Disusun Oleh :
Marisa Oktavia
(173001010010)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat ridho dan hidayah-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Sosial Dan Budaya tanpa
adanya halangan dan rintangan yang berarti. Penulis menyampaikan trimakasih kepada
teman-teman dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian makalah ini, tanpa bantuan
dari teman-teman dan semua yang membantu saya dalam pembuatan makalah ini saya tidak
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh sekali dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak sekali kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan makaalah ini.semoga
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………………………………... i
Kata Pengantar……………………………………………………………….. ii
BAB I PENDAULUAN
1.3 Tujuan……………………………………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian................................................................................................. 4 3
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 9
B. Saran…………………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 10
BAB I
PENDAHULUAN
Derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perilaku, lingkungan,
pelayanan kesehatan dan keturunan. Diantara faktor – faktor tersebut pengaruh perilaku
terhadap status kesehatan , baik kesehatan individu maupunkelompok sangatlah besar. Salah
satu usaha yang sangat penting di dalam upaya merubah perilaku adalah dengan melakukan
kegiatan pendidikan kesehatan atau yang biasa dikenal dengan penyuluhan. Sejauh mana
kegiatan tersebut bisamerubah perilaku masyarakat akan sangat dipengaruhi oleh faktor –
faktor lain yang ikut berperan dan saling berkaitandalam proses perubahan perilaku itu
sendiri.
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup
berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir,
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme
yang bersangkutan. Jadi perilaku manuasia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari
manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas
mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal
1) Respondent response atau reflektife response ialah respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan tertentu. Perangsang semacam ini disebut elicting stimuli karena menimbulkan
respon yang relatif tetap misalnya makanan lezat menimbulkan keluarnya air liur, cahaya
yang kuat menyebabkan mata tertutup , menangis karena sedih, muka merah karena marah
2) Operant response atau instrumental response ialah respon yang timbul dan
reinforcing stimuli atau reinforcer karena perangsang tersebut memperkuat respon yang telah
dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu perangsang ini mengikuti atau memperkuat
perilaku yang sudah dilakukan. Sebagai contoh apabila seorang anak belajar atau sudah
melakukan suatu perbuatan kemudian dia memperoleh hadiah maka dia akan lebih giat
belajar atau lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut. Dengan kata lain respon yang
disebabkan hubungan yang pasti antara stimulus dan respon sehingga kemungkinan untuk
memodifikasinya sangat kecil, bahkan hampir tidak mungkin. Sebaliknya respon yang kedua
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang
berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.
1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik
secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan
b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria,
pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang
lain.
tradisional.
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit
2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap
praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan
sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan
2) Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau
menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.
Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit,
pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya,
dsb.
layak.
(3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua hal pokok yaitu faktor
perilaku dan di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu :
3) Faktor pendorong ( reinforcing factor ) yang terwujut di dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan maupun petugas lain , teman, tokoh yang semuanya bisa menjadi
Dari faktor – faktor di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau
masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi dari
orang yang bersangkutan. Disamping itu ketersediaan fasilitas kesehatan dan perilaku petugas
kesehatan juga mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Seseorang yang tidak
mau mengimunisasikan anaknya , dapat disebabkan karena dia memang belum tahu manfaat
imunisasi (predisposing factor ),.atau karena jarak posyandu dan puskesmas yang jauh dari
rumahnya (enabling factor ) sebab lain bisa jadi karena tokoh masyarakat di wilayahnya tidak
Model di atas dengan jelas menggambarkan bahwa terjadinya perilaku secara umum
tergantung faktor intern ( dari dalam individu ) dan faktor ekstern (dari luar individu ) yang
saling memperkuat . Maka sudah selayaknya kalau kita ingin merubah perilaku kita harus
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang
dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam
program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma
– norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan
perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang
harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi
biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran
sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan
membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara
Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat
lebih langgeng.
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan
bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat
bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang
informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua
ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap
ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam
yang langgeng.
1. Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun
eksternal
2. Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan
3. Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah
satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan
1. sikap
2. norma subjektif
3. pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu
ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang
Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud
dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku
masyarakat
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
2. Social support
3. Accessibility to information
4. Personal autonomy
5. Action situation
Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal,
2. Personal reference
3. Resources
4. Culture
B = f ( TF, PR, R, C )
Contoh :
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan
kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang
diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak
ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren
kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin
naik (C).
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan
“behavior change”
1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai
kesehatan )
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas
rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya
apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu
meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan
yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan
kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki
kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang
bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok
(consonance).
1. instrumental
2. defence mechanism
4. nilai ekspresif
perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan
orang tersebut.
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau
memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit
keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.