Anda di halaman 1dari 17

MINI RISET

ANALISIS HUBUNGAN POLA MAKAN, KETERPAPARAN MEDIA DAN


KETURUNAN TERHADAP KELEBIHAN BERAT BADAN PADA
MAHASISWA

DOSEN PENGAMPU:

NINDYA AYU PRISTANTI, S.Pd., M.Pd.

KELOMPOK 1

AISYAH FADHILLAH (4213121036)

ANANDHITAMAHARANI (4211121005)

ANDREAS SILITONGA (4212421002)

ANISA NOVITA (4213121003)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. dimana atas segala nikmat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan tugas mini riset yang berjudul “Analisis Hubungan
pola makan, keterpaparan media dan keturunan terhadap kelebihan berat badan pada mahasi”
untuk pemenuhan tugas pada mata kuliah Perkembangan Peserta Didik.

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tugas ini, serta kepada Ibu Nindya Ayu Pristanti, S.Pd., M.Pd. Selaku Dosen
pengampu mata kuliah perkembangan peserta didik yang telah memberikan arahan serta
bimbingan kepada penulis.

Penulis sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan penulis sendiri khususnya.

Medan, 25 Oktober 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2 Tujuan..................................................................................................................2
1.3 Manfaat................................................................................................................2

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN...................................3


2.1 Pengertian Obesitas..............................................................................................3
2.2 Manfaat Mengubah Pola Makan Menjadi Lebih Sehat........................................3
2.3 Langkah-Langkah Cara Mengatasi Obesitas........................................................4

BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................................6


3.1 Metode Penelitian Kuantitatif..............................................................................6
3.2 Metode Survei......................................................................................................6

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................7
4.1 Langkah Penelitian...............................................................................................7
4.2 Hasil Penelitia......................................................................................................7
BAB V PENUTUP.........................................................................................................12
5.1 Kesimpulan..........................................................................................................12
5.2 Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
LAMPIRAN BIODATA...............................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan overweight dan obesitas di seluruh dunia sebagian besar didorong oleh
liberalisasi perdagangan global, pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang cepat. Faktor
ini terus memicu perubahan dramatis dalam gaya hidup dengan cara mempromosikan
keseimbangan energi positif dan pola makan yang sehat. Perubahan harus mencakup
kebijakan global tingkat tinggi dari komunitas internasional dan upaya terkoordinasi oleh
pemerintah, organisasi, komunitas, dan individu untuk secara positif mempengaruhi
perubahan perilaku.
WHO memperingatkan bahwa kelebihan berat badan dan obesitas merupakan risiko
utama kelima kematian global. Tingginya prevalensi obesitas tidak lagi hanya dialami
oleh negara maju, tetapi juga negara berkembang. Anak-anak dengan obesitas memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mengembangkan faktor risiko kardiometabolik yang
terisolasi secara sosial, kemudian menjadi korban atau pelaku bullying.
Amerika Serikat saja, ada lebih dari 60 juta pria dan wanita obesitas, dan semakin
lazim di antara anak-anak. Faktor risiko untuk obesitas di Amerika Serikat termasuk
peningkatan usia, jenis kelamin perempuan, dan minoritas kelompok tertentu. Banyak
kondisi kesehatan yang serius di negara maju berhubungan dengan obesitas, termasuk
stroke, penyakit jantung koroner, diabetes mellitus tipe 2, hipertensi, kanker tertentu, dan
kardiovaskular. Dengan demikian, implikasi kesehatan masyarakat yang serius tingkat
lemak tubuh yang tidak sehat memerlukan kebutuhan untuk pemahaman yang lebih.
Pada tahun 2013, orang dengan kegemukan di dunia berjumlah 2,1 miliar. Akhir-
akhir ini banyak bukti yang menunjukkan bahwa kejadian overweight dan obesitas
meningkat sangat tajam diberbagai negara Asia Pasifik, US, Eropa, serta Australia. Pada
Negara Asia, prevalensi obesitas di Korea Selatan 20,5% overweight dan 1,5% obesitas,
Thailand 16% overweight dan 4% obesitas, di China 12% pada laki-laki overweight dan
14,4% pada perempuan.
Prevalensi anak obesitas berusia 6-12 tahun di Indonesia pada tahun 2010 cukup
tinggi (9,2%).(7) Menurut data hasil Riskesdas 2013 di Sulawesi Selatan, prevalensi
obesitas umum untuk laki-laki sebesar 18,5 % dan perempuan 31,5 %, dan kota Makassar
sebanyak 10,3% obesitas. Beberapa faktor penyebab overweight dan obesitas pada anak

