yaitu, kearifan (wisdom) serta lokal (local). Local yang artinya ialah setempat serta wisdom
ialah sama dengan kearifan. Dalam kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan
Shadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan.
Dengan kata lain, bahwa local wisdom bisa dimengerti sebagai gagasan-gagasan, nilai-nilai,
pandangan-pandangan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik,
yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Kearifan Lokal juga sebuah tema humaniora yang diajukan untuk memulihkan
peradaban dari krisis modernitas. Ia diunggulkan sebagai “pengetahuan” yang “benar”
berhadapan dengan standar “saintisme” modern yaitu semua pengetahuan yang diperoleh
dengan pendekatan positivisme (suatu cara penyusunan pengetahuan melalui observasi gejala
untuk mencari hukum-hukumnya).
Kearifan Lokal sebagai kekuatan sekaligus kekayaan bangsa dianggap sebagai solusi
untuk menguatkan bangsa dari segi tantangan globalisasi. Kearifan Lokal bisa didefinisikan
sebagai suatu kekayaan budaya lokal yang mengandung kebijakan hidup atau pandangan
hidup (way of life) yang mengakomodasikan kebijakan (wisdom) serta kearifan lokal itu
tidak hanya berlaku secara lokal pada budaya atau etnik tertentu, tetapi dapat dikatakan
bersifat lintas budaya atau lintas etnik sehingga membentuk nilai suatu budaya yang bersifat
nasional.
Kearifan local juga memiliki ciri-ciri serta fungsinya masing-masing. Berikut ciri-ciri dari
kearifan local:
1. Mempunyai kemampuan memgendalikan.
2. Merupakan benteng untuk bertahan dari pengaruh budaya luar.
3. Mempunyai kemampuan mengakomodasi budaya luar.
4. Mempunyai kemampuan memberi arah perkembangan budaya.
Dan tidak ketinggalan fungsi dari kearifan local yaitu
https://www.dosenpendidikan.co.id/kearifan-lokal/
1. Dari masyarakat Minangkabau
o Tanah tidak dapat dikuasai secara mutlak, (1) berada pada masyarakat, tidak pada
orang tertentu (2) tidak dapat dipindahtangankan selamanya serta (3) hanya dapat
dilepaskan untuk sementara jika ada alasan-alasan yang diakui oleh adat yang
biasanya merupakan alasan-alasan yang diakui oleh adat yang biasanya merupakan
alasan mendesak untuk membayar utang yang besar, menyelenggarakan pemakaman
anggota keluarga yang meninggal, dan melangsungkan pesta pernikahan anggota
keluarga.
o Di desa-desa masa lalu Jawa selalu ada tempat yang disebut punden berupa hutan
lebat dan disampingnya adalah makam. Segala jenis tanaman yang tumbuh di punden
tidak boleh diganggu keberadaannya kecuali untuk dilestarikan dan dikembangkan.
Punden biasanya memberi manfaat pada kelestarian sumber air dan ketersediaan
plasma nutfah lokal.
o Awig-Awig adalah aturan adat yang harus ditaati setiap warga masyarakat
Lombok Barat dan Bali serta sebagai pedoman dalam bersikap dan bertindak
khususnya dalam berinteraksi dan mengelola sumber daya alam dan
lingkungan.
Bentuk Kearifan Lokal
Jim ife (2002) menyatakan bahwa kearifan local terdiri dari enam dimensi, ialah:
1. Pengetahuan Lokal
Untuk menata kehidupan secara bersama antar warga masyarakat, maka di setiap
masyarakat tersebut tetentunya memiliki aturan atau nilai-nilai local yang ditaati dan
telah disepakati bersama oleh seluruh anggotanya. Nilai-nilai manusia tersebut biasanya
sudah mengatur koneksitas antara manusia dengan tuhan yang dianutnya. Dan nilai-
nilai tersebut mempunyai dimensi waktu, nilai masa lalu, masa kini serta masa
yang akan datang, dan nilai tersebut hendak menjalani suatu perubahan sesuai dengan
kemajuan yang ada pada masyarakatnya.
3. Keterampilan Lokal
berdasarkan para ahli adat serta budaya sebenarnya setiap masyarakat itu mempunyai
pemerintahan local tersendiri atau dapat disebut dengan pemerintahan kesukuan.
Suku adalah kesatuan hukum yang memerintah warganya untuk berlaku sebagai warga
masyarakat. Masing-masing masyarakat tersebut memiliki sistem pengambilan
keputusan yang beragam. Ada masyarakat yang melaksanakan secara demokratis atau
“duduk sama rendah berdiri sama tinggi”. Ada pula masyarakat yang melakukan secara
berjenjang naik serta bertangga turun.
Pendapagt yang lainnya, menyatakan bahwa bentuk kearifan local dapat dikategorikan
ke dalam dua aspek, ialah kearifan local yang berwujud nyata (tangible) serta yang
tidak berwujud (intangible).
1. Kearifan Lokal yang Berwujud Nyata (Tangible)
Banyak benda-benda cagar budaya yang adalah salah satu bentuk kearifan
lokal, contohnya, keris. Keris merupakan salah satu bentuk warisan budaya
yang sangat penting. Walaupun pada saat ini keris sedang menghadapi
beragam masalah dalam elaborasi serta dalam menyumbangkan kebaikan-
kebaikan yang tercantum di dalamnya kepada nilai-nilai kemanusiaan di
muka bumi kita, organisasi bidang pendidik dan kebudayaan, mengukuhkan
keris Indonesia sebagai karya agung warisan kebudayaan milik seluruh
bangsa di dunia.
2. Kearifan Lokal Tidak Berwujud(intangible)
Melainkan bentuk kearifan lokal yang berwujud, ada pula bentuk kearifan
lokal yang tidak berwujud seperti nasihat yang disampaikan secara lisan dan
secara turun temurun yang bisa berbentuk seperti nyanyian serta kidung
yang berisi nilai-nilai ajaran tradisional. Melalui naishat atau bentuk keariasn
lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara lisan dari
generasi ke generasi.