Anda di halaman 1dari 17

Tutorial Farmakoterapi Saluran

Pernafasan
Dosen Pengampu: apt.Keni Ida Cahyati, M.Farm

Rombel 1 PSPPA Angkatan 7 2022


Step 1 Terminology
No Istilah Jawaban
1 Chest x-ray (Nabila) Pemeriksaan menggunakan gelombang elektromagnetik melihat kondisi di dalam organ (Rifki)

2 MCV (Tria) MCV (Mean Cospuscular Volume) merupakan rata-rata volume corpuscular dalam sel darah merah (Cindi)

3 MCHC (Dilla) MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) merupakan jumlah rata-rata hemoglobin dalam sel darah
merah (Verlylia)

4 PPOK Exacerbasi akut (Fauzan) PPOK exacerbasi akut yaitu timbulnya kondisi perburukan dibandingkan kondisi sebelumnya (Hielmy)

5 Rinitis alergi (Hielmy) Rhinitis alergi merupakan peradangan sebagai reaksi berlebih, terdapat allergen adanya bersin-bensin, hidung terasa
gatal dan tersumbatnya mukosa hidung (Fauzan)

6 MCH (Verylia) MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) merupakan rata-rata hemoglobin di dalam sel darah merah (Dilla)

7 CAD (Cindi)  CAD (coronary artery deases) suatu gangguan fungsi jantung ditandai dengan suplai oksigen kurang dibagian
arteri (Tria)
 CAD (coronary artery deases) karena ada kelanjutan diagnosis dokter ”dd” differential diagnosis tanda gejala
yang mirip dengan kasus banding atau gejalanya serupa dengan penyakit lain yang disebutkan dokter dalam
kasus (Tria)

8 Hiperinflasi Paru (Rifki) Hiperinflasi paru yaitu inflasi berlebihan pada paru yang menyebabkan elastisitas berkurang (Nabila)

9 Skoliosis (Tria) Skoliosis merupakan gangguan pada tulang, tulang mebentuk huruf S atau C (Cindi)

10 Cardiomegali (Hielmy) Cariomegali merupakan pembesaran jantung (Fauzan)


Step 2 dan 3 Pertanyaan dan Jawaban
1. Kenapa pemberian combivent dan flumicort diberikan secara -
bersama? (Nabila)

2. Bagaimana diagnosis dan gejala dari TBC (Dila) Rontogen thora, cek sputum
BB turun, sesak nfas, batuk, berkeringat dingin di malam hari (fauzan)

3. Bagaimana penatalaksanaan TBC dan Skoliosis? (Veryllia) TBC Levofloxacin


Skolisosis Analgesik, NSAID (Dilla)

4. Bagaimana gejala dan diagnosis Asma dan Rhinitis Alergi apakah Gejala asma batuk, mengi, sesak nafas (Tria)
ada perbedaan dengan PPOK? (Cindi)

5. Bagamana penatalaksaaan Asma dan Rhinitis Alergi? (Tria) pasien harus dihindarkan dari allergen bisa di beri kortikosteroid atau
antihistemin. PPPOK Laba atau kortikosteroid (cindi)

6. Apa saja indikasi obat yang diberikan dr untuk dibawa pulang oleh • Berotec inhaler sesak nafas
pasien? (Fauzan) • Levo antibiotic TB
• Asetilsisein pengencer dahak
• Lansoprazole gejala asam lambung naik (cindi)

7. Mengapa pengobatan untuk amlodipine ditunda dan azitromisin di  


stop pada kasus pasien tsb? (Hielmi)

8. Apa 1st line untuk penyakit CAD? (Rifky)  


9. Kenapa pada rsep dr tidak meresepkan antihistamin untuk pasien  
pada kasus tersebut? (Cindi)
Step 4 Pohon Masalah
Step 5 Tujuan Pembelajaran