1
antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan,
minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan pola makan, keterpaparan media dan keturunan terhadap
overweight siswa Sekolah Dasar.
2. Mengetahui distribusi frekuensi kejadian obesitas pada anak sekolah dasar.
3. Mengetahui hubungan perilaku sedentary behavior (perilaku kurang gerak) dengaan kejadian
obesitas pada anak sekolah dasar.

1.3 Manfaat
1. Memberikan manfaat sebagai bahan pengetahuan bagi para pembaca untuk lebih mengetahui
tentang obesitas pada anak.
2. Dapat menambah informasi mengenai mengatasi kepercayaan diri seseorang jika mengalami
obesitas.
3. Agar dapat menambah pengetahuan mengenai cara mencegah terjadinya obesitas pada anak.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Pengertian Obesitas

Massa anak-anak merupakan massa dimana anak sedang melakukan pertumbuhan.


Dalam proses pertumbuhannya, anak memerlukan pemenuhan gizi yang tepat. Dalam hal ini
orang tua lah yang berpengaruh besar dalam hal pemenuhan gizi pada anak. Pemenuhan gizi
ini juga harus sesuai takarannya agar tidak terjadi kelebihan berat badan.

Kelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak hingga usia
dewasa. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang masuk
dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik,
perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan. Jika keadaan ini berlangsung terus
menerus dan dalam jangka waktu yang cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya
obesitas.

Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu permasalahan yang sangat merisaukan
remaja. Namun disisi lain obesitas juga banyak terjadi dikalangan anak-anak. Obesitas adalah
kondisi akumulasi lemak yang abnormal atau berlebihan di jaringan adiposa. Obesitas pada
anak merupakan masalah kesehatan karena prevalensi obesitas anak di dunia semakin
meningkat. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese) yang
disebabkan penumpukan adipose (jaringan lemak khusus yang disimpan oleh tubuh) secara
berlebihan.

Obesitas pada masa anak dapat meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM) tipe 2.
Obesitas yang terjadi pada anak bisa beresiko tinggi menjadi obesitas pada massa remaja dan
berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa dan penyakit degeneratif seperti
penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah, dan lain-lain. Selain itu, obesitas pada anak
khususnya usia 6-7 tahun juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan karena aktifitas dan
kreatifitas anak menurun dan membuat anak malas karena kelebihan berat badan.

3
2.2 Manfaat Mengubah Pola Makan Menjadi Lebih Sehat

Mengubah pola makan menjadi lebih sehat memang membutuhkan usaha dan
konsistensi. Namun, jika sudah terbiasa, banyak manfaat kesehatan yang akan diperoleh. Di
antaranya, bisa terjauh dari berbagai penyakit sampai memiliki mood yang baik.

