Anda di halaman 1dari 11

KEARIFAN LOKAL DALAM

PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN

Oleh kelompok 5:
1. Marlin M. Djira Hia

2. Mayasary Jacob

3. Meldi Tatu Wadang

4. Melisa M. Molana

5. Muhammad I. Muslimin

6. Musa Riwu

7. Novit Ayu Anggarini Bani


A. Pengertian kearifan lokal
Kearifan loka adalah segala bentuk kebijaksanaan yang di dasari nilai-nilai
kebaikan yang di percaya, di terapkan dan senantiasa di jaga
keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama (secara turun
temurun) oleh sekelompok orang dalam lingkungan atau wilayah tertentu yang
menjadi tempat tinggal mereka. Secara etimologi, kearifan lokal (local
widson) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local).
Sebutan lain untuk kearifan lokal diantaranya adalah kebijakan setempat (local
wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat
(local genious) .
1. Menurut kamus besar bahasa indonesia
Kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang di
butuhkan dalam berinteraksi. Kata lokal yang berarti tempat atau pada
sesuatu tempat tumbuh, terdapat, hidup sesuatu yang mungkin berbeda
dengan tempat lain atau terdapat di suatu tempat yang bernilai yang
mungkin berlaku setempat atau mungkin juga berlaku universal.
2. Pengertian kearifan lokal menurut UU No. 32 tahun 2009 adalah nilai-nilai
luhur yang berlaku di dalam tata kehidupan masyarakat yang bertujuan
untuk melindungi sekaligus mengelola lingkungan hidup secara lestari.
3. Menurut Sedyawati, kearifan lokal diartikan sebagai kearifan dalam
kebudayaan tradisional suku-suku bangsa.
4. Menurut Rosidi, istilah kearifan lokal adalah hasil terjemahan dari local
genius yang di perkenalkan pertama kali oleh Quaritch Wales pada tahun
1948-1949 yang berarti kemampuan kebudayaaan setempat dalam
menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu
berhubungan.

