Anda di halaman 1dari 11

FARMAKOEKONOMI

KAPITA SELEKTA KEFARMASIAN


Cost Minimization Analysis
(CMA)
Contoh CMA
Onkoplatin
Onkoplatin dosis lengkap +
Komponen biaya antimual
dosis terbagi
Onkoplatin (rerata) 29.640.000 29.800.000 biaya total pemberian dosis
Antimual (rerata) − 400.000 lengkap dengan tambahan
antimual lebih murah
Jasa pemberian onkoplatin 1.600.000 800.000 Rp880.000, atau 2,71%,
IV dibanding pemberian onkoplatin
Jasa klinik & kunjungan 1.280.000 640.000 dosis terbagi.
dokter
Biaya total per pasien 32.520.000 31.640.000
Cost Utility Analysis (CUA)
Studi Farmakoekonomi, khususnya metode cost-utility analysis,
memerlukan cost-effectiveness threshold untuk interpretasi rasio
cost-effectiveness dari studi.

CE threshold diperlukan jika suatu teknologi efektivitasnya lebih tinggi namun


biayanya lebih tinggi dibandingkan alternatifnya.

Tidak ada metode standar tunggal untuk menilai CE threshold. CE


threshold dapat diperoleh dari beberapa metode, antara lain
rekomendasi dari WHO, human capital approach, expert opinion,
dan willingness to pay (WTP).

Andayani dkk. 2017. Metode Untuk Memperkirakan Willingness-to-pay Per Quality Adjusted Life Year Sebagai Cost-effectiveness Threshold. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi. Vol 7 No 3.
Ambang Batas Willingness to Pay dari Beberapa Negara
Negara Rekomendasi Ambang Batas Willingness to Pay
United Kingdom £20,000 - £30,000
Kanada CA$20,000 – CA$100,000
Amerika US$50,000 - US$100,000
Belanda €20,000 - €80,000
Thailand THB120,000 – THB130,000
WHO* <3x Produk Domestik Bruto (PDB) atau gross domestic
product (GDP)
*rekomendasi untuk negara-negara yang belum menentukan nilai ambang batas WTP

WHO-CHOICE :
ICER >3 GDP à tidak cost effective
ICER = 1-3 GDP à cost effective
ICER <1 GDP à sangat cost effective / highly cost effective
(Didik, dkk, 2017)
Pengaruh nilai WTP terhadap penerimaan obat
baru berdasarkan WTP
Obat A (ICER = Obat B (ICER = Obat C (ICER =
Ambang Batas WTP
Rp.12.000.000) Rp.8.500.000) Rp.6.000.000)

Rp.11.000.0000 Ditolak Diterima Diterima

Rp.9.000.000 Ditolak Diterima Diterima

Rp.7.000.000 Ditolak Ditolak Diterima

(Didik, dkk, 2017)


STUDI KASUS 1
Berikut adalah hasil penelitian CUA :
Jumlah tahun
Obat Rata-rata Biaya Utilitas
harapan hidup

A 50.000.000 0,68 5

B 20.000.000 0,21 3

a. Berapa nilai ICER (biaya per QALYs) yang harus ditambahkan jika ingin mengganti
obat B dengan obat A?
b. Berada di kuadran berapa A terhadap B?
c. Bagaimana rekomendasi anda jika WTP dari pemerintah Indonesia adalah
Rp9.000.000,-/QALYs? Jelaskan!
WHO-CHOICE :
ICER >3 GDP à tidak cost effective
STUDI KASUS 2 ICER = 1-3 GDP à cost effective
ICER <1 GDP à sangat cost effective / highly cost effective

Berikut adalah hasil penelitian CUA :


Rata-rata Biaya (Rp) QALYs
Tanpa intervensi 0 0

Metode skrining 20.000.000 4,78

Metode skrining + obat X 50.000.000 5,88

a. Berapa nilai ICER (biaya per QALYs) yang harus ditambahkan jika ingin
mengimplementasikan metode skrining?
b. Berapa nilai ICER (biaya per QALYs) yang harus ditambahkan jika ingin
mengimplementasikan metode skrining + obat X?
c. Jika GDP per kapita adalah Rp. 59.000.000, maka berdasarkan WHO-CHOICE,
metode skrining dan metode skrining + obat X masing-masing masuk ke dalam
kategori apa?

Anda mungkin juga menyukai