OLEH:
Kelompok 14
Azizah 1311211029
Universitas Andalas
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridha-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Dasar Epidemiologi
Kesehatan Reproduksi” tepat pada waktunya. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Kesehatan Reproduksi.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen mata kuliah
Epidemiologi Kesehatan Reproduksi, Ibu dr. Fauziah Elytha, MSc serta semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang
disebabkan oleh kemampuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB 1 : PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
BAB 2 : PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Konsep Epidemiologi Kesehatan Reproduksi (Kespro).....................................3
BAB 3 : PENUTUP....................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.2 Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................15
LAMPIRAN
ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1 Untuk mengetahui pengertian Kespro
2 Untuk mengetahui maksud dari Epidemiologi Reproduksi
3 Untuk mengetahui tentang Hak Reproduksi
4 Untuk mengetahui materi dalam Kespro
5 Untuk mengetahui metode yang digunakan dalam Epidemiologi Kespro
6 Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Epid Kespro
7 Untuk mengetahui penggunaan metode Epid Kespro
8 Untuk mengetahui ruang lingkup dalam Penelitian Kespro.
2
BAB 2 : PEMBAHASAN
3
3 Memberi pemahaman mengenai jendela kritis kerentanan
4 Mengidentifikasi tempat terjadi masalah kesmas yang paling besar
5 Memantau luas masalah kesmas
6 Mengidentifikasi kedaruratan penanganan masalah
7 Mengevaluasi keefisienan dan keefektifan program pencegahan dan terapi
8 Memberi informasi yang bermanfaat dalam keluarga berencana dan manajemen
pelayanan kesehatan.
4
2.1.4 Materi Kesehatan Reproduksi
1. Organ Reproduksi perempuan
a) Indung telur: Jumlah dua buah, terletak di kiri dan kanan rahim. Berfungsi
mengeluarkan sel telur sebulan sekali secara bergantian
b) Fimbria (ujung rahim): Bentuknya seperti tangan. Berfungsi menangkap sel
telur yang dikeluarkan oleh indung telur
c) Saluran telur: Berfungsi mengantar telur dari indung telur menuju rahim
d) Rahim: Berfungsi sebagai tempat menyimpan janin
e) Leher rahim
f) Liang senggama: Berfungsi sebagai tempat keluarnya menstruasi, tempat penis
saat bersenggama dan sebagai jalan keluar bayi saat melahirkan.
2. Organ reproduksi laki-laki
a Scrotum (kantung penis)
b Testis: Jumlahnya dua buah, berfungsi memproduksi sperma
c Saluran sperma, berfungsi menyalurkan sperma dari testis menuju vesica
seminalis
d Vesica seminalis: Sebagai tempat dikumpulkannya sperma yang dihasilkan
oleh testis. Vesica seminalis memproduksi cairan mani yang kemudian
bercampur dengan sel sperma.
e Saluran kencing
f Penis
3. Seks dan Kehamilan
Hubungan seks dapat menyebabkan kehamilan bila perempuan berada dalam
masa subur. Artinya walaupun hubungan seks hanya dilakukan satu kali,
perempuan sudah bisa hamil. Apalagi bila dilakukan lebih dari satu kali.
Hubungan seks sebelum menikah banyak mengandung risiko, seperti: kehamilan
yang tidak diinginkan, pengguguran kandungan atau terkena penyakit menular
seksual.
Kehamilan dapat terjadi karena pertemuan benih laki-laki dan perempuan.
Pada saat hubungan seks dilakukan, alat kelamin laki-laki masuk ke dalam vagina.
Bila terjadi ejakulasi (pengeluaran sperma dan cairan mani) dengan posisi alat
kelamin laki-laki berada di dalam vagina memudahkan pertemuan sperma dan sel
telur yang berisiko terjadinya pembuahan dan kehamilan.
5
Tanda-tanda kehamilan meliputi: tidak datang haid, pusing dan muntah pada
pagi hari, buah dada membesar, sekitar putting susu agak gelap dan perut ibu
membesar.
Kehamilan pada masa remaja dapat menyebabkan berbagai risiko yang
mengancam remaja dan bayinya, yaitu: keguguran, bayi lahir sebelum waktunya
serta berat badan lahir rendah, proses kelahiran dengan penyulit yang dapat
mengakibatkan kematian pada ibu atau bayinya. Risiko lain bagi remaja dapat
mengalami gangguan kejiwaan, risiko putus sekolah serta aborsi yang tidak aman.
4. Pencegahan Kehamilan
Kontrasepsi merupakan suatu metode untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Macamnya antara lain:
a Metode Kontrasepsi Alamiah
Yaitu pencegahan kehamilan tanpa menggunakan alat dan tanpa pemeriksaan
medis, meliputi: abstinesia (tidak melakukan hubungan seks), senggama
terputus (pada puncak senggama zakar dikeluarkan dari vagina sehingga mani
keluar di luar vagina), pantang berkala (tidak senggama pada masa subur).
b Metode Kontrasepsi Buatan
Yaitu pencegahan kehamilan dengan menggunakan alat, dan harus melalui
pemeriksaan medis. Metode ini terdiri dari non hormonal (kondom, spermisida
dan alat kontrasepsi dalam rahim) serta hormonal (pil, suntik, susuk).
5. Perilaku seksual berisiko dan akibatnya
Perilaku seksual berisiko adalah perilaku seks yang berisiko tertular penyakit
menular seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Beberapa perilaku seksual beresiko yang
perlu diketahui adalah:
a Homoseksual dan biseksual
Homoseksual adalah suatu kondisi tertentu di mana seseorang dapat tertarik
dengan sesama jenisnya. Hubungan antara laki-laki dan laki-laki dikenal
dengan istilah gay, sedangkan jika wanita dengan wanita lainnya disebut
lesbian. Mereka yang tertarik dengan sesama jenisnya dapat juga tertarik
dengan lawan jenis serta dorongan seksual timbul terhadap keduanya atau
disebut biseksual
b Hubungan seksual anal
Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin
6
pria ke dubur pasangannya. Perilaku ini dapat mengakibatkan luka pada anus,
sehingga berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.
c Hubungan seksual oral
Yaitu hubungan seks yang dilakukan dengan cara memasukkan alat kelamin ke
mulut pasangannya. Perilaku ini berisiko tertular PMS dan HIV/AIDS.
6. Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS
a Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS merupakan penyakit yang menular terutama melalui hubungan seksual.
PMS ini akan lebih berisiko bila melakukan hubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Pada laki-laki,
gejalanya lebih mudah dikenali/dirasakan. Sedangkan pada perempuan,
sebagian besar tanpa gejala sehingga cenderung tidak mencari pengobatan dan
menjadi sumber penularan PMS. Ada 3 gejala utama dalam PMS dan jenisnya,
yaitu 1) duh tubuh/cairan: gonore/kencing nanah, radang saluran kemih,
klamidia dan kandidiasis genital, 2) tukak/luka: sipilis/raja singa, herpes, 3)
gejala tumbuhan: kutil kelamin/jengger ayam.
b HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) adalah kumpulan
gejala/sindrom akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh manusia.
Penyebabnya adalah virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang
menyerang sel-sel pertahanan tubuh. HIV/AIDS dapat menular melalui:
hubungan seks dengan pasangan yang mengidap HIV, transfusi darah yang
mengandung HIV serta dari ibu hamil HIV ke bayi yang dikandungnya, juga
melalui Air Susu Ibu.
7
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan dalam penyelidikan epiemiologi.
Angka kesakitan dan kematian hampir semua keadaan menunjukkan hubungan
dengan umur.
Jenis kelamin
Angka pada data di luar negeri menunjukkan bahwa angka kesakitan lebih tinggi
di kalangan wanita sedangkan angka kematian lebih tinggi di kalangan pria pada
semua golongan umur. Tapi untuk Indonesia hal tersebut masih perlu dipelajari
lebih lanjut.
Kelas sosial
Kelas sosial adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan angka
kesakitan atau kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan
seseorang.
Jenis pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat berperan dalam timbulnya penyakit melalui beberapa jalan.
Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola kesakitan banyak
dikerjaan di Indonesia terutama pola penyakit kronis, misalnya penyakit jantung,
tekanan darah tinggi dan kanker.
Penghasilan
Seseorang kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada mungkin oleh
karena tidak mempunyai cukup uang untuk membeli obat, membayar transport,
dsb.
Golongan etnik
Berbagai golongan etnik dapat berbeda di dalam kebiasaan makan, susunan
genetika, gaya hidup dan sebagainya yang dapat mengakibatkan perbedaan angka
kesakitan dan kematian.
Status perkawinan
Dalam penelitian telah ditunjukkan bahwa terdapat hubungan antara angka
kesakitan maupun kematian dengan status kawin, tidak kawin, cerai, dan
duda/janda; angka kematian karena penyakit-penyakit tertentu maupun kematian
karena semua sebab makin meninggi dalam urutan tertentu.
Besarnya keluarga
Pada keluarga besar dan miskin, anak-anak dapat menderita karena penghasilan
keluarga harus digunakan oleh banyak orang.
8
Struktur keluarga
Struktur keluarga mempunyai pengaruh terhadap kesakitan (penyakit menular dan
gangguan gizi) dan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
b) Tempat (place)
Pengetahuan mengenai distribusi geografis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologi penyakit. Perbandingan pola penyakit sering dilakukan antara:
Batas daerah pemerintahan
Kota dan pedesaan
Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut atau padang
pasir)
Negara –negara, dan
Regional.
Dalam memperbandingkan angka kesakitan atau kematian antar daerah
(tempat) perlu diperhatikan terlebih dahulu di tiap-tiap daerah (tempat):
Susunan umum
Susunan kelamin
Kualitas data, dan
Derajat representatif dari data terhadap seluruh penduduk.
c) Waktu (time)
Mempelajari hubungan antra waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar
di dalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan penyakit
menurut waktu menunjukkan adanya perubahan faktor-faktor etiologis.
Melihat panjangnya waktu terjadinya perubahan angka kesakitan, maka
dibedakan:
1. Fluktuasi jangka pendek
Pola perubahan kesakitan ini terlihat pada epidemi umpamanya epidemi
keracunan makanan (beberapa jam), epidemi influenza (beberapa hari/minggu).
Epidemi cacar (beberapa bulan). Fluktuasi jangka pendek atau epidemik ini
memberikan petunjuk bahwa: penderita terserang penyakit yang sama dalam
waktu bersamaan atau hampir bersamaan waktu inkubasi rata-rata pendek.
9
2. Perubahan-perubahan secara siklus
perubahan secara siklus ini didapatkan pada keadaan timbul dan memuncaknya
angka-angka kesakitan atau kematian terjadi berulang-ulang tiap beberapa bulan,
tiap tahun atau tiap beberapa tahun, peristiwa semacam ini dapat terjadi baik pada
penyakit infeksi maupun pada penyakit bukan infeksi. Perubahan-perubahan
angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang panjang, bertahun-
tahun atau puluhan tahun yang disebut secular trends.
10
Karakter waktu meliputi detik, menit, jam, bulan, tahun dan sebagainya.
Misalnya setiap tahunnya komplikasi persalinan menyebabkan 200.000 kematian di
dunia atau setiap jam terdapat 5 kematian ibu bersalin di Indonesia.
Frekuensi dalam kesehatan reproduksi adalah upaya menguantifikasi
kejadian dan mengukur besarnya masalah. Misalnya persalinan dengan dukun 63%,
K1 mencapai 87 % dan K4 70 %. Determinan dalam kesehatan reproduksi adalah
mencari faktor penyebab atau yang mempengaruhi suatu kejadian atau faktor yang
memberi resiko. Misalnya, salah satu penyebab terjadinya Hemoragi Post-Partum
(HPP) adalah anemia pada ibu.
11
b Penelusuran sistematik dan cermat kelompok penduduk yang berbeda dapat
mengenal faktor-faktor penyebab dan pencegahan terjadinya penyakit.
3. Menjadi dasar untuk perencanaan, pelaksanaan dan penilaian.
Contoh, untuk menurunkan insiden preeklampsia/eklampsia dan kematian
prenatal dilakukan intervensi penyuluhan kesehatan tentang nutrisi, tanda-tanda
preeklampsia/eklampsia dan perlunya antenatal care (ANC) bagi ibu hamil.
Evaluasi program pada tahun 2003 sampai 2006 dilakukan surveilans untuk
menilai efek intervensi. Hasilnya preeklampsia/eklampsia menurun dari 18%
menjadi 4%. Kematian perinatal 10,8/1000 kelahiran menjadi 2/1000 kelahiran.
Kesimpulan, intervensi berhasil menurunkan komplikasi kehamilan yang
disebabkan preeklampsia/ eklampsia.
4. Uji intervensi.
Contoh pada identifikasi masalah ditemukan 1 dari 3 wanita di Amerika merokok,
1 diantara 4 wanita tetap merokok pada masa hamil dan prevalensinya terus
meningkat. Pada tahun 1988 dilakukan surveilans di 4 negara bagian Amerika
dengan pregnancy risk assessment monitoring system. Intervensi: uji efek
penghentian kebiasaan merokok melalui konseling pada wanita yang ingin
berhenti merokok, dibandingkan wanita yang masih tetap merokok. Hasil: wanita
yang berhenti merokok sejak 5 bulan kehamilannya akan melahirkan bayi dengan
berat badan lahir normal yang sama dengan ibu yang tidak merokok, tetapi ibu
yang tidak berhenti merokok pada saat hamil akan melahirkan bayi dengan berat
badan lahir rendah (BBLR).
12
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut
Kesehatan reproduksi sangat luas, sehingga diperlukan suatu lingkup yang
fokus ketika melakukan penelitian atau pengkajian yang lebih dalam. Adapun ruang
lingkup tersebut adalah kajian mengenai:
1. Perkembangan seksual
2. Kegiatan seksual
3. Kontrasepsi
4. Fertilita
5. Kehamilan yang tidak dikehendakI
6. Abortus
7. Mortalitas/morbiditas yang disebabkan dampak negatif kesehatan reproduksi
8. Alat reproduksi pria dan wanita
9. Layanan kesehatan ibu dan anak (KIA) dan keluarga berencana (KB).
Menurut Depkes RI (2001), Ruang lingkup Kespro meliputi:
1 Kesehatan Ibu dan bayi baru lahir
2 Keluarga berencana
3 Pencegahan dan penanggulangan infeksi saluran reproduksi termasuk PMS,
HIV/AIDS
4 Pencegahan dan penanggulangan komplikasi aborsi
5 Kesehatan reproduksi remaja
6 Pencegahan dan penanganan infertilitas
7 Kanker pada usia lanjut dan osteoporosis
8 Berbagai aspek kespro lainnya seperti kanker serviks, mutilasi genetalia, fistula,
dll.
13
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Istilah reproduksi berasal dari kata re yang artinya kembali, kata produksi
yang berarti membuat atau menghasilkan. Sehingga istilah reproduksi mempunyai
arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan keturunan demi kelestarian
hidupnya. Arti kesehatan reproduksi adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki seseorang. Pengertian sehat disini,
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, namun juga sehat secara
mental dan sosial kultural.
Epidemiologi kesehatan reproduksi adalah ilmu yang mempelajari tentang
distribusi, frekuensi dan determinan penyakit atau masalah kesehatan reproduksi
pada populasi atau kelompok. Distribusi dalam kesehatan reproduksi adalah
memahami kejadian yang berkaitan dengan masalah kesahatan reproduksi,
epidemiologi menggambarkan kejadian menurut tempat, orang dan waktu. Oleh
karena itu, dalam epid kespro menggunakan metode yang sangat berperan penting,
yang dapat memberikan informasi yang sangat bermanfaat terutama dalam bidang
kesehatan reproduksi.
3.2 Saran
Mengingat pentingnya epidemiologi kesehatan reproduksi ini maka
diharapkan setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami segala hal
tentang epidemiologi kesehatan reprodusi, dan khusunya kepada tenaga kesehatan
agar dapat mengaplikasikannya secara baik dan benar guna meningkatkan status
kesehatan masyarakat.
14
DAFTAR PUSTAKA
15
LAMPIRAN
16