Anda di halaman 1dari 5

Hielmy Ihsan Fauzi

(31118168)
4D Farmasi
Tugas Study Kasus UU Kesehatan No.5 Tahun 1997 (Psikotropika)

“Kasus Penangkapan Mantan Suami Nindy terjerat

Psikotropika dan Senpi”

A. Kasus
Askara Parasdy Harsono, tertangkap oleh polres metro jakarta barat karena
terbukti mengkonsumsi dan menyalahgunakan obat-obatan psikotropika dan
narkotika dan juga memiliki senjata api secara ilegal. Askara Parasandy Harsono,
suami Nindy Ayunda ditangkap di kediamannya, di kawasan Pondok Pinang,
Jakarta Selatan, Kamis (7/1/2021).
Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa
psikotropika happy five atau H-5 sebangak 1,5 butir, alat hisap narkotika, pelumas
rubricant bergambar canabis, senjata api tanpa izin bermerek Barata kalibar 3.65
beserta 50 butir peluru tajam. (Arie Puji Waluyo/ARI).
Askara Parasdy Harsono yang merupakan mantan suami nindy mengikuti
persidangan di pengadilan Negeri Jakarta Barat, Slipi, Jakarta Barat Senin
(10/05/2021), dalam persidangan tersebut, Askara Parasady Harsono menjalankan
persidangan secara online atau tidak dihadirkan dimuka persidangan.
Dalam tuntutannya, Jaksa penuntun umum (JPU) menuntut Askara menjalani
pidana penjara selama satu tahun, atas kasus dugaan kepemilikan narkotika dan
senjata api ilegal.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa (Askara) dengan pidana penjara selama
satu tahun dipotong masa penahanan sementara dengan perintah terdakwa tetap
dalam tahanan," kata JPU didalam persidangan. Tuntutan tersebut dikarenakan
menurut JPU, Askara dinyatakan bersalah telah memiliki, menyimpam, dan
menyalahgunakan narkotika untuk dirinya sendiri. Serta, Askara dinyatakan
bersalah telah memiliki, menguasai, dan menyimpan senjata api tanpa surat-surat
resmi.
Askara juga dijerat dengan pasal 62 Undang Undang RI Nomor 5 Tahun
1997 tentang psikotropika, Pasal 127 ayat 1 huruf (a) Undang Undang RI Nomor
35 Tahun 2009 tentang narkotika, Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Darurat Nomor
12 Tahun 1951.
"Dan menyalahgunakan narkotika golongan I bagi diri sendiri
sebagaimana dakwaan kedua Pasal 127 ayat 1 huruf (a) Undang Undang RI
Nomot 35 Tahun 2009 tentang narkotika, dan 'tanpa hal menyimpan senjata api'
sebagaimana dakwaan ketiga Pasal 1 ayat 1 Undang Undang Darurat Nomor 12
Tahun 1951," ucap JPU.  

B. Penyelesaian Kasus
Penyalahgunaan psikotropika adalah keadaan dimana zat-zat psikotropika
digunakan secara berlebihan tanpa tujuan medis atau indikasi tertentu. Tujuan
dan penggunaan psikotropika diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika mengenai Ruanng Lingkup dan
Tujuan pasal 3 dan 4
Pasal 3
Tujuan pengaturan di bidang psikotropika adalah :
a. menjamin ketersediaan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan dan
ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
c. memberantas peredaran gelap psikotropika
Pasal 4
(1) Psikotropika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan
dan/atau ilmu pengetahuan.
(2) Psikotropika golongan I hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan.
(3) Selain penggunaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), psikotropika
golongan I dinyatakan sebagai barang terlarang.
Berdasarkan pasal tersebut sudah jelas bahwa Askara melanggar peraturan
UU kesehatan no.5 tahun 1997 tentang obat psikotropika dimana pada pasal 4
ayat 1 mengatakan bahwa psikotropika hanya digunakan untuk kepentingan
pelayanan kesehatan dan/atau ilmu pengetahuan, askara malah mengkonsumsi
secara sembarangan tanpa da resep dokter atau pemantauan apoteker.
Setiap penyalahgunaan zat-zat psikotropika tersebut dapat dikenakan
ketentuan hukum yang ada dalam Undang-Undang kesehatan Nomor 5 Tahun
1997 Tentang Psikotropika, dengan demikian dirumuskanya undang-undang
tersebut dapat menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan psikotropika,
serta menjadi acuan dan pedoman kepada pengadilan dan para penyelenggara atau
pelaksana putusan pengadilan yang menerapkan undang-undang, khususnya
hakim dalam menjatuhkan sanksi pidana terhadap kejahatan yang terjadi.
Kebijakan hukum pidana yang tertuang dalam Undang-Undang Psikotropika.
Askara dihukumi hukuman pidana UU Kesehatan No.5 Tahun 1997 pasal
62 yang berisikan “Barangsiapa secara tanpa hak, memiliki, menyimpan dan/atau
membawa psikotropika dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pemerintah dalam menangani hal tersebut berupaya dalam mengedukasi
tentang penggunaan obat-obat Psikotropika kemasyarakat yang telah tercantum di
UU KESEHATAN NO.5 Tahun 1997 pada pasal 45 dan 46. Berdasarkan Pasal
45, dan Pasal 46 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika,
mengenai pencegahannya :
Pasal 45
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap segala kegiatan yang berhubungan
dengan psikotropika.
Pasal 46
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 diarahkan untuk :
a. terpenuhinya kebutuhan psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan
dan ilmu pengetahuan;
b. mencegah terjadinya penyalahgunaan psikotropika;
c. melindungi masyarakat dari segala kemungkinan kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan/atau bahaya atas terjadinya penyalahgunaan
psikotropika;
d. memberantas peredaran gelap psikotropika;
e. mencegah pelibatan anak yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun dalam
kegiatan penyalahgunaan dan/atau peredaran gelap psikotropika; dan
f. mendorong dan menunjang kegiatan penelitian dan/atau pengembangan
teknologi di bidang psikotropika guna kepentingan pelayanan kesehatan.
Hal tersebut berupaya semua masyarakat agar bisa mencegah penyebaran
oknum-oknum penyalahgunaan psikotropika menjadi merajarela di indonesia dan
dapat merugikan bangsa indonesia sendiri.

C. KESIMPULAN
Penyalahgunaan psikotropika adalah keadaan dimana zat-zat psikotropika
digunakan secara berlebihan tanpa tujuan medis atau indikasi tertentu. Setiap
penyalahgunaan zat-zat psikotropika dapat dikenakan ketentuan hukum yang ada
dalam Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Askara
merupakan tersangka dalam penyalahgunaan obat psikotropika dan dijatuhi
hukum pidana Undang Undang Nomor 5 Tahun 1997 pasal 62 yaitu “Barangsiapa
secara tanpa hak, memiliki, menyimpan dan/atau membawa psikotropika dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”

Anda mungkin juga menyukai