Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PERUNDANG UNDANGAN KESEHATAN

“ PENIMBUNAN OBAT TERAPI COVID-19, APOTEKER DAN


PERAWAT DI JAKARTA”

HIELMY IHSAN FAUZI


(31118168)
FARMASI 4D

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
yang memberikan kesehatan dan kelapangan waktu bagi saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih khususnya kepada
Dosen saya bpk Dr. Saeful Amin, Apt. yang telah memberikan arahan dalam
penyelesaian makalah ini .
Judul makalah ini ialah “ PENIMBUNAN OBAT TERAPI COVID-19,
APOTEKER DAN PERAWAT DI JAKARTA ”. untuk memberikan informasi
mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan ketenaga kerjaan kefarmasian
dan kesehatan yang sesuai dengan regulasinya dan standar yang sudah ditetapkan.
Dengan demikian diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam sistem
pelayanan kefarmasiaan secara optimal.
Kesempurnaan bukanlah hal yang abstrak, makalah ini masih jauh dari
katasempurna. merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuannya yang saya miliki. Kritikan dan
saran saya harapkan dari kalian yang dapat membangun makalah ini menjadi lebih
baik, maka penulis menerimanya dengan senang hati. Akhir kata, penulis
mengucapkan terima kasih.

Tasikmalaya, 05 September 2021

Hielmy Ihsan Fauzi

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Makalah ...........................................................................................................1
1.3 Tujuan Umum ..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kasus ...............................................................................................................................2
2.2 Hubungan kasus dengan UU No.36 Tahun 2009..............................................................3

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................4
3.2 Saran ...............................................................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan kualitas derajat tenaga kerja kesehatan, maka


dibentuklah regulasinya yang mengatur segala kegiatan tenaga kerja kesehatan
salah satunya ialah UU Kesehatan No.36 Tahun 2009. Regulasi tersebut terdiri
dari XIII BAB yang didalam nya mengatur dari mulai pengadaan, pelayanan, hak
pasien, dan upaya lainnya dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

Sumber daya di bidang kesehatan adalah segala bentuk dana, tenaga,


perbekalan kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan serta fasilitas pelayanan
kesehatan dan teknologi yang dimanfaatkan untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau
masyarakat. Terkadang banyak sekali oknum tenaga kesehatan yang melakukan
pelanggaran terhadap pasal tersebut oleh karena itu saya tertarik terhadap kasus-
kasus yang menyangkut pelangaran UU Kesehatan No36 Tahun 2009 di Indonesia
pada masa pandemi covid-19.

1.2 Rumusan Masalah

A. Kasus seperti apa yang dapat melanggar UU Kesehatan No.36 Tahun 2009?
B. Bagaimana cara penyelesaiannya dalam kasus tersebut?

1.3 Tujuan
A. Untuk mengetahui pelanggaran-pelanggaran seperti apa yang dapat
menyangkut ke UU No.36 Tahun 2009.
B. Untuk mengetahui cara penyelesaiannya dan hukuman yg diberikannnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus

Sumber : News.detik.com
Dimasa pandemi Covid-19 ini banyak sekali hal kejahatan yang terjadi
terutama pada bidang kesehatan. Salah satunya yang dilakukan oleh apoteker dan
perawat dirumah sakit jakarta, sebanyak 24 orang melakukan penimbunan obat
terapi Covid-19. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus kepada
wartawan, Rabu (4/8/2021) mengatakan “ Kami telah mengamankan 24 pelaku
penimbunan obat terapi Covid-19 salah satu pelakunya terdiri dari apoteker dan
perawat”.
Yusri mengatakan pelaku beraksi sejak sebulan terakhir, Total ada ribuan
obat COVID-19 yang ditimbun oleh pelaku. "Barang bukti ada 6.964 butir dan 27
botol vial obat terapi COVID-19 berbagai merek,".
Obat-obat yang ditimbun ini meliputi obat Avigan Favipiravir, Acterma,
Fluvir Oseltamir, Azithromycin, hingga Ivermectin. Para pelaku mendapatkan
obat-obatan dengan dengan membeli dari rumah sakit dengan menggunakan resep
dokter palsu.
Modus pelaku yaitu bekerja sama dengan pengelola apotek yaitu apoteker
dengan memalsukan resep dokter dan adapun modus perawat dengan mengambil
bekas obat terapi pasien covid-19 yang sudah meninggal dan nantinya akan
ditimbun menunggu harga melesat naik baru dipasarkan di media sosial.

2
2.2 Hubungan kasus dengan UU No.36 Tahun 2009
Kasus penimbunan obat terapi covid-19 di jakarta oleh apoteker dan
perawat ini termasuk pelanggaran UU Kesehatan No.36 tahun 2009 BAB 1V
yaitu upaya kesehatan bagian kelima belas mengenai pengamanan dan
penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan pasal 98 ayat (2) Setiap orang
yang tidak memiliki keahlian dan kewenangan dilarang mengadakan, menyimpan,
mengolah, mempromosikan, dan mengedarkan obat dan bahan yang berkhasiat
obat dan ayat (3) Ketentuan mengenai pengadaan, penyimpanan, pengolahan,
promosi, pengedaran sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi standar
mutu pelayanan farmasi yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Dan pasal
108 ayat (1) Praktik kefarmasiaan yang meliputi pembuatan termasuk
pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat
serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelanggaran-pelanggaran UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 yang
dilakukan pelaku dalam kasus penimbunan obat terapi covid-19 dijakarta oleh
apoteker dan perawat dijerat hukuman dengan Pasal 196 dan atau Pasal 198 UU
No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 62 juncto Pasal 10 UU No 8
tentang Perlindungan Konsumen. Isi dari pasal 196 dan 198 UU kesehatan No.36
Tahun 2009 yang berisikan pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar
rupiah).

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelanggaran UU Kesehatan No.36 Tahun 2009 sering sekali para oknum
melakukannya di Indonesia salah satunya kasus penimbunan obat terapi Covid-19
yang dilakukan oleh apoteker dan perawat di salah satu rumah sakit jakarta,
oknum tersebut bermodus bekerja sama dengan apotek yaitu memalsukan resep
dokter dan bekerja sama dengan perawat dirumah sakit dengan mengambil obat-
obat bekas pasien covid-19 yang telah meningal kemudian ditimbun dan dijual
dengan harga mahal. Pelaku dijerat hukuman UU Kesehatan No.36 Tahun 2009
pasal 196 dan 198 dengan hukuman 10 tahun penjara dan denda paling banyak
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

3.2 Saran
Tenaga kesehatan harus memberikan pelayanannya secara jujur dan sesuai
dengan peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah sehingga tidak
merugikan bagi pasien maupun pemerintah.

4
5
DAFTAR PUSTAKA

https://news.detik.com/berita/d-5669350/timbun-obat-terapi-covid-19-apoteker-
perawat-di-jakarta-ditangkap
https://www.youtube.com/watch?v=8CXjGNFYhBg
Departemen Kesehatan RI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
36. Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan
RI: 2009

Anda mungkin juga menyukai