Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEORI-TEORI PERILAKU KESEHATAN

Mata Kuliah : SOSIAL BUDAYA DAN PERILAKU KESEHATAN


Dosen Pengampu : Aguspairi,S.Kp.,M.Kep

Disusun Oleh :
Marisa Oktavia
(173001010010)

PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat ridho dan hidayah-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sosial Dan Budaya tanpa

adanya halangan dan rintangan yang berarti. Penulis menyampaikan trimakasih kepada

teman-teman dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini, tanpa bantuan

dari teman-teman dan semua yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini saya tidak

bisa menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh sekali dari kata

sempurna dan masih terdapat banyak sekali kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makaalah ini.semoga

makalah ini bisa berguna bagi kita semua amin.

Sungai Penuh, 04 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul………………………………………………………………... i

Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii

Daftar Isi……………………………………………………………………… iii

BAB I PENDAULUAN

1.1  Latar Belakang…………………………………………………………… 1

1.2  Rumusan Masalah………………………………………………………... 1

1.3  Tujuan……………………………………………………………………. 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1    Pengertian................................................................................................. 4 3

2.2    Faktor – faktor penentu perilaku.............................................................. 5 6

2.3    Upaya perubahan perilaku kesehatan....................................................... 9 7

BAB III PENUTUP

A.      Kesimpulan…………………………………………………………….. 9

B.       Saran…………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan,

pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku

terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah

satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan

kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana

kegiatan tersebut bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor –

faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu

sendiri.

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang

bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu

sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup

berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir,

persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1.      Apa yang dimaksud dengan perilaku kesehatan?

2.      Apa faktor – faktor penentu perilaku?

3.      Bagaimana upaya perubahan perilaku kesehatan?

4.      Apa saja teori – teori perilaku kesehatan dan perubahannya?


1.3  Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. untuk memenuhi tugas sosiologi

2. untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

3. untuk memotivasi pembaca agar menerapkan hidup bersih

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Perilaku

            Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme

yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari

manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas

mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal

seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.

Skinner ( 1933 ) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hubungan antara

perangsang (stimulus) dan respon. Ia membedakan adanya dua stimulus :

1)      Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh

rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan

respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya

yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah

dan lain sebagainya.

2)      Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan

berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu . Perangsang semacam ini disebut

reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah

dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat

perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah

melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat

belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang

diberikannya akan lebih intensif dan kuat.


Di dalam kehidupan sehari – hari respon yang pertama sangat terbatas keberadaanya hal ini

disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk

memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua

merupakan bagian besar daripada perilaku manusia dan kemungkinan untuk

memodifikasinya sangat besar.

Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :

1)      Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik

secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan

sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit

a)      Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan

makanan bergizi, dan olahraga.

b)      Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria,

pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang

lain.

c)      Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati

penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan

tradisional.

d)     Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit

misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.

2)      Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap

fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.


3)      Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan

praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan

makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.

4)      Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan

sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup

kesehatan lingkungan.itu sendiri.

Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:

1)      Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar

tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku

pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :

a)      Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan

kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.

b)      Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.

c)      Perilaku gizi (makanan dan minuman).

2)      Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau

Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah

menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.

Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari

pengobatan ke luar negeri.

3)      Perilaku Kesehatan Lingkungan

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial

budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.

Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.

a)      Perilaku hidup sehat


.Adalah perilaku –perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk

mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :

(1)   Menu seimbang

(2)   Olahraga teratur

(3)   Tidak merokok

(4)   Tidak minum-minuman keras dan narkoba

(5)   Istirahat yang cukup

(6)   Mengendalian stress

(7)   Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan

b)      Perilaku Sakit

Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,

pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya,

dsb.

c)      Perilaku peran sakit (the sick role behavior)

Perilaku ini mencakup:

(1)   Tindakan untuk memperoleh kesembuhan

(2)   Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang

layak.

(3)   Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).

2.2 faktor – faktor penentu perilaku

kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor

perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :

1)      Faktor pembawa ( predisposing factor ) didalamnya termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan lain sebagainya


2)      Faktor pendukung ( enabling factor ) yang terwujut dalam lingkungan fisik, sumber

daya, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan.

3)      Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku

petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi

kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau

masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari

orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas

kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seseorang yang tidak

mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum tahu manfaat

imunisasi (predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari

rumahnya (enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di wilayahnya tidak

mau mengimunisasikan anaknya ( reinforcing factor ).

Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum

tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor ekstern (dari luar individu ) yang

saling memperkuat . Maka sudah selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus

memperhatikan faktor – faktor tersebut di atas.

2.3 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan

Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan

perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan

atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang

dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam

program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
– norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi

untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :

1)      Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan

Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan

perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang

harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi

biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran

sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan

membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai

banyak pagar yang kurang terawat.

2)      Pemberian informasi

Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara

menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat.

Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada

akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya.

Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat

lebih langgeng.

3)      Diskusi partisipatif

Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan

bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat

bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang

informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua

ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap

dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.


Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika

ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam

akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan

yang langgeng.

2.4 Teori – Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya

Teori – Teori perilaku kesehatan

1. Perilaku manusia merupakan  resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun

eksternal

2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan

teori terbentuknya perilaku manusia

3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason

Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.

a)        Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )

Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :

Antecedent Behavior Consequences

1.      Antecedent         : trigger, bisa alamiah ataupun man made

2. Behavior             : reaksi terhadap antecedent

3. Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )

Contoh:  Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah

satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan

semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )

b)        Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )


Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilaku

Niat itu sendiri ditentukan oleh :

1.       sikap

2. norma subjektif

3. pengendalian perilaku

Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu

ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang

diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.

c)        Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )

Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :

Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai

Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud

dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku

masyarakat

Contoh : 

Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :

1.      Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)

2. Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )

3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)

Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )


d)       Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )

Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :

1.      Behavior intention

2. Social support

3. Accessibility to information

4. Personal autonomy

5. Action situation

B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )

Contoh: 

Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal,

bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan  :

1.      Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)

2. Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)

3. Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)

4. Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)

5. Kondisi jauh dari puskemas(AS)

e)        Teori  “THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)

Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :

1.      Thoughts and feeling

2. Personal reference

3. Resources

4. Culture

B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh : 

Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan

kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang

diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak

ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren

kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin

naik (C).

Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan 

Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan

“behavior change”

Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :

1.      mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan )

2. pembentukan atau pengembangan perilaku sehat

3. memelihara perilaku yang sudah positif

Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.

Teori Perubahan Perilaku Kesehatan

Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas

rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya

apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu

meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan

perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb


a)        Dissonance Theory (Festinger : 1957)

Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis,

yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan

kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang

bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi  penyesuaian secara

kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.

Contoh : 

Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki

kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang

bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok

(consonance).

b)       Teori Fungsi (Katz : 1960)

Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :

1.      instrumental

2. defence mechanism

3. penerima objek dan pemberi arti

4. nilai ekspresif

Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi

perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan

orang tersebut.

c)        Teori Kurt Lewin (1970)

Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving

forces (kekuatan-kekuatan pendorong)   dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan).


Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :

1.      Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru 

Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit  kusta sebelumnya tidak mau

memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya

untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas

kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta. 

2.      Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru 

Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit

keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.

3.      Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.

Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai