dalam Suspensi padannn I, Suspensi padanan II, dan Suspensi
padanan III.
▪ Sumber : FI IV (hal. 998)
53
- Menghitung massa sampel (m1 – m2) = m3
- Menghitung bobot jenis sediaan dengan rumus
𝑚3
⍴=
𝑣
V. Viskositas / Kekentalan
▪ Tujuan :
Mengetahui kekentalan sediaan dan pelarut (mungkin) agar sesuai dengan spesifikasi
sediaan
▪ Alat yang Digunakan :
Viskometer Falling Ball (dikarenakan larutan parasetamol merupakan larutan yang
Newtonian)
▪ Metode :
- Memasukkan air pada tabung sirkulasi, sebagai suhu percobaan
- Memasukkan larutan yang akan diukur viskositasnya ke dalam tabung
- Memasukkan bola yang sesuai denagn viskositas sampel dan tutup hati – hati
dengan rapat sampai tidak terdapat gelembung udara dalam tabung
- Menghitung waktu bola jatuh mulai dari garis m1 – m3 dalam detik dengan
stopwatch
- Mengulangi percobaan dengan bola yang sama sebanyak 3 kali sebagai replikasi
dan menggunakan bola dengan berat jenis dan diameter yang berbeda dengan
replikasi sebanyak 3 kali untuk validasi
- Menghitung bobot jenis cairan dengan piknometer
- Menghitung viskositas cairan sesuai rumus berikut
ɳ = 𝑘. (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐 ). 𝑡
keterangan :
k = konstanta bola t = waktu tempuh bola jatuh
𝜌𝑏 = berat jenis bola 𝜌𝑐 = berat jenis cairan
▪ Hasil Standar Uji : Menyesuaikan dengan spesifikasi sediaan
▪ Sumber :
- Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science (hal. 479)
54
- Buku Kerja Praktikum Farmasi Fisik (hal. 17)
ii) Penetapan pH
▪ Tujuan :
Untuk mengetahui pH sediaan untuk dibandingkan dengan pH pada spesifikasi
sediaan
▪ Alat yang Digunakan : pH meter
▪ Metode :
- Membersihkan elektroda dengan aquades lalu mengeringkan dengan tisu
- Kalibrasi pH meter dengan buffer standar
- Mengeringkan elektroda dengan tisu
- Memasukkan elektroda ke dalam gelas pengukur berisi larutan sediaan
- Menunggu sampai menunjukkan angka kosntan
- Mencatat pH dan melakukan replikasi 3x
▪ Hasil Standar Uji : Sesuai dengan spesifikasi dari sediaan
▪ Sumber : FI IV (hal. 1039 – 1040)
55
- Larutkan 1,0 g Hidrazina sulfat P dalam air secukupnya hingga 100,0 mL
- Biarkan selama 4 jam hingga 6 jam.
- Ambil 25,0 mL larutan ini tambahkan larutan 2,5 g Heksamina P dalam 25,0 ml air
- Campur dan biarkan selama 24 jam
- Encerkan 15,0 ml suspensi dengan air hingga 1000 mL
b. Pembuatan Suspensi Padanan :
- Buatlah Suspensi padanan 1 sampai 4 dengan komposisi seperti yang tertera pada
Tabel.
- Masing-masing suspensi harus tercampur baik dan dikocok sebelum digunakan.
Suspensi Padanan
I II III IV
c. Metode Uji :
- Masukkan ke dalam dua tabung reaksi masing-masing larutan zat Uji dan Suspensi
Padanan yang sesuai secukupnya (rp) sehingga volume larutan dalam tabung reaksi
terisi tepat 40 mm.
- Bandingkan kedua isi tabung setelah 5 menit pembuatan Suspensi padanan, dengan
latar belakang hitam.
- Pengamatan diIakukan di bawah cahaya yang terdifusi, tegak lurus ke arah bawah
tabung. Difusi cahaya harus sedemikian rupa sehingga Suspensi padanan I dapat
langsung dibedakan dari air dan dari Suspensi padanan II
▪ Standar Hasil Uji :
Suatu cairan dinyatakan jernih jika kejernihannya sama dengan air atau pelarut
yang digunakan bila diamati di bawah kondisi seperti tersebut di atas atau jika
opalesensinya tidak lebih jelas dari Suspensi padnnan I. Persyaratan untuk derajat
opalesensi dinyatakan dalam Suspensi padannn I, Suspensi padanan II, dan Suspensi
padanan III.
▪ Sumber : FI IV (hal. 998)
56
▪ Tujuan : Menentukan bobot jenis dari zat larutan yang diuji
▪ Alat yang Digunakan : Piknometer
▪ Metode :
- Membersihkan piknometer
- Menimbang pikometer kosong (m1)
- Memasukkan sampel kedalam piknometer sampai tanda
- Menyesuaikan suhu piknometer dengan suhu yang tertera pada piknometer,
kemudian ditimbang (m2)
- Menghitung massa sampel (m1 – m2) = m3
- Menghitung bobot jenis sediaan dengan rumus
𝑚3
⍴=
𝑣
v) Viskositas / Kekentalan
▪ Tujuan :
Mengetahui kekentalan sediaan dan pelarut (mungkin) agar sesuai dengan spesifikasi
sediaan
▪ Alat yang Digunakan :
Viskometer Falling Ball (dikarenakan larutan parasetamol merupakan larutan yang
Newtonian)
▪ Metode :
- Memasukkan air pada tabung sirkulasi, sebagai suhu percobaan
- Memasukkan larutan yang akan diukur viskositasnya ke dalam tabung
- Memasukkan bola yang sesuai denagn viskositas sampel dan tutup hati – hati
dengan rapat sampai tidak terdapat gelembung udara dalam tabung
- Menghitung waktu bola jatuh mulai dari garis m1 – m3 dalam detik dengan
stopwatch
- Mengulangi percobaan dengan bola yang sama sebanyak 3 kali sebagai replikasi
dan menggunakan bola dengan berat jenis dan diameter yang berbeda dengan
replikasi sebanyak 3 kali untuk validasi
- Menghitung bobot jenis cairan dengan piknometer
57
- Menghitung viskositas cairan sesuai rumus berikut
ɳ = 𝑘. (𝜌𝑏 − 𝜌𝑐 ). 𝑡
keterangan :
k = konstanta bola t = waktu tempuh bola jatuh
𝜌𝑏 = berat jenis bola 𝜌𝑐 = berat jenis cairan
▪ Hasil Standar Uji : Menyesuaikan dengan spesifikasi sediaan
▪ Sumber :
- Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Science (hal. 479)
- Buku Kerja Praktikum Farmasi Fisik (hal. 17)
58
- Sediaan diterima jika pada 30 wadah uji didapat tidak kurang 100% volume
yang ada pada etiket dan tidak lebih dari 1 dari 30 wadah yang volumenya di
bawah 95% tetapi tidak kurang dari 90% yang ada pada etiket
▪ Sumber : FI IV (hal. 1089)
59
- Bandingkan dengan nilai Rf dari baku pembandingnya dan samakan dengan
literatur jika ada
▪ Hasil Standar Uji :
Nilai Rf dari sampel sama dengan nilai Rf dari baku pembanding
▪ Sumber :
- FI IV (hal. 920)
- FI V (hal. 986 / Larutan Parasetamol)
- Buku Kerja Praktikum Analisis Farmasi (hal. 18)
60
- Panjang Gelombang pada 243 nm
- Kolom menggunakan Li-Chrosphere RP 18
- Kecepatan alir 1,5 mL / menit
D. Menyaring larutan baku dan sampel dengan saringan 0,2 mikron
E. Menganalisis dengan HPLC
- Suntikkan secara terpisah masing – masing larutan standar dan larutan uji
sebanyak ±10µL ke dalam kromatograf
- Amati kromatogram yang dihasilkan dan ukur respons puncak utama
- Hitung kadar Parasetamol dalam mg dengan rumus
𝐶 𝛾𝑠
Mg = 50.000 𝑥 (𝑉) 𝑥 (𝛾𝑏)
Keterangan :
C = kadar parasetamol BPFI dalam mg / mL Larutan Baku
V = Volume dalam mL larutan oral yang digunakan
𝛾𝑠 = Respon puncak larutan sampel
𝛾𝑏 = Respon puncak larutan baku
▪ Hasil Standar Uji : Kadar yang ada dalam larutan sampel sesuai dengan
kadar sediaan yang diinginkan
▪ Sumber :
- FI IV (hal. 651)
- Buku Kerja Praktikum Analisis Farmasi (hal. 25)
61
a) Pembuatan Inokulat :
- Inkubasi Biakan Mikroba pada suhu 30o – 35o C selama 18 – 24 jam
- Untuk bakteri Candida albicans pada suhu 20o – 25o C selama 48 jam
- Untuk bakteri Aspergillus niger pada suhu 20o – 25o C selama 1 minggu
- Panen bakteri dengan cara mencuci bahan media dengan Natrium klorida steril
P 0,9%. Hasil cucian disimpan di wadah tampungan lain dengan ditambah lagi
NaCl Steril P 0,9%.
- Untuk Aspergillus niger dilakukan hal yang sama tapi NaCl mengandung
Polisorbat 80 P 0,05%.
b) Prosedur Pengujian :
- Jika wadah sediaan dapat ditembus secara aseptik menggunakan jarum suntik
melalui sumbat karet, lakukan pengujian pada 5 wadah asli sediaan.
- Jika wadah sediaan tidak dapat ditembus secara aseptik, pindahkan 20 ml
sampel ke dalam masing-masing 5 tabung bakteriologik bertutup berukuran
sesuai dan steril
- Inokulasi masing-masing wadah atau tabung dengan salah satu suspensi
mikroba baku, menggunakan perbandingan 0,10 ml inokula (setara dengan 20
ml sediaan) lalu campur.
- Mikroba uji dengan jumlah yang sesuai harus ditambahkan sedemikian rupa
hingga jumlah mikroba di dalam sediaan uji segera setelah inokulasi adalah
antara 100.000 dan 1.000.000 per mL.
- Tetapkan jumlah mikroba viabel di dalam tiap suspensi inokula
- hitung angka awal mikroba tiap ml sediaan yang diuji dengan metode lempeng.
- Inkubasi wadah atau tabung yang telah diinokulasi pada suhu 20o-25o C.
- Amati wadah atau tabung pada hari ke 7, ke 14, ke 21 dan ke 28 sesudah
inokulasi.
- Catat tiap perubahan yang terlihat dan tetapkan jumlah mikroba viabel pada tiap
selang waktu tersebut dengan metode lempeng.
- Hitung perubahan kadar dalam persen tiap mikroba selama pengujian.
▪ Standar Hasil Uji :
Suatu pengawet dinyatakan efektif di dalam contoh yang diuji, jika:
a) Jumlah bakteri viabel pada hari ke 14 berkurang hingga tidak lebih dari 0,1%
dari jumlah awal.
62
b) Jumlah kapang dan -khamir viabel selama 14 hari pertama adalah tetap atau
kurang dari jumlah awal.
c) Jumlah tiap mikroba uji selama hari tersisa dari 28 hari pengujian adalah tetap
atau kurang dan bilangan yang disebut pada a dan b.
Sumber : FI IV (hal. 854)
63
a) Penyiapan Larutan Dapar 10% (3g/30mL)
- Dapar asam (NaH2PO4)
BM NaH2PO4.2H2O/BM NaH2PO4 X 3 g = 156/120 X 3 g = 3,9 g
Tertimbang 3,901 g
- Dapar Basa (Na2HPO4)
BM Na2HPO4.12H2O/BM Na2HPO4 X 3 g = 358/120 X 3 g = 7,6 g
Tertimbang 7,604 g
b) Kalibrasi pH
- pH buffer terbaca :6,89
- pH buffer sesungguhnya :7,00
- Faktor koreksi :7,00 -6,89 = 0,11
c) pH Sediaan
- pH terbaca:5,71 → pH sesungguhnya:5,71 + 0,11 = 5,82
- Volume sediaan yang digunakan untuk adjust : 80 ml
- Volume dapar basa yang dibutuhkan: 0,6 ml
- Jumlah dapar basa yang dibutuhkan : 0,6 ml/30 ml X 7,604 g = 0,152 g
- Jumlah dapar basa dalam optimasi formula Na2HPO4.12H2O (dalam sediaan
60 ml): 60 ml/80 ml X 0,152 g = 0,114 g
- Jumlah dapar basa dalam optimasi formula Na2HPO4 (dalam sediaan 60 ml):
142/358 X 0,114 g = 0,045 g
64
𝑚3
⍴=
𝑣
𝑚3 26.739
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 1 = = = 1.0849
𝑣 24.647
𝑚3 26.734
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 2 = = = 1.0847
𝑣 24.647
𝑚3 26.798
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 3 = = = 1.0872
𝑣 24.647
65
- Mendinginkan suhu air hingga diperoleh Suhu yang sesuai dengan suhu yang
digunakan pada literatur (dalam praktikum ini digunakan suhu 20 ֯C)
- Menuang aquadest ke dalam Viskosimeter Ostwald (lubang besar)
- Mengempiskan pipet Filler dengan ditekan menggunakan tangan
- Memasang pipet filler ke Viskosimeter Ostwald pipa R
- Menarik air dengan mengembangkan filler hingga ±5 mm dari batas atas
- Melepas pipet Filler dari pipa kapiler kecil, hingga air mulai turun
- Memulai stopwatch saat meniscus air berada tepat di tanda atas (E) hingga
mengalir ke tanda bawah (F)
- Mencatat waktu alir air dari Tanda E ke Tanda F. (direplikasi 3 kali)
▪ Hasil Standar Uji : Menyesuaikan dengan spesifikasi sediaan
▪ Sumber : Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical
Science (hal. 479)
keterangan :
ɳo = ɳ air pada T 25 ֯ = 0,899 mPa.s
ɳ air pada T 20 ֯ = 1,002 mPa.s
t = waktu tempuh dari E ke F
𝜌 = berat jenis cairan
Bahan Waktu (s) Viskositas (mpa.s) Rata rata
Aquadest 13.50 13.9567 s
(20℃) 14.59
13.78
Elixir Paracetamol 110.34 8.5998 8.6260 mpa.s
(20℃) 110.56 8.6169
111.13 8.6614
iii) Penetapan pH
▪ Tujuan :
66
Untuk mengetahui pH sediaan untuk dibandingkan dengan pH pada spesifikasi
sediaan
▪ Alat yang Digunakan : pH meter
▪ Metode :
- Membersihkan elektroda dengan aquades lalu mengeringkan dengan tisu
- Kalibrasi pH meter dengan buffer standar
- Mengeringkan elektroda dengan tisu
- Memasukkan elektroda ke dalam gelas pengukur berisi larutan sediaan
- Menunggu sampai menunjukkan angka kosntan
- Mencatat pH dan melakukan replikasi 3x
▪ Hasil Standar Uji : Sesuai dengan spesifikasi dari sediaan
▪ Sumber : FI IV (hal. 1039 – 1040)
1 5,400 5,823
2 3,401 5,824
3 5,397 5,820
67
L. Pembahasan Produk
Pada praktikum ini, dibuat sediaan cair larutan dengan Bahan Aktif Parasetamol
250 mg / 5 mL. Dengan bahan tambahan seperti yang tertera pada formula di atas. Dalam
pembuatan sediaan larutan diinginkan sediaan larutan parasetamol dimana parasetamol
diketahui memiliki kelarutan yang Sukar Larut Air, sehingga digunakan sistem kosolven
untuk membantu kelarutan dari Parasetamol dalam Sediaan Larutan. Sehingga sediaan
ini dapat disebut juga sebagai Elixir Non Alkholik Parasetamol. Kosolven yang
digunakan dalam pembuatan sediaan ini adalah Propilen Glikol, Polietilen Glikol, dan
Gliserin.
Pendekatan kelarutan yang digunakan dalam pembuatan sediaan ini adalah
pendekatan kelarutan dari masing – masing kosolven. Dalam hal ini pada Literatur
disebutkan bahwa kelarutan Parasetamol pada Propilen Glikol, Polietilen Glikol, dan
Gliserin secara berturut – turut adalah 1:9 , 1:5 , dan 1:40.
Teknik pelarutan yang digunakan pada pembuatan ini adalah dengan cara
melarutkan sejumlah parasetamol sesuai kelarutannya pada masing – masing kosolven,
kemudian parasetamol jika parasetamol sudah terlarut maka masing – masing kosolven
akan dicampur menjadi satu pada wadah baru. Setelah itu bahan tambahan lain
ditambahkan sesuai dengan urutannya pada skema yang ditentukan.
Selama proses pembuatan ada beberapa tahapan yang ditambahkan sesuai dengan
arahan dosen pembimbing. Seperti halnya sebelum pencampuran masing – masing
kosolven dan bahan tambahan lain, ditambahkan 10 mL aquadest agar bahan yang
ditambahkan lebih encer dan tidak menimbulkan terjadinya salting out pada saat
dilangsungkannya pencampuran.
Sebelum penambahan volume sediaan hingga volume total produk yang
diinginkan, dilakukan In Process Control dimana dilakukan pengecekan pH sediaan. IPC
ini dilakukan untuk memastikan bahwa pH sediaan sudah memenuhi spesifikasi produk
yang diinginkan. Hasil dari IPC Pengecekan pH sediaan didapat . Sehingga dibutuhkan
Adjust pH untuk membuat pH sediaan sesuai dengan pH pada spesifikasi produk. Dan
hasil dari Adjust pH didapatkan bahwa dapar yang harus ditambahkan adalah
Na2HPO4.12H2O (dalam sediaan 60 ml) adalah 0,114 g gram dan Na2HPO4 (dalam
sediaan 60 ml) adalah 0,045 g.
Setelah sediaan jadi, maka dilakukan sejumlah Evaluasi Akhir untuk memastikan
agar sediaan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Beberapa evaluasi yang
68
dilakukan seperti halnya : Penetapan pH Sediaan, Penentuan Bobot Jenis dan Penetapan
Viskositas Sediaan.
69
Etiket / Label
70
Brosur
71
N. Daftar Pustaka
1. CS, S., 2014. Martindale: The Complete Drug Referenc. 36th.
Products Volume 3. CRC Press, Boca Raton London New York Washington DC.
8. Soewandhi, Sundani Nurono.2010. Peran Sains Kristal Bahan Aktif Farmasi Dalam
72
JURNAL PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN LIKUIDA ( FAF – 208 )
Disusun Oleh
Kamis Siang / Kelompok 4 / 13.00 – 16.20
Syahrul Wahyudi 051811133083
DEPARTEMEN FARMASETIKA
1
A. Data Karateristik
1. Aluminum Hidroksida
2. Magnesium Hidroksida
2
0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas penetralan asam teoritis Al(OH)3
dan Mg(OH)2 dalam mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlahAl(OH)3 dan
Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
• Efek Farmakologi
1. Al(OH)3
2. Mg(OH)2
Mg(OH)2 bekerja menetralkan asam lambung dengan berinteraksi dengan HCl
pada lambung dan membentuk garam MgCl2 dan H2O. Ion Mg diabsorbsi sekitar 30
% dalam usus kecil. Daya menetralkan asam lambung cepat, sehingga masa kerjanya
lebih pendek. Ion magnesium dalam usus akan diabsorpsi dan cepat diekskresi melalui
ginjal, hal ini akan membahayakan pasien yang fungsi ginjalnya kurang baik. Ion
magnesium yang diabsorpsi akan bersifat sebagai antasid sistemik sehingga
menimbulkan alkaliuria, tetapi jarang terjadi alkalosis. Efek samping yang terjadi
yaitu diare, sehingga sering dikombinasikan dengan Al(OH)3 yang memiliki efek
konstipasi.
• Interaksi
Semua antasida dapat memengaruhi penyerapan obat lain dengan mengikat
obat (mengurangi penyerapannya) atau dengan meningkatkan pH intralambung
sehingga kelarutan atau disolusi obatnya (khususnya obat asam atau basa lemah)
berubah. Karena itu, antasid seharusnya tidak diberikan dalam 2 jam setelah
pemberian tetrasiklin, fluorokuinolon, itrakonazol, dan besi.
3
• Aturan penggunaan : Setelah makan dan sebelum tidur
Pengawasan penggunaan untuk anak usia di bawah 12 tahun dan orang tua di atas 60
tahun
B. Perhitungan Dosis
4
Kapasitas penetralan asam suspensi oral Alumina dan Magnesia pada dosis
tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq dan tidak kurang dari jumlah mEq yang
dihitung dengan rumus :
0,55(0,0385A) + 0,8(0,0343M)
0,385 dan 0,0343 adalah kapasitas penetralan asam teoritis dalam mEq.
A = jumlah Al(OH)3 (mg)
B = jumlah Mg(OH)2 (mg) dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
- Perhitungan mEq
Bahan aktif yang dipilih adalah Al(OH)3 dengan kadar 250mg/5ml dan Mg(OH)2
dengan kadar 250mg/5ml dengan pertimbangan bahwa dosis yang dipilih tidak
melebih pada dosis literature (maksimal 1g untuk Al(OH)3 dan Mg(OH)2 menurut
martindale) .
Dari kedua bahan aktif tersebut dapat menetralkan mEq sebesar :
0,55 (0,0385 x 250) + 0,8 (0,0343 x 250)
= 5,29375 + 6,86
= 12,15375
(Masih dalam rentang pada single strenght suspension menurut Pharmaceutical
Dosage Form)
- Perhitungan Dosis
Penggunaan Suspensi Al(OH)3 dan Mg(OH)2 3 – 4 x sehari maka :
a. Al(OH)3 = 250mg / 5 mL
Pemakaian Sekali = 250mg / 5 mL
Pemakaian Sehari = 250 x 3 – 4 kali = 750 mg – 1000 mg
b. Mg(OH)2 = 250mg / 5 mL
Pemakaian Sekali = 250 mg
Pemakaian Sehari = 250 x 3 – 4 kali = 750 mg – 1000 mg
5
Alasan : Disebutkan bahwa konsumsi dari Suspensi Al(OH)3 dan Mg(OH)2 tidak lebih
dari 2 minggu.
Pemakaian Sekali : 1 sendok takar ( 5 mL )
Pemakaian sehari : 5 ml x 3 – 4 kali sehari = 15 – 20 mL
Pemakaian 3 hari : ( 15 mL – 20 mL ) x 3 hari = ( 45 ml – 60 ml )
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang
terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat langsung digunakan, sedangkan
yang lain beruapa campuran padat yang harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan
pembawa yang sesuai segera sebelum digunakan.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi
dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk
penggunaan oral. Beberapa suspensi yang diberi etiket sebagai susu atau magma
termasuk dalam kategori ini.
(Anonim b. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia:Jakarta)
6
Kontaminasi dari mikroba Pseudomonas sp. tidak diperkenankan (HPM Hal. 6)
Kadar bahan aktif Al(OH)3 = 250 mg/ 5ml Dengan kadar bahan aktif
yang demikian Al(OH)3 dan
Mg(OH)2 dapat menetralkan
Mg(OH)2 = 250 mg/ 5 ml asam lambung dengan tipe
single strength suspension.
7
terbentuk caking pada dasar
wadah, tetapi jika ukuran
partikel terlalu besar maka
akan cepat mengendap pada
dasar wadah
• Bagan alir
Sediaan cair
Praktis tidak larut Mengandung air Bersifat Hidrofob Rasa pahit, warna kurang
dalam air (1:10.000) menarik, bau tidak sedap,
efek samping mual
Media pertumbuhan
Dibuat Sediaan bakteri atau Butuh penambahan
Perlu penambahan
suspensi mikroorgenisme Wetting Agent
pemanis , pewarna dan
essence
Perlu Suspense Perlu pengawet
agent
8
E. Data Bahan Tambahan
1. Suspending agent
9
s (1200– pengendapan digunaka
1600 cP) getah xanthan n
for a dari suatu perbandi
1%w/v larutan. ngan
aqueous 1:2 dan
solution at 1:9.
258C (HPE 6
(HPE 6 edition,
edition, p
782) pp. 783)
Veegum kristal, praktis tidak - Bentonit Penambahan Rentang
tida larut dalam bersifat bahan alkali, penggun
berbau, etanol, minyak higroskopis, seperti aan
serbuk (fixed oils), dan magnesium
halus gliserin, penyerapan oksida, suspendi
krem propan-2-ol, air atmosfer meningkatka ng agent
sampai dan air. Larut harus n : 0,5-
keabu- dalam air dihindari. pembentukan
5,0%
abuan panas. Suspensi gel.
bentonit
pH 2% encer dapat Penambahan
w/v disterilkan alkohol
larutan dengan dalam jumlah
suspensi = autoklaf. yang
9,5-10,5 Bahan padat signifikan ke
dapat sediaan encer
Viskositas disterilkan akan
: larutan dengan mengendapka
suspensi mempertaha n bentonit
5,5% w/v nkannya
75-225 pada 1708C
mPas pada selama 1
suhu 25oC jam setelah
pengeringan
pada
1008C.
Tragaca Tersedia Praktis tidak - Merupakan Mineral kuat, Rentang
nth dalam larut dalam bahan yang asam pemakai
bentuk air, etanol stabil. organik dapa an :
bubuk. (95%), dan menurunkan
Berwarna pelarut viskositasnya Tragacan
putih organik , selain itu th
hingga lainnya. juga karena digunaka
kekuninga Meskipun NaCl n
n, tembus tidak larut dan basa sebagai
cahaya dalam air, zat
dan tidak tragacanth pengem
berbau, gum ulsi
dengan mengembang dan
dengan suspensi
10
rasa cepat dalam dalam
hambar. 10 kali berbagai
beratnya formulas
pH = 5–6 sendiri dari i
air panas atau farmasi.
Viskositas dingin (HPE 6th
: for a untuk edition, p
1%w/v menghasilk 744)
aqueous an sol atau
dispersion. semigel
koloid yang
(HPE 6th kental (HPE
edition, p 6th edition, p
744) 744)
Acacia Serpihan Larut 1:20 - Dalam tidak Rentang
tipis putih gliserin, 1:20 bentuk kompatibel penggun
atau propilen larutan air, dengan aan :
putihkeku glikol, 1:2,7 sediaan sejumlah zat
ningan, air; praktis dapat termasuk
bentuk tidak larut terdegradasi amidopyrine, Suspend
partikel dalam etanol oleh bakteri apomorphine, ing
spheroidal (95%). karena cresol, agent :
, butiran, (HPE 6th adanya ethanol 5–10 %
bubuk, edition, p 1) proses (95%), garam (HPE 6th
atau enzimatik. besi, edition, p
bubuk Untuk morfin, fenol,
1)
semprot menanggula physostigmin
kering. ngi e,
Tidak permasalaha tanin, timol,
berbau n tersebut, dan
dan diawal vanilin.
memiliki pembuatan Adanya
rasa bisa banyak
hambar dilakukan garam
pemanasan mengurangi
pH = 4.5– denganmere viskositas
5.0 (5% bus larutan
w/v larutan akasia,
aqueous secara sementara
solution) singkat garam
untuk trivalen dapat
Viskositas menghentik memulai
100 CPs an proses koagulasi.
untuk 30% enzimatik Larutan
w/v pada yang terjadi berair
sediaan oleh bakteri. membawa
larutan 20 Atau dapat muatan
C diawetkan negatif dan
(HPE 6th dengan akan
edition, p penambaha membentuk
1) n pengawet
11
antimikroba coacervate
seperti 0,1% dengan
b / v asam gelatin dan
benzoat, zat lainnya.
0,1% b / v Dalam
natrium pembuatan
benzoat, emulsi,
atau larutan akasia
campuran tidak
0,17% b / v kompatibel
methylparab dengan
en sabun.
dan0,03%
propylparab
en.
(HPE 6th
edition, p 1
)
Magnesi Serbuk Praktis tidak Stabil pada Larutan asam Rentang
hablur larut dalam pH 3-10 dengan pH penggun
um Berwarna alkohol, air , dibawah aan :
aluminiu putih pelarut 3,5.
sampai organik.
m putih Sebagai
kekuninga suspendi
silicate
n ng
agent
pH (5% 0.5-2.5%
w/v (HPE 6
suspension
edition,
) 9.0–10.0
pp. 393)
Density
2.418
g/cm3
Viscosity
(Dinamic):
1–2% w/v
level are
thin
colloidal
suspension
s
Na- Serbuk praktis tidak - Stabil pada Turunan Rentang
berwarna larut etanol pH 4-10 acridine, penggun
Alginat kuning 95%, eter, sedangkan kristal violet, aan :
(HPE 6 kecoklatan kloroform pada pH < 3 phenylmercur
, tidak dan campuran akan ic
edition, berbau, air:etanol mengendap. asetat, nitrat, suspendi
garam ng
12
p.622) tidak yang kalsium, agent 1-
berasa. mengandung logam berat, 5 %.
730%. etanol >5%.
Sifat fisika Praktis tidak
kimia : larut dalam Elektrolit
larutan konsentras
pH: 7,2 organik/larutn rendah
(1% w/v asam dengan Menyebabka
aqueous pH< 3. n viskositas
solution ) Perlahan meningkat
larut dalam
Viskositas airmembentuk Elektrolit
Dalam koloid kental konsentrasi
sediaan tinggi
1% w/v menyebabkan
Aqueous salting out
solution Konsentrasi
80°C 20- >4%
400 NaCl akan
mPas(20- menyebabkan
400cP). salting out
13
Tapped
0,464g/cm
3,
True 1,341
g/cm3
Viskositas
: larutan
2%w/v 5-
75000
mPas
Membentu
k gel suhu
50-60°C
2. Wetting agent
14
Larut dalam
air.