1. Baik untuk kesehatan jantung


Tekanan darah tinggi atau hipertensi, adalah kekhawatiran yang berkembang di
berbagai negara termasuk Indonesia. Kondisi ini dapat menyebabkan serangan
jantung, gagal jantung, dan stroke.
Beberapa sumber melaporkan bahwa perubahan gaya hidup, seperti
meningkatkan aktivitas fisik dan makan sehat kemungkinan bisa mencegah penyakit
jantung prematur, serta diagnosis stroke hingga 80 persen.
2. Mengurangi risiko kanker
Kehadiran radikal bebas dalam tubuh meningkatkan risiko kanker. Namun
mengonsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat mengurangi risiko
tersebut sekaligus melindungi sel dari kerusakan.
Banyak fitokimia yang ditemukan dalam buah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, dan kacang-kacangan bertindak sebagai antioksidan. Termasuk beta-
karoten, likopen, dan vitamin A, C, dan E. Semuanya bagus untuk mengurangi risiko
kanker.
3. Membuat suasana hati yang lebih baik
Beberapa bukti menunjukkan ada hubungan yang erat antara diet dan suasana
hati. Pada 2016, para peneliti menemukan bahwa diet dengan beban glikemik tinggi
dapat memicu peningkatan gejala depresi dan kelelahan.
Diet dengan beban glikemik tinggi mencakup banyak karbohidrat olahan, seperti
yang ditemukan dalam minuman ringan, kue, roti putih, dan biskuit. Sayuran, buah
utuh, dan bijibijian memiliki beban glikemik yang lebih rendah. Karena itu,
perubahan pola makan yang lebih sehat mungkin akan membantu masalah ini.
4. Membantu menurunkan berat badan
Mempertahankan berat badan yang moderat dapat membantu mengurangi
risiko masalah kesehatan kronis. Kamu bisa memiliki berat badan yang ideal dengan
diet sehat yang bebas dari makanan olahan.
Kamu juga bisa memperbanyak serat dan membantu mengatur rasa lapar dengan
membuat orang merasa kenyang lebih lama. Pada 2018, para peneliti menemukan

4
bahwa diet kaya serat dan protein tanpa lemak menghasilkan penurunan berat badan
tanpa perlu memantau asupan kalori.
5. Meningkatkan kesehatan usus
Usus besar penuh dengan bakteri alami, yang memainkan peran penting dalam
metabolisme dan pencernaan. Bakteri ini terpengaruh dengan pola makanmu.
Diet rendah serat dan tinggi gula dan lemak mengubah mikrobioma usus,
meningkatkan peradangan di daerah tersebut. Sementara, diet kaya sayuran, buah-
buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian memberikan kombinasi prebiotik dan
probiotik yang membantu bakteri baik berkembang di usus besar. Jadi, ubah pola
makanmu agar lebih banyak memakan makanan yang baik untuk pencernaan.
6. Protein
Protein adalah makronutrien penting yang berfungsi untuk setiap sel dalam
tubuh. Nutrisi ini membantu dalam membangun dan memperbaiki sel dan jaringan
tubuh, termasuk kulit, rambut, otot, dan tulang. Protein juga penting untuk pembekuan
darah, respons sistem kekebalan tubuh, hormon, dan enzim. Ada banyak makanan
kaya protein yang juga mengandung mineral tinggi, termasuk zat besi, magnesium,
dan seng.Protein terkandung dalam makanan hewani dan nabati, termasuk daging,
ikan, telur, kacang-kacangan, biji-bijian, dan kedelai, merupakan pilihan protein bagi
mereka yang menjalani pola makan vegan atau vegetarian. Asupan protein
berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG) adalah 50 gram protein per hari dengan diet
2.000 kalori. Namun, kebutuhan protein setiap individu akan bervariasi, tergantung
pada tingkat aktivitas dan berat badan.
7. Buah dan Sayuran
Makan buah-buahan dan sayuran dapat membantu tubuh memenuhi nutrisi,
karena memiliki banyak vitamin, mineral, dan serat. Memilih berbagai macam buah
dan sayuran berwarna adalah cara terbaik untuk mendapatkan semua vitamin dan
mineral yang tubuh butuhkan. Sebaiknya tambahkan buah atau sayuran setiap makan.
Guna mendapatkan banyak manfaat kesehatan, pastikan memeriksa setiap label
produk dan menghindari makanan kalengan, beku, atau kering dengan kandungan
tinggi garam atau gula tambahan. Diet tinggi buah dan sayuran bisa membantu
menjaga berat badan tetap sehat. Makan buah dan sayuran juga dapat mengurangi
banyak risiko masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung, stroke, lonjakan gula
darah, tekanan darah tinggi (hipertensi), dan beberapa jenis kanker.
8. Karbohidrat Kompleks

