Anda di halaman 1dari 22

Makalah

Strategi Pengembangan Informasi Kesehatan

Pembimbing :

Dr. Rafael Paun SKM.,M.Kes

Oleh

Lucky W. Radja Pono Kristanti tafetin

Mardiana Tenggu Nalu Leonardus parung

Lody mengeanak Lisa parera

Maria Elvira Sea Luckmarios C. Leo

Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang

Jurusan Keperawatan

Prodi Pendidikan Profesi Ners

Tahun Ajaran 2021/2022


Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulis sadar
bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan
oleh karena itu penulis harap maklum. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
terstuktur mata kuliah Sistem Informasi Kesehatan Jurusan Keperawatan Kupang
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kupang Program Studi Pendidikan
Profesi Ners.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan


mengedukasi pembaca. Penulis juga ingin berterima kasih kepada setiap orang
yang sudah membantu dan mendukung penulis dalam penulisan makalah ini.
Terima kasih.

Kupang, 17 september 2021

penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar...................................................................................................................2

Daftar Isi............................................................................................................................3

Bab I..................................................................................................................................4

Pendahuluan.......................................................................................................................4

1.1. Latar belakang....................................................................................................4


1.2. Tujuan................................................................................................................5
1.2.1. Tujuan umum.............................................................................................5
1.2.2. Tujuan khusus............................................................................................5
Bab II.................................................................................................................................6

Tinjauan Pustaka................................................................................................................6

2.1. Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.........................................6


2.2. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan.........................................9
2.3. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kesehatan...................................11
2.4. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Nasional.............................................15
2.5. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Daerah...............................................18
2.6. Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan............................................................19
Bab III Kesimpulan dan Saran.........................................................................................21

3.1. Kesimpulan......................................................................................................21
3.2. Saran................................................................................................................21
Daftar Pustaka..................................................................................................................22
Bab I

Pendahuluan
1.1. Latar belakang
Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu bagian penting
yang tidak dapat dipisahkan dari Sistem Kesehatan disuatu negara.
Kemajuan atau kemunduran Sistem Informasi Kesehatan selalu
berkorelasi dan mengikuti perkembangan Sistem Kesehatan, kemajuan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bahkan mempengaruhi Sistem
Pemerintahan yang berlaku disuatu negara. Suatu sistem yang terkonsep
dan terstruktur dengan baik akan menghasilkan output yang baik juga.
Sistem informasi kesehatan merupakan salah satu bentuk pokok
Sistem Kesehatan Nasional( SKN ) yang dipergunakan sebagai dasar dan
acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arahan
penyelenggaraan pembangunan kesehatan serta pembangunan berwawasan
kesehatan.
Melalui sistem Informasi kesehatan yang baik maka akan membuat
masyarakat tidak buta dengan semua permasalahan kesehatan. Dan mau
membawa keluarganya berobat dengan mudah bukan lagi dengan birokrasi
yang rumit yang membuat masyarakat enggan membawa anggota
keluarganya berobat dipelayanan kesehatan yang disediakan oleh
pemerintah. Dengan maraknya perkembangan media dan teknologi
seharusnya membuat masyarakat dan khususnya pada mahasiswa
kesehatan masyarakat melekakan kemajuan berinovasi terhadap sistem
informasi kesehatan Indonesia.
Berlandaskan dengan fakta yang terjadi dimasyarakat pada saat ini
seharusnya bias dijadiakan bahan evaluasi dan pertimbangan untuk dapat
membentuk sistem informasi kesehatan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh masyarakat, dengan banyaknya referensi yang ada pada
saat Ini sehingga bisa dijadikan rumusan yang tepat dan membuat sistem
informasi kesehatan yang tepat guna.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami mengenai strategi pengembangan
informasi kesehatan.
1.2.2. Tujuan khusus
1. Mampu menjelaskan konsep pengembangan sistem informasi
kesehatan.
2. Mampu menjelaskan strategi pengembangan sistem informasi
kesehatan.
3. Mampu menjelaskan analisis dan perangcangan sistem informasi
kesehatan.
4. Mampu menjelaskan gambaran sistem informasi kesehatan
nasional
5. Mampu menjelaskan gambaran sistem informasi kesehatan
daerah.
Bab II

