BAB I : PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Narkoba adalah salah satu obat yang banyak digunakan oleh para dokter dan
ahli kesehatan di dunia. Namun narkooba (Narkotia, Psikotropika, dan Obat
Berbahaya) juga memiliki kekurangan atau efek samping yang dapat merugikan si
pengguna itu sendiri. Penggunaan narkotika atau NAPZA yang tidak sesuai dengan
anjuran dokter dan digunakan secara berkala atau teratur dapat menumbulkan efek
ketagihan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan
fungsi sosial. Sifat ketergantungan itu sendiri terjadi karena sifat narkoba yang dapat
menimbulkan keinginan atau kemauan yang tak tertahankan (an over powering desire)
terhadapah zat tersebut, bahkan rela untuk melakukan segala cara agar
mendapatkannya. Jika pengguna tersebut diberhantikan secara paksa atau spontan
pengguna akan menimbulkan gejala-gejala kejiwaan seperti kegelisahan, kecemasan,
depresi, dan lainnya. Di Indonesia sendiri semakin banyak terjadi penyalahgunaan
narkotika. Mulai dari kalangan muda hingga yang tua, tidak hanya itu kalangan
kebawah hingga kalangan keatas juga banyak yang menggunakan barang ini tanpa
dosis yang dianjurkan oleh dokter. Melihat dari kenyataan yang ada peran dari orang
tua untuk mendidik dan menjaga anaknya, serta peran dari kepolisian untuk menjadi
penegak hukum supaya dapat memberantas dan menangkap para bandar yang
berkeliaran agar tidak mencemari para generasi muda yang dapat memajuan bangsa
Indonesia ini.
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
Konstatasi :
[Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN)]
sejak tanggal 20 April 2017 sampai dengan sekarang;Terdakwa diajukan di depan
persidangan Pengadilan Negeri Parepare
karena didakwa oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Parepare yang pada
pokoknya sebagai berikut:
Dakwaan Primair : diatur dan diancam dalam Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 132 ayat
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
Dakwaan Subsidair : diatur dan diancam dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 132 ayat
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;
Dakwaan Lebih Subsidair : diatur dan diancam dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009;
Kualifikasi :
Membaca Tuntutan Pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Parepare tanggal
15 Agustus 2017 sebagai berikut:
- 2 (dua) sachet plastik bening berisi Narkotika jenis shabu dengan berat netto
0,0896 gram;
Konstituir :
- Bahwa terlepas dari alasan kasasi Penuntut Umum, putusan Judex Facti
yang menyatakan Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana “Tanpa hak atau secara
melawan hukum menguasai Narkotika Golongan I” telah salah menerapkan hukum;
- Bahwa 2 paket shabu tersebut dibeli dari laki-laki bernama Kami (DPO) dengan
harga Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), dengan maksud dan tujuan untuk
dipergunakan sendiri;
- Bahwa meskipun benar Terdakwa memiliki shabu, namun karena maksud dan
tujuannya untuk dipergunakan sendiri dengan jumlah yang relatif sedikit sekedar
cukup 1 (satu) kali pakai serta tidak terbukti Terdakwa terlibat dalam jaringan
peredaran Narkotika, maka perbuatan Terdakwa memenuhi unsur Pasal 127 Ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; Halaman 5 dari
hal. 8 Putusan Nomor 169 K/PID.SUS/2018
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka dibebani untuk membayar
biaya perkara pada tingkat kasasi;
Mengingat Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan
Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;
- 2 (dua) paket kristal bening terbungkus platik bening berperekat yang berisi
Narkotika jenis shabu dengan berat bruto 0,466 gram;
pada hari Kamis, tanggal 26 April 2018 oleh Sri Murwahyuni, S.H., M.H. Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum., dan H. Eddy Army, S.H., M.H.
Hakim-Hakim Agung sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga, oleh Ketua
Majelis yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota serta Istiqomah Berawi, S.H., M.H.,
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa.
A. DAFTAR PUSTAKA