Anda di halaman 1dari 3

PUSTAKA PERTANIAN

Karena Negeri Kita Negeri Agraris

Beranda ▼

Senin, 26 Agustus 2013

CARA PENGOLAHAN SIMPLISIA TEMULAWAK

Temulawak (Curcuma xanthorriza) merupakan tanaman dli Indonesia yang paling banyak
digunakan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri jamu disamping merupakan salah satu
tanaman ekspor yang cukup potensial.
Komponen utama kandungan zat yang terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning 
yang di sebut "kurkumin", dan juga protein, pati, serta zat - zat minyak atsiri.
Kegunaan temulawak cukup banyak bagi pengobatan berbagai penyakit, diantaranya adalah
sebagai pembersih darah, obat sakit kuning (gangguan hati/liver), demam malaria, sembelit,
pemberantas bau badan, dan memperbanyak ASI.

PENGOLAHAN SIMPLISIA TEMULAWAK


Agar diperoleh simplisia temulawak yang berkualitas dengan kandungan senyawa aktif yang
tinggi don stabil, maka diperlukan langkah-langkah penanganan dan pengelolaan pasca panen yang
benar dan baik.

1.      Pemanenan
Waktu panen ditandai oleh berakhirnya pertumbuhan vegetatif, pada keadaan ini rimpang telah
berukuran optimal dan umur di lahan antara 9 - 10 bulan. Ciri tanaman yang siap panen adalah
memiliki daun-daun yang telah menguning dan mengering.

Pemanenan dilakukan dengan cara membongkar rimpang menggunakan garpu/cangkul secara


hati-hati agar tidak terluka/rusak. Tanah yang menempel pada rimpang dibersihkan dengan cara
dipukul pelan-pelan hingga tanah terlepas dari rimpang. Kemudian daun-daun dan batang dibuang.

2.      Pencucian
Rimpang direndam dalam bak pencucian selama 2 – 3 jam. Selanjutnya  rimpang dicuci sambil
disortasi. Setelah bersih rimpang segera ditiriskan dalam rak - rak peniris selama 1 hari. Penirisan
sebaiknya dilakukan di dalam ruangan atau di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.

3.      Perajangan
Perajangan dapat menggunakan mesin ataupun perajang manual. Arah irisan melintang agar
sel-sel yang mengandung minyak atsiri tidak pecah dan kadarnya tidak menurun akibat penguapan.
Tebal irisan rimpang antara 4 - 6 mm. Untuk mendapatkan warna dan kualitas rimpang yang bagus,
setelah perajangan rimpang diuapi dengan uap panas atau dicelup dalam air mendidih selama 1 jam
sebelum dikeringkan.

4.      Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan mesin, selain lebih cepat juga hasilnya lebih berkualitas.
Rimpang yang akan dikeringkan ditaruh di atas tray oven dan pastikan bahwa rimpang tidak saling
menumpuk. Hal yang perlu diperhatikan dalam pengeringan dengan mengunakan mesin adalah suhu

pengeringan yang tepat. Untuk rimpang temulawak digunakan suhu pengeringan antara 40 - 60 oC.
Dengan suhu tersebut waktu pengeringan yang diperlukan antara 3 - 4 hari.

5.      Pengemasan
Setelah rimpang mencapai derajat kekeringan yang diinginkan, selanjutnya dapat segera
dikemas untuk menghindari penyerapan kembali uap air oleh rimpang. Pengemasan hendaknya
dilakukan dengan hati-hati agar rimpang tidak hancur. Seterusnya simplisia dapat segera disimpan
atau diangkut ke pasar.

6.      Penyimpanan

Kondisi gudang harus dijaga agar tidak lembab, suhu tidak melebihi 30 oC, memiliki ventilasi
yang baik, terhindar dari kontaminasi bahan lain yang menurunkan kualitas simplisia, memiliki
penerangan yang cukup (terhindar dari sinar matahari langsung), serta bersih dan bebas dari hama
gudang.

Minyak atsiri dalam simplisia temulawak mengandung siklo isoren, mirsen, d-kamfer, P-tolil
metikarbinol, zat warna kurkumin. Kandungan kurkumin dalam rimpang temulawak berkisar antara
1,6% - 2,22% dihitung berdasarkan berat kering.

PERSYARATAN MUTU SIMPLISIA TEMULAWAK


Berdasar Ketetapan MMI (Materia Medika Indonesia)
Kadar abu 4,4%

Kadar abu yang tidak larut dalam asam 0,74%

Kadar sari yang larut dalam air 8,9%

Kadar sari yang larut dalam etanol 3,5%


Bahan organikosing 2%

SYARAT TEMULAWAK KERING UNTUK EKSPOR

Warna: kuning jingga sampai coklat kuning jingga

Aroma: khas wangi aromatic

Rasa: mirip rempah-rempah dan agak pahit

Kelembaban: maksimum 12%

Abu: 3 % sampai 7%

Pasir kasar: 1%

Kadar minyak atsiri minimum 5%

Shafwandi di 14.55

Berbagi

1 komentar:

Satrio Suryadi Nugroho 24 November 2013 16.46


Okee makasih gan infonya... sangat membantu...

jangan lupa mampir ya : http://satriosuryadinugroho.student.ipb.ac.id


Balas

Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: chuzzna@gmai Logout

Publikasikan Pratinjau Beri tahu saya

‹ Beranda ›
Lihat versi web

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai