OLEH :
TINGKAT : II A
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu saya sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...............................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...........................................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH...............................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
LANDASAN TEORI................................................................................................................3
2.1 BATASAN PERILAKU.................................................................................................3
2.2 PERILAKU KESEHATAN...........................................................................................3
2.3 DOMAIN PERILAKU...................................................................................................5
2.4 TEORI PERUBAHAN PERILAKU.............................................................................7
2.5 BENTUK-BENTUK PERUBAHAN PERILAKU.......................................................9
2.6 STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU...................................................................10
BAB III....................................................................................................................................11
PENELITIAN.........................................................................................................................11
3.1 STRATERGI PERUBAHAN PERILAKU................................................................11
3.2 PEMBAHASAN............................................................................................................11
BAB IV....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
4.1 KESIMPULAN.............................................................................................................13
4.2 SARAN..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia diciptakan sebagai makhluk tuhan yang memiliki kemampuan untuk
mengembangkan berbagai potensi yang terdapat pada dirinya. Melalui suatu proses dan
mekanisme belajar, seseorang akan memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru untuk
selanjutnya dapat membentuk sikap, keterampilan, keahlian, ataupun beragam
kemampuan tertentu. Sehingga, pada akhirnya akan terbentuk suatu pola perilaku pada
diri seseorang tersebut.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
tindakan (ketrampilan).
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat
tertutup dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan
manajemen. Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke
titik lainnya untuk memecahkan masalah. Maka secara konstan pemimpin
mengembangkan strategi untuk merubah orang lain dan memecahkan masalah.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari
penerima promosi kesehatan.Olehnya. makalah ini membahas perubahan perilaku secara
spesifik. Dalam prakteknya, selama ini telah banyak usaha yang dilakukan untuk
mengarahkan masyarakat pada perilaku Kesehatan yang positif. Lembaga-lembaga
formal yang bergerak dalam bidang social dan Kesehatan masyarakat menjadi yang
paling terdepan dalam melakukan usaha tersebut. Salah satu upaya yang telah di lakukan
oleh pemerintah adalah dengan cara memberikan beragam informasi dan pesan Kesehatan
melalui beberapa jenis media seperti media cetak dan internet.
1
f. Apa saja strategi perubahan perilaku?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 BATASAN PERILAKU
Prilaku merupakan seperangkat perbuatan/tindakan seseorang dalam melakukan
respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebijakan karena adanya nilai yang
diyakini. Prilaku adalah sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme atau makhluk hidup
yang bersangkutan. Oleh sebab itu dari segi biologis semua makhluk hidup termasuk
binatang dan manusia mempunyai aktivitas masing – masing. Prilaku adalah semua
kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat dilihat dari pihak luar. Prilaku manusia antara satu dengan yang lain tidak sama
baik dengan kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
Prilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedangkan
dorongan merupakan usaha ugntuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia.
Prilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar dirinya. Prilaku merupakan respons, yang terdiri dari respons motorik :
berbicara, berjalan, dan sebagainya. Respons fisiologik reaksi hormonal aktivitas system
syaraf otonomik dan sebagainya. Respons kognitif pernyataan yang muncul dipikiran,
imajinasi, dan sebagainya. Respons afektif rasa benci, kecewa, marah dan sebagainya.
a. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain, misalnya : berjalan, menulis,
menyuntik, merawat orang sakit, menolong persalinan dan sebagainya.
b. Aktivitas yang dapat diamati oleh orang lain (dari luar) misalnya : berpikir, bersikap,
berfantasi dan sebagainya.
3
2) Prilaku peningkatan kesehatan dan penyembuhan akibat sakit kesehatan itu
dinamis dan relative, maka perlu upaya bagi yang sudah sehat untuk
meningkatkan kembali kesehatannya seoptimal mungkin, misalnya : pemberian
antibiotic makan dan minuman yang bergizi, pemberian tablet Fe dan sebagainya.
B. Prilaku pencarian dan penggunaan system atau fasilitas pelayanan kesehatan, atau
prilaku pencarian pengobatan.
Prilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat sakit atau
kecelakaan. Prilaku ini dimulai dari yang sederhana yaitu mengobati sendiri (self
treatmen) sampai ke cara modern (teknologi) dengan pergi keluar negeri, misalnya :
pada saat ibu akan bersain dia mencari tenaga kesehatan (bidan, dokter,perawat)
untuk menolong persalianannya, penderita sakit jantung akan pergi keluar negeri
untuk melakukan pengobatan dan sebagainya.
4
2) Prilaku Sakit (illness behavior) Prilaku sakit ini mencakup respons seseorang
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap penyakit, pengetahuan
tentang : penyebab, gejala, pengobatan penyakit, dan sebagainya.