Kelarutan :
Larut dalam
air, aseton, dan
kloroform;
larut dalam
eter dan
beberapa
minyak
esensial; tidak
dapat campur
dengan minyak
lemak.
Stabil secara
kimia ketika
dicampur
etanol 95%,
gliserin, atau
air.
Bersifat
higroskopis.
Simpan di
tempat
terlindung dari
cahaya, tempat
sejuk, dan
kering.
15
daripada Perubahan warna Larut dan
sukrosa. hitam gliserin stabil dalam
terjadi dengan air.
Kelarutan :
adanya cahaya,
Larut dalam atau kontak
air, methanol, dengan seng
etanol 95%. oksida atau bismut
nitrat dasar.
Sorbitol Pemerian : 20 g/hari Penambahan Konsentrasi
polietilen glikol dalam larutan
(HPE 6th Ed. Hal : 679) Serbuk tidak
cair ke dalam oral : 20-35%
berbau, putih
larutan sorbitol
atau hampir Konsentrasi
menghasilkan wax
tidak dalam
yang larut air
berwarna, suspensi oral
dengan titik leleh
kristal, : 70%
35–40℃.
higroskopis.
pH : 5-7
Kelarutan : Larutan sorbitol (25℃).
bereaksi dengan
Larut air Dapat
besi oksida
(1:0,5), larut berfungsi
menjadi berubah
etanol 11% sebagai anti
warna.
(1:1,14), larut cap-locking.
etanol 95%
(1:25). Tidak
larut
kloroform dan
eter.
3. Pemanis
Karakteristik Inkompatibilit
Nama Bahan ADI Keterangan
Fisika as
Kelarutan: Konsentrasi
1:5 air suhu dalam
200C larutan:
1:2 air suhu 0,17% w/v
450C
16
1:25 propilen (30x lebih
glikol manis
daripada
sukrosa)
Sorbitol Serbuk kristal, Reports of adverse Penambahan Rentang
(HPE 6th, p. higroskopis, reactions to sorbitol polietilen penggunaan
679) putih atau are largely due to its glikol cair ke : 70%
hampir putih, actionasanosmotic dalam larutan
tidak berbau. laxative when sorbitol,
ingested orally,(17– dengan agitasi Densitas:
Kelarutan: 19) which may be kuat, 0,488 g/cm3
1:0,5 air exploited menghasilkan
therapeutically.Ingest gel lilin yang pH
ion of large quantities larut dalam air = 4.5–7.0 for
of sorbitol (>20g/day dengan titik a 10% w/v
in adults) should leleh 35– aqueous
therefore be avoided. 4080C.Larutan solution
sorbitol juga
bereaksi
dengan besi
oksida menjadi
berubah warna.
17
anhidrat The WHO, in excessive oral
bubuk considering the consumption
safety of maltitol (more than
Kelarutan
solution, did not set a 50g daily)
Water 1 in value for the may cause
0.67 acceptable daily flatulence and
intake since the diarrhea.
1 in 0.48 at
levels used in food to
408C
achieve a desired
1 in 0.33 at effect were not
608C considered a hazard
to health.
1 in 0.22 at
808C
1 in 0.18 at
908C
bubuk dengan
rasa yang
sangat manis.
Kelarutan :
Diklorometan
a Praktis tidak
larut
Dimetil
sulfoksida
Larut bebas
Metanol Larut
Air 1 pada
tahun 2000
pada suhu 22
°C
18
1 dalam 1,54
pada 80 °C
antacid
suspensions
of aluminum
hydroxide
(<7% w/)
19
0,86g/cm3
(84%
saccharin
sodium)
Konsentrasi
dalam oral
sirup:
0,04 – 0,25%
(300-600x
lebih manis
daripada
sukrosa)
Efeksamping
reaksi
hipersensitivit
as dan
fotosensivitas
(Martindale
36th ed.,p
1960)
4. Perasa
Karakteristik
Nama Bahan ADI Inkompatibilitas Keterangan
Fisika
20
lemak. Sangat
sedikit larut
dalam gliserin,
praktis tidak
larut air.
Stabilitas :
simpan pada
wadah tertutup
rapat pada suhu
tidak lebih dari
25C
tidak boleh
diminum segera
setelah makan atau
dengan antasida.
minyak
peppermint dapat
menghambat
isoenzim CYP3A4
sitokrom P450,
dan dapat
mempengaruhi
pembersihan obat
yang metabolisme
21
dimediasi oleh
enzim ini.
Stabilitas :
Bisa teroksidasi
di udara lembab
dan dipengaruhi
cahaya
Bisa terurai
cepat dalam
etanol dan dalam
alkali
Disimpan dalam
wadah tertutup
rapat dan baik,
terlindungi dari
cahaya, dingin,
dan tempat
kering
5. Pengawet
22
Kelarutan: pH: 4-8.
Air 1:400 , PG 1:5 dan Density (true)
etanol 1:2 1.352g/cm3
PG 1:3,9
Sodium Acetate Kristal transparan,tidak Bereaksi dengan asam pH: 7,5 – 9,0
berwarna, atau serbuk atau basa, dan bereaksi
granul dengan sedikit kuat dengan fluorine,
(HPE 6th ed. bau asam asetat kalium nitrat dan
P.620) diketene
Kelarutan:
Larut 1 : 0,8 dalam air,
dan 1:20 dalam etanol
95%
23
higroskopis, rasa agen kuat seperti 1-1,5 g/kg
manis, kira-kira 0,6 kromium trioksida,
(HPE 6th ed. Rentang
kali sukrosa, potassium klorat, atau
P.283) penggunaan
potassium permanganat.
Kelarutan: pengawet <20%
Jika kontaminasi
Sedikit larut dalam dengan besi akan jadi Density :
aseton ; praktis tidak gelap karena
1.2636 g/cm3
larut dalam benzene, mengandung fenol,
pada 20ºC;
kloroform dan minyak ; salisilat dan tannin.
larut dalam etanol 1.2620 g/cm3
(95%), methanol dan pada 25ºC
air ; larut 1 : 500 dalam
Pka : 14,2
eter ; larut 1 : 11 dalam
etil asetat
24
6. Dapar
25
Asam BM : 122.12 Dalam 1,79
Benzoat suspensi g/kg
Fungsi : Antimicrobial preservative dan therapeutic
oral (HPE)
(C7H6O2) agent
kadarnya
Pemerian : serbuk ringan, berwarna putih atau tidak 0,1% w/v
berwarna, tidak berasa, dan berbau khas (samar
Dalam pH
samar)
efektivitas
Inkompatibilitas : mengalami beberapa reaksi asam 2,5-4,5
organik misalnya dengan golongan alkali atau logam
berat
26
Natrium BM : 144. 11 Kadar 4,1
Benzoat dalam g/kg
Fungsi : Antimicrobial preservative, tablet dan
sediaan (HPE)
kapsul lubrikan
oral 0,02-
Pemerian : granul atau kristal putih, bersifat 05% w/v
higroskopik, tidak berbau, rasanya asin
27
Inkompatibilitas : senyawa quaternary, gelatin,
garam garam Fe, kalsium, dan logam berat lain
seperti perak, timbal, dan merkuri. Aktivitas
preservatifnya bisa menurunkan interaksi dengan
kaolin atau sufraktan non ionik.
28
Aminoacetic Pemerian : serbuk kristal berwarna putih, tidak
acid berbau, dan berasa manis.
Inkompatibilitas : dapat mengalami reaksi Maillard
dengan asam amino menghasilkan warna kuning atau
kecoklatan. Juga berinteraksi dengan gula pereduksi,
membentuk imine dengan secondary amine tanpa
perubahan warna kuning atau coklat.
7. Pewarna
29
1 : 17 dalam air, 1 :
15 dalam gliserin, 1 :
15 dalam propylene
glycol
Bill of Materials
Qs 7 Preservative, Flavor Qs
2. Rancangan formula
i. Formula 1
30
Peppermint oil Perasa 0,8% 0,8
x 60 mL = 0,48 gram
100
• Perhitungan ADI
1. Veegum
Umur BB (kg) ADI (0.0035 gram/Kg*)
2. Gliserin
Umur BB (kg) ADI (1,5 g/bbKg)
3. Propilen Glikol
Umur BB (kg) ADI (0,025mg/bbKg)
31
1 sdt x 3 - 4 x 5mL = (15 – 20 ml ) x 0,1,557 g/mL = 2,3355 g – 3,1140 g (>ADI,
dapat ditoleransi karena adanya literatur pendukung)
4. Peppermint Oil
Umur BB (kg) ADI (mL/hari)
5. FDC Green
Umur BB (kg) ADI (0,02 g/kgBB)
ii. Formula 2
Jumlah Per
Bahan Fungsi Kadar Kemasan (60
mL)
32
Air 66,125 % 39,675 mL
PERHITUNGAN ADI
2. Propilen glikol
Dalam sediaan 60 mL : 12 mL x 1.038 g/ mL = 12.456 g/60 mL = 0.207 g/ mL
= 207 mg/ Ml
ADI : 25 mg/kg BB = 25 mg/kg x 35.52 kg = > 888 mg
Penggunaan Sehari :
1 sdt x 3 – 4 = 3 – 4 x 5 mL = 15 – 20 mL x 207 mg/mL = 3105 mg – 4140
mg>ADI (masih dapat ditoleransi karena propilen glikol tidak dikonsumsi sehari-
hari)
3. Peppermint oil
Dalam sediaan 60 mL : 0.480 g/60 mL = 0.008 g/ mL : 1.527 g/ mL = 0.005
mL
ADI : 0.6 – 0.12 mL / hari
Penggunaan sehari :
1 sdt x 3 – 4 = 3 – 4 x 5 mL = 15 – 20 mL x 0.005 mL = 0.075 mL – 0.1
mL<ADI
4. FDC Green No 3
Dalam sediaan 60 mL : 0.045g/60 mL = 0.00075 mg / mL
ADI : 0 – 20 mg/kg BB x 35.53 kg = > 0 – 710.6 mg
Penggunaan sehari :
1 sdt x 3 – 4 = 3 – 4 x 5 mL = 15 – 20 mL x 0.00075 mg = 0.011255 mg – 0.015000
mg <ADI
33
iii. Formula 3
Jumlah dalam
Bahan Fungsi Kadar (%)
60ml sediaan
Wetting Agent,
Sorbitol 15% 9 ml
Pemanis
1. Veegum
LD50 (rat, IV) = 0.0035 gram/Kg
Usia>12 tahun BB = >35,52 Kg
ADI berdasarkan umur dan berat badan : 35,52 x 0,0035 = 1243,2 gram
• Veegum yang digunakan: 0,39/100 x 60 ml = 0,234 g
= 0,234 g Dalam sediaan 60 ml 12g/60 ml = 0,0039 g/ml
- ADI per dosis sehari pemakaian
5 ml x (3-4 kali) = (15ml – 20 ml) x 0,0039 = 0,0585 g – 0,078 g
2. Xanthan Gum
ADI = 10 mg/Kg BB
Usia>12 tahun BB = >35,52 Kg
ADI berdasarkan umur dan berat badan : 35,52 x 10 = 0,3552 gram
• Xanthan Gum yang digunakan: 0,16/100 x 60 ml = 0,096 g
= 0,096 g Dalam sediaan 60 ml 12g/60 ml = 0,0016 g/ml
- ADI per dosis sehari pemakaian
5 ml x (3-4 kali) = (15ml – 20 ml) x 0,0016 = 0.024 g – 0,032 g <ADI
3. Propilenglikol
ADI = 25 mg/Kg BB
34
Berat jenis = 1,038g/ml
Usia>12 tahun BB = >35,52 Kg
ADI berdasarkan umur dan berat badan : 35,52 x 25 = 0,888 gram
• PG yang digunakan 25% x 60 ml = 15 ml
= 15ml x BJ PG = 15 ml x 1,038g/ml = 15,57 g,
Dalam 60 ml sediaan: 15,57g/60ml = 0,26 g/ml
- ADI per dosis sehari pemakaian
5 ml x (3-4 kali) = (15ml – 20 ml) x 0,26 = 3,9 g – 5,2 g (>ADI, namu masih
ditoleransi karena propilen glikol tidak dikonsumsi sehari-hari. Hanya pada waktu
tertentu)
4. Sorbitol
Tidak lebih dari >20g/ hari
• Sorbitol yang digunakan: 15/100 x 60 ml = 9 g
= 9 gram Dalam sediaan 60 ml 9 g/60 ml = 0,15 g/ml
- ADI per dosis sehari pemakaian
5 ml x (3-4 kali) = (15ml – 20 ml) x 0,15 = 2,25 g – 3 g <ADI
iv. Formula 4
35
Propilparaben Pengawet 0,0104% 0,0104/100 x 60 ml 0,005 g
= 0,00625 g
Na siklamat Pemanis 3% 3/100 x 60 ml = 1,8 14,4 g
g
Peppermint oil Perasa, pewarna 0,8% 0,8/100 x 60 ml = 3,84 g
0,48 g
Simethicone Antifoaming 0,05% 0,05/100 x 60 ml = 0,24 ml
0,03 ml (0,24 g)
Air Solven 69,89% 69,89/100 x 60 ml = 335,44 ml
41,93 ml
• Perhitungan ADI
Berat badan orang dewasa (>12 tahun) : 35,52 kg (ISO vol 50 tahun 2016)
36
LD50 (rat,IV): 35 mg × 35,52 kg = 1243,2 mg
Dalam sediaan 60 ml = 1,8g/60 ml = 0,03 g/ml
Pemakaian sehari: (4 x 5 ml x 0,03 g/ml) = 0,6 g (tidak melebihi ADI)
37
10. Peppermint oil (0.6-0.12 ml/hari)
Peppermint oil yang digunakan : 0,8% = 0,48 g
Berat jenis peppermint : 1,527 g/cm3
Sehingga, 0,48 g = 0,31 ml
Dosis pemakaian sehari (20 ml) :
20
× 0,31 𝑚𝑙 = 0,10 𝑚𝑙 (tidak melebihi dosis)
60
Perhitungan ADI :
38
5 mL x (3-4 kali) = (15-20 mL) x 0,0085 = 0,1275 g – 0,017 g < ADI
39
Sehingga, 0,18 g = 0,12 ml dalam 60 mL 0,12/60 = 0,002 mL
ADI per dosis
5 mL x (3-4 kali) = (15-20 mL) x 0,002 = 0,03 mL – 0,04 mL < ADI
40
G. Rancangan Pembuatan
Skema Kerja Formula 1
Cara Kering:
Al(OH)3 Mg(OH)2
2
Veegam
Gerus ad halus Gerus ad halus
Mencampur PG +
Air Bebas CO2
+ Gliserin
Campur ad homogen
+ Peppermint oil
Campur ad homogen
+ FDC Green
Campur ad homogen
Kocok ad terdispersi
Suspensi Antasida
41
Cara Basah:
Gerus ad terbasahi
+ Gliserin
Campur ad homogen
+ Peppermint oil
Campur ad homogen
+ FDC Green
Campur ad homogen
Kocok ad terdispersi
Suspensi Antasida
42
Skema Kerja Formula 2
Cara Kering:
Mg(OH)2 Al(OH)3
Gerus ad halus Gerus ad halus
+ PG
Gerus ad terbasahi
Aduk ad homogen
+ air ad 60ml
Campur ad homoge
Magnesium aluminium
silicate n
43
Cara Basah:
Mg(OH)2 Al(OH)3
Gerus ad halus Gerus ad halus
Campur ad homogen
Magnesium Xanthan gum
aluminium silicate
+ PG
Gerus ad terbasahi
Taburkan dalam Taburkan dalam
1ml air, gerus ad 13ml air, gerus
mucilago ad mucilago
Campur ad homogen
+Peppermint
+FDC Green
Larutkan dalam air
Larutkan dalam air
Magnesium aluminium
silicate n
Campur ad homoge Campur ad homoge
Magnesium aluminium Magnesium aluminium
silicate n silicate n
+ air ad 60ml
Campur ad homoge
Magnesium aluminium
silicate n
44
Skema kerja formula 3:
Cara Kering:
Aduk ad homogen
Air 20 ml
Dalam mortir taburkan
Aduk ad homogen
campuran Xanthan gum dan
Veegum secara tipis dan rata
Propilen glikol ml
Diamkan ad mengembang →
Aduk ad homogen Gerus ad homogen
Ol Menthae
piperatae ml
Aduk ad homogen
Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
45
Cara Basah:
46
Skema kerja formula 4
Cara kering
0,96 g
Gerus ad halus Polisorbat 80
9,6 g 19,2 g
Xanthan Gum Veegum
Gerus ad
terbasahi
Campur ad homogen
0,48 g 0,05 g
Metilparaben Propilparaben
Gerus ad
homogen
Campur ad homogen
14,4 g Na Siklamat
Aduk ad homogen larutkan dalam 15 ml air
Campur ad homogen
Cek pH
Masukkan ke botol
+ air ad 60 ml
Kocok ad homogen
47
Cara basah
24 g 24 g 0,24 g
Al(OH)3 Mg(OH)2 Simethicone
Campur secara
0,48 g 0,05 g geometric dilution.