Tinjauan Pustaka
2.1. Konsep Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu sistem pengolahan
data dan informasi kesehatan yang dilakukan secara sistematis dan
terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat(Hidayat, 2021).
Pelaksanaan pegembangan sistem informasi secara umum harus
disertai dengan pemahaman yang dimiliki oleh pemegang skema sistem
informasi mengenai konsep-konsep dasar sebagai berikut :
a) Sistem informasi tidak sama dengan sistem komputerisasi
Sistem informasi tidak tergantung pada sistem komputer.
Penerapan sistem informasi memanfaatkan teknologi komputer
tersebut sebagai sistem infrmasi berbasis teknologi komputer.
b) Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang dinamis
Dinamika perkembangan suatu organisasi sangat penting
dalam mempengaruuhi dinamika sistem infrmasi dalam organisasi
tersebut. Oleh karena itu harus dipahami bahwa pengembangan
sistem organisasi tidak statis.
c) Sistem informasi sebagai suatu sistem yang harus mengikut siklus
hidup sistem
Sistem informasi memiliki umur layak guna yang
ditentukan oleh kecepatan perkembangan organisasi tersebut
sehingga sistem informasi yang dimiliki sudah tidak lagi mampu
memenuhi kebutuhan organisasi tersebut, perkembangan
teknologi informasi yang baru baik dalam perkembangan
perangkat keras maupun perangkat lunak, perkembangan tingkat
kemampuan pengguna sistem infromasi, serta kesiapan untuk
melaksanakan pemindahan ke sistem yang baru.
d) Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh integritas
sistem informasi itu sendiri
Sistem informasi secara umum terbagi atas 2 aspek yang
diwajibkan dapat beroperasi dengan seimbang, yaitu aspek
manual dan aspek yang beroperasi secara otomatis. Apa bila
kedua aspek tersebut dapat dikembangkan maka pengembangan
sistem informasi akan berhasil tercapai. Hal yang sering terjadi
adalah pihak yang bertugas mengembangkan sistem informasi
hanya berpusat pada usaha ekspansi aspek otomatisnya sehingga
menghiraukan aspek manual.
Hal ini menyebabkan anggapan bahwa menyelesaikan
masalah aspek manual lebih mudah dibandingkan masalah aspek
otomatis. Anggapan tersebut keliru, karena unsur berhasil atau
tidaknya usaha ekspansi sistem informasi adalah dukungan
perilaku sistem informasi karena user memiliki hubungan yang
signifikan dengan sistem dan prosedur dari sistem informasi pada
aspek manualnya.
e) Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat
dipengaruhioleh strategi yang dipilih untuk mengembangan
sistem tersebut
Skema pengembangan sistem sangat dipengaruhi oleh
seberapa luas jangkauan dan taraf kerumitan sistem informasi.
Sistem informasi memiliki jangkauan cukup besar dan taraf
kerumitan yang tinggi membutuhkan fase pengembangan berupa
pengorganisasian rencana induk pengembangan, penyusunan
ranganan global, penyusunan rancangan rinci, pelaksanaan dan
pengoperasian. Kurang tepatnya dalam memprediksi kondisi di
masa depan merupakan salah satu pemicu ketidakberhasilan
pelaksanaan operasi sistem operasi.
f) Pengembangan sistem informasi organisasi harus menggunakan
pendekatan fungsi dan dilakukan secara holistik
Ekspansi sistem organisasi yang kerap gagal dilaksanakan
sebagain besar disebabkan oleh karena ekspansi sisttem informasi
dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan struktur organisasi,
dan struktur tersebut kurang mempresentasikan seluruh fungsi
yang ada didalam organisasi. Sistem informasi yang berfungsi
sebagai developer hanya memiliki tanggungjawab dalam
menyatukan fungsi-fungsi dan sistem yang diiliki suatu organisasi
menjadi satu sistem informasi yang koheren.
Ekspansi sistem yang dilaksanakan secara bertahap tanpa
dosertai rancang bangun sistem informasi yang komperhensif
akan menimbulkan persoalan ketika melaksanakan integrasi
sistem.
2.2. Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Pengembanngan dan penguatan sistem infromasi kesehatan hrus
dilakukan dengan memperhatikan berbagai prinsip berikut ini :
1. Pemanfaatan teknologi infromasi dan komunikasi
Pemanfaatan TIK bertujuan untuk mendukung sistem
informasi dalam proses pencatatan data agar dapat meningkatkan
akurasi data dan kecepatan dalam penyediaan data untuk
diseminasi Informasi dan untuk meningkatkan efesiensi dalam
proses kerja serta memperkuat transparansi
2. Keamanan dan kerahasiaan data
Sistem informasi yang dikembangkan harus mampu
menjaga dan menjamin keamanan dan kerahasiaan data pasien.
3. Kemudahan akses
Data dan informasi yang tersedia harus dapat diakses
dengan mudah oleh seluruh pemangku kepentingan. Data dan
informasi yang dikumpulkan harus dapat ditelusuri lebih dalam
secara individual.
4. Etika, integritas dan kualitas

Strategi pengembangan sistem informasi kesehatan di dalam unit


layanan ibu dan anak dikembangkan ketika berbagai permasalahan
muntul dari pelaksanaan program KIA di unit pelayanan kesehatan
tingkat pertama yaitu puskesmas. Data dan inffromasi untuk
mengevaluasi pencapaian program KIA sebelum pengembangan Sik
hanya buku catatan khort ibu dan bayi. Berdasarkan pengalaman tersebut
maka sistem informasi pelayanan kesehatan ibu dan bayi dipuskesmas
telah dikembangkan.
Bila dilihat dari aspek kebutuhan informasi dalam memberikan
upaya kesehatan ibu dan bayi antara lain (Sianturi, et al., 2021):
 Kebutuhan data di bagian pendaftaran yaitu informasi
tentang nama, alamat danidentitas pasien lainnya
 Kebutuhan data di bagian penggelola data yaitu tentang
lokasi dimuai dari kecamatan hingga desa, tenaga kesehatan
memberikan pelayanan. Kemudian beberapa estimasi
penduduknya, pemberian vitamin dan imunisasi kepada ibu
ataupun calon bayinya
 Kebutuhan dadat di bagian penganggung jawab KIA adalah
data tentang bumil, ibu melahirkan, bayi, pemantauan
wilayah setempat KIA ibu dan anak, Standar Pelayanan
Minimal KIA, kasus berat badan lahir rendah, kasus
tetanus, kematian ibu dan bayi usia kurang dari 7 hari
(perinatal), serta data tentang pelacakan kematian neonatal
 Kebutuhan data bagi pimpinan pelayanan kesehatan yaitu
tentang berbagai laporan kegiatan program KIA
Prosedur kerja dari sistem informasi kesehatan ibu dan bayi adalah :
a) Mendaftar pasien
b) Mencatat identitas pasien
c) Di unit pengelolaan data dilakukan : penginputan data ibu,
termasuk alamatnya, siapa yang memberikan pelayanan,
pemberian vitamin dan imunisasi kepada ibu, dat data
bainya. Semuanya ini menyangkut tentang aspek kunjungan
ibu dan bayinya
d) Di bagian penanggung jawab KIA : mengisi data tentang
jenis pelayanan yang sudah diberikan baik kepada ibu
maupun kepada bayinya
e) Hasil akhrinya adalah berupa pelaporan bulanan tentang
pencapaian kegiatan kesehatan ibu dan anak
2.3. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kesehatan
Tahap pertama dalam pengembangan pembangunan sistem
informasi adalah analisis sistem informasi yang berfokus terhadap
masalah dan persyaratan bisnis, terlepas dari teknologi apapun yang
dimanfaatkan dan menerapkan solusi pada masalah tersebut.
Perancangan sistem merupakan sebuah teknik penyelesaian
masalah yang berkesinambungan dengan analisis sistem yang
menyatukan kembali bagian-bagian komponen menjadi sistem yang
lengkap. Kajian dan desain sistem informasi diartikan sebagai proses
organisasional yang kompleks menggunakan sistem organisasi berbasis
komputer.
a) Analisis sistem
Analisis sitem merupakan kegiatan mengkaji dan
menginterpretasikan masalah dan ptensial penyelesaian masalah
tersebut untuk suatu sistem informasi dan proses organisasi. Kajian
situasi SIK diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas sistem
informasi kesehatan(Putri & Akbar, 2019).
Salah satu analisis situasi yang dapat digunakan adalah
analisis SWOT. Analisis SWOT merupakan analisis antar
komponen menggunakan deskripsi SWOT setiap komponen untuk
merencanakan skema penyelesaian suatumasalah, serta ekspansi
dan atau pembenahan mutu SIK yang berkelanjutan.
SWOT adalah singkatan dari Strength (kekuatan/kondiri
positif), Weakness (kelemahan internal sistem), Opportunity
(kesempatan/peluang sistem), dan Threats
(ancaman/rintangan/tantangan yang berasal dari lingkungan diluar
sistem)
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam analisis SWOT :
 Identifikasi kelemahan dan ancaman yang sangat urgen
untuk diselesaikan secara global pada semua elemen
 Identifikasi kekuatan dan peluang yang dianggap
kompatibel dalam mengatasi kelemahan serta ancaman
yang telah dikenali sebelumnya.
 Memasukan unsur-unsur hasil identifikasi pada langkah 1
dan 2 ke dalam pola analisis SWOT. Ketika
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dalam SIK, harus diketahui bahwa kekuatan dan
kelemahan adalah faktor internal yang perlu diidentifikasi
dalam sistem, sedangkan pelang dan ancaman adalah faktor
eksternal yang harus diidentifikasi dalam lingkungan
eksternal sistem. Lingkungan luar suatu SIK terdiri atas :
pemerintah, masyarakat, stakeholder internal dan luar serta
kompetitor
b) Perancangan sistem
Perancangan sistem merupakan kegiatan merancanga
output, input, struktur file, program, produser, perangkat keras dan
perangkat lunak yang dibutuhkan dalam mendukung perancangan
sistem informasi.
Tujuan perancangan sistem informasi adalah :
 Mempermudah mengelola dan menyimpan data pasien
 Memberdayakan peran masyarakat, termasuk organisasi
profesi dalam penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
 Menjamin ketersediaan, kualitas dan akses terhadap
informasi yang bernilai pengetahuan serta dapat
dipertanggungjawabkan
 Menghasilkan dan mencapatkan informasi dengan cepat dan
akurat
Rancangan sistem informasi kesehatan :
 Gambaran umum sistem yang diusulkan
Sistem yang diusulkan yakni pembuatan sistem
informasi yang terintegrasi dalam pengolahan data pasien
dengan menggunakan data base untuk menyimpan data
sehingga proses pengolahan dan penyimpanan data bisa
lebih mudah
 Perancangan prosedur yang diusulkan
Perancangan prosedur sistem informasi yang
diusulkan contohnya pelayanan kesehatan yang sudah
berbasis komputer.
 Perancangan berbasis data
 Normalisasi data
Normalisasi data merupakan proses pengkategorian
data ke dalam bentuk tabel atau file untuk menyatakan
kekhasan dan relasinya sehingga tercipta basis data yang
lebih mudah untuk dimodifikasi. Hal ini bertujuan untuk
menjadikan data lebih sederhana dan mudah untuk
disusun serta untuk mencegah terjadinya penggulangan
data yang sama.
 Relasi tabel merupakan gambara hubungan suatu tabel
dari sistem informasi pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan.
 Entity relationship diagram
 Struktur file
Struktur file ini diperlukan dalam pembuatan
program yang diimplikasikan agar dapat melaksanakan
kegiatan pengelolaan data dalam sistem komputerisasi,
sehingga sistem kerja komputer akan lebih mudah.
 Kodefikasi
Kodefikasi bertujuan sebagai pemberian identitas
pada suatu objek. Diharapkan melalui kodefikasi ini
pengelolaan data dapat berjalan lebih efisien ketika
melaksanakan entry data ke dalam komputer mapupun
saat mengambil data sehingga kemungkinan terjadinya
redudansi data dapat diminimalisir
 Perancangan antar muka
 Struktur menu merupakan suatu bagan yang menjelaskan
susunan dari sistem yang dibuat untuk sistem pelayanan
kesehatan masyarakat. Penentuan antara klien dan server
dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat adalah
sebagai berikut :
Klien :
 Petugas pendaftaran, hanya dapat mengakses menu
data yang terdiri dari master data dan data pasien
 Dokter, yang dapat diakses oleh dokter adalah
menu rekam medis
 Obat, yang dapat diakses oleh bagian obat adalah
menu obat yang terdiri dari data obat dan data
resep.
Server :
Dalam suatu server terdapat data base. Pada server tedapat
susunan dari menu secara keseluruhan dan yang dapat
mengakses kedalam server tersebut hanya admin.
2.4. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Nasional
Pengelolaan sistem informasi kesehatan nasional Indonesia saat ini
dikelola oleh pemerintah pusat untuk ruang lingkup berskala nasional
melalui kementrian kesehatan Indonesia. Pengelolaan sistem informasi
kesehatan menimbulkan konsekuensi tanggungjawab dalam
pelaksanaannya. Oleh karena itu pemerintah pusat, pemerintah daerah dan
fasilitas pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam pengembangan
dan pengelolaan sistem inofrmasi kesehatan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing.
Sistem informasi kesehatan nasional yang saat ini digunakan oleh
kementrian kesehatan indonesia dapat diakses secara online melalui
https://komdat.kemenkes.go.id/baru/index.php
Visi departemen kesehatan Indonesia saat ini adalah menetapkan
Indonesia sehat ditandai dengan penduduknya hidup sehat dalam
lingkungan yang sehat, berperilaku sehat dan mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu yang disediakan oleh pemerintah da
atau masyarakat sendiri, serta ditandai dengan adanya peran masyarakat
dan berbagai sektor pemeritah dalam upaya meningkatkan pelayanan
kesehatan.
Proses kerja sistem informasi kesehatan tersebut adalah :
Dalam model sistem informasi kesehatan tersebut terdapat tujuh
komponen model yang slaing terkait dan berhubungan diantaranya
sebagai berikut (Hidayat, 2021):
 Sumber daya manual
Sumber daya ini meliputi fasilitas pelayanan kesehatan
yang masih memakai sistem manual dan akan melakukan
pencetatan, penyimpanan dan pelaporan berbasis kertas
 Sumber daya komputerisasi
Sumber daya komputerisasi meliputi fasilitas pelayanan
kesehatan dengan komputerisasi online, data individual langsung
dikirim ke bank data kesehatan nasional dengan format yang telah
ditentukan
 Sistem informasi dinas kesehatan
Sistem informasi dinas kesehatan akan memproses laporan
yang masuk ke dinas kabupaten/kpta dari semua fasilitas
kesehatan (kecualimilik pemerintah provinsi dan pemerintah
pusat) berupa laporan soft copy dan laporan hard copy. Laporan
hardcopy dientri ke dalam aplikasi SIKDA generik. Laporan soft
copy diimpor ke aplikasi SIKDA generik, selanjutnya semua
bentuk laporan diunggah ke bank data kesehatan nasional
 Sistem informasi pemangku kepentingan
Sistem informasi pemangku kepentingan merupakan sistem
informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkati
kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan
pemangku kepentingan di semua tingkatan dilakukan dengan
mekanisme yang disepakati.
 Bank data kesehatan nasional
Bank data kesehatan nasional didalamnya tercakup semua
data kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan)
 Penggunaan data oleh kementrian kesehatan
Penggunaan data oleh kementrian kesehatan, merupakan
data yang ada di dalam bank data kesehatan nasional
dimanfaatkan oleh unit program di kemenkes dan UPTnya dan
Dinkes dan UPTnya
 Pengguna data
Pengguna data dapat mengakses infokes pada bank data
kesehatan di website kementrian kesehatan
2.5. Gambaran Sistem Informasi Kesehatan Daerah
Sistem informasi kesehatan daerah (SIKDA) generik merupakan
sebuah aplikasi sistem informasi daerah yang berlaku secara nasional
yang mengintegrasikan data rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan dan
layanan kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta yang terhubung
secara online. Sistem informasi kesehatan daerah saat ini dikelompokan
dalam 3 bagian yaitu (Hidayat, 2021):
 Pengeloaan sistem informasi kesehatan secara manual,
pengelolaan data masih menggunakan paper based, melalui prose
pecattan pada buku register, kartu, formulir khususm mulai
pendaftaran sampai pembuatan laporan.
 Pengelolaan sistem informasi kesehatan offline, pada sistem
penggelolaan ini sudah menggunakan sistem informasi, data-data
disimpan dalam komputer namun belum terhubung secara online
melalui jaringan internet.
 Pegelolaan sistem informasi kesehtan online, pada sistem ini
seluruh data sudah terhubung secara online dengan melalui
jaringan internet.
Didalam model SIKDA generik ini memiliki sub sistem informasi,
diantaranya sistem informasi manajemen puskesmas, sistem informasi
dinas kesehatan, sistem informasi eksekutif, dan sistem informasi
komunikasi data yang dapat diuraikan sebagai berikut :
 Sistem informasi manajemen puskesmas digunakan dalam
pencatatan dan pelaporan data pelayanan puskesmas baik di
dalam gedung maupun diluar gedung
 Sistem informasi dinas kesehatan digunakan untuk menangani
pencatatan dan pengelolaan data yang berasal dari puskesmas,
rumah sakit, apotek, data pengunjungan atau pelayanan kesehatan
lainnya
 Sistem informasi eksekutif, digunakan untuk menampilkan profil
dinas kesehatan.
 Sistem komunikasi data kesehatan yang memiliki fungsi proses
sinkronisasi data, jenis data yang jarang dikomunikasikan
meliputi data umum fasilitas pelayanan kesehatan, data pasien
baru, data kunjungan pasien di fasilitas pelayanan kesehatan, data
morbiditas, data pengelolaan obat dan alat kesehatan, data
pengelolaan sarana dan prasarana fasilitas kesehatan, data
pengelolaan tenaga kesehatan dan non kesehatan dan data statistik
daerah.
2.6. Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan
Demi mencapai visi sistem informasi kesehatan yang terarah maka
diperlukan beberapa kebijakan sebagai berikut :
a) Pengembangan kebijakan dan standar dilaksanakan dalam rangka
mewujudkan sistem informasi kesehatan yang terintegrasi
b) Pengembangan dan penyelenggaraan sistem informasi kesehatan
dilakukan denngan melibatkan seluruh pemangku kepentingan
termasuk lintas sektor dan masyarakat. Pengembangan sistem
informasi kesehatan dilakukan melalui kegiatan perencanaan
sistem, analisis sistem, pengembangan perangkat lunak,
penyediaan perangkat keras, uji coba sistem, implementasi sistem,
serta pemeliharaan dan evaluasi sistem. Pengembangan sistem
informasi kesehatan dilakukan berdasarkan hasil pengkajian dan
penelitian
c) Penetapan kebijakan dan standar informasi kesehatan dilakukan
dalam kerangka desentralisasi di bidang kesehatan
d) Penataan sumber data dan penguatan manajemen sistem informasi
kesehatan pada semua tingkat sistem kesehatan dititik beratkan
pada ketersediaan standar operasional yang jelas, pengembangan
dan penguatan kapasitas SDM dan pemanfaatan TIK, serta
penguatan advokasi bagi pemenuhan Negara.
Bab III Kesimpulan dan Saran
3.1. Kesimpulan
Sisteminformasikesehatanmerupakansuatusistempengolahandatada
ninformasikesehatanyangdilakukansecarasistematisdanterintegrasiuntukm
endukungmanajemenkesehatandalamrangkapeningkatanpelayanankesehat
ankepadamasyarakat(Hidayat,2021).
Sisteminformasisecaraumumterbagiatas2aspekyangdiwajibkandapa
tberoperasidenganseimbang,yaituaspekmanualdanaspekyangberoperasisec
araotomatis.Apabilakeduaaspektersebutdapatdikembangkanmakapengem
bangansisteminformasiakanberhasiltercapai.Halyangseringterjadiadalahpi
hakyangbertugasmengembangkansisteminformasihanyaberpusatpadausah
aekspansiaspekotomatisnyasehinggamenghiraukanaspekmanual.
Halinimenyebabkananggapanbahwamenyelesaikanmasalahaspekm
anuallebihmudahdibandingkanmasalahaspekotomatis.Anggapantersebutk
eliru,karenaunsurberhasilatautidaknyausahaekspansisisteminformasiadala
hdukunganperilakusisteminformasikarenausermemilikihubunganyangsign
ifikandengansistemdanprosedurdarisisteminformasipadaaspekmanualnya..
3.2. Saran
Penggunaan terhadap sistem informasi kesehatan harus lebih
disosialisasikan lagi agar tidak hanya rumah sakit dan puskemas besar
saja yang bisa menggunakan sistem informasi ini tetapi tempat – tempat
kesehatan seperti pustu, posyandu dan tempat-tempat kesehatan lainnya
agar bisa menggunakan sistem informasi ini. Agar semua jaringan data
maupun informasi terkoneksi dengan baik hingga ke pusat, sehingga data
menjadi valid.

Daftar Pustaka
Hidayat, A. A. (2021). Dokumentasi Keperawatan Aplikasi Praktik Klinik.
Surabaya: Health Books Publishing.

Putri, S. I., & Akbar, P. S. (2019). Sistem Informasi Kesehatan. Surabaya: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Sianturi, E., Sihombing, K. P., WIdiyanto, T. W., D, M., Argaheni, N. B., Ediana,
D., & M, M. (2021). Sistem Informasi Kesehatan. Yayasan Kita Menulis.

Anda mungkin juga menyukai