 Menganalisis etiologi, patofisiologi, faktor resiko, dan diagnosis penyakit yang terkait
pada kasus
 Menganalisis mekanisme obat dari kasus
 Menganalisis SOAP kasus
 Menganalisis monitoring efek samping dan efektivitas
Step 6 Self Study
 ASMA
1. Etiologi Asma
Asma merupakan inflamasi kronik saluran napas. Berbagai sel inflamasi berperan, terutama sel mast,
eosinofil, sel limfosit T, makrofag, netrofil dan sel epitel. Inflamasi terdapat pada berbagai derajat asma
baik pada asma intermiten maupun asma persisten.
2. Patofisiologi Asma
Asma merupakan penyakit inflamasi kronis yang dikarakteristikan dengan proses yang sangat kompleks
dan melibatkan beberapa komponen yaitu hiperresponsif dari bronkial, inflamasi dan remodeling saluran
pernafasan (Sundaru, 2006)
3 Faktor Resiko Asma
 Faktor pejamu tersebut adalah: genetik asma, alergi, hipereaktifitas bronkus, jenis kelamin
 Faktor lingkungan : : Alergen, Polusi Udara, Infeksi Penafasan, perubahan cuaca
 Rhinitis Alergi
1. Etiologi
Rinitis alergi secara umum disebabkan oleh interaksi dari pasien yang secara genetik memiliki
potensi alergi dengan lingkungan. Alergen yang terdapat di lingkungan merangsang respon imun
pada penderita yang secara genetik telah memiliki kecenderungan alergi. Alergen adalah protein
asing yang bisa merangsang respon imun yang diperantarai oleh IgE.
2. Patofisiologi
Rinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti
tahap provokasi atau reaksi alergi. Reaksi alergi dapat dibagi menjadi dua yaitu reaksi alergi fase
cepat dan reaksi alergi fase lambat. Reaksi alergi fase cepat berlangsung sejak kontak dengan alergen
hingga satu jam setelahnya sedangkan reaksi alergi fase lambat berlangsung 2-4 jam dengan puncak
6-8 jam setelah paparan dan dapat berlangsung 24-48 jam.
3. Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Gejala
rinitis alergi yang sering dikeluhkan pasien antara lain bersin berulang, rinore encer dan banyak,
hidung tersumbat, hidung dan mata gatal yang kadang disertai dengan lakrimasi
 Menganalisis azitromicin
diberhentikan saat rawat inap
Pada kasus diatas dietahui pasien
mengeluhkan sakit telinga dan
berdengung utuk itu perlu dihentikan
pengobatan azitromisin agar tidak
memperparah efek ototoksik pada
pasien.
 Menganalisis pemberian amlodipine
ditunda saat rawat inap
Penggunaan amlodipine ditunda karena
berdasarkan guidline JNC 8 gol CCB
bukan 1st line untuk pasien dengan
kategori hipertensi CAD (Coronary
Artery Desease). Target TD pasien yaitu
140/90 mmHG untuk usia >60 tahu
berdasarkan JNC 8
SOAP
 Objektif
SUBJEKTIF • Hasil pemeriksaan IGD Trombosit
• Ny U umur 52 tahun
• Keluhan : No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Keterangan
1.Mengalami sesak nafas, pegal , mual dan nyeri punggung 1 Tekanan Darah 142/90 mmhg 120/80 Tinggi
dan ulu hati batuk dengan bercak darah. 2 Respirasi 20 x/menit 12 - 20 Normal
2.Sudah lama Ny Dahlia sering sesak nafas karena kedinginan
3 Oksigen 95 % 95 - 100 Normal
atau terkena debu tetapi akhir-akhir ini semakin sering sesak
nafas hampir setiap malam 3 Nadi 107 x 60 - 100 Tinggi
3.Pasien mengeluh bersin-bersin karena debu di ruangan 4 Suhu 36,8 0
C 36,1 – 37,2 Normal
rumah sakit dan kedinginan
4.Setelah diberikan obat pasien mengeluh tidak ada perubahan
sesak yang dideritanya
5.Beliau juga mengeluhkan sakit dan telinga terasa nyeri dan
berdengung.
• Riwayat penyakit : Asma, Rinitis alergi
• Riwayat pengobatan : Captopril 12,5 mg
• Riwayat habit : Perokok pasif , pernah mengalami Flek 30
tahun yang lalu tapi sembuh.
• Data Laboratorium

