Anda di halaman 1dari 3

PENYAKIT EBOLA

Pencegahan Primer
Hindari kontak dengan penderita Ebola dan cairan tubuh mereka, saran WHO.
Jangan menyentuh barang apa pun - seperti handuk - yang bisa berpotensi
terkontaminasi di tempat umum.

Di rumah sakit, perawat harus memakai sarung tangan dan alat pelindung,
seperti masker, dan mencuci tangan mereka secara teratur.

WHO juga memperingatkan terhadap mengkonsumsi daging satwa liar mentah


dan kontak dengan kelelawar yang terinfeksi atau monyet dan kera. Kelelawar
buah secara khusus dianggap lezat di daerah Guinea di mana wabah dimulai.

Pada bulan Maret, menteri kesehatan Liberia menyarankan orang untuk berhenti
melakukan hubungan seks, selain saran yang ada untuk tidak berjabat tangan
atau mencium. WHO mengatakan orang masih bisa menularkan virus melalui air
mani mereka selama tujuh minggu setelah pulih dari Ebola.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular
oleh virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus
Ebola, tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus
Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa
digunakan di Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus
Ebola. Dengan demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh
virus Ebola dapat di hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat
virus Ebola harus dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui
darah, yang menyebabkan para dokter yang terkena darah dari pasien yang
terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang
bisaa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar
gama, penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan
disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate dan ether.

Khusus untuk petugas medis, ada beberapa langkah pencegahan yang sebaiknya
diambil untuk meminimalisasi risiko tertular Ebola. Antara lain:
Berhati-hati saat menangani darah, cairan tubuh, kateter, serta saat memasang
infus pasien.
Gunakanlah perlindungan secara maksimal, misalnya dengan mengenakan
masker, sarung tangan, serta baju dan kacamata pelindung.

Senantiasa mencuci tangan, terutama setelah terjadi kontak langsung dengan


kulit pasien. Termasuk darah, cairan tubuh, dan benda-benda di sekitar pasien.

Hindari ritual pembersihan mayat tanpa mengenakan alat pelindung yang tepat.

Buang peralatan medis sekali pakai, misalnya alat suntik, secara hati-hati.

Mengisolasi pasien Ebola atau yang diduga menderita Ebola di ruangan khusus
dan membatasi jumlah pengunjung seminimal mungkin.

Pencehgahan sekunder

Setelah positif didiagnosis menderita Ebola, pasien akan menjalani perawatan intensif
di rumah sakit. Penanganan medis yang cepat dan tepat merupakan kunci dalam utama
meningkatkan kemungkinan keselamatan penderita.
Perawatan yang dilakukan hanya bertujuan untuk mendukung kekebalan tubuh pasien
dalam melawan virus. Pasien umumnya akan menerima cairan melalui infus untuk
mencegah dehidrasi. Selama tubuh memerangi penyakit Ebola, tekanan darah, kadar
oksigen dalam darah, serta fungsi organ-organ tubuh pasien harus dipertahankan
semaksimal mungkin.

PENCEGAHAN TERSIER

Pengobatan : Belum ditemukan obat untuk memberantas virus Ebola. Tetapi penelitian
terus dilanjutkan untuk menemukan vaksin dan obat yang efektif untuk menangani
penyakit ini.

Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan dengan tidak
mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar kematian yang
disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara psikologis. Apabila kita
mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan
semakin memperburuk kondisi kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya
rehabilitasi yang intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan psikologisnya
tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk secepatnya bisa
sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya
harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan
sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan
di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi
kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.

Anda mungkin juga menyukai