Beranda ▼
Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan tanaman dli Indonesia yang paling banyak
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri jamu disamping merupakan salah satu
tanaman ekspor yang cukup potensial.
Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning
yang di sebut "kurkumin", dan juga protein, pati, serta zat - zat minyak atsiri.
Kegunaan temulawak cukup banyak bagi pengobatan berbagai penyakit, diantaranya adalah
sebagai pembersih darah, obat sakit kuning (gangguan hati/liver), demam malaria, sembelit,
pemberantas bau badan, dan memperbanyak ASI.
1. Pemanenan
Waktu panen ditandai oleh berakhirnya pertumbuhan vegetatif, pada keadaan ini rimpang telah
berukuran optimal dan umur di lahan antara 9 - 10 bulan. Ciri tanaman yang siap panen adalah
memiliki daun-daun yang telah menguning dan mengering.
2. Pencucian
Rimpang direndam dalam bak pencucian selama 2 – 3 jam. Selanjutnya rimpang dicuci sambil
disortasi. Setelah bersih rimpang segera ditiriskan dalam rak - rak peniris selama 1 hari. Penirisan
sebaiknya dilakukan di dalam ruangan atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
3. Perajangan
Perajangan dapat menggunakan mesin ataupun perajang manual. Arah irisan melintang agar
sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak menurun akibat penguapan.
Tebal irisan rimpang antara 4 - 6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas rimpang yang bagus,
setelah perajangan rimpang diuapi dengan uap panas atau dicelup dalam air mendidih selama 1 jam
sebelum dikeringkan.
4. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin, selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas.
Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling
menumpuk. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan dengan mengunakan mesin adalah suhu
pengeringan yang tepat. Untuk rimpang temulawak digunakan suhu pengeringan antara 40 - 60 oC.
Dengan suhu tersebut waktu pengeringan yang diperlukan antara 3 - 4 hari.
5. Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat kekeringan yang diinginkan, selanjutnya dapat segera
dikemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang. Pengemasan hendaknya
dilakukan dengan hati-hati agar rimpang tidak hancur. Seterusnya simplisia dapat segera disimpan
atau diangkut ke pasar.
6. Penyimpanan
Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30 oC, memiliki ventilasi
yang baik, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia, memiliki
penerangan yang cukup (terhindar dari sinar matahari langsung), serta bersih dan bebas dari hama
gudang.
Minyak atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren, mirsen, d-kamfer, P-tolil
metikarbinol, zat warna kurkumin. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara
1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.
Abu: 3 % sampai 7%
Pasir kasar: 1%
Shafwandi di 14.55
Berbagi
1 komentar:
‹ Beranda ›
Lihat versi web