No Pemeriksaan Hasil Satuan Normal Keterangan

1 Hemoglobin 11,7 g/dL 11,7- 15,5 Normal

2 Hematokrit 32,4 % 35 -47 Rendah

3 Trombosit 268 103 /uL 150 – 400 Normal

4 Eritrosit 3,92 106 /uL 3,8 – 5,2 Normal

5 Leukosit 26,7 103 /uL 3,6 – 11 Tinggi

6 MCV 83 um3 80 – 100 Normal

7 MCH 29,8 Pg/cell 26 – 34 Normal

8 MCHC 36 g/dL 32 – 36 Normal

9 Basofil 0 % 0–1 Normal

10 Eosinofil 0 % 2–4 Rendah

11 Neutrofil 88,90 % 30 – 70 Tinggi

12 Limfosit 5 % 25 – 40 Rendah

13 Monosit 6 % 2–8 Normal

14 Glukosa Sewaktu 125 mg/dL <140 Normal


 Assesment Subjektif
• Keluhan Mengalami sesak nafas diagnosis indikasi gejala asma
• Pegal mual dan nyeri punggung indikasi gejala TBC atau
penyakit jantung
• Ulu hati batuk dengan bercak darah indikasi gejala TBC Relaps
• Sering sesak nafas karena kedinginan atau terkena debu tetapi • Assesment Objektif
akhir-akhir ini semakin sering sesak nafas hampir setiap malam
indikasi gejala Asma • Pemeriksan Fisik
• Chest x-ray menunjukkan adanya hiperinflasi paru dan
• Tekanan darah tinggi menunjukan
didiagnosa PPOK exacerbasi akut hipertensi
• Pasien mengeluh bersin-bersin karena debu di ruangan rumah • Denyut Nadi tinggi mengindikaskan CAD
sakit dan kedinginan indikasi gejala rhinitis alergi (Coronaru artery Deseases)
• Setelah diberikan obat pasien mengeluh tidak ada perubahan • Pemeriksaan Lab
sesak yang dideritanya Beliau juga mengeluhkan sakit dan
telinga terasa nyeri dan berdengung. Adanya terapi obat yang • Hematokrit Rendah indikasi anemia
tidak efektif. Seperti azitromisin dapat memberikan efek • Leukosit tinggi indikasi adanya infeksi
samping QT tinggi/ gangguan irama jantng nadi tinggi sehingga
akan memperparah gejala pasien serta memiliki efek samping • Eosinophil rendah indikasi adanya infeksi
nyeri pada telingan dan telinga berdengung sehingga pada rawat • Neutrophil tinggi indikasi adanya infeksi
inap obat azitromisin diberhentikan.
• Limfosit rendah indikasi adanya infeksi
• Riwayat penyakit : Asma, Rinitis alergi (terdapat gejala asma
dan rhinitis alergi di keluhan pasien)
• Riwayat pengobatan : Captopril 12,5 mg. Hipertensi tidak
kunjung normal, dan ada efek samping dari captopril batuk
kering sedangkan pasien bantuk jadi diganti oleh amlodipin
• Riwayat habit : Perokok pasif , pernah mengalami Flek 30 tahun
yang lalu tapi sembuh. Indkasi TBC Relaps
9. Ketidaktepatan Obat Amlodipine,
Direkomendasikan
menggunakan gol. Beta
bloker non selektif
metoprolol
Terapi Farmakologi
 Interaksi obat dan efek samping
Azitromisin berinteraksi obat dengan levofloxacin sehingga azitromisin diberhentikan karena memiliki
efek samping yang lebih moderat dibanding levofloxacin yaitu gangguan pendengaran dan aritmia yang
akan memperparah gejala pasien. Levofloxacin dipilih untuk pengobatan karena memiliki indikasi yang
penting untuk TBC Relaps dan infeksi saluran pernapasan
 Indikasi Tanpa Obat
Pengobatan Rhiniti Alergi dapat diberikan obat golongan anti H-1 oral yaitu, 10mg/hari (Medscape)
 Over dose
Pemberian omeprazol 40mg melalui IV direkomendasikan diberikan menjadi 1xsehari.
 Obat pulang tetap di gunakan semuanya, kecuali Amlodipine direkomendasikan menggunakan
gol. Betabloker non selektif yaitu metoprolol 50mg 2 x 1 (JNC 8)
 KEPMENKES No.364 Thn, 2009 tentang pedoman penanggulangan TBC kategori2
2HRZES/HRZE/5H3R3E3
Terapi Non Farmakologi

 Menjauhi yang dapat memancing allergen seperti debu, polusi udara, lngkungan tidak
bersih ataupun makanan yang memicu alergi
 Menghindri paparas asap rokok agar tidak menjadi perokok pasif
 Mengkonsumsi makanan bernutri, kurangi yang mengandung garam tinggi
 Makakn teratur (terjadwal) serta asupan yang bergizi dan bernutrisi
 Pola hidup sehta (olahraga ringan)
Monitoring

 Tekanan darah tinggi normal, target usia <60 tahun TD <140/90 mmHg.
 Denyut Nadi normal, target 60-80 kali per menit.
 Hematokrit normal.
 Leukosit normal.
 Eosinophil normal.
 Neutrophil normal.
 Limfosit normal.
 Tidak mengalami sesak nafas, asma sudah sembuh.
 Pasien sudah tidak mengalami gejala-gejala rinitis alergi seperti bersin-bersin, flu, dan hidung tersumbat.
 Pasien sudah tidak mengalami gejala TBC seperti batuk berdarah dan hasil pemeriksaan bakteri
menunjukkan hasil negatif
Konseling

Cara pakai Barotec


 Berdiri atau duduk tegak
 Lepaskan tutup inhaler lalu kocok inhaler selama 5 detik
 Miringkan kepala sedikit ke belakang, lalu tarik napas dan embuskan napas panjang
 Masukkan inhaler di antara gigi dan tutup mulut hingga rapat
 Tekan inhaler dengan cepat untuk melepaskan obat
 Tarik napas segera setelah obat tersemprot keluar, lalu bernapaslah seperti biasa selama 3–5
detik
 Tahan napas selama 10 detik untuk membiarkan obat masuk ke dalam paru-paru
 Tunggu sekitar 30–60 detik sebelum mengambil isapan yang kedua

Anda mungkin juga menyukai