1,2,3,4
Universitas Tidar, Jl. Kapten Suparman No. 39 Tuguran, Magelang Utara. Telp. (0293) 364113.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
e-mail: nurulfa297@gmail.com , rismayanti2111@gmail.com, ikaw83506@gmail.com,
Iraagustin999@gmail.com
ABSTRACT
Penulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui Program Keluarga Berencana (KB) Dalam
Menekan Laju Pertumbuhan di Kota Semarang. Desain tulisan ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Teknik Pengumpulan data menggunakan study literature dari berbagai jurnal, skripsi dan sumber-sumber lainnya.
Bahasan tulisan ini adalah dalam menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah menerapkan kebijakan
program Kelaurga Berencana, dimana studi kasus dalam tulisan ini adalah Kota Semarang pada tahun 2013. Hasil
dari pelakasanaan program ini belum menunjukan keberhasilan yang memuaskan hal ini ditandai dengan masih
banyaknya masyarakat yang belum sadar akan pentingnya program KB karena berbagai alasan yang ada seperti
ingin punya anak lagi, mandul, menopause, puasa kumpul atau karena tradisi. Selain itu kesadaran kaum pria
dalam melakukan program KB juga belum muncul secara merata.
Seperti yang diketahui bahwa laju penduduk yang lebih besar lagi ditahun –
pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh tahun berikutnya.
fertilitas, moralitas, dan juga migrasi. Salah satu cara yang dilakukan oleh
Jika melihat kepadatan penduduk dunia, pemerintah untuk menekan adanya laju
Indonesia merupakan salah satu negara pertumbuhan penduduk atau fertilitas adalah
dengan jumlah penduduk paling banyak di dengan melaksanakan progran keluarga
dunia. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa berencana (KB). Keluarga Berencana (KB)
(PBB) tahun 2018 jumlah penduduk merupakan salah satu pelayanan kesehatan
Indonesia hingga akhir tahun 2018 mencapai preventif yang utama bagi wanita. Keluarga
266,79 juta jiwa yang membawa Indonesia berencana menurut World Health
menempati urutan ke empat negara dengan Organixation (WHO) adalah tindakan yang
jumlah penduduk terbanyak didunia. membantu suami istri untuk menghindari
Kepadatan penduduk ini terjadi karena kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur
adanya laju pertumbuhan penduduk yang jarak kelahran, dan menentukan jumlah anak
sangat tinggi. kondisi ini menimbulkan dalam keluarga. Tujuan dari adanya progran
adanya dua sisi yang berbeda, dimana dalam keluarga berencana ini adalah untuk
satu sisi kondisi tersebut dapat menjadi salah membentuk keluarga kecil yang sesuai
satu kekuatan besar bagi Indonesia, namun dengan kekuatan sosial ekonomi
disisi lainnya kondisi tersebut dapat (Rismawati,2012). Program keluarga
memberikan beban bagi negara. Selain berencana ini memberikan kesempatan untuk
menjadi beban negara juga menimbulkan mengatur jarak kelahiran, atau untuk
permasalahan baru. Dengan banyaknya mengurangi jumlah kelahiran dengan
jumlah penduduk yang tidak disertai dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal
adanya lapangan pekerjaan yang mampu atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat
untuk menampung seluruh angkatan kerja sementara ataupun permanen, meskipun
bisa menimbulkan adanya pengangguran, masing-masing jenis kontrasepsi memiliki
kriminalitas, yang dapat merusak moralitas tingkat efektifitas yang berbeda-beda dan
masyarakat Indonesia. Permasalahan diatas hampir sama (Gustikawati,2014).
dapat berhubungan dengan beban negara Pertumbuhan penduduk yang tidak
dalam memberikan kehidupan yang layak terkendali akan menyebabkan meningkatnya
kepada setiap warga negaranya, maka angka kemiskinan apabila tidak diiringi
pemerintah harus melakukan serangkaian dengan kualitas sumber daya manusianya.
usaha untuk menekan laju pertumbuhan Malthus berpendapat bahwa peningkatan
penduduk agar tidak terjadi kepadatan jumlah penduduk yang tidak terkendali
anak akibat melahirkan pada usia muda, jarak keberhasilan pembangunan. Keluarga juga
kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan merupakan wahana pertama dan utama
pada usia tua (Hartanto, 2002). dalam membentuk sumberdaya manusia yang
Penerapan KB dalam masyarakat berkualitas. Program Kampung KB mulai
diharapkan mampu meningkatkan dijalankan Pemerintah Republik Indonesia
kesejahteraan keluarga melalui pengaturan pada tahun 2016.
jumlah anak sehingga seluruh kebutuhan 2.3 Pertumbuhan Penduduk
keluarga dapat terpenuhi. Pelaksanaan Penduduk merupakan unsur penting
program KB yang dimulai pada tahun 1970- dalam kegiatan ekonomi serta usaha untuk
an bertujuan untuk mengendalikan membangun suatu perekonomian karena
pertumbuhan jumlah penduduk. Upaya penduduk menyediakan tenaga kerja, tenaga
pemerintah untuk menyukseskan program ahli, pimpinan perusahaan tenaga usahawan
KB dengan mengalokasikan anggaran yang dalam menciptakan kegiatan ekonomi.