Metilparaben Propilparaben Gerus ad homogen
Campur ad homogen
14,4 g Na Siklamat
Aduk ad homogen larutkan dalam 15 ml air
Campur ad homogen
Cek pH
Masukkan ke botol
+ air ad 60 ml
Kocok ad homogen
48
Skema kerja formula 5 (Formula terpilih)
Cara Basah
130 mL air di beaker glass
18 gram Al(OH)3 16 gram Mg(OH)2 (dengan magnetic stirrer)
Tuang ke mortir,
40 gram Propilenglikol aduk ad mucilago
Campur ad terbasahi
Aduk ad homogen
49
H. Perhitungan Waktu Kadaluarsa
Perhitungan usia guna (shelf life) berdasarkan Codex 1994 menggunakan tingkat reaksi
dan konstanta reaksi. Usia guna (shelf life, t90) adalah waktu yang diperlukan rekatan
terdekomposisi 10%. Sediaan suspensi mengikuti kinetika orde nol. Reaksi orde nol
adalah reaksi yang tidak tergantung pada konsentrasi reaktan manapun.
Berdasarkan shelf life masing-masing bahan, waktu kadaluarsa sediaan ini bergantung
pada shelf life Aluminium Hidroksida karena shelf life nya lebih cepat dibandingkan
dengan Magnesium Hidroksida. Dapat disimpulkan bahwa waktu kadaluarsa sediaan
antasida Aluminum hidroksida dan Magnesium Hidroksida adalah 2 tahun.
50
I. Evaluasi
1) Organoleptik
▪ Tujuan : Mengetahui respons dari beberapa responden mengenai
rasa, bau, warna, dan penampilan secara keseluruhan dari sediaan suspensi yang telah
jadi
▪ Metode : Pemerikasaan bau, rasa, dan warna menggunakan panca
indra. Responden diberikan kuisioner untuk menilai.
pH terbaca pH sesungguhnya
51
pH kalibrasi terbaca : 7,17
Faktor koreksi : 0,17
▪ Sumber : FI IV (hal. 1039 – 1040)
3) Bobot Jenis
▪ Tujuan : Menentukan bobot jenis dari zat larutan yang diuji
▪ Alat yang Digunakan : Piknometer
▪ Metode :
- Membersihkan piknometer
- Menimbang pikometer kosong (m1)
- Piknometer diletakkan di dalam waterbath berisi air es hingga suhu mencapai
20°C
- Memasukkan sampel kedalam piknometer sampai tanda
- Menyesuaikan suhu piknometer dengan suhu yang tertera pada piknometer,
kemudian ditimbang (m2)
- Menghitung massa sampel (m1 – m2) = m3
- Menghitung bobot jenis sediaan dengan rumus
𝑀3
⍴=
𝑉
v = volume yang tertera ada piknometer
▪ Hasil :
4) Viskositas / Kekentalan
▪ Tujuan : Mengetahui kekentalan sediaan dan pelarut (mungkin)
agar sesuai dengan spesifikasi sediaan
▪ Alat yang Digunakan : Viskometer Brookfield
▪ Metode :
- Kocok suspensi ad homogen
- Masukkan suspensi ke dalam beaker glass
- Pasang spindle ukuran 63 pada viskometer
52
-
Letakkan beaker glass pada viskometer dan atur hingga spindle tercelup dalam
sediaan, tekan tombol ON
- Atur ukuran spindle yang digunakan (spindle 63), dan kecepatan spindle 50 rpm.
- Tunggu dan catat viskositas saat konstan. Lakukan replikasi 3x
▪ Hasil :
4 18,8 19,1 21
5 18,7 19 20,8
8 18,4 18,5 20
▪ Sumber :
Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences 7th Ed. Hal 873
53
- Menghitung volume sedimentasi (F)
F = VU/V0
F = Volume sedimentasi V0 = Volume total
Vu = Volume endapan suspense
0 menit 100
1 menit 100
2 menit 100
3 menit 100
4 menit 100
5 menit 100
6 menit 100
7 menit 100
8 menit 100
9 menit 100
10 menit 100
15 menit 100
20 menit 100
25 menit 100
30 menit 100
14 hari 100
6) Uji Redispersibilitas
54
▪ Tujuan : Mengetahui kemudahan sediaan suspense terdispersi
kembali
▪ Alat yang Digunakan : Gelas ukur
▪ Metode : Dekay and lesscraff
- Masukkan sediaan suspense ke dalam wadah botol/gelas ukur yang tertutup.
- Kocok 90o wadah sediaan, lalu balikan/putar ke kondisi semula.
- Catat waktu yang dibutuhkan untuk sediaan terdispersi sempurna.
▪ Hasil Standar Uji :
Waktu sediaan terdispersi sempurna = 5 detik
Jumlah pengocokan sediaan terdispersi sempurna = 3x
▪ Sumber : Teori dan Praktek Farmasi Industri Lachman, 3rd ed, hal
493
55
• Perhitungan ukuran
1 skala okuler = 10/100 x 1 x 10,43 =1,043 µm
56
• Kurva distribusi ukuran
57
▪ Alat yang digunakan : titrasi edetat
▪ Metode :
- Membuat titran disodium edetat dan bakukan
- Mengukur seksama sejumlah serbuk setara kurang lebih 800 mg masukkan
gelas piala 150 mL menambahkan 20 mL air dan aduk
- Menambahkan asam klorida P 10 mL secara perlahan, aduk hingga larut
dengan pemanasan (jika perlu)
- Saring ke dalam labu ukur 200 mL
- Bilas penyaring ke dalam labu, encerkan hingga tepat tanda
- Melarutkan 200 mg hitam eriokrom TP dalam campuran 15 mL
trietanolamina P dan 5 mL etanol mutlak P
- Memipet sejumlah larutan uji setara 40 mg magnesium klorida memasukkan
ke dalam gelas piala 400 mL
- Menambahkan 200 mL air dan 20 mL trietanolamina P, aduk
- Menambahkan 10 mL larutan dapar ammonia-amonium klorida LP dan 3
tetes larutan hitam eriokrom T
- Dinginkan dalam tangas es hingga suhu 3-4OC, angkat
- Titrasi dengan dinatrium edetat 0,05 M LV hingga berwarna biru
- Melakukan penetapan blangko
Tiap mL dinatrium edetat 0,05 M setara dengan 2,916 mg Magnesium
hidroksida
▪ Hasil Standar Uji : sesuai dengan etiket dan label sediaan
▪ Sumber : Farmakope Indonesia V Halaman 81, 91
58
- Menimbang naoh sebanyak 2 gram
- Larutkan naoh dengan 100ml aquadest di beaker glass (naoh 0,5N)
- Aduk sediaan yang telah diencerkan menggunakan magnetic strirrer dengan
kecepatan 300±30 rpm selama 1 menit
- Pipet HCL 1N sebanyak 30,0 ml
- Menambahkan hcl yang telah dipipet sambil diaduk
- Setelah penambahan hcl, aduk selama 15 menit
- Sambil menunggu pengadukan 15 menit, menuang naoh 0,5 N ke dalam
buret hingga batas tanda.
- Setelah 15 menit, titrasi kelebihan asam dalam waktu tidak lebih dari 5
menit sampai dicapai ph 3,5 yang stabil (stabil selama 10- 15 detik)
- Mencatat jumlah naoh yang dibutuhkan
- Menghitung jumlah meq asam yang digunakan tiap gram zat uji. Tiap ml
hcl 1,0 N = 1 meq asam yang digunakan.
VHCl = 11,15 mL
30 – 11,15 = 18,85 mL
59
J. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, dibuat sediaan cairan suspensi antasida dengan bahan aktif
Mg(OH)2 200mg/5mL dan Al(OH)3 225mg/5mL. Kedua bahan aktif bekerja menetralkan
asam lambung, interaksi dengan HCl akan membentuk garam dan air. kombinasi keduanya
dilakukan karena paling rendah toksisitasnya dan efek samping yang saling meniadakan,
yaitu diare dan konstipasi.
Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, kapasitas penetralan asam suspensi oral
alumina magnesia pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq dan tidak kurang
dari jumlah mEq yang dihitung dengan rumus 0,55(0,0385A)+0,8(0,0343M). A dan M
berturut-turut adalah jumlah Al(OH)3 dan Mg(OH)2 dalam mg dan didapatkan hasil
perhitungan sebesar 10,252 mEq.
Dikarenakan kedua bahan praktis tidak larut air, dibuat sediaan suspensi. Suspending
agent yang digunakan adalah xanthan gum dan avicell karena rentang pH stabilitas luas,
dengan komposisi hampir sama banyak. Untuk memudahkan bahan aktif terbasahi,
digunakan pembasah propilenglikol karena kompatibel dengan bahan aktif. Media air
mudah ditumbuhi mikroba sehingga sediaan diberi pengawet kombinasi nipagin dan
nipasol untuk meningkatkan efektivitas.
Metode pembuatan menggunakan cara basah, yaitu bahan aktif ditambahkan
pembasah sebelum dicampur dengan suspending agent. Suspending agent dibuat terlebih
dahulu dengan membuat vortex air panas di atas hot plate, suspending agent xanthan gum
ditambah sedikit demi sedikit hingga tercampur merata kemudian avicell ditambahkan
sedikit demi sedikit. Setelah rata, diamkan selama 15 menit hingga mengembang dan gerus
di mortir hingga mejadi musilago.
Setelah sediaan jadi, dilakukan beberapa evaluasi akhir untuk memastikan sediaan
sesuai dengan spesifikasi. Evaluasi yang dilakukan antara lain organoleptis, bobot jenis,
viskositas, penetapan pH, uji volume sedimentasi, redispersi, distribusi ukuran partikel,
dan kapasitas penetralan asam.
Pada uji penetapan pH diharapkan sediaan memiliki pH 8,2±0,2, namun berdasarkan
evaluasi didapatkan pH sediaan rata-rata 8,98. pH yang melebihi spesifikasi diduga akibat
pH meter yang sudah berumur karena seluruh kelompok antasida memiliki pH melebihi
spesifikasi sediaan. Demikian halnya pada uji kapasitas penetralan asam, volume HCl
yang dapat dinetralkan oleh sediaan kami sebanyak 18,85mL. 1 mL HCl 1 N setara dengan
60
1mEq asam yang dinetralkan, maka hasil uji kapasitas penetralan asam sediaan kami
sebesar 18,85 mEq.
Viskositas sediaan suspensi antasida kelompok kami tidak dapat dibandingkan
antara sebelum dan sesudah penyimpanan dikarenakan alat yang berbeda jenis. Kesalahan
ini terjadi karena penggunaan alat yang bergantian seluruh kelompok ketiga sediaan dan
waktu terbatas.
Uji volume sedimentasi kelompok kami memenuhi spesifikasi yaitu F=1 atau
"flocculation equilibrium”. Distribusi ukuran partikel sediaan suspensi kelompok kami
memenuhi syarat, yaitu berukuran 1-5 µm, serta penyimpangan tidak lebih dari 20%.
Dari berbagai hasil evaluasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sediaan
kami berlabel kuning dan perlu dilakukan optimasi, terutama berkaitan dengan kadar
bahan aktif dan penggunaan suspending agent.
61
Rancangan Kemasan, Etiket, dan Brosur
Kemasan Sekunder
62
Etiket / Label
63
Brosur
64
DAFTAR PUSTAKA
CS, S., 2014. Martindale: The Complete Drug Referenc. 36th.
Lewis, R.J., Sr (Ed.). Hawley's Condensed Chemical Dictionary. 13th ed. New York,
NY: John Wiley & Sons, Inc. 1997., p. 691
European Pharmacope
British Medical Association. 2015. New Guide to Medicines & Drugs 9th Edition.
London: A Penguin Random House Company.
65
Alok K. Kulshreshtha , Onkar N. Singh G. Michael Wall. (2010). Pharmaceutical
Suspensions From Formulation Development to Manufacturing. London, New
York, Dordrecht Heidelberg: Springer. ( P. 88-90)
Budavari, S. (ed.). The Merck Index - An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biol
ogicals. Whitehouse Station, NJ: Merck and Co., Inc., 1996., p. 168
Compendium of Food Additive Specifications. Joint FAO/WHO Expert Committee on
Food Additives (JECFA), 84th meeting 2017. FAO JECFA Monographs 20
66
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN LIKUIDA ( FAF – 208 )
Disusun Oleh
Kelas : C
DEPARTEMEN FARMASETIKA
SURABAYA
1
A. BAHAN AKTIF SEDIAAN
2
Kelarutan Praktis tidak larut
dalam air;larut dalam
etanol,dalam kloroform;dalam
methanol dan dalam eter.
BM 1018,42
pH Antara 6, 0-11,0
Erythromycin Pemerian Serbuk; agak Stabilitas Dalam wadah tertutup
Gluceptate higroskopis, putih; tidak rapat.
C37H67NO13,C berbau; hampir tidak berbau Erythromycin Gluceptate
7H14O8 BM 960,1 mempunyai potensi setara
Kelarutan Larut dalam air, dengan tidak kurang dari 600 μg
alcohol, dan methanol, sedikit eritromisin, dihitung terhadap
larut dalam aseton dan zat anhidrat.
kloroform Digunakan untuk sediaan
pH of a 2.5% solution in water parenteral, melalui infus
is between 6.0 and 8.0. intravena lebih dari 20 sampai
60 menit untuk mengurangi
kejadian tromboflebitis
Eryrthromycin Pemerian Serbuk Kristal Farmakokinetik Dalam
Estolate putih, tidak berbau, ada potensi penggunaan 4x sehari oral dose,
(C40H71NO14C per mg Erythromycin Estolate dalam darah terdapat konsentrasi
12H26O4S) ekuivalen dengan tidak kurang obat 20 – 30 % saja dalam
dari 600 µg erythromycin. bentuk basa dan konsentrasi
Kelarutan Praktis tidak larut mencapai 0.5 µg/ mL dalam 250
air, 1 : 20 dalam alcohol, 1 : 15 mg Eryrthromycin Estolate
dalam aseton, 1 : 10 dalam Precaution Tidak boleh
klorofom diberikan pada ibu hamil,
BM 1056.4 Storage Terlindung dari cahaya,
pH 5.0 – 7.0 untuk oral di tempat yang kering
suspension
Erythromycin Pemerian Putih kekuningan, Penyimpanan pada wadah
Lactobionate serbuk higroskopik. tertutup rapat
3
(C37H67NO13,C Kelarutan Larut dalam air, Salt of a product ob-tained by
12H22O12) sangat larut dalam alkohol fermentation using a strain of
dehidrat dan metil alkohol, Streptomyces erythreus.
sangat sedikit larut dalam (Martindale 36th,p. 270)
aseton dan diklorometana.
PH Dalam larutan air 2% 6, 5 -
7,5
BM 1902,2
4
konsentrasi yang bervariasi, 5 - 20% dari ibu. Eritromisin diekskresikan dalam
konsentrasi tinggi di empedu dan mengalami reabsorpsi di usus. Sekitar 2 - 5% dari
dosis oral dan 12 - 15% dari dosis intravena diekskresikan dalam bentuk aktif dalam
urin. Eritromisin sebagian dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 isoenzim
CYP3A4 melalui N-demetilasi. (Martindale 36 th, 272)
• Interaksi Eritromisin dan makrolida lain memiliki potensi untuk berinteraksi
dengan sejumlah besar obat melalui isoenzim sitokrom P450, khususnya CYP1A2
dan CYP3A4. Macrolides menghambat metabolisme obat dengan sitokrom mikro
secara kompetitif dan pembentukan kompleks tidak aktif. Akibatnya seperti aritmia
ventrikel dengan astemizole, cisapride, dan terfenadine. Penghambatan enzim
dilakukan oleh makrolida seperti eritromisin dan troleandomisin. Makrolida lain
seperti azitromisin dan diritromisin hanya memiliki sedikit atau tidak ada efek pada
sitokrom, sehingga dapat menghasilkan lebih sedikit interaksi.
Mekanisme lain, makrolida dapat berinteraksi dengan intraluminal digoksin melalui
penghambatan usus atau transpor P-glikoprotein ginjal dari digoksin menyebabkan
penekanan flora gastrointestinal. Efek stimulan makrolida pada motilitas
gastrointestinal disebabkan interaksi antara spiramisin dan levodopa. Simetidin
dapat meningkat konsentrasi eritromisin sedangkan teofilin dapat menurunkan
konsentrasi eritromisin. (Martindale 36 th, 271)
• Kontraindikasi Pasien dengan penyakit hati atau gangguan hati, gangguan ginjal
berat, riwayat aritmia. (Martindale 36 th, 271)
• Advers Effect Gangguan gastrointestinal seperti ketidaknyamanan perut dan kram,
mual, muntah, dan diare. (Martindale 36 th, 270)
B. PERHITUNGAN DOSIS
Dosis Oral
• Neonatus = 12,5 mg/kg BB setiap 6 jam.
• Anak-anak usia 1 bulan - 2 tahun = 125 mg setiap 4x sehari
• Anak- anak usia 2 tahun - 8 tahun = 250 mg setiap 4x sehari
• Untuk infeksi berat, dosis diduakalikan ( BNF 68rh ed p. 382)
Kesetaraan erythromycin stearat berdasarkan (martindale 36th ed p. 273) yaitu, 1
gram eritromisin base setara dengan 1,39 gram erythromycin stearat.
• 1 g eritromisin base = 1,39 g erythromycin stearat
5
• 125 mg eritromisin base = 173,75 mg erythromycin stearat
• 250 mg eritromisin base = 347, 5 mg erythromycin stearat
• 500 mg eritromisin base = 695 mg erythromycin stearat
6
1. Campuran serbuk/granul haruslah merupakan campuran yang homogen, sehingga
konsentrasi/dosis tetap untuk setiap pemberian obat.
2. Selama rekonstitusi campuran serbuk harus terdispersi secara cepat dan sempurna
dalam medium pembawa.
3. Suspensi yang sudah direkonstitusi harus dengan mudah didispersikan kembali dan
dituang oleh pasien untuk memperoleh dosis yang tepat dan serba sama.
4. Produk akhir haruslah menunjukkan penampilan, rasa, dan aroma yang menarik.
5. Kadar air tidak boleh melebihi kadar maksimum.
6. Suspensi kering yang telah menjadi suspensi harus memenuhi ketentuan suspensi.
Adapun ketentuan dari suspensi oral (Farmakope Indonesia IV, 1995) :
1. Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung
zat antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur.
2. Partikel yang terdapat dalam suspensi dapat mengendap pada dasar wadah bila
didiamkan. Pengendapan seperti ini dapat mempermudah pengerasan dan pemadatan
sehingga sulit terdispersi kembali, walaupun dengan pengocokan. Untuk mengatasi
masalah tersebut, dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk meningkatkan kekentalan
dan bentuk gel suspensi seperti tanah liat, surfaktan, poliol, polimer atau gula.
3. Suspensi harus dikocok baik sebelum digunakan untuk menjamin distribusi bahan
padat yang merata dalam pembawa, hingga menjamin keseragaman dan dosis yang
tepat.
4. Suspensi harus disimpan dalam wadah tertutup rapat.
Eritromisin menunjukkan konsentrasi minimal hambat (Minimal Inhibitor Concentration)
in vitro 0,5 µg/ml atau kurang terhadap sebagian besar strain mikroorganisme. Konsentrasi
minimal hambat untuk Staphylococcus spp. adalah ≤ 0,5 µg/ml, sedangkan untuk
Streptococcus spp. dan Streptococcus pneumoniae adalah ≤ 0,25 µg/ml.
7
Rasa, Bau Strawberry Meningkatkan akseptabilitas.
Warna Merah Identitas produk.
Sudut Istirahat 31° - 35° Granul dengan sifat alir yang baik
memiliki sudut istirahat <40°
(Lachman,1884:685)
Sifat Alir >10 g/detik Waktu alir yang baik menurut literatur
kurang dari 10 detik untuk 100 gram
granul (10g/detik)
(USP 35, page 801-803)
Moisture Content 2% Persyaratan sebagai granul yang baik
(MC) dimana & kandungan lembabnya sesuai
dengan persyaratan yaitu antara 2-4 %
(Lachman, dkk.1994)
Ukuran Granul 4-12 mesh Agar granul mudah direkonstitusi saat
penggunaan (Ansel, page 231)
2. Spesifikasi Sediaan
Jenis Spesifikasi Alasan
Kadar bahan aktif 347,5 mg/5 ml 292,50 mg Erythromycin stearat
sebanding dengan 250 mg Eritromisin
Base
Rasa Strawberry Disukai anak-anak sehingga
meningkatkan akseptabilitas
Warna Merah Identitas produk
Bentuk sediaan Dry sirup Bahan aktif tidak larut dan tidak stabil
dalam bentuk terlarut
Volume sediaan 60 ml Menyesuaikan perhitungan
pH 6,5 + 0,2 Untuk pH bahan aktif = 6,0-8,5
(FI V hal 378)
Untuk pH suspensi oral eritromisin
etilsuksinat 7,0-9,0 (FI V hal 380)
8
Viskositas Antara viskositas air Memudahkan penuangan saat sudah
dan Na Alginat (1 Cp direkonstitusi. Terlalu encer
– 50 cP) (HPE p. 623) menyebabkan mudah mengendap,
terlalu kental menyebabkan susah
dituang.
Ukuran partikel 1-10 µm Ukuran partikel suspense umumnya 1-
100 µm (Ansel,1985). Persyaratan
ukuran partikel untuk suspensi cair
sebesar 0,1-100 µm (Martin, 1993)
Waktu redespersibel < 30 detik Waktu dispersi maksimal 30 detik
(Gebresamuel & Gebremariam, 2013)
E. BAGAN ALIR
Eritromisin
Etil Suksinat
Perlu
suspending
agent
9
F. BAHAN TAMBAHAN
1. Suspending agent
10
pengawet, karena suspending
pH= 6,0-8,0 terjadi pengendapan. agent
campuran
Surfaktan anionik dan
Viscosity xanthan gum
amfoter pada
(dynamic) 1200– dengan
konsentrasi di atas
1600 mPa s (1200– veegum dapat
15% b / v
1600 cP) for a digunakan
menyebabkan
1%w/v aqueous perbandingan
pengendapan getah
solution at 258C 1:2 dan 1:9.
xanthan dari suatu
(HPE 6 edition, p (HPE 6 edition,
larutan.
782)
pp. 783)
Kelarutan : Praktis
tidak Disarankan untuk di
11
praktis tidak larut mempertahankannya
dalam etanol, pada 170oC selama 1
minyak (fixed oils), jam setelah pengeringan
gliserin, propan-2- pada 100oC.
ol, dan air. Larut
pH 2% w/v larutan
dalam air panas
suspensi = 9,5-10,5
Viskositas : larutan
suspensi 5,5% w/v 75-
225 mPas pada suhu
25oC
12
mengembang stabil.
dengan
cepat dalam
10 kali beratnya
sendiri dari
air panas atau
dingin
untuk
menghasilk
an sol atau
semigel
koloid yang
kental (HPE
6th edition, p
744)
Na- Pemerian : Serbuk 25 mg /kg Turunan acridine, Rentang
Alginat berwarna kuning BB kristal violet, penggunaan :
kecoklatan, tidak phenylmercuric asetat,
(HPE 6
berbau, tidak nitrat, garam kalsium, suspending
edition, berasa. logam berat, etanol agent 1-5 %.
13
membentuk koloid
kental
14
klorida, asam
Sifat fisika kimia: phydroxybenzoic,
pamino
pH 1% w/v larutan: benzoic acid,
5-8 metil paraben, propil
Density: bulk paraben, butyl
0,276 g/cm3, paraben
Tapped
0,464g/cm3,
True 1,341 g/cm3
Viskositas: larutan
2%w/v 5-75000
mPas
Membentuk gel
suhu
50-60°C
Kelarutan Praktis
tidak
larut dalam
aseton,
metanol,
kloroform,
etanol 95%,
eter, air
panas. Larut
dalam asam
asetat
glasial.
15
2. Wetting Agent
16
(95%), gliserin, air, gliserin, etanol
larut dalam 1/6 bagian 95%, atau air.
eter, tidak larut dalam
minyak alami tapi larut Penggunaan:
dalam beberapa Pengawet 15%
minyak essensial. Humektan
15-30%
Sifat Fisika Kimia: Kosolven oral
Berat Molekul: 76,09 10-25%.
g/mol
Titik Didih: 188°C
Densitas: 1,038 g/cm3
(20°C)
Titik Leleh: -59°C
Sodium Pemerian : 0,5–5,0 Sodium lauryl Stabilitas:
Lauryl Surfate Kristal putih, krem, g/kg BB surfate Sodium lauryl
(HPE 6th Ed. atau berwarna kuning inkompatibel surfate stabil
Page 651-653) pucat, seperti serpih dengan surfaktan pada
atau bubuk halus, rasa kationik, asam penyimpanan di
putih, dan bau lemak encer, ion Ca dan bawah normal,
yang samar. Mg. pada pH 2,5
Kelarutan : terjadi hidrolisis
Bebas larut dalam air, sodium lauryl
praktis tidak larut surfate.
dalam kloroform dan
eter. Penggunaan:
Sifat Fisika Kimia: Wetting agent 1 –
PH: 9,5-10,0 2%
HLB : 40
Densitas: 1,07 g/cm3
Wetting Agent yang dipilih adalah:
Wetting Agent yang dipilih adalah tween 80 yang merupakan surfaktan nonionik sehingga
kompatibel dengan bahan-bahan yang digunakan dalam formula, larut dalam air (HLB tinggi),
17
tidak higroskopis, mudah dikeringkan dalam proses granulasi, dan pH yang dimiliki sesuai
dengan sediaan yang diinginkan.
3. Pemanis
Kelarutan: Konsentrasi
1:5 air suhu 200C dalam larutan:
1:2 air suhu 450C 0,17% w/v
1:25 propilen glikol (30x lebih manis
daripada
sukrosa)
Kelarutan: Densitas:
1:1,2 air 0,8-1,1 g/cm3
1:3,5 propilen glikol (76% saccharin
sodium)
0,86g/cm3
(84% saccharin
sodium)
18
Konsentrasi
dalam oral sirup:
0,04 – 0,25%
(300-600x lebih
manis daripada
sukrosa)
pH stabiltas :4,0-
8,0
Rentang
pemakaian 67%
(oral)
→ADI tidak
dicantumkan
dalam label
karena termasuk
golongan GRAS
19
(BSN,2004)
20
Manitol Pemerian: An Larutan manitol Densitas
(HPE ed. 6th Putih, tidak berbau, acceptab akan salting out = 1,514 g/cm3
page 424) granul/ serbuk kristal le daily oleh Cacl2 atau
mudah mengalir, intake of NaCl dan terbentuk pKa
memberi sensasi dingin mannitol endapan = 13,5 ; 180C
pada mulut has not
been
specified
Kelarutan:
by the
Larut dalam larutan
WHO
alkalis, gliserin 1:18 ;
since the
air 1:5,5 ; sangat sukar
amount
larut dalam etanol
consume
d as a
sweeteni
ng agent
was not
consider
ed to
represent
a hazard
to
health.(2
6)
LD50
(mouse,
oral):
22g/kg
LD50
(rat,
21
oral):
13.5g/kg
Bahan yang terpilih sukrosa sebab dapat digunakan sebagai pemanis juga pengisi
4. Pengawet
22
trisilicate; dan
mengalami
hidrolisis oleh asam
kuat/basa lemah
Biasanya
dikombinasi
dengan metyl
paraben (nipagin)
Propilen Pemerian Cairan jernih, 25 Inkompatibel
glikol tidak berwarna, viskos, mg/kg Reagen oksidasi Rentang penggunaan
HPE 6th Ed p. tidak berbau, rasa manis, BB contoh KMnO4 15-30%
592-594 rasa tajam menyerupai PH 6 – 8
gliserin Density 1.038 g/cm3
Kelarutan Larut dalam pada 20ºC
air, gliserin, etanol 95%,
tidak larut dalam minyak
alami tapi larut dalam
beberapa minyak
essential.