3) Prilaku peran sakit (the sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit
mempunyai peran yang mencakup hak – hak orang sakit dan kewajiban sebagai
orang sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri dan
juga orang lain. Perilaku peran sakit ini meliputi hal – hal sebagai berikut :
a. Tindakan untuk memperoleh tindakan
b. Mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan kesehatan yang layak
c. Hak – hak pasien yang lain, misalnya hak memperoleh perawatan,
memperoleh pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Kewajiban orang sakit
adalah tidak menularkan penyakit pada orang lain dan sebagainya.
A. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung dan sebagainya).
Dengan sendirinya pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan
tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.
Sebagian besar penngetahuan seseorang diperoleh melalui indra pendengaran
(telinga) dan indra penglihatan (mata). Pengetahuan seseorang terhadap obyek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda – beda. Secara garis besarnya dibagi
dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
1) Tahu (Know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya : tahu bahwa buah tomat
banyak mengandung vitamin C, jawabannya adalah tempat membuang air besar,
penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes agepti dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterprestasiikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.
5
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen – komponen yang
terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau
meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen – komponen
pengetahuanyang dimiliki.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang unhhtuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap objek tertentu.
B. Sikap (Attitude)
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu , yang sudah melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang – tidak senang, setuju – tidak setuju dan sebagainya) jadi jelas, disini di
katakana bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons
stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan
kejiwaan yang lain.
Komponen Pokok sikap :
Menurut Allport (1945) sukap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
1) Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek. Artinya, bagaimana
keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek. Sikap orang
terhadap penyakit kusta misalnya, berarti bagaimana pendapat atau keyakinan
orang ttersebut terhadap penyakit kusta.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaimana
penilaian (terkandung didalamnya factor emosi) orang tersebut terhadap objek.
Seperti contoh butir a tersebut, berarti bagaimana orang tersebut menilai penyakit
kusta apakah penyakit yang biasa saja atau penyakit yang membahayakan.
3) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah merupakan
komponen yang mendahului tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah ancang –
ancang untuk bertindak atau berprilaku terbuka (tindakan). Misalnya, tentang
contoh sikap terhadap penyakit kusta tersebut adalah apakah yang dilakukan
seseorang apabila ia menderita penyakit kusta.
6
1) Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan (objek).
2) Menaggapi (responding)
Menaggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi .
3) Menghargai (valving)
Menghargai diartikan sebagai subjek atau seseorang memberikan nilai positif
yang terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan orang lain
dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespons.
4) Bertanggung jawab
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawag terhadap apa
yang diyakininya.
7
“Covert behavior” yang dapat diukur dari pengetahuan dan sikap. Contoh : ibu
hamil tau pentingnya periksa hamil untuk kesehatan bayi dan dirinya
sendiri(pengetahuan), kemudian ibu tersebut bertanya kepada tetangganya
dimana tempat periksa hamil yang dekat (sikap)
2) Prilaku Terbuka (Overt Behavior)
Prilaku terbuka ini terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa
tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable
behabior”. Contoh seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya kepuskesmas atau
kebidan praktik, seorang penderita TB paru minum obat anti TB secara teratur,
seorang anak menggosok gigi setelah makan. Contoh – contoh tersebut adalah
berbentuk nyata, dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk praktik (practice).
8
kesehatan yang diperlukan oleh seseorang atau masyarakat sehingga akan
mempermudah terjadinya prilaku sehat mereka. Upaya ini dimaksudkan untuk
meluruskan tradisi, kepercayaan, nilai – nilai, dan sebagainya yang tidak
kondusif bagi prilaku sehat.
2) Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan untuk factor
pendukung/pemungkin adalah memberdayakan masyarakat melalui
pengembangan masyarakat, diharapkan masyarakat mampu memfasilitasi diri
mereka atau masyarakat sendiri untuk berprilaku sehat.
3) Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan pada factor penguat adalah
dengan pelatihan – pelatihan kepada keluarga, tokoh, masyarakat untuk
menguatkan prilaku yang sudah terbentuk.
A. Terpaksa (complience)
Perubahan perilaku karena terpaksa cenderung tidak baik dan bersifat tidak
tahan lama. Bentuk perubahan perilaku karena terpaksa juga sering terjadi
pemberontakan pikiran pada individu.
B. Meniru (identification)
Perubahan perilaku karena meniru merupakan cara perubahan perilaku yang
banyak terjadi. Individu cenderung meniru tindakan orang lain atau bahkan meniru
apa yang dilihat tanpa mencerna apa yang dilihatnya.
C. Menghayati (internalization)
Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir tentang hidup, pandai
memahami rahasia hidup, menghayati kehidupan dengan arif dan mempertajam
pengalaman-pengalaman baru. Biasanya perubahan perilaku karena penghayatan ini
cenderung dari pengalaman pribadi individu tersebut atau mengadopsi dari
pengalaman orang lain. Individu yang merasa bahwa perilaku tersebut pantas dan
harus ada pada dirinya, maka dengan terbuka individu tersebut akan melakukan
perubahan perilaku dalam dirinya.
Menurut WHO (dalam Pakpahan, et.al., 2021) perubahan perilaku itu terbagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut:
9
C. Kesediaan untuk berubah (readiness to change)
Apabila adanya inovasi atau program-program pembangunaan di dalam
masyarakat, maka yang terjadi adalah sebagian orang sangat cepat untuk menerima
inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya), dan sebagian orang lagi
sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini terjadi karena
setiap orang memiliki kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang
berbedabeda. Setiap orang di dalam masyarakat memiliki kesediaan untuk berubah
yang berbeda-beda meskipun kondisinya sama
10
BAB III
PENELITIAN
3.1 STRATERGI PERUBAHAN PERILAKU
Strategi untuk memperoleh perubahan perilaku yang digunakan adalah Menggunakan
kekuatan/kekuasaan atau dorongan, yaitu dengan dibentuknya Rumah Desa Sehat (RDS)
di Desa Akah Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.
3.2 PEMBAHASAN
Rumah Desa Sehat (RDS) adalah sekretariat bersama bagi para pegiat pemberdayaan
masyarakat dan pelaku pembangunan Desa di bidang kesehatan, yang berfungsi sebagai
ruang literasi kesehatan, pusat penyebaran informasi kesehatan dan forum advokasi
kebijakan di bidang kesehatan.Yang dimaksud dengan pegiat pemberdayaan masyarakat
dan pelaku pembanguan Desa adalah Kader Posyandu, guru PAUD, kader kesehatan,
unit layanan kesehatan, unit layanan pendidikan, kader PKK, Karang Taruna, tokoh
masyarakat, dan berbagai kelompok masyarakat yang peduli dalam upaya pencegahan
stunting. RDS dimaksudkan untuk membantu pemerintah Desa dalam pengelolaan
sumber daya manusia utamanya di bidang kesehatan.
11
a) Masyarakat aktif melaporkan segera kepada kader/petugas kesehatan, jika
mengetahui dirinya, keluarganya, temannya atau tetangganya menderita penyalit
menular.
b) Pergi berobat atau membawa orang lain berobat ke Poskesdes/Pustu/Puskesmas bila
terserang penakit.
c) Memeriksakan kehamilan secara teratur kepada petugas Kesehatan.
d) Ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah darah semasa hamil dan nifas.
e) Makan-makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang.
f) Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari.
g) Menggunakan garam beryodium setiap kali memasak.
h) Menyerahkan pertolongan persalinan kepada tenaga kesehatanMengkonsumsi kapsul.
i) Vitamin A bagi ibu nifas
j) Memberi ASI ekslusif kepada bayi usia 0-6 bulan.
k) Memberikan makanan pendamping ASI.
l) Memberi kapsul vitamin A untuk bayi dan balita setiap bulan Februari dan Agustus.
m) Menimbang berat badan bayi dan balita secara teratur serta menggunakan KMS atau
buku KIA untuk memantau pertumbuhan.
n) Membawa bayi dan anak serta wanita usia subur untuk diimunisasi.
o) Menjadi peserta (akseptor) aktif Keluarga Berencana.
p) Mempraktekan PHBS lain yang dianjurkan.
RDS merupakan forum bagi masyarakat Desa untuk memperkuat daya tawar dalam
mengadvokasi kebijakan pembangunan Desa untuk pemenuhan akses layanan kesehatan di
Desa. Advokasi kebijakan kesehatan dimaksud antara lain: identifikasi dan analisis basis data
layanan dasar, musyawarah dusun dan diskusi tematik (termasuk tentang review perencanaan
Desa), fasilitasi kegiatan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), kunjungan
keluarga rentan, penyusunan SPM Desa, pengembangan media komunitas, dan sebagainya.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987). Dalam berubah terdapat beberapa
teori perubahan yaitu Teori Redin, Teori Lewin, Teori Lippitt, Teori Rogers, Teori
Havelock dan Teori Spradley.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern yaitu keturunan dan motif. Sedangkan
sebagian terletak diluar dirinya yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor
lingkungan.Sedangkan aspek perilaku berupa aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial.
Perilaku merupakan basil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon Skinner,
cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor
dan tindakan (ketrampilan).
a) Dengan Paksaaan.
b) Dengan memberi imbalan.
c) Dengan membina hubungan baik.
d) Dengan menunjukkan contoh-contoh.
e) Dengan memberikan kemudahan.
f) Dengan menanamkan kesadaran dan motivasi
4.2 SARAN
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat dan saling berkesinambungan,
individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu
perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik. Manfaat
dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan
segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat
meningkatkan kualitas hidup yang sehat.
13
DAFTAR PUSTAKA
pdf-makalah-promkes-perubahan-perilakudocx_compress.pdf
ADITYA%20DWI%20MARTANTO-PSI.pdf
Irwan-Buku-Etika-dan-Perilaku-Kesehatan.pdf
http://repository.radenfatah.ac.id/19588/2/2.pdf
https://akah.desa.id/artikel/2020/7/22/rumah-desa-sehat
14