DISUSUN OLEH :
1. Advensiana Maria Inna Wayon (2281A0019)
2. Nur Diana Camelia (2281A0021)
3. Yulita Ermina (2281A0023)
4. Hidayatul Nikmah (2281A0024)
5. Maria Apriliana Kaka (2281A0025)
6. Alfi Qurrotul Aini (2281A0026)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan karunia-Nya kepada kami dapat menyelesaikan penulisan makalah
Promosi Kesehatan The Stages of Change (Transtheoretical) Model/TTM ini tepat
pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi
Kesehatan.
Penulis berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai The Stages of Change (Transtheoretical) Model/TTM, sehingga
mahasiswa memiliki bekal teori yang nantinya akan sangat bermanfaat dalam
melaksanakan praktik di lapangan.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi menyempurnakan makalah
ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transtheoretical Model ini menurut Prochaska dan Diclement (1983)
adalah suatu model yang integratif tentang perubahan perilaku. Kunci
pembangun dari teori lain yang terintegrasi. Model ini menguraikan
bagaimana orang-orang memodifikasi masalah perilaku atau memperoleh
suatu perilaku yang positif dari perubahan perilaku tersebut. Model ini adalah
suatu perubahan yang disengaja untuk mengambil suatu keputusan dari
individu tersebut. Model melibatkan emosi, pengamatan, perilaku, dan suatu
kepercayaan diri. Makalah ini akan menjelaskan teori dan aplikasi dari
Transtheoretical Model. Penggunaan Transtheoritical Model ini sebelumnya
telah diterapkan pada berbagai masalah perilaku : merokok, olahraga, diet
rendah lemak untuk orang yang gemuk, pengendalian berat badan,
penyalahgunaan alkohol, penggunaan kondom untuk perlindungan HIV,
penggunaan tabir surya (sunscreen) untuk mencegah kanker kulit,
penyalahgunaan obat, kepatuhan medis, skrining mamografi dan manajemen
stres. Disebut transtheoretical model karena berupaya menyatukan dan
mengintegrasikan kontruksi kunci dari beberapa teori menjadi suatu model
perubahan perilaku, populasi dan keadaan (pengobatan, upaya pencegahan,
atau upaya pembuat kebijakan). Terdapat 4 teori dalam model ini, teori
pertama adalah tahap perubahan, teori kedua adalah keseimbangan keputusan
(decisional balance), teori ketiga adalah efikasi diri (self-efficacy) dan teori
keempat adalah proses perubahan (process of change).
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimanakah konsep teori The Stages of Change (Transtheoritical)
Model/TTM?
2. Bagaimanakah teori The Stages of Change (Transtheoritical) Model/TTM
diaplikasikan untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan kesehatan
masyarakat?
3. Bagaimanakah kekuatan dan kelemahan teori The Stages of Change
(Transtheoritical) Model/TTM?
1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diambil tujuan dari pembuatan
makalah yang berjudul “The Stages of Change (Transtheoritical)
Model/TTM” sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep teori The Stages of Change (Transtheoritical)
Model/TTM.
2. Untuk mengetahui teori The Stages of Change (Transtheoritical)
Model/TTM diaplikasikan untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan
kesehatan masyarakat.
3. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan teori The Stages of Change
(Transtheoritical) Model/TTM
D. Manfaat
2. Agar pembaca mendapat ilmu lebih banyak mengenai teori “The Stages
of Change (Transtheoritical) Model/TTM "
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Transtheoretical Model yang diperkenalkan oleh James Prochaska,
John Norcross dan Carlo DiClemente (1994) dalam W. F, Velicer, dkk.
(1998), menggambarkan bahwa seseorang dianggap berhasil dan permanen
mengadopsi suatu perilaku bila telah melalui lima “tahap perubahan”
meliputi:
1. Pra Perenungan (Precontemplation)
Tahap dimana seseorang tidak berniat untuk mengambil tindakan di masa
mendatang, biasanya diukur dalam enam bulan kedepan. Mereka sering
dicirikan dalam teori lain sebagai tahan atau tidak termotivasi atau tidak
siap untuk program promosi kesehatan. Orang pada tahap ini disebabkan
oleh tidak tahu atau kurang tahu mengenai konsekuensi suatu perilaku atau
mereka telah mencoba berubah beberapa kali dan patah semangat terhadap
kemampuan berubahnya.
2. Perenungan (Contemplation)
Tahap dimana seseorang berniat untuk berubah pada enam bulan kedepan.
Mereka lebih peduli kemungkinan perubahan tetapi seringkali peduli
terhadap konsekuensi secara akut. Keseimbangan antara biaya dan
keuntungan perubahan dapat menimbulkan amat sangat ambivalen,
sehingga dapat menahan seseorang dalam tahap ini untuk waktu yang
lama.
3. Persiapan (Preparation)
Tahap dimana seseorang berniat untuk melakukan tindakan dengan segera
dalam waktu dekat, biasanya diukur bulan berikutnya. Mereka biasanya
telah secara khusus melakukan beberapa tindakan yang signifikan pada
satu tahun terakhir. Individu ini memiliki sebuah rencana tindakan, seperti
bergabung dengan kelas pendidikan kesehatan.
4. Aksi (Action)
Tahap dimana seseorang telah membuat modifikasi yang spesifik dan jelas
pada gaya hidupnya selama enam bulan terakhir. Karena aksi ini dapat
diamati, perubahan perilaku sering setarakan sebagai aksi. Dalam
Transtheoretical Model, aksi hanya satu dari lima tahap, tidak semua
modifikasi perilaku disebut sebagai aksi.
5. Pemeliharaan (Maintenance)
Tahap dimana seseorang berupaya menjaga untuk mencegah kambuh
tetapi mereka tidak menerapkan proses perubahan sesering aksinya.
Mereka tidak tergiur untuk kembali dan meningkatkan dengan lebih
percaya diri untuk melanjutkan perubahannya.
4
Processes of Changes merupakan aktivitas yang dilakukan individu
untuk maju di tiap tahapnya. Hal ini penting sebagai panduan dalam
program intervensi seperti variabel yang perlu disiapkan individu dalam
proses berpindah dari satu tahap ke tahap yang lain. Ada 10 proses di
dalamnya, yakni:
a. Conciousness raising merupakan peningkatan kesadaran tentang
penyebab, konsekuensi, cara penanganan suatu perilaku.
b. Dramatic relief merupakan proses dimana individu diharapkan untuk
mengekspresikan perasaannya terhadap perilaku yang menjadi
masalah.
c. Self re-evaluation merupakan pandangan individu bagaimana dirinya
dengan perilaku yang menjadi masalahnya dan bagaimana jika tidak.
d. Enviromental re-evaluation merupakan pandangan individu melihat
lingkungan sekitarnya jika ia melakukan hal yang menjadi masalah
dan bagaimana jika tidak
e. Self liberation merupakan keyakinan individu bahwa dia mampu
berkomitmen dan bertindak merubah kebiasaan buruknya
f. Social liberation merupakan kebutuhan peningkatan sosial atau
alternatif khususnya untuk orang-orang yang tertindas (minoritas).
g. Counterconditioning merupakan kebutuhan individu untuk
mempelajari perilaku sehat yang bertujuan untuk mengganti perilaku
tidak sehat
h. Stimulus control menghapus petunjuk untuk perilaku/kebiasaan yang
tidak sehat dan menambah petunjuk untuk perilaku sehat
5
i. Contingency management merupakan reward atau punishment yang
diri kita berikan saat melakukan perilaku sehat maupun tidak sehat
j. Helping relationship merupakan dukungan yang diterima individu dari
orang lain ketika ia melakukan perilaku sehat
k. Decisional balance, Individu menimbang pro dan kontra dari
perilakunya
l. Self efficacy, Keyakinan individu untuk dapat mengatasi masalahnya
dan tidak kembali pada hal tersebut\
6
Perokok sudah mulai tidak tergoda dengan rokok dan mulai terbiasa untuk
tidak merokok.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
TTM Transtheoretical Model/Teori Prochaska merupakan model teori
perubahan perilaku yang telah menjadi dasar untuk mengembangkan
intervensi yang efektif untuk mempromosikan perubahan perilaku kesehatan.
Model ini merupakan model integratif perubahan perilaku. TTM tersebut
menggambarkan bagaimana orang-orang memodifikasi masalah perilaku atau
mendapatkan suatu perilaku positif. TTM disebut juga sebagai tahapan
perubahan (Stage of Change).
Transtheoretical Model adalah suatu model yang sesuai untuk
perekrutan dari suatu keseluruhan populasi. Intervensi yang tradisional sering
berasumsi bahwa individu adalah siap untuk suatu perubahan perilaku segera
dan permanen. Strategi perekrutan cerminkan asumsi, dan sebagai hasilnya,
itu hanya suatu proporsi yang sangat kecil dari populasi mengambil bagian.
Transtheoretical Model tidak membuat apapun asumsi tentang bagaimana
individu siap adalah untuk ubah. Untuk mengenali individu yang berbeda itu
akan berada di langkah-langkah yang berbeda dan intervensi sesuai itu harus
dikembangkan untuk semua orang. Sebagai hasilnya, daftar biaya pengiriman
barang-barang keikutsertaan yang sangat tinggi telah dicapai.
Transtheoretical Model dapat memudahkan suatu analisa dari
mekanisme mediational itu. Intervensi adalah nampaknya akan secara
diferensial efektif dengan membangun dan hubungan yang tergambar jelas,
model dapat memudahkan suatu analisa proses dan pemandu peningkatan dan
modifikasi dari intervensi itu.
Transtheoretical Model dapat mendukung suatu penilaian yang lebih
sesuai tentang hasil. Intervensi harus dievaluasi dalam hal dari dampak
mereka, yaitu perekrutan menilai kemanjuran. Intervensi yang didasarkan
pada Transtheoretical Model mempunyai potensi untuk mempunyai kedua-
duanya adalah suatu kemanjuran yang tinggi dan suatu tingkat tarif
perekrutan yang tinggi, dengan begitu secara dramatis meningkatkan potensi
yang berdampak pada di keseluruhan populasi dari individu dengan resiko
kesehatan yang tingkah laku.
Untuk kelebihan dari teori ini diantaranya adalah teori ini dapat
mengintegrasikan teori terdahulu yang membahas modifikasi perilaku
sehingga lebih komprehensif dan kompleks. Teori ini dapat diterapkan dalam
8
seluruh lapisan masyarakat dengan segala perubahan tingkah laku yang ingin
dicapai karena memiliki pola yang umum. Lalu untuk kekurangan teori ini
adalah asumsi bahwa individu dapat memodifikasi perilakunya dalam waktu
6 bulan yang ternyata belum tebukti secara empiris dalam pembuktian waktu
yang tepat yang dibutuhkan dan tidak dapat menjelaskan faktor lain yang
mempengaruhi perilaku dari individu.
B. Saran
Bagi kita sebagai tenaga kesehatan sangat penting untuk mempelajari
TTM the stage of changes untuk memberikan promosi kesehatan bagi klien,
keluarga dan masyarakat yang kita layani. Karena dengan model ini kita
dapat memberikan promosi yang tepat.
9
DAFTAR PUSTAKA
10