A. Pengertian kearifan lokal Kearifan loka adalah segala bentuk kebijaksanaan yang di dasari nilai-nilai kebaikan yang di percaya, di terapkan dan senantiasa di jaga keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama (secara turun temurun) oleh sekelompok orang dalam lingkungan atau wilayah tertentu yang menjadi tempat tinggal mereka. Secara etimologi, kearifan lokal (local widson) terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) dan lokal (local). Sebutan lain untuk kearifan lokal diantaranya adalah kebijakan setempat (local wisdom), pengetahuan setempat (local knowledge) dan kecerdasan setempat (local genious) . 1. Menurut kamus besar bahasa indonesia Kearifan berarti kebijaksanaan, kecendekiaan sebagai sesuatu yang di butuhkan dalam berinteraksi. Kata lokal yang berarti tempat atau pada sesuatu tempat tumbuh, terdapat, hidup sesuatu yang mungkin berbeda dengan tempat lain atau terdapat di suatu tempat yang bernilai yang mungkin berlaku setempat atau mungkin juga berlaku universal. 2. Pengertian kearifan lokal menurut UU No. 32 tahun 2009 adalah nilai-nilai luhur yang berlaku di dalam tata kehidupan masyarakat yang bertujuan untuk melindungi sekaligus mengelola lingkungan hidup secara lestari. 3. Menurut Sedyawati, kearifan lokal diartikan sebagai kearifan dalam kebudayaan tradisional suku-suku bangsa. 4. Menurut Rosidi, istilah kearifan lokal adalah hasil terjemahan dari local genius yang di perkenalkan pertama kali oleh Quaritch Wales pada tahun 1948-1949 yang berarti kemampuan kebudayaaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada waktu kedua kebudayaan itu berhubungan.
B. Fungsi kearifan lokal
kearifan lokal adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Kearifan lokal memiliki kandungan nilai kehidupan yang tinggi dan layak terus di gali, di kembangkan, serta di lestarikan sebagai antitesis atau perubahan sosial budaya dan modernisasi. Adapun fungsi kearifan lokal terhadap masuknya budaya luar adalah sebagai berikut: a) Sebagai filter dan pengendali terhadap budaya luar. b)Mengakomodasi unsur-unsur budaya luar c) Mengintegrasikan unssur budaya luar kedalam budaya asli d) Memberi arah pada perkembangan budaya. C. Isu strategis kearifan lokal Menurut Sharudin (2009) berkaitan dengan kearifan lokal terdapat lima isu strategis yang perlu di perhatikan dalam pemberdayaan komunitas asli, pada tingkat masyarakat, yaitu sebagai berikut: 1) Menghormati dan menjunjung tinggi hak asasi manusia 2) Komitmen global terhadap pembangunan sosial masyarakat adat sesuai dengan konversi yang di selenggarakan oleh ILO (International Labour Organization) 3) Isu pelestarian lingkungan dan menghindari keterdesakan komunitas asli dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan 4) Meniadakan marginalisasi masyarakat asli dalam pembangunan nasional 5) Memperkuat nilai-nilai kearifan masyarakat setempat dengan cara mengintegrasikan dalam desain kebijakan dan program penanggulangan permasalahan sosial. D. Kearifan lokal dalam pembangunan berkelanjutan Di indonesia terumbu karang atau ekosistem terumbu karang telah mengalami tekanan yang besar terutama akibat pengaruh manusia. Pengelolaan terumbu karang ada yang masih tidak berpihak pada kearifan lokal, masyarakat lokal yang sesungguhnya memperoleh manfaat dari keberadaan ekosistem terumbu karang. Tapi hal yang paling mendasar adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat yang mempengaruhi ekosistem terumbu karang. Dalam hal ini, pengendalian ekosistem terumbu karang yang di temukan adalah pengelolahan dengan konsep kearifan lokal dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk pengelolaan lingkungan sendiri. Hal ini di lakukan dengan harapan masyaraskat tersebut merasa bertanggung jawab untuk melaksanakannya. Dimana kegiatan ini tidak semata-mata di tinjau dari potensi daerah sekitarnya tetapi juga