terus meningkat setiap tahun melalui (Sukirno, 2005) Pertumbuhan penduduk
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara adalah merupakan keseimbangan yang
(APBN) pada tingkat nasional dan melalui dinamis antara kekuatan-kekuatan yang
Anggaran Pendapatan dan Belanja menembah dan kekeuatan-kekuatan yang
Daerah pada tingkat daerah (Uppun, 2016). mengurangi jumlah penduduk. prtumbuhan
Namun beberapa dekade terakhir program penduduk di akibatkan oleh empat komponen
KB mulai meredup dan tidak terdengar yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian
gaungnya. (mortalitas), migrasi masuk dan keluar.
Untuk menghidupkan kembali program selisih antara kematian dan kelahiran
KB pemerintah menerapkan inovasi baru, disebut pertumbuhan alamiah (natural
yang dikenal dengan Kampung KB. increase). Sedangkan selisih antara migrasi
Kampung KB merupakan bentuk reorientasi masuk (in-migration) dan migrasi keluar
kebijakan pemerintah yang tidak hanya (out-migration) disebut migrasi neto (net-
terfokus pada penekanan laju pertumbuhan migration). (Mulyadi, 2003)
penduduk namun juga pada peningkatan Menurut Yasin (2000) pertumbuhan
kualitas penduduk dan kesejahteraan penduduk dapat diperoleh dengan
keluarga. Peningkatan kesejahteraan keluarga menggunakan formulasi sebagai berikut:
perlu diperhatikan sebab keluarga merupakan Pt = Po + ( B-D ) + ( Mi-Mo )
satuan terkecil dalam kehidupan Dimana:
bermasyarakat sehingga keluarga memiliki Po = jumlah penduduk pada waktu terdahulu
peran dan nilai strategis dalam menunjang (tahun dasar).
dokumen yang harus diikuti dan dilengkapi Remaja adalah masa peralihan dari anak
di PIK R, distribusi dana kegiatan tidak menuju dewasa. “Sasaran dalam kegiatan ini
merata, kesulitan dalam melakukan yaitu Ibu-ibu peserta KB yang memiliki anak
regenerasi, kurang adanya dukungan dari remaja usia 10- 24 tahun. Jumlah BKR di 16
masyarakat, pelayanan KIE (komunikasi, Kecamatan ada 152 Kelompok dengan 223
informasi dan edukasi) tentang kesehatan Kader yang terlatih dan 295 belum terlatih
reproduksi belum berjalan dengan lancar sedangkan jumlah anggota BKR sejumlah
karena keterbatasan personil dan sarana 4.962.”
prasarana. Tujuan diadakannya kegiatan BKR
4.3 Program Pembinaan Peran serta yaitu usaha untuk meningkatkan pengetahuan
masyarakat dalam pelayanan KB yang anggota keluarga terhadap kelangsungan
mandiri dan Penyiapan Tenaga perkembangan anak remaja,diantaranya yaitu
Pendamping Bina Keluarga Remaja. tentang pentingnya hubungan yang setara dan
Program ini diarahkan untuk harmonis pada satu keluarga dalam rangka
meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kepribadian anak dan remaja.
pelayanan KB/KR melalui Fasilitasi “Selain untuk mengisi luang kegiatan ini juga
pembentukan kelompok masyarakat peduli untuk menambah wawasan dan pengetauhan,
KB. Urusan Keluarga Berencana dan kegiatan ini dikhususkan bagi ibu-ibu peserta
Keluarga Sejahtera pada Badan KB yang mempunyai anak remaja dan ingin
Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya”.
Keluarga Berencana menjadi tugas, pokok Setiap bulan Badan Pemberdayaan
dan fungsi dari Bidang Keluarga Berencana Masyarakat, Perempuan dan Keluarga
dan sebagian pada bidang Pengembangan Berencana Kota Semarang juga telah
Ekonomi Masyarakat. Pelayanan melakukan monitoring dalam kegiatan
pemberdayaan KB dan Ekonomi Masyarakat kelompok-kelompok bina keluarga melalui
meliputi Program penyiapan tenaga Petugas Lapangan Keluarga Berencana
pendamping kelompok bina (PLKB) dari Kecamatan jika ada keluhan
keluarga dan Bina keluarga remaja (BKR). dari salah satu kader PLKB akan
Bina Keluarga Remaja ini adalah kegiatan menyampaikannya ke Bapermas, Perempuan,
yang dilakukan oleh sekelompok & KB dan selama ini belum pernah terjadi
keluarga/orangtua untuk meningkatkan pelanggaran-pelanggaran hukum dalam
bimbingan/pembinaan tumbuh kembang pelaksanaan kegiatan-kegiatan ini.
remaja secara baik dan terarah dalam rangka Kendala dan Faktor Penghambat
membangun keluarga yang berkualitas. Bapermas, Perempuan, dan KB dalam