Natrium Pemerian Kristal 5 Inkompatibel Rentang Penggunaan
benzoate transparan,tidak mg/KgB Aktivitas sebagai Sediaan oral 0,02 -0,5%
HPE 6th Ed p. berwarna, atau serbuk B pengawet menurun pH 2 – 5, pada kondisi
627 - 629 granul dengan sedikit bau dengan adanya basa tidak memberikan
asam asetat, agak kaolin atau efek
higroskopis, rasa manis surfaktan nonionik Density 1.497–1.527
Kelarutan Air 1 : 1.8, 1 g/cm3 pada 24oC
: 1.4 (100oC), ethanol
95% 1: 75, ethanol 90% 1
: 50
Gliserin Pemerian Jernih, tidak 1,0 - 1,5 Inkompaktibel Rentang penggunaan
HPE 6th Ed p. berwarna, tidak berbau, g/kgBB Gliserin dapat <20%
283- 286 kental, higroskopis, rasa meledak jika Pka 14,2
dicampur dengan
23
manis, kira-kira 0,6 kali agen kuat seperti Density 1.2636 g/cm3
sukrosa, kromium trioksida, (20ºC), 1.2620 g/cm3
Kelarutan Larut dalam potassium klorat, (25ºC)
air, methanol, etanol atau potassium
95%, praktis tidak larut permanganat.
dalam minyak, etil asetat Warnanya menjadi
1 : 11 gelap jika teekena
cahaya
Sodium Pemerian Kristal - Inkompatibel Rentang penggunaan
Acetate transparan,tidak Bereaksi dengan pH 7,5 – 9,0
HPE 6th Ed p. berwarna, atau serbuk asam atau basa, dan Density
620 - 622 granul dengan sedikit bau bereaksi kuat
asam asetat dengan fluorine,
Kelarutan Air 1 : 0,8, kalium nitrat dan
etanol 95% 1:20 diketene
Sodium Pemerian Jernih, tidak - Inkompatibel Rentang penggunaan
Lactate berwarna, tidak berbau Reagen oksidasi pH 6,5 – 9,0
HPE 6th Ed p. atau hampir berbau, (Martindale 36ed.
650 - 651 higroskopis p.1673)
Kelarutan Larut dengan Density
air dan etanol 95%
Dan glikol
24
Karmin 6,2 5 mg/kg Pewarna
Ethyl vanillin Asam 2,822 mg/L 3 mg/kg Bau dan rasa vanilla utk
oral sirup 0,01-8%
Trehalose 4,5-6,5 Pelarut polar 1,6 gram/kg 45% sukrosa. Gula non
reduktor
25
FD&C Green no 3 ( 25 ℃ 0 – 20 pewarna
( Fast green FCF ) (g/100mL) mg/kg
1 : 17 dalam
air, 1 : 15
dalam
gliserin, 1 :
15 dalam
propylene
glycol
• Perhitungan Dapar
PH spesifikasi = 6,5 – 7,5 𝛽
𝐾𝑎 [𝐻3𝑂 + ]
= 2,3 x C x (𝐾𝑎+ [𝐻3𝑂 + ])2
Dapar fosfat Pka = 7.2
0,02 = 2,3 x C x
[𝑔𝑎𝑟𝑎𝑚]
pH = pKa + log 6,31 𝑥 10−8 [10−7 ]
[𝑎𝑠𝑎𝑚]
(6,31 𝑥 10−8 + [10−7])2
[𝑁𝑎2 𝐻𝑃𝑂4 ]
pH = pKa + log [𝑁𝑎𝐻
2 𝑃𝑂4 ] C = 0,0366 M
[𝑁𝑎 𝐻𝑃𝑂4 ]
2
7,0 = 7,2 + log [𝑁𝑎𝐻 C = [garam] + [asam]
2 𝑃𝑂4 ]
m = 0,1613 g
• Massa NaH2PO4.2H2O dalam sediaan 60 ml
26
Mr NaH2PO4.2H2O
m = x massa NaH2PO4
𝑀𝑟 NaH2PO4
156,01
= 119,98 x 0,1613 g
= 0,2097 g
0,2097 𝑔
% NaH2PO4 = x 100%
60 𝑚𝑙
= 0,35 % b/v
• Untuk Na2HPO4 dalam sediaan 60 ml
𝑚 1000
M = 𝑀𝑟 𝑥 𝑚𝑙
𝑚 1000
0,0142 = 141,96 𝑥 60
m = 0,1209 g
= 0,3050 g
0,3050 𝑔
% Na2HPO4 = x 100%
60 𝑚𝑙
= 0,51 % b/v
G. FORMULA
27
Formula 1
PERHITUNGAN ADI
Berdasarkan ISO Volume 49 halaman 582 – 583 diketahui bahwa bobot rentang untuk usia 2-8
tahun adalah 12,48 – 25,25 Kg.
1. Natrium Alginat
Umur BB (kg) ADI (0,025 gram/Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,312 – 0,631 gram
Yang digunakan: 2 /100 x 60 ml = 1,2 g
Dalam 60 ml sediaan: 1,2g/60 ml = 0,02 g/ml = 20 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 20 mg/mL = 400,0 mg (<ADI, masih ada direntang ADI)
2. Tween 80 / Polysorbate 80
Umur BB (kg) ADI (0,025 gram/Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,312 – 0,631 gram
Yang digunakan: 2 /100 x 60 ml = 1,2 g
Dalam 60 ml sediaan: 1,2g/60 ml = 0,02 g/ml = 20 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 20 mg/mL = 400,0 mg (<ADI, masih ada direntang ADI)
3. Sodium Asetat
Umur BB (kg) ADI (0,0035 gram/Kg)
28
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,0437 – 0,0884 gram
Yang digunakan: 0,11 /100 x 60 ml = 0,066 g
Dalam 60 ml sediaan: 0,066g/60 ml = 0,0011 g/ml = 1,1 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 1,1 mg/mL = 22 mg (<ADI, masih ada di rentang ADI)
4. Sukrosa
Umur BB (kg) ADI (0,03 gram/Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,3744 – 0,7575 gram
Yang digunakan: 50 /100 x 60 ml = 30 g
Dalam 60 ml sediaan: 30g/60 ml = 0,5 g/ml = 500 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 500 mg/mL = 10000,0 mg (>ADI, Melebihi ADI namun
dapat ditolerir dengan adanya literatur yang mendukung)
6. Maltol
Umur BB (kg) ADI (0,001 gram/Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,0125 – 0,0252 gram
Yang digunakan: 0,01 /100 x 60 ml = 0,006 g
Dalam 60 ml sediaan: 0,006g/60 ml = 0,0001 g/ml = 0,1 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 0,1 mg/mL = 2,0 mg (<ADI, masih ada direntang ADI)
7. Simethikon
Umur BB (kg) ADI (0,013 gram/Kg)
29
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 0,1623 – 0,3283 gram
Yang digunakan: 0,05 /100 x 60 ml = 0,3 g
Dalam 60 ml sediaan: 0,3g/60 ml = 0,005 g/ml = 5 mg/ml
o ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1 sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 5 mg/mL = 100,0 mg (<ADI, masih ada direntang ADI)
Formula 2
Perhitungan ADI
1. Xanthan gum
Dalam sediaan 60 mL : 0.3g/ 60 mL = 0.005g/ mL = 5 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun :
(12.48 – 25.25 kg) x 10 mg/kg BB = 124.80 mg – 252,50 mg
Penggunaan sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 5 mg/ mL = 100 mg (<ADI. Dibawah rentang )
2. Tween 80
Dalam sediaan 60 mL : 1.2g/ 60mL = 0.02g/ mL = 20mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun :
(12.48 – 25.25 kg) x 25 mg/kg BB = 312 mg – 631.25 mg
30
Penggunaan sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 20mg/ mL = 400 mg (<ADI, dalam rentang)
3. Sukrosa
Dalam sediaan 60 mL : 30 g/60 mL = 0.5g/ mL = 500 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun :
(12.48 – 25.25 kg) x 30 mg/kg BB = 374.4 mg – 757.5 mg
Penggunaan sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 500 mg/ mL = 10 kg
(>ADI tetapi, ada literature yg mengatakan untuk penggunaan pemanis dan pengisi
pada HPE sebesar 50 % dalam sediaan)
4. Na – sakarin
Dalam sediaan 60 mL : 0.066g/60 mL = 0.001g/ mL = 1 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun :
(12.48 – 25.25 kg) x 2.5 mg/kg BB = 31.20 mg – 63.12 mg
Penggunaan dalam sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 1 mg/ mL = 20 mg (<ADI, Dibawah rentang)
5. Allura red
Dalam sediaan 60 mL : 0.024g/60 mL = 0.0004 g/ mL = 0.4 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun :
(12.48 – 25.25 kg) x 7 mg/kg BB = 87.36 mg – 176.75 mg
Penggunaan dalam sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 0.4 mg/ mL = 8 mg (<ADI, Dibawah rentang)
6. Maltol
Dalam sediaan 60 mL : 0.006 g/ 60 mL = 0.001g/ mL = 0.1 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun
(12.48 – 25.25 kg) x 1 mg/kg BB = 12.48 mg – 25.25 mg
Penggunaan sehari :
1 sdt x 4 x 5 mL x 0.1 mg/ mL = 2 mg/ mL (<ADI, Dibawah rentang )
7. Simeticone
Dalam sediaan 60 mL : 0.03 g/60 mL = 0.0005g/ mL = 0.5 mg/ mL
ADI 2 – 8 tahun
(12.48 – 25.25 kg) x 1.5 mg/kg BB = 18.72 – 37.88 mg
Penggunaan dalam sehari :
31
1 sdt x 4 x 5 mL x 0.5 mg/ mL = 10 mg (<ADI, Dibawah rentang)
Formula 3
31,5 g (w/v)
(w/w)
32
FD&C Red Pewarna 0,04% 0,04% 0,021% 1,05 mg/5ml
40 ~> 12,6
mg/60ml
PERHITUNGAN ADI
Berdasarkan ISO Volume 49 halaman 582 – 583 diketahui bahwa bobot rentang untuk usia 2-8
tahun adalah 12,48 – 25,25 Kg.
1. Sukrosa
Umur BB (kg)
ADI not limited
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg
Sukrosa yang digunakan dalam 60 ml adalah 26652, 15mg
Dalam 60 ml sediaan: 26652, 15 mg/60 ml = 444,2 mg/ml
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
(1 sdt) x 4 x 5mL = (20 ml ) x 444,2 mg/mL = 8884 mg dalam satu hari pemakaian
2. Polysorbate 80
Umur BB (Kg) ADI Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 25mg/kg BB 312,0-631,25
33
Yang digunakan dalam 60 ml sediaan adalah 12,6 mg
Dalam 60 ml sediaan: 12,6 mg/60 ml = 0,21 mg/ml
ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
= (1 sdt) x 4 x 5mL = (20 ml ) x 0,21 mg/mL = 4,2 mg (<ADI, dibawah rentang)
4. Maltol
Umur BB (kg) ADI (1 mg /Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 12,48 – 25,52 mg
Yang digunakan: 0,01 /100 x 31500 mg = 3,15 mg
Dalam 60 ml sediaan: 3,15 mg/60 ml = 0,0525 mg/ml
ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1sdt x 4 x 5mL = 20 ml x 0,0525 mg/ml = 1,05 (<ADI, dibawah rentang ADI)
5. Simethikon
Umur BB (kg) ADI (1,5mg /Kg)
2-8 Tahun 12,48-25,25 Kg 18,72 mg – 37,87 mg
Simethicone yang digunakan dalam 60 ml adalah 115, 75mg
Dalam 60 ml sediaan: 15, 75 mg/60 ml = 0,2625 mg/ml
ADI per dosis sehari pemakaian usia 2-8 tahun
1sdt x 4 x 5mL = (20 ml ) x 0,2625 mg/mL = 5,25 mg (<ADI)
Formula 4
34
Sodium Asetat Pengawet 0,11% 0,11/100 x 60 ml = 0,066 g
Perhitungan ADI
• Span 20
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 25 mg/kg BB 312 mg – 631,25 mg
• Avicel 101
35
Perempuan : 4446 mg/kg Perempuan : 55.486,08
BB mg – 112.261,5 mg
• Sodium asetat
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 3,53 mg/kg BB 44,05 mg – 89,13 mg
• Starch
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 Not limited Not limited
36
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
(1 sdt) x 4 x 5mL = (20 ml ) x 30 mg/mL = 600 mg = 0,6g (>ADI)
• Maltol
Umur BB (kg) ADI (gram)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 0,00998 - 0,01883
37
FORMULA TERPILIH SEDIAAN DRY SYRUP ERITHROMYCIN-C
Jumlah
Komponen Jumlah
Fungsi % (Dalam 400
Bahan (Dalam 60ml)
Ml)
Eritromisin Bahan Aktif
6,95% 4,17 g 27,8 g
Stearate
Suspending
Sodium Alginat 1,5% 0,9 g 6g
agent
Tween 80 Pembasah 0,12% 0,072 g 0,48 g
Na Benzoat Pengawet 0,2 % 0,12 g 0,8 g
Pengisi,
Sukrosa 60% 36 g 240 g
pemanis
Strawberry Perasa 0,025% 0,015 g
0,10 g
Essesence
Allura Red Pewarna 0,0025% 0,0015 g 0,01 g
Na2HPO4.12H2O Dapar 0,51% 0,3050 g 2,03 g
NaH2PO4.2H2O Dapar 0,35 % 0,2097 g 1,40 g
Perhitungan ADI
• Sodium Alginat
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 200 mg/kg BB 2,496 g – 5.05 g
Sodium Alginat yang digunakan : 1,5% = 0,9 g = 900 mg
ADI : 200 mg × 12,48 kg – 25,25 kg = 2,496 g – 5,05 g
Dosis pemakaian sehari (20 ml) :
20
× 900 𝑚𝑔 = 300 𝑚𝑔 (tidak melebihi ADI untuk anak usia 2 - 8 tahun)
60
• Tween 80
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 25 g/kg BB 312 g – 631,25 g
CMC Na yang digunakan : 0,12% = 0,072 g
ADI : 25 g × 12,48 kg – 25,25 kg = 321 g – 631,25 g
Dosis pemakaian sehari (20 ml) :
38
20
× 0,072 𝑔 = 0,024 𝑔 (tidak melebihi ADI)
60
• Na Benzoat
Umur BB (kg) ADI Rentang
2-8 tahun 12,48 – 25,25 5 mg/kg 62,4-126,25 mg
Na benzoat yang digunakan : 0,2 % = 0,12 g = 120 mg
ADI : 5 x 12,48 – 25,25 = 62,4-126,25 mg
Dosis pemakaian sehari (20 ml) :
20
× 0,12 𝑔 = 0,04 𝑔 (tidak melebihi ADI)
60
• Na2HPO4.12H2O
Umur BB (kg) ADI Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 75 g/ kgBB 936 – 1893,75
Yang digunakan dalam 60 ml: 0,51% = 0,3050 g = 305 mg
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
20
× 305 𝑔 = 101,67 𝑔 (tidak melebihi ADI)
60
• NaH2PO4.2H2O
Umur BB (kg) ADI Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 8,29 g/ kgBB 103,459 – 209,3225
Yang digunakan dalam 60 ml: 0,35% = 0,2097 g = 209,7 mg
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
20
× 209,7 𝑔 = 69,9 𝑚𝑔 (tidak melebihi ADI)
60
• Sukrosa
Umur BB (kg) ADI (gram) Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 - -
Sukrosa dalam 60 ml sediaan: 60% = 36 g
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
20
× 36 𝑔 = 12 𝑔
60
• Strawberry Essence
Umur BB (kg) ADI (gram) Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 - -
Strawberry Essence dalam 60 ml sediaan: 0,025% = 0,015 g
ADI per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
39
(1 sdt) x 4 x 5mL = (20 ml/60mL ) x 0,015 g = 0,005 g.
