Pengertian Malaria
Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi
demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya campuran Plasmodium
falciparum dengan Plasmodium Vivax atau Plasmodium Malariae. Infeksi campuran tiga
jenis sekaligus jarang sekali terjadi. Infeksi jenis ini biasanya terjadi di daerah yang
tinggi angka penularannya. Malaria yang disebabkan oleh Plasmadium Vivax dan
Plasmadium Malariae dapat kambuh jika tidak diobati dengan baik. Malaria yang
disebabkan oleh spesies selain Plasmadium Falciparum jarang berakibat fatal, namun
menurunkan kondisi tubuh lemah, menggigil dan demam yang biasanya berlangsung 10-
14 hari.
C.Riwayat Alamiah Penyakit
Malaria dapat ditularkan melalui 2 cara yaitu cara alamiah dan bukan alamiah.
1. Penularan secara alamiah (natural infection), melalui gigitan nyamuk anopheles.
2. Penularan bukan alamiah, dapat dibagi menurut cara penularannya ialah:
a. Malaria bawaan (kongenital), disebabkan adanya kelainan pada sawar plasenta
sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya. Selain
melalui plasenta penularan dari ibu ke bayi melalui tali pusat.
b. Penularan secara mekanik terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik. Penularan
melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang menggunakan
jarum suntik yang tidak steril. Infeksi malaria melalui transfusi hanya menghasilkan
siklus eritrositer karena tudak melalui sporozoit yang memerlukan siklus hati sehingga
diobati dengan mudah.
c. Penularan secara oral, pernah dibuktikan pada ayam (Plasmodium gallinasium),
burung dara (Plasmodium relection) dan monyet (Plasmodium knowlesi).
Pada umumnya sumber infeksi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit
malaria, baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Dikenal beberapa keadaan klinik
dalam perjalan infeksi malaria yaitu :
lingkungan biologik dan lingkungan sosial budaya. Faktor geografi dan meterologi di
Indonesia sangat menguntungkan transmisi malaria di Indonesia. Pengaruh suhu ini
berbeda bagi setiap spesies. Pada suhu 26,7°c masa inkubasi ekstrinsik adalah 10-12
hari untuk P.falciparum dan 8-11 hari untuk P.vivax, 14-15 hari untuk P.malariae dan
P.ovale.
1. Lingkungan Fisik
meliputi suhu, kelembaban, hujan, ketinggian, angin, sinar matahari, arus air, kadar
garam.
a) Suhu
Suhu mempengaruhi parasit dalam nyamuk. Suhu yang optimum
berkisar antara 20°C dan 30°C. Makin tinggi suhu (sampai batas tertentu)
makin pendek masa inkubasi ekstrinsik (sporogoni) dan sebaliknya makin
rendah suhu makin panjang masa inkubasi ekstrinsik.
b) Kelembaban
Kelembaban yang rendah memperpendek umur nyamuk, meskipun
tidak berpengaruh pada parasit. Tingkat kelembaban 60 % merupakan batas
paling rendah untuk memungkinkan hidupnya nyamuk. Pada kelembaban yang
lebih tinggi nyamuk menjadi lebih aktif dan lebih sering menggigit, sehingga
meningkatkan penularan malaria.
c) Hujan
Pada umumnya hujan akan memudahkan perkembangan nyamuk dan
terjadinya epidemi malaria. Besar kecilnya pengaruh tergantung pada jenis dan
deras hujan, jenis vector dan jenis tempat perindukan. Hujan yang diselingi
panas akan memperbesar kemungkinan berkembang biaknya nyamuk
anopheles.
d) Ketinggian
Secara umum malaria berkurang pada ketinggian yang semakin
bertambah. Hal ini berkaitan dengan suhu rata-rata. Pada ketinggian di atas
2000 m jarang ada transmisi malaria. Hal ini bisa berubah bila terjadi
pemanasan bumi dan pengaruh dari El-Nino. Di pegunungan Irian Jaya yang
dulu jarang ditemukan malaria kini lebih sering ditemukan malaria.
e) Sinar matahari
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-
beda. An. Sundaicus lebih suka tempat yang teduh. An. Hyrcanus spp dan An
pinctulatus spp lebih menyukai tempat ysang terbuka. An. Barbirostris dapat
hidup baik di tempat yang teduh maupun yang terang.
f) Arus air
An.barbirostris menyukai perindukan yang airnya statis/mengalir
lambat, sedangkan An.minimus menyukai aliran air yang deras dan An.letifer
menyukai air tergenang.
g) Kadar garam
An.sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya 12-
18% dan tidak berkembang pada kadar garam 40% keatas. Namun di
Sumatera Utara ditemukan pula perindukan An. Sundaicus dalam air tawar.
2. Lingkungan Biologik
Tumbuhan bakau, lumut, ganggang dan berbagai tumbuhan lain dapat
mempengaruhi kehidupan larva karena ia dapat menghalangi sinar matahari atau
melindungi dari serangan makhluk hidup lainnya. Adanya berbagai jenis ikan
pemakan larva seperti ikan kepala timah (panchax spp), gambusia, nila, mujair, dan
lain-lain akan mempengaruhi populasi nyamuk di suatu daerah. Adanya ternak seperti
sapi, kerbau dan babi dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila
ternak tersebut dikandangkan tidak jauh dari rumah.
DAFTAR PUSTAKA
http://health.detik.com/read/2012/04/13/093105/1891503/763/
Harijanto, P,N. 1999. Malaria-Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis &
Penanganan.Jakarta: EGC.
Yatim Faisal. 2007. Macam- Macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya Jilid 2.
Jakarta: Pustaka Obor Populer