Anda di halaman 1dari 5

Analisis Penemuan Hukum Dari Putusan Mahkamah Agung

Nomor 169 K/PID.SUS/2018

BAB I : PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Narkoba adalah salah satu obat yang banyak digunakan oleh para dokter dan
ahli kesehatan di dunia. Namun narkooba (Narkotia, Psikotropika, dan Obat
Berbahaya) juga memiliki kekurangan atau efek samping yang dapat merugikan si
pengguna itu sendiri. Penggunaan narkotika atau NAPZA yang tidak sesuai dengan
anjuran dokter dan digunakan secara berkala atau teratur dapat menumbulkan efek
ketagihan yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan gangguan
fungsi sosial. Sifat ketergantungan itu sendiri terjadi karena sifat narkoba yang dapat
menimbulkan keinginan atau kemauan yang tak tertahankan (an over powering desire)
terhadapah zat tersebut, bahkan rela untuk melakukan segala cara agar
mendapatkannya. Jika pengguna tersebut diberhantikan secara paksa atau spontan
pengguna akan menimbulkan gejala-gejala kejiwaan seperti kegelisahan, kecemasan,
depresi, dan lainnya. Di Indonesia sendiri semakin banyak terjadi penyalahgunaan
narkotika. Mulai dari kalangan muda hingga yang tua, tidak hanya itu kalangan
kebawah hingga kalangan keatas juga banyak yang menggunakan barang ini tanpa
dosis yang dianjurkan oleh dokter. Melihat dari kenyataan yang ada peran dari orang
tua untuk mendidik dan menjaga anaknya, serta peran dari kepolisian untuk menjadi
penegak hukum supaya dapat memberantas dan menangkap para bandar yang
berkeliaran agar tidak mencemari para generasi muda yang dapat memajuan bangsa
Indonesia ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pada bagian mana Konstatasi di dalam putusan pengadilan tersebut?

2. Pada bagian mana Kualifikasi di dalam putusan pengadilan tersebut?

3. Pada bagian mana Konstituir di dalam putusan pengadilan tersebut?

BAB II PEMBAHASAN

Konstatasi :
[Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara (RUTAN)]
sejak tanggal 20 April 2017 sampai dengan sekarang;Terdakwa diajukan di depan
persidangan Pengadilan Negeri Parepare

karena didakwa oleh Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Parepare yang pada
pokoknya sebagai berikut:

Dakwaan Primair : diatur dan diancam dalam Pasal 114 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 132 ayat
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

Dakwaan Subsidair : diatur dan diancam dalam Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika juncto Pasal 132 ayat
(1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika;

Dakwaan Lebih Subsidair : diatur dan diancam dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009;

Kualifikasi :

Membaca Tuntutan Pidana Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Parepare tanggal
15 Agustus 2017 sebagai berikut:

 Menyatakan Terdakwa Hamka Muhammadong K alias Hamka bin


Muhammadong telah terbukti bersalah melakukan tindak pidana tanpa hak
atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan
Narkotika golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112
ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dalam
dakwaan Subsidair;

 Menjatuhkan pidana berupa pidana penjara selama 8 (delapan) tahun, dan


denda sebanyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) Subsidair 3
(tiga) bulan penjara, dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan;

 Menetapkan barang bukti:

-  2 (dua) sachet plastik bening berisi Narkotika jenis shabu dengan berat netto
0,0896 gram;

-  1 (satu) buah kaca pireks bekas pakai;

-  1 (satu) buah botol plastik;

-  1 (satu) buah tutup botol yang terpasang pipet;

-  1 (satu) lintingan timah rokok;Masing-masing dipergunakan dalam perkara


Muh. Yusuf Amrullah;
- 1 (satu) buah HP Merk Oppo New 3 warna putih;
Dirampas untuk dimusnahkan;
 Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp2.000
(dua ribu rupiah);

Konstituir :

Menimbang bahwa alasan permohonan kasasi yang diajukan Pemohon


Kasasi/Penuntut Umum dalam memori kasasi selengkapnya sebagaimana terlampir
dalam berkas perkara;

Menimbang bahwa terhadap alasan kasasi yang diajukan Pemohon Kasasi/Penuntut


Umum tersebut, Mahkamah Agung berpendapat sebagai berikut:

-  Bahwa terlepas dari alasan kasasi Penuntut Umum, putusan Judex Facti
yang menyatakan Terdakwa terbukti melakukan tindak pidana “Tanpa hak atau secara
melawan hukum menguasai Narkotika Golongan I” telah salah menerapkan hukum;

-  Bahwa putusan Judex Facti dibuat berdasarkan kesimpulan dan pertimbangan


hukum yang salah, tidak berdasarkan pada fakta hukum yang relevan secara yuridis
dengan benar sebagaimana fakta hukum yang terungkap di muka sidang, yaitu: pada
saat datang dan menggeledah rumah Terdakwa ditemukan 2 paket kecil shabu dengan
berat 0,44 (nol koma empat puluh empat) gram dan peralatan untuk menghisap shabu,
dan 2 orang teman Terdakwa yaitu Hendra dan M Yusuf;

-  Bahwa 2 paket shabu tersebut dibeli dari laki-laki bernama Kami (DPO) dengan
harga Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah), dengan maksud dan tujuan untuk
dipergunakan sendiri;

-  Bahwa meskipun benar Terdakwa memiliki shabu, namun karena maksud dan
tujuannya untuk dipergunakan sendiri dengan jumlah yang relatif sedikit sekedar
cukup 1 (satu) kali pakai serta tidak terbukti Terdakwa terlibat dalam jaringan
peredaran Narkotika, maka perbuatan Terdakwa memenuhi unsur Pasal 127 Ayat (1)
huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; Halaman 5 dari
hal. 8 Putusan Nomor 169 K/PID.SUS/2018

Menimbang bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, putusan Judex Facti dalam


perkara ini tidak bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka
permohonan kasasi tersebut dinyatakan ditolak dengan perbaikan;

Menimbang bahwa dengan demikian putusan Pengadilan Tinggi Makassar Nomor


361/PID.SUS/2017/PT.MKS tanggal 23 Oktober 2017 yang menguatkan putusan
Pengadilan Negeri Parepare Nomor 169/Pid.Sus/2017/ PN.Pre tanggal 16 Agustus
2017 harus diperbaiki mengenai kualifikasi tindak pidana dan lamanya pidana yang
dijatuhkan kepada Terdakwa;

Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa dipidana, maka dibebani untuk membayar
biaya perkara pada tingkat kasasi;

Mengingat Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,
Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-
Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana yang telah
diubah dengan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Perubahan Kedua dengan
Undang- Undang Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;

Menolak permohonan kasasi dari PEMOHON KASASI/PENUNTUT

UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI PAREPARE tersebut;- Memperbaiki


Putusan Pengadilan Tinggi Makassar Nomor 361/PID.SUS/2017/PT.MKS tanggal 23
Oktober 2017 yang menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Parepare Nomor
169/Pid.Sus/2017/PN.Pre tanggal 16 Agustus 2017 tersebut mengenai kualifikasi
tindak pidana dan lamanya pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa, sehingga amar

selengkapnya sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa HAMKA MUHAMMADONG K alias HAMKA bin


MUHAMMADONG tersebut diatas tidak terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam Dakwaan Primair dan
Dakwaan Subsidair;

2. Membebaskan Terdakwa HAMKA MUHAMMADONG K alias HAMKA bin


MUHAMMADONG oleh karena itu dari Dakwaan Primair dan Dakwaan Subsidair
tersebut;

3. Menyatakan Terdakwa HAMKA MUHAMMADONG K alias HAMKA bin


MUHAMMADONG tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “Penyalahgunaan Narkotika Golongan I bagi diri
sendiri”;

4.Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa HAMKA MUHAMMADONG K alias


HAMKA bin MUHAMMADONG oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1
(satu) tahun dan 6 (enam) bulan;
5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;

6. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan;

7. Menetapkan barang bukti berupa:

-  2 (dua) paket kristal bening terbungkus platik bening berperekat yang berisi
Narkotika jenis shabu dengan berat bruto 0,466 gram;

-  1 (satu) buah kaca pireks bekas pakai;

-  1 (satu) buah botol plastik;

-  1 (satu) buah tutup botol yang terpasang pipet;

-  1 (satu) lintingan timah rokok; Dimusnahkan;


- 1 (satu) unit handphone merek Oppo New 3 warna putih; Dirampas untuk
negara;

8. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara pada tingkat


kasasi sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah);Demikianlah diputuskan dalam
rapat musyawarah Majelis Hakim

pada hari Kamis, tanggal 26 April 2018 oleh Sri Murwahyuni, S.H., M.H. Hakim
Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis,
Maruap Dohmatiga Pasaribu, S.H., M.Hum., dan H. Eddy Army, S.H., M.H.
Hakim-Hakim Agung sebagai Hakim-Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan
dalam sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga, oleh Ketua
Majelis yang dihadiri Hakim-Hakim Anggota serta Istiqomah Berawi, S.H., M.H.,
Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Penuntut Umum dan Terdakwa.

BAB III PENUTUP

A. DAFTAR PUSTAKA

Putusan Mahkamah Agung Republik IndonesiaNomor 169 K/PID.SUS/2018

Anda mungkin juga menyukai