API (active
pharmaceutical studi formulasi Formulasi evaluasi sediaan farmasi
ingredient
Sifat fisikokima
Stabilitas API + eksipien
kompatibilitas
SEDIAAN PENGERTIAN
Tablet Sediaan padat mengandung obat dengan atau tanpa bahan pengisi
Kapsul Sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang
dapat larut
Serbuk Campuran kering bahan obat atau zat imia yang dihaluskan, ditujukan untuk
pemakaian oral atau untuk pemakaian luar
Suppositoria Sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk yang diberikan melalui
rektal vagina atau uretra
SEDIAAN SOLID
1. TABLET
Berdasarkan metode pembuatannya, tablet dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan
tablt kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet cetak dibuat dengan cara menekan masa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
No Golongan Jenis
1 Tablet oral yang dihantarkan ke dalam saluran Tablet kempa, tablet berlapis,
cerna tablet slaut kempa, tablet lepas
lambat, tablet salut enteric,
tablet salut gula, tablet slaut
film, tablet kunyah
2 Tablet yang dihantarkan ke rongga mulut Tablet bukal, sublingual, hisap
3 Tablet yang dilarutkan terlebih dahulu dalam air Tablet effervescent
lalu diminum
4 Tablet untuk komponen sediaan racikan obat resep Tablet dispensing, tablet
triturate
5 Tablet untuk diinjeksikan setelah dilarutkan dalam Tablet hipodermik
pembawa
6 Tablet untuk dihantarkan ke rongga tubuh Tablet vagina, tablet rektal
7 Tablet yang ditanam Tablet implantasi
8 Tablet untuk menegakkan diagnose Tablet diagnosis
KOMPONEN TABLET
Pembuatan
Tinggi
Rumus :
r
gram
Rumus :
detik
Prosedur : Timbang 25 gram granul,
tempatkan pada corong alat, uji waktu alir
dalam keadaan tertutup, buka penutupnya
biarkan granul mengalir, catat waktunya
(stopwatch). Lakukan pengulangan sebanyak
3x
Kerapatan Kerapatan Curah (BJ Nyata) Tap Density Tester
Curah &
Bobot Granul
Kerapatan ρ=
Volume Granul
Mampat
Kerapatan Mampat (BJ Mampat)
Bobot Granul
ρ=
Volume Granul Setelah Diketuk
Serbuk memiliki
kompresibilitas dan saya
alir baik ?
Ya Tidak
Ya Tidak
Metode Keterangan
Kempa Langsung Semua bahan dicampur menjadi satu, kemudian dilakukan pengempaan
Granulasi Basah Komponen bahan dibagi kedalam 2 bagian, yaitu fase dalam dan fase
luar. Komponen fase dalam kemudian dilakukan granulasi, jika
digunakan air maka kandungan air setelah dikeringkan adalah 1-3%
Granulasi Kering Komponen bahan dicampurkan, kemudian dikempa dalam bentuk
lempengan besar (Slug In) kemudian dibuat menjadi granul-granul
sampai memenuhi parameter
2. Keseragaman Kandungan
Dilakukan terhadap tablet yang tidak
bersalut atau salut selaput, memiliki
kandungan zat aktif 25 mg atau kurang yang
merupakan 25% atau kurang terhadap bobot
tablet
Ambil tidak kurang dari 30 tablet. Tetapkan
kadar masing masing 10 tablet menggunakan
metode analisis yang sesuai. Hitung nilai
penerimaan
2. GRANUL
GRANULASI KERING
Prinsip dari metode granulasi kering ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa bantuan
bahan pengikat dan pelarut. Metode granulasi kering digunakan untuk kandungan zat aktif dalam
tablet tinggi, zat aktif memiliki aliran yang buruk dan zat aktif sensitive terhadap panas dan
lembab. Contoh : asetosal dan vitamin C.
Tujuan utama granulasi kering adalah memperbaiki sifat aliran serbuk halus dengan cara
mengglomerasikan partikel-partikel kecil dari serbuk halus yang digunan dalam suatu formulasi
tablet.
METODE PEMBUATAN GRANULASI KERING
Granul dibentuk dari penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat dengan cara
memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya
dan menjadikannya pecahan pecahan ke dalam granul yang lebih kecil.
Dalam granulasi kering ada proses slugging. Slugging adalah kompresi serbuk kering
menggunakan mesin tablet single atau rotary. Roller Compaction adalah kompaksi serbuk
menggunakan tekanan roller
GRANULASI BASAH
Granulasi basah adalah metode dengan memproses campuran partikel zat aktif dan eksipien
menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dlm jumlah yg tepat
sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metoda ini digunakan untuk zat aktif
yang tahan terhadap pemanasan dan lembab. Prinsip dari metoda ini adalah membasahi masa
tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu pula,
kemudian masa basah tersebut digranulasi. Contoh : pada pembuatan tablet aminofillin
METODE GRANULASI BASAH
Pengayakan dan pencampuran serbuk , penambahan larutan pengikat ke campuran serbuk untuk
membentuk massa dengan ukuran yang cukup basah. Pengayakan dengan ukuran granul yang
sesuai. Pengeringan, pengayakan kering, penambahan bahan pelicin, bahan penghancur atau
bahan tambahan lain. Pengempaan atau pencetakan tablet.
EVALUASI MASSA GRANUL
❑
∑ % bobot tertahan × ukuran rentang
❑
❑
Syarat :
W 0−W 1
X 100
W0
W0 = Bobot granul awal
W1 = Bobot setelah
pengeringan
Syarat = 1-4%
3. KAPSUL
Macam-Macam Penjelasan
Kapsul
Hard Kapsul Kapsul cangkang keras terdiri atas wadah dan tutup yang dibuat dari
campuran gelatin, gula dan air, jernih tidak berwarna dan pada
dasarnya tidak mempunyai rasa. Biasanya cangkang ini diisi dengan
bahan padat atau serbuk, butiran atau granul. Ukuran kapsul mulai
dari yang besar sampai yang kecil yaitu 000, 00, 1, 2, 3, 4, 5
Soft Kapsul Kapsul gelatin lunak dibuat dari gelatin dimana gliserin atau alkohol
polivalen dan sorbitol ditambahkan supaya gelatin bersifat elastis
seperti plastik.
1. LARUTAN
Meerupakan campuran homogen yang zat terlarutnya terdistribusi dalam ukuran molecular.
Larutan terdiri dari 2 fasa : fase pendispersi dan terdispersi, namun karena fase terdispersinya
tersebar homogeny dan dalam ukuran molecular sehingga tidak tampak pembata diantara
kedua fase tersebut maka sering dikatakan 1 fase
SIRUP
Adalah sedian cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, C 12H22O11, tidak kurang
dari 64.0% dan tidak lebih dari 66.0%
● Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan lebih
besar dibanding zat utama, akan menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia. Contohnya : kelarutan minyak atsiri
dalam air akan turun bila ke dalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
● Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang menyebabkan kelarutan zat utama
dalam solven menjadi lebih besar. Contohnya : riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut
dalam larutan yang mengandung nicotinamida.
● Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya interaksi antara senyawa tak larut
dengan zat yang larut dengan membentuk garam kompleks. Contohnya : iodium larut
dalam larutan KI atau NaI jenuh.
● Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat karena adanya penambahan
pelarut lain atau modifikasi pelarut. Misalnya luminal tidak larut dalam air, tetapi larut
dalam campuran air dan gliserin atau solutio petit.
● Sifat solute dan solven : Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula.
Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air. Solute yang nonpolar larut dalam
solvent yang nonpoar pula. Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik) larut
dalam kloroform.
2. EMULSI
Adalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan yang lain, dalam
bentuk tetesan kecil. Stabilitas emulsi dapat dipertahankan dengan penambahan zat yang
ketiga yaitu emulgator
Emulsi dibagi menjadi 2 tipe :
a. Tipe Air dalam Minyak (A/M, W/O)
Pada tipe air dalam minyak, fase pendispersi adalah minyak, sementara fase
terdispersinya adalah air
b. Tipe Minyak dalam Air (M/A, O/W)
Emulsi tipe ini, pendispersinya adalah air dan fase terdispersinya adalah minyak
HLB (Hidrofil-Lipofil Balance)
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara seberapa hidrofilik (suka air) dan
lipofilik (suka minyak) suatu emulgator. Semakin besar harga HLB berarti emulgator
semakin suka air. Artinya, emulgator tersebut lebih mudah larut dalam air dan demikian
sebaliknya. Nilai HLB menunjukkan tipe emulsi yang diperoleh.
KETIDAKSTABILAN EMULSI
Creaming Peristiwa memisahnya emulsi menjadi 2 bagian dengan salah satu bagian
mengandung lebih banyak fase disperse dibandingkan bagian yang lain.
Peristiwa ini ditandai dengan mengapungnya fase minyak. Penyebab :
homogenitas emulsi ketika formulasi kurang, tetapi masalah ini masih bisa
diatasi dengan penggojogan ringan
Koalesen Peristiwa tetesan minyak (air) bersatu dan membentuk suatu tetsan baru
yang lebih besar, tetapi memiliki luas permukaan yg jauh lebih kecil
dibandingkan dengan jika tetesan baru tersebut pecah menjadi tetesan
tetesan kecil seperti semula. Jika dibiarkan, hal ini akan terus berlansung
hingga semua tetesan minyak (air) menyatu dan akhrnya membentuk
lapisan sendiri yang terpisah dari emulsi
Flokulasi Peistiwa berkumpulnya beberapa tetesan minyak tetapi tidak membentuk
tetesan minyak baru yang lebih besar yang mengakibatkan distribusinya
dalam emulsi tidak merata
Breaking Peristiwa pecahnya sistem emulsi menjadi dua bagian yang sifatnya
irreversible. Peristiwa ini disebabkan oleh ketidaktepatan pemilihan
emulgator dalam formulasi, emulgator mengalami dekomposisi atau
temperature penyimpanan yang tidak sesuai
Phase Pembalikan fase emulsi yang semula O/W menjadi W/O atau sebaliknya.
Inversion Penyebab : terlalu banyaknya fase disperse (mencapai lebih dari 7,4%).
Masalah ini tidak dapat diatasi hanya dengan penggojogan ringan.
FORMULASI EMULSI
3. SUSPENSI
Adalah sistem heterogen yang terdiri dari 2 fasa, dimana fasa continue atau fasa luar
biasanya berbentuk cair, sedangkan fasa terdispersi atau fasa dalam berbentuk padat
TIPE SUSPENSI
a. Flokulasi
Terjadi tarik menarik antar partikel membentuk agregat yang lebih besar,
sehingga mempercepat laju sedimentasinya, suspensi tipe ini supernatrannya cepat
bening dan dosis obat tidak merata.
Pencegahan : mengecilkan ukuran partikel, memvariasikan ukuran partikel,
menambahkan elektrolit untuk mencegah tark menarik partikel dan meningkatkan
viskositas suspensi
b. Deflokulasi
Tipe laju sedimentasi lambat, sehingga memungkinkan terjadi ikatan hydrogen
antar partikel yang mengakibatkan endapan yang terbentuk menjadi kompak dan sulit
didispersikan kembali (caking)
RHEOLOGI
TIPE KETERANGAN
Aliran Newton Jenis aliran yang paling ideal, shearing stress atau gaya yang
diperlukan per satuan luas berbanding lurus dengan kecepatan
aliran yang dihasilkan atau rate of shear. Kurva berbentuk linier.
Contoh : larutan, air
Aliran Plastis Jenis aliran yang paling ideal, shearing stress atau gaya yang
diperlukan per satuan luas berbanding lurus dengan kecepatan
aliran yang dihasilkan atau rate of shear. Kurva berbentuk linier.
Contoh : larutan, air
Aliran Jenis aliran yang kurvanya tidak linier, tidak terdapat yield value
Pseudoplastis dan melewati titik (0,0), viskositas dari aliran ini akan menurun
dengan meningkatnya rate of share. Sistem aliran ini juga disebut
dengan sistem geser. Contoh : suspensi dan emulsi
Aliran Dilatan Jenis aliran ini disebut juga dengan geser kental, viskositas dari
aliran ini akan meningkat dengan meningkatkan rate of shar.
Contoh : suspensi yang memiliki komponen padat >50% atau
dalam sediaan semisolid contohnya pasta
Aliran Tiksotropi Jenis aliran yang paling ideal untuk sediaan suspensi, karakter dari
aliran ini adalah ketika diberikan rate of share viskositas akan
menurun (dalam sediaan suspensi serbuk padat akan lebih mudah
terdispersi), sedangkan ketika didiamkan viskositas akan
meningkat (laju sedimentasi akan lambat)
FORMULASI SUSPENSI
FUNGSI CONTOH
Weeting Agent Surfaktan (Tween, Span)
Suspending agent Tragakan, Gom arabicum
Pendispesi Air
Pengawet Na-Benzoat, metil paraben, propil paraben
Perisa Perisa lemon, jeruk
Pewarna Cl 19140
Pendapar Dapar sitrat
1. GEL
Adalah sediaan semi padat yang terdiri dari disperse yang dibuat dari partikel anorganik yang
kecil atau molekul organic yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Dalam pembuatan gel,
ditambahkan gelling agent.
PEMBUATAN
● Metode pelehan (fusion), disini zat pembawa dan zat berkhasiat dilelehkan bersamadan
diaduk sampai membentuk fasa yang homogen. Dalam hal ini perlu diperhatikan
stabilitas zat berkhasiat terhadap suhu yang tinggi pada saat pelelehan.
● Trirurasi, zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis yang akan dipakai atau
dengan salah satu zat pembantu, kemudian dilanjutkan dengan penambahan basis. Dapat
juga digunakan pelarut organik untuk melarutkan terlebih dahulu zat aktifnya,kemudian
baru dicampur dengan basis yang akan digunakan.
EVALUASI
UJI PARAMETER
Uji Organoleptik Penampilan, warna,, bau
Homogenitas Oleskan sedikit gel di atas kaca objek dan diamati susunan
partikel yang terbentuk atau ketidak homogenan.
Viskositas/Rheologi Menggunakan viscometer Stromer dan viscometer Brookfield
Uji pH Ph meter. Syarat 4,5-7
2. SALEP
Adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topical pada kulit maupun
selaput lendir, salep menggunakan basis tertentu untuk menghantarkan obat, menghasilkan
sifat emoliens (melunakkan jaringa kulit) dan lubrikasi
Basis Salep
● Hidrokarbon : basis salep berlemak, co : vaselin putih dan kuning
● Absorpsi : memiliki kemampuan mengabsorpsi air, co : Hidroflik petrolatum dan
Cold cream
● Basis yang dapat dicuci dengan air : basis emulsi M/A
● Basis larut air : co: PEG
FORMULASI
PEMBUATAN
Masukkan masing masing basis, campurkan keduanya hingga homogen dilakukan diatas
penangas air, basis yang sudah homogen dimasukkan kedalam lumping/mortar, kemudian
tambahkan zat aktif dan zat tambahan. Gerus sampai homogen
EVALUASI SALEP
UJI PARAMETER
Uji Organoleptik Bentuk sediaan, bau dan warna sediaan.
Uji homogenitas Dilakukan dengan cara mengamati hasil pengolesan salep pada
plat kaca. Salep yang homogen ditandai dengan tidak terdapatnya
gumpalan pada hasil pengolesan sampai titik akhir pengolesan.
Salep yang diuji diambil dari tiga tempat yaitu bagian atas, tengah
dan bawah dari wadah salep
Uji pH Dengan menggunakan pH meter. Kulit normal berkisar antara pH
4,5-6,5. Nilai pH yang melampaui 7 dikhawatirkan dapat
menyebabkan iritasi kulit
Uji Daya Sebar Semakin luas membran tempat sediaan menyebar maka koefisien
difusi makin besar yang mengakibatkan difusi obat pun semakin
meningkat, sehingga semakin besar daya sebar suatu sediaan maka
semakin baik
Uji Konsistensi Uji konsistensi merupakan suatu cara untuk menentukan sifat
berulang, seperti sifat lunak dari setiap jenis salep. Melalui sebuah
angka ukur untuk memperoleh konsistensi dapat digunakan alat
metode penetrometer (
3. CREAM
Adalah emulsi yang konsistensinya ditingkatkan dengan bahan peningkat konsistensi dan
merupakan salep yang basisnya dapat dicuci dengan air. Secara definisi cream merupakan
sediaam semi solid yang terdiri dari 2 fasa, yaitu fasa air dan fasa minyak. Mengandung
tidak kurang dari 60% air.
FORMULASI
FASA AIR FASA MINYAK
Eksipien Fungsi Eksipien Fungsi
PEG Peningkat Asam stearat Basis dan
Konsistensi pengingkat
konsistensi
Propilenglikol Enhancer Adeps lanae Basis
Trietanolamin Surfaktan Vaselin Basis
Gliserin Humektan Cera flava Peningkat
konsistensi
Na-Benzoat Pengawet Cetil alkohol Peningkat
konsistensi
Tween Emulgator Span Emulgator
Nipagin Pengawet Nipasol Pengawet
PEMBUATAN
Pembuatan cream dengan meleburkan bagian larut minyak dan larut air secara terpisah,
kemudian dicampurkan sembari diaduk kuat sampai mendingin
PERHITUNGAN EVALUASI
1. SUDUT DIAM
Pada pengujian granul diperoleh data, tinggi kerucut sebesar 3 cm dengan diameter kerucut
sebesar 10 cm. Berapakah sudut diam dari pengujian tersebut?
Tinggi
Diameter = 10 cm (r = 5 cm) =>
r
3
Tgα =
5
Tgα = 0,6 α = 30,96° 🡪 memenuhi syarat karena < 40°
2. LAJU ALIR
Pada suatu pengujian yang dilakukan pada granul didapatkan berat granul yang keluar lewat
mulut corong sebanyak 50 gram dalam waktu 5 detik. Tentukan berapa hasil kecepatan alir
dari pengujian waktu alir pada granul tersebut?
Jawab
Gram
Kecepatan Alir =
Detik
50Gram
=
5 Detik
= 10 gram
Dari hasil tersebut didapatkan hasil pengujian memenuhi syarat sifat alir.
3. KOMPRESIBILITAS
Pada uji kompresibilitas didapatkan volume setelah pengetukan 85 g pada 250 kali ketukan
dengan volume awal granul 100 g. Berapa persen kompresibilitas pada uji granul ?
Bj mampat −Bj nyata
Perhitungan % kompresibilitas: ×100 %
Bj mampat
( 100−85 )
X 100 % = 15 %
100
4. KESERAGAMAN BOBOT
5. KESERAGAMAN UKURAN
Diameter = 10,1 cm
Tebal = 4,36 cm
D/t = 2,3165 cm
Diameter tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet
t = 4,36 cm x 1,3
= 5,668 cm
D = 10,1 cm > 5,668 cm, maka memenuhi syarat
7. GRANULOMETRI
8. KADAR AIR
Hitung berapa persen kadar air jika dalam pengujian kadar air diketahui bobot cawan pijar
kosong sebesar 23.1526 gram, kemudian bobot granul awal 1.0006 dan bobot akhir granul
diketahui sebesar 0,633 gram. Berapa kadar air pada granul ?
Perhitungan :
Hitung bobot cawan kosong ditambah bobot granul awal
23.1526 + 1.0006 = 24.1532 gram
Hitung bobot cawan kosong ditambah dengan bobot granul akhir
23.1526 + 0.633 = 23.7856 gram
Sehingga dapat dihitung
24,1532−23,7856
%MC = x 100 %
23,7856