seberapa besar masyarakat tersebut menimbulkan kerusakan yang bermata pencaharian utama sebagai nelayan. Bidang perikanan di kawasan ini masih bersifat tradisional, dimana nelayan menggunakan perahu jukung, dan alat tangkap utama adalah pancing tonda dengan spesies sasaran adalah ikan tongkol dan cakalang. Selain gambaran dari studi kasus ini ada sebagian masyarakat pesisir yang telah menjaga kelestarian terumbu karang_ Sehingga kelestarian fungsi dan pemanfaatannya dapat berkelanjutan. Hal ini dapat berlangsung di karenakan adanya adat atau tradisi lokal masyarakat contohnya: 1. Masyarakat lokal akan melarang atau melaporkan kepada pihak berwajib tentang aktivitas yang mereka nilai merusak lingkungan dan bagi yang melakukan akan di kucilkan dari masyarakat. 2. Setiap bulan di adakan kerja bakti sosial bersih lingkungan 3. Pembuangan sampah kekawasan lingkungan pantai telah banyak berkurang 4. Penangkapan ikan karang di lokasi wisata di batasi. E. Ciri-ciri kearifan lokal Menurut Alwasih Et al, (2009), ciri-ciri kearifan adalah sebagai berikut: 1) berdasarkan pengalaman 2) Teruji setelah di gunakan berabad-abad 3) Dapat di adaptasi dengan kultur kini 4) Padu dalam praktik keseharian masyarakat dan lembaga 5) Lazim di lakukan oleh individu atau masyarakat secara keseluruhan 6) Bersifat dinamis dan terus berubah 7) Terkait dengan sistem kepercayaan Sementara itu menurut Moendardjito (Ayatrohaedi, 1996), mengemukakan bahwa kearifan lokal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mampu bertahan terhadap budaya luar 2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar 3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli 4. Mempunayi kemampuan mengendalikan 5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya Berdasarkan ciri-ciri tersebut, maka dapat di katakan bahwa secara umum, kearifan lokal memiliki ciri-ciri seperti mampu bertahan lama, mampu mengendalikan suatu masyarakat, mampu mengakomodasi budaya laur, mampu memberi arah perkembangan budaya, serta mampu mengintegrasikan budaya luar dengan budaya asli . F. Proses kearifan lokal Awal pembentukan kearifan lokal dalam suatu masyarakat umumnya tidak di ketahui secara pasti kapan kearifan lokal muncul. Pada umunya kearifan lokal mulai sejak masyarakat belum mengenal tulisan (praaksara). Kearifan lokal adalah tata nilai kehidupan masyarakat yang menjelma dalam benruk religi, adat istiadat maupun budaya yang merupakan warisan dari leluhur kita. Dalam perkembangannya, setelah melakukan adaptasi dengan lingkungannya, masyarakat mengembangkan kearifan tersebut menjadi sebuah pengetahuan, ide dan peralatan yang kemudian di padu dengan adat budaya, nilai budaya, aktivitas pengelolaan lingkungan sehingga berguna bagi kehidupan mereka. G. Transformasi nilai-nilai kearifan lokal Kearifan lokal di bangun dari nilai-nilai sosial yang di junjung dalam struktur sosial masyarakat sendiri dan memiliki fungsi sebagai pedoman, pengontrol, dan rambu-rambu untuk berperilaku dalam berbagai dimensi kehidupan baik saat berhubungan dengan sesama maupun dengan alam. Kearifan lokal memang di pandang sebagai salah satu strategi dalam pembangunan berkelanjutan. Di karenakan masyarakat dapat mengetahui lebih jauh apa yang harus di lakukan dan di butuhkan dalam melakukan kegiatan pembangunan sesuai dengan potensi yang di miliki daerahnya. Transfomasi menurut Kuntowijiyo (2006:56) adalah konsep ilmiah atau alat analisis untuk memahami dunia. Karena dengan memahami perubahan setidaknya dua kondisi/keadaan yang dapat di ketahu yakni keadaan pra perubahan dan perubahan pasca perubahan. Transformasi merupakan usaha yan gdi lakukan untuk melestarikan budaya lokal agar tetap bertahan dan dapat di nikmati oleh generasi berikutnya agar mereka memiliki karakter yang tangguh sesuai dengan karakter yang di siratkan oleh ideologi pancasila. SEKIAN DAN TERIMA KASIH