B. Fungsi kearifan lokal


kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu
daerah. Kearifan lokal memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan
layak terus di gali, di kembangkan, serta di lestarikan sebagai antitesis atau
perubahan sosial budaya dan modernisasi. Adapun fungsi kearifan lokal
terhadap masuknya budaya luar adalah sebagai berikut:
a) Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar.
b)Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
c) Mengintegrasikan unssur budaya luar kedalam budaya asli
d) Memberi arah pada perkembangan budaya.
C. Isu strategis kearifan lokal
Menurut Sharudin (2009) berkaitan dengan kearifan lokal terdapat lima isu
strategis yang perlu di perhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli, pada
tingkat masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1) Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia
2) Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai
dengan konversi yang di selenggarakan oleh ILO (International Labour
Organization)
3) Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli
dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan
4) Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional
5) Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara
mengintegrasikan dalam desain kebijakan dan program penanggulangan
permasalahan sosial.
D. Kearifan lokal dalam pembangunan berkelanjutan
Di indonesia terumbu karang atau ekosistem terumbu karang telah mengalami
tekanan yang besar terutama akibat pengaruh manusia. Pengelolaan
terumbu karang ada yang masih tidak berpihak pada kearifan lokal,
masyarakat lokal yang sesungguhnya memperoleh manfaat dari keberadaan
ekosistem terumbu karang. Tapi hal yang paling mendasar adalah masih
kurangnya kesadaran masyarakat yang mempengaruhi ekosistem terumbu
karang.
Dalam hal ini, pengendalian ekosistem terumbu karang yang di temukan
adalah pengelolahan dengan konsep kearifan lokal dalam rangka
pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan lingkungan sendiri. Hal ini di
lakukan dengan harapan masyaraskat tersebut merasa bertanggung jawab
untuk melaksanakannya. Dimana kegiatan ini tidak semata-mata di tinjau
dari potensi daerah sekitarnya tetapi juga seberapa besar masyarakat
tersebut menimbulkan kerusakan yang bermata pencaharian utama sebagai
nelayan. Bidang perikanan di kawasan ini masih bersifat tradisional, dimana
nelayan menggunakan perahu jukung, dan alat tangkap utama adalah
pancing tonda dengan spesies sasaran adalah ikan tongkol dan cakalang.
Selain gambaran dari studi kasus ini ada sebagian masyarakat pesisir yang
telah menjaga kelestarian terumbu karang_
Sehingga kelestarian fungsi dan pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Hal ini
dapat berlangsung di karenakan adanya adat atau tradisi lokal masyarakat
contohnya:
1. Masyarakat lokal akan melarang atau melaporkan kepada pihak berwajib
tentang aktivitas yang mereka nilai merusak lingkungan dan bagi yang
melakukan akan di kucilkan dari masyarakat.
2. Setiap bulan di adakan kerja bakti sosial bersih lingkungan
3. Pembuangan sampah kekawasan lingkungan pantai telah banyak berkurang
4. Penangkapan ikan karang di lokasi wisata di batasi.
E. Ciri-ciri kearifan lokal
Menurut Alwasih Et al, (2009), ciri-ciri kearifan adalah sebagai berikut:
1) berdasarkan pengalaman
2) Teruji setelah di gunakan berabad-abad
3) Dapat di adaptasi dengan kultur kini
4) Padu dalam praktik keseharian masyarakat dan lembaga
5) Lazim di lakukan oleh individu atau masyarakat secara keseluruhan
6) Bersifat dinamis dan terus berubah
7) Terkait dengan sistem kepercayaan
Sementara itu menurut Moendardjito (Ayatrohaedi, 1996), mengemukakan
bahwa kearifan lokal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar
2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam
budaya asli
4. Mempunayi kemampuan mengendalikan
5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka dapat di katakan bahwa secara umum,
kearifan lokal memiliki ciri-ciri seperti mampu bertahan lama, mampu
mengendalikan suatu masyarakat, mampu mengakomodasi budaya laur,
mampu memberi arah perkembangan budaya, serta mampu
mengintegrasikan budaya luar dengan budaya asli .
F. Proses kearifan lokal
Awal pembentukan kearifan lokal dalam suatu masyarakat umumnya tidak di
ketahui secara pasti kapan kearifan lokal muncul. Pada umunya kearifan
lokal mulai sejak masyarakat belum mengenal tulisan (praaksara). Kearifan
lokal adalah tata nilai kehidupan masyarakat yang menjelma dalam benruk
religi, adat istiadat maupun budaya yang merupakan warisan dari leluhur
kita. Dalam perkembangannya, setelah melakukan adaptasi dengan
lingkungannya, masyarakat mengembangkan kearifan tersebut menjadi
sebuah pengetahuan, ide dan peralatan yang kemudian di padu dengan adat
budaya, nilai budaya, aktivitas pengelolaan lingkungan sehingga berguna
bagi kehidupan mereka.
G. Transformasi nilai-nilai kearifan lokal
Kearifan lokal di bangun dari nilai-nilai sosial yang di junjung dalam struktur
sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman,
pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai dimensi
kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam.
Kearifan lokal memang di pandang sebagai salah satu strategi dalam
pembangunan berkelanjutan. Di karenakan masyarakat dapat mengetahui
lebih jauh apa yang harus di lakukan dan di butuhkan dalam melakukan
kegiatan pembangunan sesuai dengan potensi yang di miliki daerahnya.
Transfomasi menurut Kuntowijiyo (2006:56) adalah konsep ilmiah atau alat
analisis untuk memahami dunia. Karena dengan memahami perubahan
setidaknya dua kondisi/keadaan yang dapat di ketahu yakni keadaan pra
perubahan dan perubahan pasca perubahan. Transformasi merupakan usaha
yan gdi lakukan untuk melestarikan budaya lokal agar tetap bertahan dan
dapat di nikmati oleh generasi berikutnya agar mereka memiliki karakter
yang tangguh sesuai dengan karakter yang di siratkan oleh ideologi
pancasila.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai