Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRINSIP PERUBAHAN PERILAKU

OLEH :

PUTRI NABILA (214210407)

TINGKAT : II A

MATKUL : PROMOSI KESEHATAN

DOSEN : Hj. DARMAYANTI Y, SKM, M.Kes

POLITEKNIK KESEHATAN PADANG

PRODI D3 KEBIDANAN BUKITTINGGI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH...............................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI................................................................................................................3
2.1 BATASAN PERILAKU.................................................................................................3
2.2 PERILAKU KESEHATAN...........................................................................................3
2.3 DOMAIN PERILAKU...................................................................................................5
2.4 TEORI PERUBAHAN PERILAKU.............................................................................7
2.5 BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.......................................................9
2.6 STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU...................................................................10
BAB III....................................................................................................................................11
PENELITIAN.........................................................................................................................11
3.1 STRATERGI PERUBAHAN PERILAKU................................................................11
3.2 PEMBAHASAN............................................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................................13
4.2 SARAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan sebagai makhluk tuhan yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan berbagai potensi yang terdapat pada dirinya. Melalui suatu proses dan
mekanisme belajar, seseorang akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru untuk
selanjutnya dapat membentuk sikap, keterampilan, keahlian, ataupun beragam
kemampuan tertentu. Sehingga, pada akhirnya akan terbentuk suatu pola perilaku pada
diri seseorang tersebut.

Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
tindakan (ketrampilan).

Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat
tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan
manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke
titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.

Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari
penerima promosi kesehatan.Olehnya. makalah ini membahas perubahan perilaku secara
spesifik. Dalam prakteknya, selama ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk
mengarahkan masyarakat pada perilaku Kesehatan yang positif. Lembaga-lembaga
formal yang bergerak dalam bidang social dan Kesehatan masyarakat menjadi yang
paling terdepan dalam melakukan usaha tersebut. Salah satu upaya yang telah di lakukan
oleh pemerintah adalah dengan cara memberikan beragam informasi dan pesan Kesehatan
melalui beberapa jenis media seperti media cetak dan internet.

1.2 RUMUSAN MASALAH


a. Apa batasan perilaku ?
b. Apa itu perilaku Kesehatan?
c. Apa domain perilaku?
d. Apa saja teori perubahan perilaku?
e. Apa saja bentuk-bentuk perubahan perilaku?

1
f. Apa saja strategi perubahan perilaku?

1.3 TUJUAN MASALAH


a. Mengetahui batasan perilaku
b. Mengetahui itu perilaku Kesehatan
c. Mengetahui domain perilaku
d. Mengetahui saja teori perubahan perilaku
e. Mengetahui saja bentuk-bentuk perubahan perilaku
f. Mengetahui saja strategi perubahan perilaku

2
BAB II

LANDASAN TEORI
2.1 BATASAN PERILAKU
Prilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebijakan karena adanya nilai yang
diyakini. Prilaku adalah sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup
yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup termasuk
binatang dan manusia mempunyai aktivitas masing – masing. Prilaku adalah semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat dilihat dari pihak luar. Prilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama
baik dengan kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.

Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan
dorongan merupakan usaha ugntuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
Prilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar dirinya. Prilaku merupakan respons, yang terdiri dari respons motorik :
berbicara, berjalan, dan sebagainya. Respons fisiologik reaksi hormonal aktivitas system
syaraf otonomik dan sebagainya. Respons kognitif pernyataan yang muncul dipikiran,
imajinasi, dan sebagainya. Respons afektif rasa benci, kecewa, marah dan sebagainya.

Aktivitas manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :

a. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya : berjalan, menulis,
menyuntik, merawat orang sakit, menolong persalinan dan sebagainya.
b. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain (dari luar) misalnya : berpikir, bersikap,
berfantasi dan sebagainya.

2.2 PERILAKU KESEHATAN


Berdasarkan teori perilaku dan Skiner (1983), perilaku kesehatan adalah suatu respons
seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta lingkungan. Dari
batasan ini, prilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu sebagai
berikut :

A. Prilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)


Prilaku atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga
kesehatan agar tidak sakit dan usaha penyembuhan jika sakit. Perilaku ini terdiri atas
dua aspek yaitu sebagai berikut.
1) Prilaku pencegahan penyakit, misalnya : pemberian imunisasi TT pada ibu hamil,
mencuci tangan dan sebagainnya.

3
2) Prilaku peningkatan kesehatan dan penyembuhan akibat sakit kesehatan itu
dinamis dan relative, maka perlu upaya bagi yang sudah sehat untuk
meningkatkan kembali kesehatannya seoptimal mungkin, misalnya : pemberian
antibiotic makan dan minuman yang bergizi, pemberian tablet Fe dan sebagainya.
B. Prilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau
prilaku pencarian pengobatan.
Prilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat sakit atau
kecelakaan. Prilaku ini dimulai dari yang sederhana yaitu mengobati sendiri (self
treatmen) sampai ke cara modern (teknologi) dengan pergi keluar negeri, misalnya :
pada saat ibu akan bersain dia mencari tenaga kesehatan (bidan, dokter,perawat)
untuk menolong persalianannya, penderita sakit jantung akan pergi keluar negeri
untuk melakukan pengobatan dan sebagainya.

C. Prilaku kesehatan lingkungan


Menurut Hendrik L.Blum, factor lingkungan mempunyai kontribusi besar
yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Lingkungan yang dimaksud adalah
lingkungan fisik, sosial budaya dan sebagainya. Apabila individu bisa mengelola
lingkungan dengan baik, maka lingkungan tidak akan mengganggu kesehatan
individu, keluarga dan masyarakat, misalnya : pengelolaan sampah, air minum,
pembuangan tinja, pembangunan limbah dan sebagainya.
Sebagai ahli prilaku lain, Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang
prilaku kesehatan yaitu sebagai berikut :
1) Prilaku Hidup Sehat Prilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Prilakunya
antara lain sebagai berikut :
a. Makan dengan menu seimbang. Menu seimbang disini berarti memenuhi
unsur kualitas dan kuantitas dari makanan. Di Indonesia dikenal dengan
istilah empat sehat lima sempurna.
b. Olahraga secara teratur, juga mencakup segi kualitas dan kuantitas. Dalam
satu minggu minimal 2 kali melakukan olah raga selama lebih kurang satu
jam. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah dari segi umur dan status
kesehatan yang bersangkutan.
c. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan yang jelek yang dapat
mengakibatkan berbagai penyakit. Di Indonesia hampir 50% penduduk usia
dewasa merokok, begitu juga remaja hampir 15% sudah merokok. 9
d. Tidak minum – minuman keras
e. Tidak menggunakan narkoba
f. Istirahat yang cukup
g. Hindari stress. Stress adalah ketegangan dalam prilaku dan bentuk perasaan
yang bergejolak menekan – nekan berupa ketegangan. Setiap orang bisa
mengalami stress dan akibatnya dapat bermacam – macam bagi kesehatan.
h. Gaya hidup yang sehat : tidak berganti – ganti pasangan dalam hubungan
seks, penyesuain diri dengan lingkungan sekitar, dan sebagainya..

4
2) Prilaku Sakit (illness behavior) Prilaku sakit ini mencakup respons seseorang
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap penyakit, pengetahuan
tentang : penyebab, gejala, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
3) Prilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit
mempunyai peran yang mencakup hak – hak orang sakit dan kewajiban sebagai
orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri dan
juga orang lain. Perilaku peran sakit ini meliputi hal – hal sebagai berikut :
a. Tindakan untuk memperoleh tindakan
b. Mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan yang layak
c. Hak – hak pasien yang lain, misalnya hak memperoleh perawatan,
memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Kewajiban orang sakit
adalah tidak menularkan penyakit pada orang lain dan sebagainya.

2.3 DOMAIN PERILAKU


Meskipun perilaku dibedakan antara prilaku tertutup (covert), dan perilaku terbuka
(overt) seperti telah diuraikan sebelumnya, tetapi sebenarnya prilaku adalah totalitas
yang terjadi pada orang yang bersangkutan. Dengan perkataan lain, perilaku adalah
keseluruhan (totalitas) pemahaman dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil
bersama antara factor internal dan eksternal. Benyamin Bloom (1908) seorang ahli
psikologi pendidikan, membedakan adanya tiga area wilayah, ranah atau domain prilaku
ini, yakni kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotor (psychomotor).

Dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini,


dan untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah
prilaku sebagai berikut :

A. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar penngetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran
(telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap obyek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi
dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C, jawabannya adalah tempat membuang air besar,
penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterprestasiikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.

5
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen – komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen – komponen
pengetahuanyang dimiliki.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unhhtuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.

B. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu , yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang – tidak senang, setuju – tidak setuju dan sebagainya) jadi jelas, disini di
katakana bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons
stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
kejiwaan yang lain.
Komponen Pokok sikap :
Menurut Allport (1945) sukap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang
terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan
orang ttersebut terhadap penyakit kusta.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian (terkandung didalamnya factor emosi) orang tersebut terhadap objek.
Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang tersebut menilai penyakit
kusta apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang membahayakan.
3) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan
komponen yang mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancang –
ancang untuk bertindak atau berprilaku terbuka (tindakan). Misalnya, tentang
contoh sikap terhadap penyakit kusta tersebut adalah apakah yang dilakukan
seseorang apabila ia menderita penyakit kusta.

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat – tingkat


berdasarkan itensitasnya, sebagai berikut :

6
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
2) Menaggapi (responding)
Menaggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi .
3) Menghargai (valving)
Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai positif
yang terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain
dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespons.
4) Bertanggung jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawag terhadap apa
yang diyakininya.

C. Tindakan atau Praktik (Practive)


Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecendrungan untuk
bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan ,sebab untuk
terwujudnya tindakan perlu factor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana
dan prasarana.
Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut
kualitasnya, yaitu :
1) Praktik terpimpin (guided response)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktekkan sesuatu
hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan mekanis.
3) Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya
apa yang telah tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja tetapi sudah dilakukan
modifikasi, tindakan atau prilaku yang berkualitas.

2.4 TEORI PERUBAHAN PERILAKU


A. Teori Stimulus – Organisme – Respons (SOR)
Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan.
Berdasarkan teori SOR prilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu :
1) Prilaku Tertutup (Covert Behavior)
Prilaku tertutup terjadi apabila respons terhadap stimulus, tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap
terhadap stimulus yang bersangkutan. Bentuk “unobservable behavior” atau

7
“Covert behavior” yang dapat diukur dari pengetahuan dan sikap. Contoh : ibu
hamil tau pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi dan dirinya
sendiri(pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada tetangganya
dimana tempat periksa hamil yang dekat (sikap)
2) Prilaku Terbuka (Overt Behavior)
Prilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behabior”. Contoh seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya kepuskesmas atau
kebidan praktik, seorang penderita TB paru minum obat anti TB secara teratur,
seorang anak menggosok gigi setelah makan. Contoh – contoh tersebut adalah
berbentuk nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice).

B. Teori Lawrence Green Menurut Lawrence Green (1980)


factor – factor yang menentukan prilaku sehingga menimbulkan prilaku yang positif
adalah sebagai berikut.
1) Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Factor predisposisi merupakan factor anteseden terhadap prilaku yang menjadi
dasar atau motivasi bagi prilaku, yang termasuk dalam factor ini adalah
pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial, dan pengalaman. Sebagai
contoh : prilaku ibu hamil dalam meminum tablet Fe akan termotifasi apabila ibu
hamil tersebut tahu manfaat dari tablet Fe. Kepercayaan ibu hamil terhadap tablet
Fe dapat mencegah terjadinya anemia akan bertambah apabila ibu tersebut sudah
punya pengalaman dari kehamilan pertama.
2) Factor pemungkin atau pendukung (Enabling Factors)
Factor pemungkin adalah factor antaseden terhadap prilaku yang
memungkinkan motivasi atau aspirasi terlaksana, yang termasuk dalam factor ini
adalah keterampilan, fasilitas, sarana, atau prasarana yang mendukung atau yang
memfasilitasi terjadinya prilaku seseorang atau masyarakat. Sebagai contoh : ibu
hamil akan mudah mendapatkan tablet Fe apabila tersedianya tablet Fe
dipuskesmas atau rumah sakit.
3) Factor penguat (reinforcing factors)
Factor penguat merupakan factor penyerta prilaku atau yang datang sesudah
prilaku itu ada. Hal – hal yang termasuk dalam factor ini adalah keluarga, teman,
petugas kesehatan dan sebagainya. Sebagai contoh : ibu hamil akan teratur
minum tablet Fe apabila dia didukung atau diingatkan oleh keluarga, suami dan
sebagainya.
Berdasarkan tiga factor determinan prilaku tersebut, maka kegiatan promosi
kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarahkan kepada tiga factor
tersebut :
1) Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada factor predisposisi adalah
dalam bentuk pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan dan sikap tentang
kesehatan. Tujuan kegiatan ini memberikan pengetahuan dan sikap tentang

8
kesehatan yang diperlukan oleh seseorang atau masyarakat sehingga akan
mempermudah terjadinya prilaku sehat mereka. Upaya ini dimaksudkan untuk
meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai – nilai, dan sebagainya yang tidak
kondusif bagi prilaku sehat.
2) Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan untuk factor
pendukung/pemungkin adalah memberdayakan masyarakat melalui
pengembangan masyarakat, diharapkan masyarakat mampu memfasilitasi diri
mereka atau masyarakat sendiri untuk berprilaku sehat.
3) Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor penguat adalah
dengan pelatihan – pelatihan kepada keluarga, tokoh, masyarakat untuk
menguatkan prilaku yang sudah terbentuk.

2.5 BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU


Bentuk perubahan perilaku terbagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut (Irwan, 2017):

A. Terpaksa (complience)
Perubahan perilaku karena terpaksa cenderung tidak baik dan bersifat tidak
tahan lama. Bentuk perubahan perilaku karena terpaksa juga sering terjadi
pemberontakan pikiran pada individu.
B. Meniru (identification)
Perubahan perilaku karena meniru merupakan cara perubahan perilaku yang
banyak terjadi. Individu cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru
apa yang dilihat tanpa mencerna apa yang dilihatnya.
C. Menghayati (internalization)
Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir tentang hidup, pandai
memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif dan mempertajam
pengalaman-pengalaman baru. Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini
cenderung dari pengalaman pribadi individu tersebut atau mengadopsi dari
pengalaman orang lain. Individu yang merasa bahwa perilaku tersebut pantas dan
harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka individu tersebut akan melakukan
perubahan perilaku dalam dirinya.

Menurut WHO (dalam Pakpahan, et.al., 2021) perubahan perilaku itu terbagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:

A. Perubahan alamiah (natural change)


Perilaku manusia dapat berubah-ubah. Sebagian dari perubahan perilaku
manusia itu disebabkan oleh kejadian alamiah. Ketika dalam masyarakat sekitar
terjadi suatu perubahan lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka
anggota-anggota masyarakat di dalamnyapun akan mengalami perubahan.
B. Perubahan terencana (planned change)
Perubahan terencana terjadi karena direncanakan oleh diri individu sendiri.
Contohnya, individu adalah perokok berat, suatu saat terserang batuk yang sangat
mengganggu. Individu tersebut memutuskan untuk mengurangi merokoknya sedikit
demi sedikit, kemudian pada akhirnya individu berhenti merokok sama sekali.

9
C. Kesediaan untuk berubah (readiness to change)
Apabila adanya inovasi atau program-program pembangunaan di dalam
masyarakat, maka yang terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi
sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini terjadi karena
setiap orang memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang
berbedabeda. Setiap orang di dalam masyarakat memiliki kesediaan untuk berubah
yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa bentuk perubahan


perilaku pada seseorang terdiri dari perubahan karena terpaksa, perubahan karena
meniru dan perubahan karena menghayati. Bentuk Perubahan perilaku juga dapat
terjadi karena perubahan alami, perubahan terencana serta kesediaan untuk berubah.

2.6 STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU


Strategi Perubahan perilaku terjadi dengan berbagai cara. Strategi dalam
perubahan perilaku adalah sebagai berikut:

A. Inforcement. Perubahan perilaku melalui perubahan yang dilakukan dengan


paksaan, dan atau menggunakan peraturan atau perundangan. model perubahan
ini akan menghasilkan perubahan perilaku yang cepat, tetapi untuk sementara
(tidak langgeng)
B. Education Perubahan perilaku dilakukan melalui proses pembelajaran, mulai dari
pemberian informasi atau penyuluhan-penyuluhan.

Model perubahan akan menghasilkan perilaku yang langgeng, tetapi memakan


waktu lama. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku,
dikelompokkan menjadi tiga:

A. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan


Misal : dengan adanya peraturan-peraturan / perundangundangan yang harus
dipatuhi oleh anggota masyarakat. Strategi ini dapat berlangsung cepat akan tetapi
belum tentu berlangsung lama karena perubahan perilaku terjadi tidak atau belum
didasari oleh kesadaran sendiri.
B. Pemberian informasi
Dengan memberikan informasi-informasi tentang sesuatu hal yang berkaitan
dengan hal tertentu.
C. Diskusi partisipasi
Cara ini adalah sebagai peningkatan cara yang kedua di atas yang dalam
memberikan informasi-informasi tentang peraturan baru organisasi tidak bersifat
searah saja tetapi dua arah.

10
BAB III

PENELITIAN
3.1 STRATERGI PERUBAHAN PERILAKU
Strategi untuk memperoleh perubahan perilaku yang digunakan adalah Menggunakan
kekuatan/kekuasaan atau dorongan, yaitu dengan dibentuknya Rumah Desa Sehat (RDS)
di Desa Akah Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

3.2 PEMBAHASAN
Rumah Desa Sehat (RDS) adalah sekretariat bersama bagi para pegiat pemberdayaan
masyarakat dan pelaku pembangunan Desa di bidang kesehatan, yang berfungsi sebagai
ruang literasi kesehatan, pusat penyebaran informasi kesehatan dan forum advokasi
kebijakan di bidang kesehatan.Yang dimaksud dengan pegiat pemberdayaan masyarakat
dan pelaku pembanguan Desa adalah Kader Posyandu, guru PAUD, kader kesehatan,
unit layanan kesehatan, unit layanan pendidikan, kader PKK, Karang Taruna, tokoh
masyarakat, dan berbagai kelompok masyarakat yang peduli dalam upaya pencegahan
stunting. RDS dimaksudkan untuk membantu pemerintah Desa dalam pengelolaan
sumber daya manusia utamanya di bidang kesehatan.

Setiap Desa di kabupaten/kota lokasi prioritas pencegahan stunting diharapkan


membentuk RDS. RDS dibentuk berdasarkan hasil musyawarah Desa. Agenda
musyawarah dimaksud adalah membahas dan menyepakati anggota RDS yang berasal
dari unsur pegiat pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan Desa, serta
pengurus harian RDS. Pembentukan RDS ditetapkan dengan surat keputusan Kepala
Desa.

RDS merupakan sebuah pusat pembelajaran masyarakat bidang kesehatan di Desa.


Materi pembelajaran kesehatan antara lain: pelatihan Kesehatan Ibu dan Anak, Gizi,
promosi kesehatan, pengasuhan anak usia 0-2 tahun, sanitasi lingkungan, pencegahan
penyakit (penyakit menular, penyakit seksual, HIV/AIDS, tuberkulosis, hipertensi,
diabetes mellitus dan gangguan jiwa).

Masyarakat di Desa mempunyai hak untuk mendapatkan informasi kesehatan agar


seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam pembangunan kesehatan di Desa. RDS
merupakan pusat informasi kesehatan di Desa. Informasi kesehatan yang disebarluaskan
kepada masyarakat Desa antara lain : kesehatan ibu dan anak, pelayanan gizi teritegrasi,
penyediaan air bersih dan sanitasi, pengasuhan anak usia 0-2 tahun, kebijakan
konvergensi pencegahan stunting.

Bentuk kegiatan PHBS di Desa, meliputi :

11
a) Masyarakat aktif melaporkan segera kepada kader/petugas kesehatan, jika
mengetahui dirinya, keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyalit
menular.
b) Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/Pustu/Puskesmas bila
terserang penakit.
c) Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas Kesehatan.
d) Ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah semasa hamil dan nifas.
e) Makan-makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang.
f) Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.
g) Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
h) Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatanMengkonsumsi kapsul.
i) Vitamin A bagi ibu nifas
j) Memberi ASI ekslusif kepada bayi usia 0-6 bulan.
k) Memberikan makanan pendamping ASI.
l) Memberi kapsul vitamin A untuk bayi dan balita setiap bulan Februari dan Agustus.
m) Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan KMS atau
buku KIA untuk memantau pertumbuhan.
n) Membawa bayi dan anak serta wanita usia subur untuk diimunisasi.
o) Menjadi peserta (akseptor) aktif Keluarga Berencana.
p) Mempraktekan PHBS lain yang dianjurkan.

RDS merupakan forum bagi masyarakat Desa untuk memperkuat daya tawar dalam
mengadvokasi kebijakan pembangunan Desa untuk pemenuhan akses layanan kesehatan di
Desa. Advokasi kebijakan kesehatan dimaksud antara lain: identifikasi dan analisis basis data
layanan dasar, musyawarah dusun dan diskusi tematik (termasuk tentang review perencanaan
Desa), fasilitasi kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), kunjungan
keluarga rentan, penyusunan SPM Desa, pengembangan media komunitas, dan sebagainya.

12
BAB IV

PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa
teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori
Havelock dan Teori Spradley.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.

Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor
dan tindakan (ketrampilan).

Sedangkan bentuk-bentuk perubahan perilaku berupa perubahan alamiah (natural


change) , Perubahan terencana (planned change) , dan Kesiapan berubah (Readiness to
change). Untuk melakukan perubahan maka harus memiliki strategi, maka strategi
perubahan perilaku berupa Inforcement, Persuasi, Fasilitasi dan Education. Untuk
mencapai perubahan perilaku, ada beberapa cara yang bias ditempuh, yaitu :

a) Dengan Paksaaan.
b) Dengan memberi imbalan.
c) Dengan membina hubungan baik.
d) Dengan menunjukkan contoh-contoh.
e) Dengan memberikan kemudahan.
f) Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi

4.2 SARAN
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling berkesinambungan,
individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat
dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA

pdf-makalah-promkes-perubahan-perilakudocx_compress.pdf

ADITYA%20DWI%20MARTANTO-PSI.pdf

Irwan-Buku-Etika-dan-Perilaku-Kesehatan.pdf

http://repository.radenfatah.ac.id/19588/2/2.pdf

https://akah.desa.id/artikel/2020/7/22/rumah-desa-sehat

14

Anda mungkin juga menyukai