5
Karbohidrat kompleks mengandung lebih banyak nutrisi daripada karbohidrat
sederhana (makanan yang dicerna lebih cepat). Jenis karbohidrat kompleks lebih
tinggi serat dan mencerna lebih lambat, sehingga membantu merasa kenyang lebih
lama. Hal ini bisa menjadi pilihan yang baik untuk mengontrol berat badan. Makanan
dari karbohidrat kompleks juga ideal bagi penderita diabetes tipe 2, karena membantu
mengelola lonjakan gula darah setelah makan. Serat dan pati adalah dua jenis
karbohidrat kompleks. Serat adalah zat gizi sangat penting karena bisa meningkatkan
keteraturan usus dan membantu mengontrol kolesterol. Sumber utama serat makanan,
termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, kacang polong, dan biji-bijian.
Pati juga terdapat dalam beberapa makanan yang sama seperti serat. Bedanya,
makanan tertentu lebih bertepung daripada berserat, seperti kentang, roti gandum,
sereal, jagung, gandum, kacang polong, dan nasi.
9. Lemak Baik
Lemak juga bagian penting dari pola makan yang sehat, karena dibutuhkan
untuk fungsi sistem saraf, penyerapan vitamin tertentu, energi, dan untuk kesehatan
kulit, rambut, dan persendian. Kandungan lemak terdapat dalam makanan hewani
maupun nabati, dan memiliki beberapa jenis lemak utama, dan beberapa lebih
menyehatkan. Jenis lemak tak jenuh tunggal dan tak jenuh ganda adalah lemak sehat
yang meningkatkan kesehatan jantung. Beberapa makanan sebagai sumber lemak
sehat, termasuk alpukat, ikan, kacang-kacangan, dan bijibijian. Sedangkan lemak
jenuh dan lemak trans dapat meningkatkan kolesterol total dan lowdensity lipoprotein
(LDL) atau kolesterol jahat, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Lemak
jenuh biasanya terdapat dalam produk hewani, antara lain krim, daging berlemak, dan
gorengan. Berdasarkan AKG harian, setiap orang harus mendapatkan 78 gram lemak
per hari dalam diet 2.000 kalori. Orang harus berusaha mendapatkan kurang dari 10%
kalori harian dari lemak jenuh.
10. Biji-bijian Utuh
Berserat Tinggi Produk yang terbuat dari biji-bijian utuh, termasuk germ (embrio
yang kaya nutrisi) dan dedak (lapisan luar yang bergizi). Sebaliknya, biji-bijian
olahan hanya mengandung sebagian biji-bijian. Mengonsumsi gandum utuh sebagai
pola makan sehat bergizi dan seimbang akan mendapatkan manfaat kesehatan yang
sangat baik bagi tubuh. Asupan tinggi biji-bijian dapat membantu mengurangi risiko
banyak masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, penyakit kardiovaskular, kanker,
dan mengurangi semua penyebab kematian. Makanan dari biji-bijian utuh

6
mengandung tinggi serat, sumber vitamin B, dan mineral yang baik, seperti zat besi
seng, dan magnesium. Namun, biji-bijian akan kehilangan banyak khasiatnya jika
telah melalui proses pemurnian.
11. Produk susu
Berkalsium tinggi minuman dan makanan dari susu bisa mejadi sumber kalsium
yang sangat baik bagi tubuh. Mengonsumsi makanan yang kaya kalsium bisa
membantu meningkatkan kesehatan tulang dan gigi.

12. Hindari makanan yang tidak sehat dengan mengikuti makan sehat
Secara alami akan mengurangi asupan makanan tidak sehat. Tidak ada makanan
yang perlu anda hindari sepanjang hidup, tetapi harus membatasi beberapa makanan
yang harus dihindari, termasuk : makanan dengan kandungan tinggi gula, terutama
minuman manis, dapat beresiko meningkatkan obesitas, dan penyakit metabolisme.
Minyak nabati, meskipun tidak sedikit yang percaya ini sehat, tetapi minyak nabati
dapat mengganggu keseimbangan omega 6 dan 3 dalam tubuh, yang dapat
menyebabkan masalah kesehatan. Produk olahan rendah lemak. Sering tersamarkan
sebagai alternatif makanan sehat, produk rendah lemak biasanya mengandung banyak
gula agar rasanya lebih enak.

Penggunaan gadget yang berlebihan merupakan salah satu keterpaparan media


yang diketahui bisa meningkatkan terjadinya overweight. Anak-anak yang
diperbolehkan menggunakan gadget di kamarnya mengalami peningkatan risiko
obesitas sebanyak 30 persen, padahal diketahui bahwa obesitas pada anak
meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung sehingga menurunkan angka
harapan hidup. Jadi semakin kita mengurangi penggunaan gadget kita akan dapat
melakukan sesuatu yang lebih bermanfaat dan mungkin melakukan sesuatuu yang
menghasilkan keringat. Jadi semakin kita menguranginya manfaatnya akan lebih baik
untuk mengurangi berat badan dan meningkatkan kesehatan tubuh. Obesitas terjadi
akibat asupan energi lebih tinggi daripada energi yang dikeluarkan. Asupan energi
tinggi disebabkan oleh konsumsi makanan sumber energi dan lemak tinggi,
sedangkan pengeluaran energi yang rendah disebabkan karena kurangnya aktivitas
fisik dan sedentary life style. Konsumsi energi ialah energi yang dikonsumsi sebagai
makanan dan minuman yang dapat di metabolisme dalam tubuh kita. Jadi semakin

7
kita merubah pola makan maka kita dapat mengatur pola makan kita lebih sehat dan
lebih seimbang antara lemak yang digunakan dan di simpan.

2.3 Langkah-langkah Cara Mengatasi Obesitas

1. Mengatur pola makan

Salah satu cara mengatasi obesitas yang paling penting yakni mengatur kebiasaan
makan. Pola makan yang tidak sehat merupakan penyebab kegemukan yang paling sering
dialami oleh orang-orang. Asupan kalori yang lebih banyak dibandingkan yang dibakar tentu
dapat menyebabkan penumpukan lemak. Bahkan, kebiasaan makan yang tidak dibarengi
aktivitas fisik ini juga dipengaruhi oleh porsi dan pemilihan makanan. Akibatnya,
penumpukan lemak terjadi dan bisa memicu kenaikan berat badan yang mungkin berujung
pada obesitas. Meski begitu, Anda tidak bisa mengatur pola makan sembarangan, terutama
ketika menderita obesitas.

Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika merencanakan porsi dan menu
makanan untuk penyandang obesitas.

A. Hitung kebutuhan kalori


Sebelum mulai mengatur pola makan, perlu tahu terlebih dahulu berapa banyak kalori
yang dibutuhkan. Menghitung berapa banyak kebutuhan kalori harian pun perlu
mengenali dahulu berapa berat badan ideal. Jika sudah diketahui berapa berat badan ideal
sesuai tinggi Anda, angka ini dapat dimasukkan ke dalam hitungan kebutuhan kalori.
Perhitungan ini biasanya juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti jenis kelamin dan
intensitas aktivitas fisik harian. Bila berat badan saat ini dengan berat badan ideal
terlampau jauh, tentu menghasilkan perbedaan asupan kalori yang sangat berbeda. Jadi,
pengurangan kalori akan dilakukan bertahap hingga mencapai angka kebutuhan kalori
sesuai dengan berat badan ideal.
B. Pilih bahan makanan yang tepat.
Setelah berhasil mengetahui berapa kebutuhan kalori, Anda bisa mulai merancang
menu makanan sebagai cara mengatasi obesitas. Kunci utama dari menghilangkan lemak
saat kegemukan ini adalah pola makan yang sehat.
Tidak hanya menghindari junk food, perlu membiasakan diri terhadap kebiasaan
makan guna memenuhi gizi seimbang sesuai kondisi tubuh, yakni:
• pilih makanan berserat, seperti oats, pasta dari gandum, atau nasi merah.

8
• hindari jenis karbohidrat yang mengandung gula sederhana.
• perbanyak konsumsi sayur dan buah.
• batasi daging merah atau sumber protein hewani lainnya,
• konsumsi protein rendah lemak, seperti tahu dan ikan.
• gunakan jenis minyak yang sehat, seperti minyak zaitun.
• hindari makanan yang digoreng.
C. Rancang aturan menu makan sehari-hari.
Cara mengatasi obesitas dengan diet bukan berarti hanya makan satu kali dalam
sehari atau tidak makan seharian. Tubuh tetap butuh makanan untuk menghasilkan
energi. Itu sebabnya, Anda masih boleh makan tiga kali sehari, bahkan dibarengi dengan
camilan. Walaupun demikian, ada hal yang perlu diubah dari aturan jam makan. Sebagai
contoh, sarapan jam 7, lalu dilanjutkan camilan pagi sekitar pukul 10. Jam makan siang
bisa diatur pukul 12 siang, kemudian makan selingan kembali pukul 4 sore. Terakhir,
usahakan untuk makan malam pada pukul 6 atau 7 malam. Perlu diingat bahwa pilihan
camilan dan makanan perlu disesuaikan dengan kebutuhan kalori. Bagi yang mengalami
obesitas dan ingin mengatasinya dengan menjalani diet, konsultasikan dengan ahli gizi.
Dengan begitu, ahli gizi dapat membantu merancang aturan dan menu makanan sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan kalori.
D. Bersabar dalam mengatasi obesitas.
Menurunkan berat badan untuk penyandang obesitas dengan diet tentu memiliki
proses yang berbeda-beda bagi setiap orang. Sebab, ini tergantung dengan seberapa besar
berat badan saat obesitas. Semakin jauh rentang antara berat badan ideal dengan berat
badan saat ini, waktu yang dibutuhkan mungkin lebih lama. Selain itu, penurunan berat
badan yang normal dalam satu minggu yaitu sekitar 0,5 – 1 kilogram. Bila berat badan
turun drastis secara tiba-tiba, ada kemungkinan mengalami masalah kesehatan tertentu.
2. Berolahraga dan beraktivitas
Olahraga untuk obesitas.Selain mengatur pola makan, cara mengatasi obesitas
lainnya adalah mulai rutin berolahraga atau sekadar sering bergerak. Banyak orang yang
telah terbukti berhasil mempertahankan diet penurunan berat badan mereka dengan
olahraga teratur. Tidak perlu langsung berolahraga dengan intensitas berat guna
mendapatkan hasil yang instan. Olahraga yang disarankan untuk penyandang obesitas
dapat dimulai secara perlahan dan sedikit demi sedikit.

9
Berikut hal yang perlu diperhatikan ketika mulai aktif bergerak dan rutin berolahraga
ketika mengalami kegemukan :
A. Olahraga
Umumnya, para penyandang obesitas perlu melakukan aktivitas intensitas sedang
setidaknya 150 menit dalam seminggu. Hal ini bertujuan mencegah kenaikan berat
badan atau untuk mempertahankan berat badan yang turun. Bila Anda ingin angka
timbangan semakin turun, usahakan untuk berolahraga 300 menit atau lebih dalam
seminggu. Anda bisa melakukannya secara bertahap dengan meningkatkan jumlah
olahraga saat daya tahan dan kebugaran meningkat.
B. Aktivitas fisik
Berbeda dengan olahraga, aktivitas fisik meliputi kegiatan rumah tangga
sederhana seperti menyapu, mengepel, atau lebih sering berjalan kaki. Dengan lebih
banyak bergerak, tubuh akan membakar lemak dan kalori lebih banyak. Mungkin
bisa mengubah kebiasaan sederhana yang dapat memberikan manfaat, meliputi:
• memarkir kendaraan lebih jauh dari pintu masuk,
• menyelesaikan pekerjaan rumah tangga,
• berkebun dan bangun pagi secara rutin, dan
• memakai alat pelacak langka kaki. Jumlah langkah kaki yang disarankan
untuk menjaga tubuh tetap fit yaitu 10.000 langkah setiap hari. bisa
meningkatkan jumlah langkah secara bertahap untuk mencapai angka tersebut
sebagai cara mengatasi obesitas.
3. Perubahan perilaku.
Baik pola makan dan aktivitas fisik adalah bagian dari perubahan menuju gaya
hidup yang sehat. Keduanya juga dimaksudkan sebagai cara untuk mengatasi obesitas
agar lemak dan berat badan turun. Meski begitu, pola makan dan aktivitas fisik ini juga
perlu dibarengi dengan perubahan perilaku terhadap diri sendiri. Metode ini ditujukan
untuk memeriksa kebiasaan saat ini untuk mengenali faktor, stres, dan situasi apa yang
menjadi penyebab obesitas. Terapi perubahan perilaku ini biasanya meliputi berbicara
dengan psikolog untuk mengatasi masalah emosional dan berbicara dengan kelompok
pendukung. bisa mencari program ini ketika obesitas dari rekomendasi dokter atau rumah
sakit.
4. Obat resep penurun berat badan.

10
Dokter mungkin akan meresepkan obat untuk mengobati obesitas atau kelebihan
berat badan. Perlu diingat bahwa cara mengatasi obesitas ini harus digunakan bersamaan
dengan pola makan, olahraga, dan perilaku. Tujuan utama dari obat penurun berat badan
(anti-obesitas) yakni membantu pasien menjalani diet rendah kalori. Obat ini berfungsi
menghentikan rasa lapar dan membantu memperlama sinyal kenyang yang muncul.
Tidak hanya itu, ada kriteria khusus yang dibutuhkan oleh pasien untuk mendapatkan
resep obat anti-obesitas dari dokter, yaitu:
• Indeks massa tubuh 30 atau lebih besar,
• Mengalami komplikasi obesitas, seperti diabram ini ketika obesitas dari
rekomendasi dokter atau rumah sakit.
• Mempertimbangkan riwayat kesehatan dan efek samping,
• Tidak sedang hamil, atau
• Menggunakan obat-obatan tertentu.
5. Operasi bariatrik
Bila anda termasuk pasien obesitas yang parah, dokter mungkin akan
merekomendasikan operasi bariatrik. Operasi bariatrik yaitu gabungan dari beberapa
prosedur untuk menurunkan berat badan dengan membuat perubahan pada sistem
pencernaan. Prosedur ini juga dapat dijalani oleh pasien obesitas dengan tingkat
keparahan yang lebih rendah, tetapi memiliki masalah kesehatan yang serius. Cara
mengatasi obesitas ini dibagi menjadi beberapa bagian, antara lain:
• Membatasi ruang pada organ lambung,
• Memanipulasi lambung (sleeve gastrectomy),
• Membagi organ pencernaan menjadi lebih kecil (gastric bypass), atau
• Biliopancreatic diversion dan duodenal switch.

Bila cara mengatasi obesitas yang disebutkan berhasil, jangan lupa untuk
menerapkan upaya pencegahannya pula. Pencegahan obesitas sebenarnya tidak jauh
berbeda dengan pola makan sehat dan rutin beraktivitas fisik. Dengan begitu, tubuh
akan mendapatkan nutrisi yang seimbang dan berat badan ideal, sehingga terhindar
dari masalah obesitas. Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan konsultasikan
dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat.

11
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Metode Penelitian Kuantitatif


Metode penelitian kuantitatif berlandaskan pada filsafat positivisme, dipakai untuk
meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan alat ukur
(instrumen) penelitian, analisa data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
dan membuktikan hipotesis yang telah dibuat/ditetapkan.
3.2 Metode Survei
Metode penelitian survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan untuk
mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat,
karakteristik perilaku, hubungan variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang
variabel sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu. Teknik
pengumpulan data dengan pengamatan (wawancara atau kuisioner) dan hasil penelitian
cenderung untuk digeneralisasikan.

12
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Langkah Penelitian

1. Mahasiswa membuat soal kuisioner atau angket , dengan aplikasi gogle form. dimana
kuisioner atau angket berisikan pertanyaan mengenai bullying
2. Kuisioner atau angket online yang telah dibuat disebar luaskan kepada sesama mahasiswa
atau pun kepada peserta didik.
3. kuisioner atau angket yang telah diisi dan dijawab oleh peserta didik akan di tinjau dan
dibahas oleh pembuat mini riset

4.2 Hasil Penelitian

13
LAMPIRAN BIODATA
 BIODATA PENULIS

1. NAMA: Aisyah Fadhillah


Tgl. Lahir : 20 Mei 2003
Alamat : Jl.Kasuari No.90 lestari Kab.Asahan
Jenis kelamin: Perempuan
No. Hp: 083162024229
Email: aisyahfdh05@gmail.com
Riwayat Pendidikan:
- SDN 013857 KISARAN
- SMPN 2 KISARAN
- SMAN 4 KISARAN
- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

14

Anda mungkin juga menyukai