• Allura red
Umur BB (kg) ADI (mg) Rentang (mg)
2-8 tahun 12,48 – 25,25 7 mg/kg 87,36 -176,75
Yang digunakan dalam 60 ml sediaan: 0,0025% = 0,0015g = 1,5 mg
ADI = 7 mg/kg, per dosis sehari pemakaian anak umur 2 sampai 8 tahun
(1 sdt) x 4 x 5mL = (20 ml/60mL ) x 1,5 mg = 0,5 mg (tidak melebihi ADI)
40
H. FLOWCHART PEMBUATAN SEDIAAN
Gerus ad halus
Gerus ad halus
41
FORMULA 2 Metode Granulasi Basah
Simethikon Tween 80
Allura red Na-Sakarin
Encerkan dengan
etanol 70% q.s
Gerus ad halus
Gerus ad halus
dan homogen
42
FORMULA 3 (Powder Blend)
Allura Red
xanthan gum
Sukrosa
Na-saccarin
Eritromisin Etil suksinat
+
Campur dan aduk ad homogen Tween 80 +
Campur ad homogen
Maltol
Campur ad homogen
Bila pH << dari pH spesifikasi,
Cek pH ditambah Na2HPO4 hingga
sesuai
Bila pH >> dari pH spesifikasi,
Masukkan wadah ditambah NaH2PO4 hingga
sesuai
43
Metode Granulasi Basah
Tween 80
Sukrosa Gerus ad halus dan
homogen Gerus ad
Encerkan dengan etanol halus
70% q.s
Ayak
Gerus ad homogen
Eritromisin
Ayak dengan ayakan ukuran Etil
2 mm (10 mesh) Suksinat
Gerus ad homogen
Gerus
Campur bahan dan + Alkohol 70% qs ad terbentuk massa granul ad halus
Evaluasi Granul :
Masukkan ke dalam botol 1. Sifat alir
2. % MC
3. Organoleptis
Rekonstitusi dengan air ad 60 ml 4. Distribusi Ukuran
45
FLOWCHART FORMULA TERPILIH
+ Alkohol 70% 7
Aduk ad ml
homogen dan Allura red 0,010
Campur ad g + Alkohol 70%
2 ml
homogen ad
Gerus ad homogen dan terbentuk massa
keringkan dengan diangin-
Ayak granul dengan
anginkan
ayakan 13-18 mesh
J. EVALUASI
a. Sebelum rekonstitusi
1. Organoleptis
a. Tujuan : Mengetahui respons dari beberapa responden mengenai rasa, bau, warna,
dan penampilan secara keseluruhan dari sediaan suspensi yang telah jadi
b. Metode : Pemeriksaan bau, rasa, dan warna menggunakan panca indra. Responden
diberikan kuisioner untuk menilai.
c. Hasil standar uji : Sesuai spesifikasi sediaan
2. Kecepatan Alir
a. Tujuan : Menentukan kecepatan alir granul pada sediaan apakah sesuai spesifikasi
b. Metode :
- Memasang corong pada statif dengan jarak ujung pipa bagian bawah ke
bidang datar = 10.0 ± 0.2 cm
- Menimbang teliti 100 gram bahan (W)
- Menutup dasar lubang corong lalu menuang bahan ke dalam corong
- Membuka tutup dasar lubang corong bersamaan dengan dinyalakannya
stopwatch.
- Mencatat waktu yang diperlukan mulai bahan mengalir sampai bahan dalam
corong habis (t)
- Menghitung kecepatan alir dengan rumus :
𝑤
𝐾𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑎𝑙𝑖𝑟 = 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
𝑡
c. Hasil standar uji :
- Sesuai dengan spesifikasi sediaan.
- Aliran granul yang baik jika waktu untuk mengalirkan 100 gram tidak lebih
dari 10 detik (Voight, 1994)
d. Hasil praktikum
Waktu Berat (g) Waktu (s) Kecepatan (g/s)
47
Sebelum 100,09 11,63 8,61
penyimpanan
Setelah penyimpanan 100,08 10,14 9,87
Pada spesifikasi sediaan, diharapkan kecepatan alir granul >10 g/detik, karena
berdasarkan literature kecepatan alir granul yang baik >10 g/detik. Pada praktikum
menunjukkan hasil kecepatan alir granul sebesar 8,61 g/detik sebelum penyimpanan
dan 9,87 g/detik setelah penyimpanan, hal ini tidak sesuai dengan literature maupun
spesifikasi sediaan akibat terlalu lama proses pemanasan dalam oven sehingga terdapat
granul yang kembali menjadi fines (berat partikel ringan dan sifat alir menjadi kurang
baik) karena terlalu kering. Solusi dari masalah tersebut adalah lama pengeringan
sesuai agar didapatkan granul yang tidak terlalu kering dan sehingga tidak kembali
menjadi fines, dan sifat alir lebih baik.
3. Sudut Istirahat (Angle of repose)
a. Tujuan : Menentukan sudut istirahat granul pada sediaan apakah sesuai dengan
spesifikasi
b. Metode :
- Mengukur tinggi timbunan bahan dibawah corong hasil penentuan dari
kecepatan alir (h = cm)
- Mengukur jari jari alas kerucut timbunan bahan (r = cm)
- Menghitung sudut istirahat dengan rumus
ℎ
∝ = tan−1
𝑟
c. Hasil standar uji :
- Sesuai dengan spesifikasi sediaan
- Menurut USP 35 derajat sudut istirahat yang baik :
48
d. Hasil praktikum
Waktu h (cm) r (cm) α (˚)
Sebelum penyimpanan 4 5,5 36,03
Sesudah penyimpanan 4 6,5 31,61
Pada spesifikasi sediaan, diharapkan sudut istirahat granul 31° - 35°, karena
berdasarkan literature sudut istirahat granul yang baik < 40°. Pada praktikum
menunjukkan hasil sudut istirahat granul sebesar 36,03° sebelum penyimpanan dan
31,61° setelah penyimpanan, hal ini sesuai dengan literature, tetapi saat sebelum
penyimpanan hasil yang diperoleh melebihi spesifikasi karena sifat alir kurang baik.
4. % MC
a. Tujuan : Menentukan % kelembaban granul pada sediaan apakah sesuai dengan
spesifikasi
b. Metode :
- Menimbang 0,5 – 1,0 g granul
- Memastikan waterpass tepat ditengah
- Menghubungkan alat ke aliran listrik
- Menyalakan alat dengan menekan on
- Membersihkan sekitar pan dengan kuas
- Memasang lempeng aluminium pada alat
- Menekan tombol “TARE” hingga muncul angka “0,000”
- Menaburkan granul pada aluminium dan menutup alat
- Menunggu hasil yang ditampilkan pada alat (hingga lampu pada alat padam)
c. Hasil standar uji : % MC 2 – 4 %
d. Hasil praktikum
Sebelum Penyimpanan Setelah Penyimpanan
1,09 %
49
sediaan atau granul terlalu kering akibat terlalu lama proses pemanasan dalam oven.
Solusi dari masalah tersebut adalah dilakukan pengecekan setiap 15 menit pada granul
dalam oven agar % MC tidak melebihi batas minimum spesifikasi.
b. Setelah Rekonstitusi
1. Organoleptis
a. Tujuan : Mengetahui respons dari beberapa responden mengenai rasa, bau, warna,
dan penampilan secara keseluruhan dari sediaan suspensi yang telah jadi
b. Metode : Pemerikasaan bau, rasa, dan warna menggunakan panca indra.
Responden diberikan kuisioner untuk menilai.
c. Hasil standar uji : Sesuai spesifikasi sediaan
2. Waktu Rekonstitusi
a. Tujuan : Mengetahui waktu rekonstitusi dari sediaan
b. Metode :
• Menyiapkan aquadest
• Menuangkan aquadest pada sediaan dry syrup dalam botol yang sudah
dikalibrasi hingga tepat tanda.
• Mengocok sediaan hingga menjadi sediaan yang homogen dan mencatat
waktu yang diperlukan untuk rekonstitusi.
c. Hasil standar uji : Semakin cepat rekonstitusi semakin baik sediaan tersebut (< 30
detik)
d. Hasil praktikum
Replikasi Penimbangan Waktu (s)
1 41,259 16.57
2 41,258 16.88
3 41,260 16.70
Rata-rata 41,259 16.72
Waktu rekonstitusi yang didapatkan rata-rata untuk setiap botol beriri 41,259
mg granul dengan 38ml air (didaptkan setelah optimasi) adalah 16,27 detik.
Berdasarkan literature waktu rekosntitusi yang baik untuk sediaan suspense dry syrup
adalah < 30 detik. Hal ini berarti sediaan dry syrup sudah sesuai sebagai sediaan yang
memiliki waktu rekonstitusi yang baik.
3. Penetapan pH
50
a. Tujuan : Mengetahui pH sediaan untuk dibandingkan dengan pH spesifikasi
sediaan
b. Alat yang digunakan : pH meter
c. Metode :
- Membersihkan elektroda dengan aquades lalu mengeringkan dengan tisu.
- Kalibrasi pH meter dengan buffer standar.
- Mengeringkan elektroda dengan tisu.
- Memasukkan elektroda ke dalam gelas beaker berisi larutan sediaan.
- Menunggu sampai menunjukkan angka konstan.
- Mencatat pH dan melakukan replikasi sebanyak tiga kali.
d. Hasil standar uji : Sesuai dengan spesifikasi sediaan.
e. Hasil praktikum
Replikasi pH
1 6.46
Pada spesifikasi sediaan pH sediaan adalah 6,5 + 0,2 dan pada literature pH dry
syrup erytromisin stearat adalah . Hasil evaluasi penetapan pH sediaan adalah 6,46,
hal ini memenuhi rentang spesifikasi sediaan yaitu 6,3-6,7 dan memenuhi rentang pH
dalam literature. Hal ini dikarenakan penambahan dapar pada sediaan yang membuat
pH sediaan tidak mudah berubah secara ekstrim.
4. Penentuan Viskositas
a. Tujuan : Mengetahui kekentalan sediaan agar sesuai dengan spesifikasi sediaan
b. Alat yang digunakan : Viskometer Brookfield
c. Metode :
- Memilih spindle yang akan digunakan
- Memasang spindle pada alat
- Menurunkan hingga cekungan pada spindle tercelup ada sampel
- Mengatur kecepatan putar 50 rpm, dan spindle 62
- Menekan tombol on, spindle akan berputar dan muncul hasil viskositas
sediaan
- Hasil viskositas yang tertera akan muncul 10 kali dengan angka yang
berbeda, kemudian di rata-rata
d. Hasil standar uji : Viskositas sediaan memenuhi spesifikasi sediaan (1 – 50 Cp)
dan spesifikasi viskositas menurut SNI adalah 37 cPs - 396 cPs.
51
e. Hasil praktikum
No Viskositas (cP) No Viskositas (cP)
1 21.6 6 20.4
2 21.5 7 19.9
3 21.2 8 19.8
4 20.5 9 19.7
5 20.3 10 19.6
Rata - rata 20.45
Suspending agent yang digunakan dalam sediaan adalah Na Alginat yang
memiliki viskositas 20-400 cP pada literatur. Berdasarkan spesifikasi sediaan
diharapkan viskositasnya 1-50 cP dengan digunakannya Na Alginat sebagai
suspending agent. Hasil evaluasi viskositas sediaan dry syrup adalah 20,45 cP, hal ini
sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan dan literature.
5. Penentuan Ukuran Partikel
b. Tujuan : Menentukan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran partikel
sediaan yang diinginkan.
c. Alat yang digunakan : Mikroskop
d. Metode :
- Mengkalibrasi skala okuler dengan cara :
✓ Memasang mikrometer okuler dan obyektif pada tempatnya.
✓ Mengamati kedua skala sampai terlihat jelas di bawah mikroskop.
✓ Menghimpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala
obyektif, kemudian menentukan garis yang tepat berhimpit pada kedua
skala.
✓ Menentukan harga skala okuler, misalnya : 9 skala okuler = 10 skala
10
obyektif. Maka 1 skala okuler = skala obyektif.
9
- Meneteskan sediaan di atas object glass, dan tutup dengan cover glass.
- Mengambil mikrometer obyektif, ganti dengan object glass yang berisi
sediaan, kemudian mengukur diameter partikel sebanyak ±300 partikel.
- Melakukan pengelompokan dengan menentukan ukuran partikel terkecil
dan terbesar dari seluruh sampel dan membagi ke dalam beberapa interval
dan kelas.
52
e. Hasil standar uji : Distribusi ukuran partikel yang baik antara 1 – 5 µm dan
menghasilkan kurva dengan bentuk distribusi normal.
f. Hasil praktikum
88 skala okuler = 90 skala objektif
83 skala okuler = 85 skala objektif
90 85 1
1 skala okuler =( + )x
= 1,02 skala objektif
88 83 2
1 skala objektif = 0,01 mm = 10 µm
1 skala okuler = 0,0102 mm = 10,2 µm
7 5 10 8 4 5 7 5 7 5
5 6 4 3 4 7 6 4 4 3
5 3 4 5 4 7 2 2 3 4
4 7 5 4 3 3 8 7 6 5
5 8 3 4 3 5 5 4 3 2
3 6 2 2 3 3 7 6 8 5
2 5 6 4 4 3 3 7 7 7
2 3 8 5 5 4 3 2 4 6
3 4 7 4 4 6 7 9 5 5
3 7 2 2 5 4 4 3 2 1
5 5 3 6 5 4 4 3 5 6
2 5 7 2 1 5 5 7 6 4
4 2 8 9 5 6 8 6 6 6
3 4 5 2 4 4 4 5 7 6
1 8 10 3 3 3 2 2 3 2
5 6 4 1 4 5 6 4 3 3
2 4 2 7 2 2 2 5 2 3
3 4 4 3 4 3 3 4 5 6
4 2 9 1 8 7 6 4 4 3
3 3 10 4 3 3 2 2 2 4
6 5 8 6 5 6 6 5 3 4
7 7 4 2 6 5 3 3 4 4
53
2 8 2 7 2 5 7 2 1 4
6 5 5 4 10 2 2 7 4 2
5 4 9 3 4 5 2 2 2 2
4 4 3 5 6 5 5 2 2 2
3 6 5 3 1 5 7 4 6 3
2 6 1 6 2 3 1 5 7 6
4 3 6 7 7 3 4 5 4 3
5 2 3 4 5 3 2 1 2 4
= 2.295
54
𝛴dal
Rata-
am
rata
Jarak Ukuran tiap
jarak nd nd2 nd3 nd4
(µm) ukur
ukuran
an
(d)
(n)
2,550 – 4,845 3,697 10 36,97 136,6781 505,2989 1868,0900
4,845 – 7,140 5,992 48 287,616 1723,3951 10326,5833 61876,8869
7,140 – 9,435 8,287 52 430,924 3571,0672 29593,4338 245240,7858
9,435 – 11,730 10,582 59 624,338 6606,7447 69912,5726 739814,8431
11,730 – 14,025 12,877 51 656,727 8469,8132 108896,5857 1402261,334
14,025 – 16,320 15,172 33 500,676 7596,2563 115250,4002 1748579,071
16,320 – 18,615 17,467 28 489,076 8542,6905 149215,1748 2606341,459
18.615 – 20,910 19,762 11 217,382 4280,2658 84895,6368 1677707.573
20,910 – 23,205 22,057 4 88,228 1946,0449 42923,9145 946772,7816
23,205 – 25,500 24,352 4 97,408 2372,0796 57764,8828 1406690,426
Jumlah 300 3429,397 45245,0354 669284,4834 10837453,25
𝛴𝑛𝑑 3429,397
dln = = = 11,4313
𝛴𝑛 300
𝛴𝑛𝑑2 45245,0354
dsn = √ = √ = 12,2807
𝛴𝑛 300
3 𝛴𝑛𝑑3 3 669284,4843
dvn = √ =√ =13,0666
𝛴𝑛 300
𝛴𝑛𝑑2 45245,0354
dsl = = = 13,1933
𝛴𝑛𝑑 3429,397
𝛴𝑛𝑑3 669284,4834
dvs = = =14,7924
𝛴𝑛𝑑2 45245,0354
𝛴𝑛𝑑4 10837453,25
dwm = = =16,1926
𝛴𝑛𝑑3 669284,4834
55
KURVA DISTRIBUSI UKURAN PARTIKEL
70
2,55-4,845
60
4,845-7,140
50 7,140-9,435
9,435-11,730
40 11,730-14,025
30 14,025-16,320
16,320-18,615
20 18,615-20,910
20,910-23,205
10
23,205-25,5
0
Berdasarkan literature distribusi ukuran partikel suspensi umumnya 1-100 µm. Pada hasil
praktikum dilakukan pengolahan data dan dihasilkan ukuran partikel yang memenuhi
persyaratan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa distribusi ukuran partikel telah baik atau
seragam.
6. Volume Sedimentasi
a. Tujuan : Melihat kestabilan sediaan dengan melihat volume sedimentasi sediaan
b. Alat yang digunakan : Gelas ukur 50 ml
c. Metode :
- Memasukkan sediaan sebanyak 50 ml ke dalam gelas ukur 50 ml
- Mengamati volume sedimentasi yang terbentuk tiap 1 menit selama 10 menit
kemudian setelah 10 menit pengamatan dilakukan tiap 5 menit selama 1 jam.
- Menghitung volume sedimentasi dengan rumus :
𝑉𝑢
𝐹=
𝑉𝑜
F = Volume sedimentasi
Vu = Volume akhir sediaan
Vo = Volume awal sediaan sebelum mengendap
d. Hasil standar uji :
56
- Bila F = 1 dinyatakan sebagai “flocculation equilibrium”, merupakan sediaan
yang baik. Demikian pula jika nilai F mendekati 1.
- Bila F > 1 terjadi “floc” sangat longgar dan halus sehingga volume akhir lebih
besar dari volume awal.
e. Hasil praktikum
1 50 1
2 50 1
3 50 1
4 50 1
5 50 1
10 50 1
15 50 1
20 44 0,88
50 mL
25 40 0,80
30 34 0,68
35 30 0.60
40 28 0.56
45 27 0.54
50 27 0.54
55 26 0.52
60 25 0.50
57
Hubungan antara Waktu vs F
1,2
1 1 1 1 1 1 1 1
0,88
0,8 0,8
0,68
0,6 0,6 0,56
F
0,2
0
1 2 3 4 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
Waktu (s)
Berdasarkan grafik hubungan antara waktu dan nilai F yang didapatkan pada 15
menit awal pengamatan terlihat bahwa nilai F=1. Hal ini berarti sediaan dry syrup setelah
direkonstitusi termasuk sediaan yang baik karena tidak langsung memisah. Setelah itu
saat pengamatan 20 menit sampai 1 jam mulai terlihat adanya up word creaming atau
mulai terlihat adanya 2 lapisan dengan pengendapan dibagian atas. Proses pemisahan
terjadi secara perlahan-lahan dengan nilai F yang mendekati 1.
K. PEMBAHASAN
Eritromisin merupakan salah satu golongan antibiotik makrolid yang dihasilkan
oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Eritromisin memiliki aktivitas spektrum yang
luas terutama terhadap bakteri gram positif kokus seperti Streptococcus penumoniae dan
Bakteri lainnya. Eritromisin ada dalam bentuk basanya yang tidak stabil dalam asam
lambung. Oleh karena itu biasanya diberikan dalam bentuk garamnya atau esternya yang
lebih stabil dalam asam. Terdapat 5 turunan eritromisin base yaitu, eritromisin estolate,
eritromisin ethyl succinate, eritromisin stearate, eritromisin gluceptate, eritromisin
laktobuinat. Dari ke 5 turunan tersebut, dipilih eritromisin stearat karena mempunyai
rentang pH luas yaitu 6-11 lebih stabil dalam asam lambung daripada eritromisin base,
dan tidak memiliki efek toksik yang berbahaya bagi tubuh.
Bahan aktif eritromisin stearat tidak stabil dalam air untuk waktu yang lama. Maka
dari itu dibuat sediaan sirup kering atau dry syrup. Menurut Pharmaceutical dosage form,
dry sirup merupakan campuran kering yang membutuhkan air pada saat didispersikan dan
dapat didefinisikan sebagai sediaan cair farmasi dalam bentuk serbuk/granul yang perlu
58
direkonstitusi dengan pembawa air yang sesuai untuk pendispersi segera sebelum
digunakan. Menurut Farmakope Indonesia Edisi V, dikatakan bahwa dry sirup merupakan
campuran padat yang harus direkonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang
sesuai segera sebelum digunakan. Dry sirup eritromisin stearat akan dibuat dalam dosis
250mg/5mL untuk anak-anak usia 2 – 8 tahun dengan kemasan terkecil 60mL dan
diminum 3 – 4 kali dalam sehari.
Untuk membuat sediaan sirup kering Erythromycin stearate dibuat dengan
spesifikasi tertentu antari spesifikasi granul dan spesifikasi suspensi. Spesifikasi granul
meliputi, warna, moisture content, kecepatan alir dan ukuran granul. Spesifikasi suspensi
meliputi viskositas, ukuran partikel, pH, waktu rekonstitusi, dan kemampuan
redispersi.Persyaratan mutu ini yang harus dipertimbangkan dalam memilih bahan baku
dan proses pembuatan sediaan.
Pada pembuatan dry sirup eritromisin stearat, digunakan metode powder bland dan
granulasi. Setelah formula terpilih dibuat menggunakan metode powder bland, didapatkan
pH sediaan yaitu 6,46, hal ini memenuhi rentang spesifikasi sediaan yaitu 6,3-6,7 dan
memenuhi rentang pH dalam literature. Optimasi dan Scale up dilakukan pada formula
terpilih dengan menggunakan metode granulasi. Setelah dilakukan scale up sebanyak
400mL, dilakukan pengujian sediaan sebelum dan sesudah direkonstitusi. Sediaan
sebelum direkonstitusi berbentuk granul dilakukan uji organoleptis, % moisture content,
sudut istirahat, dan kecepatan alir. Dari hasil uji tersebut, didapatkan hasil organoleptis
sesuai dengan spesifikasi. Selain itu, % moisture content pada praktikum menunjukkan
hasil % kelembaban granul sebesar 1,21 % sebelum penyimpanan dan 1,06 % setelah
penyimpanan, hal ini tidak sesuai dengan literature maupun spesifikasi sediaan atau granul
terlalu kering akibat terlalu lama proses pemanasan dalam oven.. Percobaan selanjutnya
adalah pengujian sifat alir granul. Pada praktikum menunjukkan hasil kecepatan alir
granul sebesar 8,61 g/detik sebelum penyimpanan dan 9,87 g/detik setelah penyimpanan,
hal ini tidak sesuai dengan literature maupun spesifikasi sediaan. Dan untuk sudut
istirahatnya menunjukkan hasil sudut istirahat granul sebesar 36,03° sebelum
penyimpanan dan 31,61° setelah penyimpanan, hal ini sesuai dengan literature, tetapi saat
sebelum penyimpanan hasil yang diperoleh melebihi spesifikasi karena sifat alir kurang
baik.
Pengujian sediaan setelah direkonstitusi meliputi uji organoleptis, penentuan pH,
penentuan viskositas, penentuan berat jenis, waktu rekonstitusi, kemampuan redispersi,
volume sedimentasi, dan evaluasi distribusi ukuran partikel. Pengujian pertama yaitu uji
organoleptis, didapatkan sediaan yang sesuai dengan spesifikasi. Setelah itu dilakukan uji
kedua yaitu uji waktu rekonstitusi. Waktu rekonstitusi yang didapatkan rata-rata untuk
setiap botol beriri 41,259 mg granul dengan 38ml air (didaptkan setelah optimasi) adalah
16,27 detik. Berdasarkan literature waktu rekosntitusi yang baik untuk sediaan suspense
dry syrup adalah < 30 detik. Hal ini berarti sediaan dry syrup sudah sesuai sebagai sediaan
yang memiliki waktu rekonstitusi yang baik. Setelah itu dilakukan uji ketiga yautu
penetapan pH. Didapatkan hasil pH sediaan sebesar 6,46. pH yang diperoleh memenuhi
59
rentang spesifikasi sediaan yaitu 6,3-6,7 dan memenuhi rentang pH dalam literature.
Setelah itu dilakukan uji ketempat yaitu penentuan viskositas sediaan. Berdasarkan
spesifikasi sediaan diharapkan viskositasnya 1-50 cP dengan digunakannya Na Alginat
sebagai suspending agent. Hasil evaluasi viskositas sediaan dry syrup adalah 20,45 cP,
hal ini sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan dan literature. Kemudian dilakukan uji
kelima yaitu distribusi ukuran partikel, didapatkan hasil ukuran partikel tidak memenuhi
persyaratan partikel untuk suspensi yaitu 1-5 µm supaya tidak terjadi gritty. Dan yang
terakhir uji volume sedimentasi Berdasarkan grafik hubungan antara waktu dan nilai F
yang didapatkan pada 15 menit awal pengamatan terlihat bahwa nilai F=1. Hal ini berarti
sediaan dry syrup setelah direkonstitusi termasuk sediaan yang baik karena tidak langsung
memisah. Setelah itu saat pengamatan 20 menit sampai 1 jam mulai terlihat adanya up
word creaming atau mulai terlihat adanya 2 lapisan dengan pengendapan dibagian atas.
Proses pemisahan terjadi secara perlahan-lahan dengan nilai F yang mendekati 1.
60
RANCANGAN KEMASAN
• Kemasan skunder
61
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Anonim. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. Hal : 384, 1553, 1563.
Lachman L., Herbert, A. L. & Joseph, L. K.. 2008. Teori dan Praktek Industri Farmasi Edisi III.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Sinko, P.J.. 2011. Martin’s Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. The state University
of New Jersey; Rutgers.
USP. 2012. The United States Pharmacopeia, 35th ed, Elektronic Version, United States, Volume
I, 801-804.
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Diterjemahkan olehSoendani, N. S.
Yogyakarta: UGM Press.
Martin, A., 1993. Physical pharmacy: physical chemical principles in the pharmaceutical
sciences. BI Waverly. Pvt Ltd.
Niazi. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation, Liquid Products Volume
3. CRC Press, Boca Raton London New York Washington DC.
Rowe, Raymond, et al. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients. Sixth Edition. North
Yorkshire: Intelligennsys Ltd.
Soewandhi, Sundani Nurono.2010. Peran Sains Kristal Bahan Aktif Farmasi Dalam
Pengembangan Teknologi Farmasi Solida. Bandung: Institut Teknologi Bandung
While, F., 1982. Martindale. The Extra Pharmacopoeia 28th
O'Neil, M.J. (ed.). The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. 13t
h Edition, Whitehouse Station, NJ: Merck and Co., Inc., 2001., p. 1016
Lewis, R.J., Sr (Ed.). Hawley's Condensed Chemical Dictionary. 13th ed. New York, NY: John W
iley & Sons, Inc. 1997., p. 691
European Pharmacope
British Medical Association. 2015. New Guide to Medicines & Drugs 9th Edition. London: A
Penguin Random House Company.
Gunawan, Sulistia Gan. 2007. Farmakologi dan Terapi edisi 5. Departemen Farmakologi dan
Terapeutik FKUI.
Katzung, B.G., Masters, S.B. dan Trevor, A.J. 2014. Farmakologi Dasar & Klinik, Vol.2, Edisi
12. Editor Bahasa Indonesia Ricky Soeharsono et al.. Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
Sweetman, S et al. 2009. Martindale 36th. The Pharmaceutical, Press, London.
Alok K. Kulshreshtha , Onkar N. Singh G. Michael Wall. (2010). Pharmaceutical Suspensions
From Formulation Development to Manufacturing. London, New York, Dordrecht
Heidelberg: Springer. ( P. 88-90)
Budavari, S. (ed.). The Merck Index An Encyclopedia of Chemicals, Drugs, and Biologicals. Wh
itehouse Station, NJ: Merck and Co., Inc., 1996., p. 168
Compendium of Food Additive Specifications. Joint FAO/WHO Expert Committee on Food
Additives (JECFA), 84th meeting 2017. FAO JECFA Monographs 20
62